Anda di halaman 1dari 64

i

STUDI KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI EMPAT


KULTIVAR PADI GOGO LOKAL BERAS MERAH (Oryza sativa L.) DI
KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

OLEH:

YENSRIWILA SARAGIH / 170301139


AGROTEKNOLOGI - PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
STUDI KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI EMPAT
KULTIVAR PADI GOGO LOKAL BERAS MERAH (Oryza sativa L.) DI
KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

OLEH:

YENSRIWILA SARAGIH / 170301139


AGROTEKNOLOGI - PEMULIAAN TANAMAN

Proposal Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Membuat Skripsi Penelitian
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
i

ABSTRAK

Padi beras merah merupakan suatu komoditi yang berperan dalam menyumbang
pangan di Indonesia. Studi karakter agronomi dan morfologi tanaman padi gogo
lokal ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakter morfologi dan
agronomi yang bersifat unik pada empat kultivar padi gogo lokal beras merah
(Oryza sativa L.) di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Penelitian ini
dilaksanakan di Siloting, Desa Raya Bayu, Kecamatan Raya, Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat ± 900 mdpl mulai
bulan Mei hingga Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
kelompok dengan faktor tunggal yaitu kultivar Si Gambiri Baggal, Si Ramos, Si
Lombu, dan Si Tamba. Hasil penelitian studi karakter agronomi menunjukkan
kultivar berpengaruh nyata terhadap semua karakter kecuali pada karakter vigor
vegetatif bibit dan kesuburan spiklet. Karakter morfologi empat kultivar
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antar kultivar. Hal yang sangat nyata
terdapat pada pengamatan warna lema dan palea pada kultivar Si Lombu yang
berwarna ungu. Beberapa karakter morfologi dan agronomi pada tanaman padi
gogo lokal saling berkorelasi. Hasil produksi paling tinggi terdapat pada kultivar Si
Gambiri Baggal, hal ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan seleksi yang
efektif untuk memperoleh varietas padi beras merah unggul berproduksi tinggi.

Kata kunci: kultivar padi gogo, studi karakter, korelasi

i
ABSTRACT

Red rice is a commodity that plays a role in contributing to food in Indonesia. The
study of agronomic and morphological characters of local upland rice was aimed at
obtaining information about the unique morphological and agronomic characters of
four local upland rice cultivars of red rice (Oryza sativa L.) in Raya District,
Simalungun Regency. This research was conducted in Siloting, Raya Bayu Village,
Raya District, Simalungun Regency, North Sumatra Province at an altitude of ± 900
meters above sea level from May to October 2021. This study used a randomized
block design with a single factor, namely the cultivars of Si Gambiri Baggal, Si
Ramos, Si Lombu, and Si Tamba. The results of the study of agronomic character
studies showed that cultivars had a significant effect on all characters except for the
vegetative vigor of seedlings and sppiklet fertility. The morphological characters of
the four cultivars showed very significant differences between cultivars. This is
very evident in the observation of lema and palea colors on the purple Si Lombu
cultivar. Several morphological and agronomic characters in local upland rice were
correlated with each other. The highest production yield is found in the Si Gambiri
Baggal cultivar, this can be used as an effective selection reference to obtain high
yielding superior red rice varieties.

Keywords: upland rice cultivars, character studies, correlation

ii
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 18 Desember 1998 di Siloting, Desa Raya Bayu,

Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Penulis adalah

anak ketiga dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Jawasman Saragih dan Ibu

Damerista Purba.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh hingga saat ini adalah

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 095154 Siloting-Sombul tahun

2011, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Raya

tahun 2014, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Raya

tahun 2017. Terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, Fakultas

Pertanian di Jurusan Agroteknologi pada tahun 2017.

Penulis aktif dalam mengikuti kegiatan akademik dan non akademik. Pada

tahun 2018 penulis memperoleh penghargaan dana hibah dalam suatu kompetisi

yang diselenggarakan oleh Student Entrepreneurship Center Universitas Sumatera

Utara (SEC-USU). Penulis juga pernah berperan dalam kegiatan PIMNAS-32

bidang Non-PKM (Program Kreatif Mahasiswa) yang diselenggarakan di Bali pada

tahun 2019. Penulis juga menjadi salah satu penerima Apresiasi Indonesia Award

tingkat provinsi dalam bidang lingkungan pada tahun 2019. Penulis juga aktif

dibidang organisasi kedaerahan (Ikatan Mahasiswa Simalungun Universitas

Sumatera Utara IMAS USU) dan sering mengambil kepanitiaan dalam beberapa

kegiatan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Studi Karakter morfologi dan

agronomi Empat Kultivar Padi Gogo Lokal Beras Merah (Oryza sativa L.) Di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun” yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Program Studi Agroteknologi Minat Pemuliaan

Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada

Dr. Khairunnisa Lubis, SP, MP selaku ketua komisi pembimbing dan

Dr. Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc sebagai anggota komisi pembimbing yang telah

banyak memberi bimbingan, arahan, petunjuk, saran dan kepercayaan.

Penulis mengucapkan banyak termakasih kepada ayahanda Jawasman

Saragih dan ibunda Damerista Purba yang banyak membantu penulis selama

kegiatan di lapangan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

Erwan Boni Rianja Purba yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan

kepada teman teman semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan di masa mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2021

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan Penulisan ......................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian..................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian.................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .......................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ............................................................................................ 6
Tanah .................................................................................................. 6
Iklim ................................................................................................... 6
Kultivar ....................................................................................................... 7
Studi Karakter ............................................................................................. 8
Korelasi ....................................................................................................... 9

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 11
Bahan dan Alat .......................................................................................... 11
Rancangan Penelitian ................................................................................ 11

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ........................................................................................ 14
Pembuatan Lubang Tanam........................................................................ 14
Persiapan Bahan Tanam ............................................................................ 14
Pemupukan ................................................................................................ 14
Pemeliharaan Tanaman ............................................................................. 15
Penyiraman ....................................................................................... 15
Penyulaman dan Penjarangan .......................................................... 15
Penyiangan ....................................................................................... 15
Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................... 15
Panen ......................................................................................................... 16
Pengamatan Parameter .............................................................................. 16
Karakter Morfologi .......................................................................... 16

v
Karakter Agronomi .......................................................................... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .......................................................................................................... 18
Karakteristik Padi Gogo Lokal Di Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun ...................................................................................... 18
Karakter Morfologi Empat Kultivar Padi Gogo Lokal
(Oryza sativa L.) .............................................................................. 19
Karakter Agronomi Empat Kultivar Padi Gogo Lokal
(Oryza sativa L.) .............................................................................. 24
Pembahasan ............................................................................................... 28
Karakter Empat Kultivar Padi Gogo Lokal (Oryza sativa L.) ......... 28
Pengaruh Kultivar Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo
Lokal Beras Merah (Oryza sativa L.) .............................................. 30

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ............................................................................................... 32
Saran .......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal
Karakteristik Padi Gogo Lokal Di Kecamatan Raya Kabupaten
1 18
Simalungun
2 Penampilan Karakter Morfologi Tanaman 22
3 Uji Korelasi Karakter Morfologi Terhadap Karakter Agronomi 27

vii
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal
1 Grafik karakter morfologi kuantitatif 19
2 Grafik karakter agronomi kuantitatif 25

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal
1 Rancangan Bagan Penelitian 34
2 Kegiatan Pelaksanan Penelitian 34
3 Tanggal Tanam Berbunga Dan Panen 35
4 Parameter deskripsi Tanaman Padi Beras Merah 35
5 Rataan Diameter Batang 41
6 Uji ANOVA Diameter Batang 41
7 Rataan Panjang Daun 41
8 Uji ANOVA Panjang Daun 41
9 Rataan Lebar Daun 41
10 Uji ANOVA Lebar Daun 42
11 Rataan Panjang Lidah Daun 42
12 Uji ANOVA Panjang Lidah Daun 42
13 Rataan Panjang Malai 42
14 Uji ANOVA Panjang Malai 42
15 Rataan Panjang Lema Steril 43
16 Uji ANOVA Panjang Lema Steril 43
17 Rataan Panjang Biji 43
18 Uji ANOVA Panjang Biji 43
19 Rataan Lebar Biji 43
20 Uji ANOVA Lebar Biji 43
21 Rataan Ketebalan Biji 44
22 Uji ANOVA Ketebalan Biji 44
23 Rataan Panjang Beras Pecah Kulit 44
24 Uji ANOVA Panjang Beras Pecah Kulit 44
25 Rataan Tinggi Tanaman 45
26 Uji ANOVA Tinggi Tanaman 45
27 Rataan Jumlah Anakan 45
28 Uji ANOVA Rataan Jumlah Anakan 45
29 Rataan 100 Butir 45
30 Uji ANOVA Rataan 100 Butir 46
31 Rataan Berat Gabah/M2 46
32 Uji ANOVA Berat Gabah/M2 46
33 Deskrippsi Tanaman Padi Gogo 47
34 Pemanenan Setiap Kultivar 51
35 Supervisi 51

ix
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi

nasional, salah satunya adalah padi. Padi merupakan komoditas tanaman pangan di

Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok.

Sembilan puluh lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan

ini (Kementrian Pertanian, 2015). Badan Pusat Statistik (2020) mencatat Luas

panen padi sebesar 10,79 juta hektar, mengalami kenaikan sebanyak 108,93 ribu

hektar atau 1,02 persen dibandingkan luas panen tahun 2019 yang sebesar 10,68

juta hektar. Produksi padi sebesar 55,16 juta ton GKG, mengalami kenaikan

sebanyak 556,51 ribu ton atau 1,02 persen dibandingkan produksi di tahun 2019

yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Pengembangan terhadap tanaman padi beras merah terus dilakukan hal ini

dikarenakan kandungan dari beras merah yang sangat baik dalam menjaga

kesehatan bagi manusia terutama yang telah lanjut usia. Nuryani (2013)

menyatakan bahwa Beras merah mengandung serat yang tinggi (berperan untuk

mencegah penyakit gastrointestinal serta pada penderita diabetes), kandungan

vitamin B dan mineral yang tinggi (mencegah beri-beri), kandungan lemak tinggi

(sebagai sumber energi), kandungan asam pytat tinggi (sebagai antioksidan, anti

kanker, menurunkan serum kolesterol, mencegah penyakit kardiovaskular), beras

merah memiliki indeks glikemik yang rendah (rendah patih, tinggi karbohidrat

kompleks yang dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

sumber keragaman yang eksotik dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu

plasma nutfah yang banyak ditemukan di daerah ini adalah tanaman padi lahan

1
2

kering/gogo. Namun saat ini keberadaan padi gogo tersebut hampir tergerus akibat

adopsi varietas unggul nasional yang umurnya lebih genjah. Akibatnya keberadaan

padi gogo lokal semakin terancam kepunahannya (Chaniago, 2017).

Padi gogo merupakan padi yang penanamannya di lahan kering dan

umumnya ditanam sekali setahun pada awal musim hujan. Ada beberapa varietas

yang tersebar di masyarakat. Varietas-varietas padi gogo umumnya memiliki

kelemahan sifat yang kurang menguntungkan seperti mudah rebah, mudah rontok,

berdaya hasil rendah dan umumnya kurang toleran terhadap kekeringan (Badan

Litbang Pertanian, 2016).

Kebijakan pemanfaatan lahan kering untuk bertanam padi gogo di

Kabupaten Simalungun Sumatera Utara juga terlihat sangat minim. Penanaman

padi gogo dilakukan hanya seadanya saja tanpa memperhatikan masukan teknologi.

Varietas padi gogo yang ditanam adalah varietas lokal dan belum melakukan

pemupukan terencana dan pemeliharaan yang baik. Pupuk yang dimanfaatkan

biasanya adalah pupuk yang diberikan pada tanaman lain pada pertanaman

sebelumnya. Bahkan pelestaraian varietas lokal yang dulu ada tidak dilakukan,

sehingga sudah ada beberapa varietas lokal padi gogo yang sudah punah

(Purba dkk., 2020).

Banyaknya sifat yang kurang menguntungkan dari tanaman padi gogo ini,

mengakibatkan banyak petani beralih menanam padi sawah dibandingkan padi

gogo. Padahal sifat yang kurang menguntungkan dari padi gogo ini dapat

dihilangkan atau di kurangi dengan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman adalah

kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk

suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran


3

tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga

kemurnian (Aryawati, 2015).

Kegiatan karakterisasi sifat pada tanaman padi gogo lokal bertujuan untuk

memperoleh sifat-sifat unik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk

pemuliaan tanaman yang lebih lanjut. Tanaman lokal mengandung gen yang sudah

mengalami evolusi adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya cukup lama

(Sumarno, 2015). Materi tersebut sangat penting dalam program pemuliaan, karena

perakitan dan perbaikan varietas unggul baru akan tergantung dari ketersediaan

sumber gen pada koleksi plasma nutfah (Chaniago, 2017). Oleh karena itu

pemeliharaan keragaman padi gogo lokal melalui pewarisan dari generasi ke

generasi harus terus menerus dilakukan (Haryono, 2014).

Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan

agronomi empat kultivar padi gogo lokal beras merah Di Kecamatan Raya

Kabupaten Simalungun.

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan antar karakter morfologis dan agronomis pada keempat

kultivar padi gogo lokal beras merah.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi tentang

karakter morfologi dan agronomi empat kultivar padi gogo lokal beras merah Di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut (Tjitrosoepomo, 2013) tanaman padi dapat diklasifikasikan

dalam kingdom: Plantae, divisi : Spermatophyta, sub divisi : Angiospermae,

kelas : Monocotyledonae, keluarga : Gramineae (Poaceae), genus : Oryza,

spesies : Oryza sativa L.

Padi yang memiliki kemampuan untuk bertahan pada kondisi kekurangan

air memiliki perakaran yang besar dan panjang, sehingga dengan sistem perakaran

tersebut, tanaman padi dapat menembus lapisan tanah yang lebih dalam untuk

menjaga status air pada jaringan tanaman. Dalam kondisi kekurangan air, distribusi

asimilat dalam tubuh tanaman yang diperoleh dari sumber sebagian besarnya akan

didistribusikan ke akar, agar akar dapat tumbuh dan dapat memenuhi kebutuhan

tanaman akan air (Wahyuti dkk., 2013).

Batang tanaman padi beras merah memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk bulat,

sifat batang padi beras merah berupa batang rumput, yaitu batang yang tidak keras,

mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, permukaan batang padi

beras merah licin, arah tumbuh batang padi beras merah tegak, yaitu arah

tumbuhnya lurus ke atas, warna batang padi beras merah hijau, namun pada pangkal

batang padi beras merah berwarna merah dan pertumbuhan batang padi beras merah

dapat mencapai 2 meter (Asmaraini, 2017).

Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan daun telinga. Adapun bagian-

bagian daun padi yaitu : 1. Helaian padi terletak pada batang padi serta berbentuk

memanjang seperti pita. Ukuran panjang dan lebar padi tergantung varietas yang

bersangkutan; 2. Pelepah padi merupakan bagian daun yang menyelubungi batang.

Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya
5

lunak; 3. Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun (left blade) dan

upih. Panjang lidah daun berbeda-beda tergantung varietas padi yang ditanam.

Warnanya juga berbeda-beda tergantung pada varietas padi (Mubaroq, 2013).

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga padi pada

malai dinamakan spikelet yang pada hakikatnya adalah bunga yag terdiri dari atas

malai, bakal gabah, lemma, palea, putik dan benangsari serta beberapa organ

lainnya yang bersifat inferior. Bunga padi adalah bunga banci atau hermaproditus

artinya buga yang yang berkelamin dua dengan bakal gabah yang diatas. Jumlah

benang sari ada 6 gabah, malai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta

mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua malai putik dengan dua

gabah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada uumnya putih atau

ungu. Tanaman padi beras merah memiliki letak bunga terminalis yaitu di ujung

cabang terminal (Hadi, 2013).

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya

bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi

setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain

yang membentuk sekam atau kulit gabah. Jika buah padi telah masak, kedua

belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam).

Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing

tangkainya. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang

karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma

dan palea terpisah dan terbuka (Ihsan, 2018).


6

Syarat Tumbuh

Tanah

Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis

tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat

fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk

pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun

tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25%

bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm (Perdana, 2018).

Padi gogo biasa ditanam pada lahan kering dataran rendah, sedangkan pada

areal yang lebih terjal dapat ditanami di antara tanaman keras. Tanaman padi dapat

tumbuh pada berbagai tipe tanah. Reaksi tanah (pH) optimum berkisar antara 5,5-

7,5. Permeabilitas pada sub horizon kurang dari 0,5 cm/jam. Kedalaman tanah padi

gogo ≥ 50 cm, memiliki curah hujan berkisar antara 50-400 mm, kelembaban 33 %

dan temperatur berkisar antara 240- 290 C (Ruminta dkk., 2016).

Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah

yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus,

berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup

banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah

bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya

dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH

lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn (Perdana, 2018).

Iklim

Padi gogo beras merah memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan

kebutuhan air tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh
7

pada derah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah

tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban

tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200

mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat

ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat

asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi

dapat menurun karena penyerbukankurang intensif. Di dataran rendah padi

memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 220-270 C sedangkan di

dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 190- 230 C (Perdana, 2018).

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 230 C ke atas,

sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa karena suhunya hampir konstan

sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi adalah

kehampaan pada biji. Jumlah malai per tanaman juga dipengaruhi oleh ketersediaan

air yang cukup dan suhu yang rendah pada fase pembungaan. Sebaiknya temperatur

rendah pada masa berbunga, karena berpengaruh baik bagi pertumbuhan dan hasil

akan lebih tinggi (Hasanah, 2011).

Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di

Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas

radiasi 350 cal/cm2 /hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong

rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 cal/cm2

/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu

kencang akan merobohkan tanaman (Perdana, 2018).

Kultivar

Kultivar merupakan sekelompok tumbuhan yang telah dipilih atau diseleksi

untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas dan dapat dibedakan secara jelas
8

dari kelompok lainyadan tetap mempertahankan ciri-ciri khasnya jika diperbanyak

dengan cara tertentu, baik secara seksual maupun aseksual. Kultivar merupakan

produk dari pemuliaan tanaman yang masih sederhana, sedangkan varietas

mencakup satu atau banyak kultivar. Sebagai contoh padi IR64

bukanlah varietas meskipun banyak petani mengatakannya sebagai varietas

(Amarullah dkk., 2021).

Kultivar-kultivar padi gogo lokal merupakan sumber keragaman genetik

yang sangat berpotensi dan strategis untuk program pemuliaan, khususnya

perbaikan genetik padi di masa depan. Sehingga upaya konservasi padi gogo lokal

yang merupakan aset kekayaan genetik perlu dilakukan. tinggi dan umur yang

tergolong lama serta tingkat produksi yang masih rendah (Chaniago, 2017).

Sumatera utara memiliki banyak kultivar padi gogo yang tersebar di

beberapa daerah. Kultivar tersebut terdiri dari Pagai Gara, Belacan TB, Sibanur,

Sibuah, Condong, Kaban Jahe, Kembiri, Sipala, Belacan TM, Sipote, Sigambiri dan

Sipenuh yang tersebar di beberapa kabupaten yaitu, Simalungun, Deli Serdang,

Karo, Diri dan Serdang Bedagai (Chaniago, 2017).

Studi Karakter

Karakter morfo-agronomik terdiri dari dua jenis yaitu karakter kualitatif dan

kuantitatif. Karakter kualitatif bersifat diskret dan berupa data skore sedangkan

kuantitatif bersifat kontinyu dan terukur. Analisis kekerabatan penting bagi pemulia

untuk mengetahui jarak genetik antar genotype dan untuk menentukan tetua

persilangan. Diduga terdapat perbedaan hasil analisis kekerabatan genetik

berdasarkan data karakter kualitatif dengan kuantitatif. Analisis kekerabatan antar

genotipe direkomendasikan menggunakan data kombinasi dari karakter kualitatif


9

dan kuantitatif agar informasi jarak genetik antar genotype lebih valid

(Rohaeni dan Yunani, 2017).

Keragaman morfologi merupakan bentuk dan struktur tanaman yang

membedakan antara satu tanaman dengan tanaman yang lain dan merupakan dasar

klasifikasi tanaman serta digunakan sebagai alat untuk mengenal adaptasi tanaman

terhadap lingkungan. Variabel yang menjadi karakter morfologi adalah panjang

daun bendera, lebar daun bendera, panjang malai, kepadatan malai, serta karakter

sudut daun bendera, cabang malai sekunder, poros malai, tipe malai, bentuk gabah,

bentuk beras, dan warna beras (Widyaningtias dkk., 2020).

Tanaman padi gogo memiliki karakter agronomi tertentu yang dapat

dikenali untuk menilai penampilannya dalam suatu lingkungan tertentu. Karakter

tersebut digunakan untuk melakukan evaluasi varietas tertentu dalam lingkungan

yang berbeda atau varietas yang berbeda pada lingkungan yang sama. Karakter

tersebut adalah jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, tinggi tanaman,

panjang malai, jumlah gabah permalai, ukuran gabah (bobot 1000 butir), hasil

perumpun, umur berbunga dan umur panen (Asfaruddin dan Mulatsih, 2020).

Korelasi

Korelasi adalah suatu analisis untuk meng ukur derajat keeratan hubungan

linear di antara kedua karakter atau lebih. Korelasi antara dua karakter dapat berupa

korelasi genotipe atau berupa korelasi fenotipe. Analisis korelasi ini sering

ditujukan untuk karakter kuantitatif yang sulit memberikan gambaran kemampuan

genetik karena adanya pengaruh dari lingkungan yang mengaburkan. Bila ada

hubungan yang erat antara karakter penduga yang tidak dituju dengan karakter yang

diinginkan yang menjadi tujuan maka pekerjaan seleksi dapat menjadi lebih efektif

(Safitri et al., 2009).


10

Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan

asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan

berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika

tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen

(Subandriyo, 2020).

Korelasi antar sifat merupakan fenomena umum yang terjadi pada tanaman,

tetapi analisis korelasi saja tidak cukup untuk menggambarkan hubungan antar

karakter. Hal ini disebabkan antar komponen hasil saling berkorelasi dan pengaruh

tidak langsung melalui komponen hasil dapat lebih berperan dibanding pengaruh

langsung. Dengan analisis sidik lintas, masalah ini dapat diatasi karena masing-

masing sifat yang dikorelasikan dengan hasil, dapat diurai menjadi pengaruh, baik

langsung dan tidak langsung (Safitri et al., 2009).


11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Siloting, Kecamatan Raya, Kabupaten

Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat ± 900

meter di atas permukaan laut, mulai dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2021.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah benih empat kultivar padi gogo lokal

beras merah dari Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, pupuk Urea, pupuk

TSP dan pupuk KCl sebagai pupuk pertama serta SS (Amophos) dan NPK Basf

pupuk kedua, pasak bambu sebagai penanda sampel, plastik sebagai wadah tajuk

tanaman, amplop coklat sebagai wadah gabah padi, tali plastik sebagai penanda

plot, dan air sebagai pembasah media tanam.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul sebagai alat untuk

membuat plot dan penggemburan tanah, parang untuk memotong pasak bambu,

garu untuk meratakan permukaan plot dan membersihkan sisa gulma, gembor untuk

menyiram tanaman, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman padi,

timbangan analitik untuk menimbang bobot gabah/m2, dan bobot biji, kamera untuk

mendokumentasikan kegiatan hasil penelitian dan alat lainnya yang mendukung

penelitian.

Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor yaitu:

Faktor: Kultivar dengan 4 jenis yaitu:

G1: Kultivar Si Gambiri Baggal

G2: Kultivar Si Ramos

G3: Kultivar Si Lombu


12

G4: Kultivar Si Tamba

Jumlah blok : 5 Blok

Jarak antar blok : 30 cm

Jumlah plot : 20 plot

Ukuran plot : 100 x 100 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak tanam : 20 cm x 25 cm

Jumlah tanaman/plot : 12 tanaman

Jumlah sample/plot : 3 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya : 60 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan

model linier sebagai berikut :

Yij = μ + ρi + αj + εij

dimana :

Yij : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan

galur taraf ke-j

μ : Nilai tengah

ρi : Efek blok ke-i

αj : Efek galur pada taraf ke-j

εij : Galat dari blok ke-i, galur pada taraf ke-j

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range

Test (DMRT) pada α 5%.


13

Uji korelasi

∑(X-X)(Y-Y)/(n-1)
r =
√∑(X-X)2/(n-1)√ (Y-Y)2/(n-1)

r = nilai koefisien korelasi antara X dan Y

n = banyak data

X = variable pertama yang dikorelasikan

Y = variabelkedua yang dikorelasikan


14

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Areal lahan penanaman yang digunakan dibersihkan dari gulma, dan sisa

akar tanaman. Tanah diolah dan digemburkan dengan menggunakan cangkul

dengan kedalaman kira-kira 20 cm. Dibuat plot-plot dengan ukuran 200 x 200 cm,

dengan jarak antar plot 30 cm. Dibuat parit drainase di sekeliling areal penelitian

sedalam 30 cm.

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat pada saat setelah dilakukan pengolahan tanah dengan

kedalaman 5 cm, dan jarak antar lobang berukuran 20 cm x 25 cm.

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan adalah 4 kultivar padi gogo lokal beras merah

dari Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, kemudian memilih gabah padi

(benih) yang bernas.

Pemupukan

Pemupukan awal

Jenis pupuk anorganik yang diberikan kepada tanaman padi gogo berupa

150 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk ini diberikan ke tanaman

setelah setelah tanam berumur 3-4 minggu. Pupuk ure, TSP maupun KCl diberikan

dalam alur atau ditugal kemudian ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah

kehilangan unsurnya.

Pemupukan tahap dua

Jenis pupuk anorganik yang diberikan kepada tanaman padi gogo berupa 50

kg/ha SS dan 50kg/ha NPK Basf. Pupuk ini diberikan kepada tanaman padi ketika
15

sudah mengalami fase bunting sekitaran umur 3.5 bulan yang diberikan dengan

ditugal.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi kelembaban lahan.

Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari bila tidak ada hujan dengan

menggunakan gembor.

Penyulaman dan Penjarangan

Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh atau rusak pada

saat 1-2 MST setelah penanaman di lapangan. Penjarangan dilakukan pada umur 1-

2 minggu setelah tanam bertujuan untuk memfokuskan pertumbuhan tanaman

utama.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma

dan menggunakan cangkul pada gulma yang berada di pinggir plot ataupun di parit

drainase. Penyiangan dilakukan seminggu sekali atau sesuai kondisi lahan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Curacron

500 EC dengan konsentrasi yang dianjurkan saat tanaman mulai menampakkan

gejala terserang hama. Jenis insektisida lain yang digunakan berupa Curaterr

diaplikasikan dengan cara di tabur di permukaan plot. Serangan hama sangat tinggi

pada kultivar Si Tamba oleh karna itu diaplikasikan insektisida alami berupa

ekstrak daun serai dan daun cengkeh. Sedangkan pengendalian penyakit dilakukan

dengan cara mencabut tanaman yang terkena penyakit dan diganti dengan tanaman

transplanting pada awal tanam, sedangkan tanaman yang terkena penyakit


16

menjelang tanaman panen tidak diganti dengan tanaman transplanting.

Pengendalian dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan.

Panen
Pemanenan dilakukan ketika bulir padi sudah terisi seluruhnya dan bulir

mulai mengeras. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong malai padi.

Pengamatan Parameter

Karakter Morfologi
1) Diameter ruas batang bawah 19) Tipe malai

2) Sudut batang 20) Cabang malai sekunder

3) Warna ruas batang 21) Poros malai

4) Menguningnya daun 22) Warna lema dan palea

5) Panjang daun 23) Keberadaan rambut pada lema

6) Lebar daun dan palea

7) Permukaan daun 24) Warna Lema Steril

8) Sudut daun 25) Panjang lema Steril

9) Sudut daun bendera 26) Warna ujung gabah (apiculus)

10) Warna telinga daun 27) Bulu ujung gabah

11) Warna helai daun 28) Warna kepala putik

12) Warna pelepah daun 29) Panjang biji

13) Panjang lidah daun 30) Lebar biji

14) Warna lidah daun 31) Ketebalan biji

15) Bentuk lidah daun 32) Panjang beras pecah kulit

16) Warna leher daun 33) Bentuk beras pecah kulit

17) Keluarnya malai 34) Warna kulit ari beras

18) Panjang malai (cm) 35) Kerontokan

36)
17

Karakter Agronomi

1) Umur tanaman

2) Keluarnya malai

3) Tinggi tanaman

4) Vigor vegetatif bibit

5) Kesuburan spikelet

6) Jumlah anakan

7) Berat 100 butir

8) Berat gabah/m2
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Karakteristik Padi Gogo Lokal Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Data hasil pengamatan karakter morfologi dan agronomi yang bersifat

kualitatif pada empat kultivar padi lokal menunjukkan adanya perbedaan antar

karakter (table 1).

Tabel 1. Karakteristik Padi Gogo Lokal Di Kecamatan Raya Kabupaten


Simalungun
Padi Lokal Karakteristik
Si Gambiri Vigor vegetatif bibit kuat, kesuburan spikelet subur, sudut
Baggal batang tegak, warna ruas batang hijau, menguningnya daun
lambat dan perlahan, permukaan daun sedang, sudut daun
tegak, sudut daun bendera sedang, warna telinga daun putih,
warna helai daun hijau, warna pelepah daun hijau, warna lidah
daun putih, bentuk lidah daun 2-cleft, warna leher daun hijau
muda, keluarnya malai seluruh malai dan leher keluar, tipe
malai kompak, cabang malai sekunder padat, poros malai
lurus, warna lema dan palea kuning jerami, keberadaan rambut
pada lema dan palea rambut-rambut pendek, warna lema steril
kuning jerami, warna ujung gabah (apiculus) kuning jerami,
bulu ujung gabah pendek, hanya sebagian berbulu, warna
kepala putik putih, bentuk beras pecah kulit sedang, warna kulit
ari beras coklat muda, kerontokan mudah.
Si Ramos Vigor vegetatif bibit kuat, kesuburan spikelet subur, sudut
batang tegak, warna ruas batang hijau, menguningnya daun
lambat dan perlahan, permukaan daun sedang, sudut daun
tegak, sudut daun bendera terkulai, warna telinga daun putih,
warna helai daun hijau, warna pelepah daun hijau, warna lidah
daun putih, bentuk lidah daun 2-cleft, warna leher daun hijau
muda, keluarnya malai sebagian malai keluar, tipe malai
kompak, cabang malai sekunder padat, poros malai lurus,
warna lema dan palea kuning jerami, keberadaan rambut pada
lema dan palea rambut-rambut pendek, warna lema steril
kuning jerami, warna ujung gabah (apiculus) merah, bulu ujung
gabah pendek , hanya sebagian berbulu, warna kepala putik
ungu muda, bentuk beras pecah kulit sedang, warna kulit ari
beras coklat, kerontokan mudah
Si Lombu Vigor vegetatif bibit kuat, kesuburan spikelet subur, sudut
batang sedang, warna ruas batang begaris ungu, menguningnya
daun lambat dan perlahan, permukaan daun sedang, sudut daun
tegak, sudut daun bendera sedang, warna telinga daun bergaris
ungu, warna helai daun hijau, warna pelepah daun hijau, warna
lidah daun bergaris ungu, bentuk lidah daun 2-cleft, warna
19

leher daun hijau muda, keluarnya malai seluruh malai dan leher
keluar, tipe malai kompak, cabang malai sekunder padat, poros
malai lurus, warna lema dan palea ungu, keberadaan rambut
pada lema dan palea rambut-rambut pendek, warna lema steril
ungu, warna ujung gabah (apiculus) ungu, bulu ujung gabah
pendek, hanya sebagian berbulu, warna kepala putik ungu,
bentuk beras pecah kulit sedang, warna kulit ari beras coklat
muda, kerontokan mudah.
Si Tamba Vigor vegetatif bibit kuat, kesuburan spikelet subur, sudut
batang tegak, warna ruas batang bergaris ungu, menguningnya
daun sedang, permukaan daun sedang, sudut daun tegak, sudut
daun bendera sedang, warna telinga daun putih, warna helai
daun hijau, warna pelepah daun hijau, warna lidah daun putih,
bentuk lidah daun 2-cleft, warna leher daun hijau muda,
keluarnya malai sebagian malai keluar, tipe malai kompak,
cabang malai sekunder padat, poros malai lurus, warna lema
dan palea kuning jerami, keberadaan rambut pada lema dan
palea rambut-rambut pendek, warna lema steril kuning jerami
warna ujung gabah (apiculus) merah, bulu ujung gabah pendek,
hanya sebagian berbulu, warna kepala putik putih, bentuk beras
pecah kulit sedang, warna kulit ari beras coklat muda,
kerontokan mudah.

Karakter Morfologi Empat Kultivar Padi Gogo Lokal (Oryza sativa L.)

70
60 c b a
d
50
Si Gambiri Baggal
40
Cm

30 Si Ramos
a c a b
20 Si Lombu
10 Si Tamba
b a b b d a c b
0
Panjang Daun Lebar Daun Panjang Lidah Panjang Malai
Daun

12
10 a a
b b aa
8 bb
a
bbb
Mm

6 Si Gambiri Baggal
4 a aa Si Ramos
aa a a b a aa
2 b Si Lombu
0 Si Tamba
Diameter Panjang Panjang Lebar Biji Ketebalan Panjang
Ruas Lema Biji Biji Biji Pecah
Batang Steril Kulit
Bawah

Gambar 1. Grafik karakter morfologi kuantitatif: Angka yang diikuti oleh huruf
yang sama pada bagan yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
20

Data pengamatan dan sidik ragam panjang daun dapat dilihat pada Lampiran

7-8. Rataan paling tinggi berada pada kultivar Si Tamba yaitu sepanjang 64 cm.

Panjang daun pada keempat kultivar saling menunjukkan perbedaan yang sangat

nyata.

Data pengamatan dan sidik ragam lebar daun dapat dilihat pada Lampiran

9-10. Rataan paling tinggi berada pada kultivar Si Tamba dan Si Lombu yaitu

sebesar 2 cm yang berbeda nyata dengan kultivar Si Ramos. Rataan lebar daun Si

Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu tidak berbeda nyata namun ketiganya

berbeda nyata dengan Si Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam panjang lidah daun dapat dilihat pada

Lampiran 11-12. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Ramos yaitu

sepanjang 1.98 cm. Panjang lidah daun pada keempat kultivar saling menunjjukan

perbedaan yang sangat nyata.

Data pengamatan dan sidik ragam panjang malai dapat dilihat pada

Lampiran 13-14. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri

Baggal dan Si Lombu yaitu sepanjang 24.98 cm yang berbeda nyata dengan Si

Ramos dan Si Tamba. Rataan panjang malai Si Gambiri Baggal dan Si Lombu tidak

berbeda nyata namun berbeda nya dengan Si Ramos dan Si Tamba.

Data pengamatan dan sidik ragam diameter ruas batang bawah dapat dilihat

pada Lampiran 5-6. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri

Baggal dan Si Lombu yaitu sebesar 10 mm yang berbeda nyata dengan Si Ramos

dan Si Tamba. Rataan diameter ruas batang bawah Si Ramos dan Si Tamba tidak

berbeda nyata, namun keduanya berbeda nyata dengan Si Gambiri Baggal dan Si

Lombu.
21

Data pengamatan dan sidik ragam panjang lema steril dapat dilihat pada

Lampiran 15-16. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Tamba yaitu

sepanjang 3.02 mm. Panjang lema steril pada keempat kultivar menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata.

Data pengamatan dan sidik ragam panjang biji dapat dilihat pada Lampiran

17-18. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri Baggal dan

Si Ramos yaitu sepanjang 9 mm yang berbeda nyata dengan Si Lombu dan Si

Tamba. Rataan Si Lombu dan Si Tamba tidak berbeda nyata namun keduanya

berbeda nyata dengan Si Gambiri Baggal dan Si Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam lebar biji dapat dilihat pada Lampiran 19-

20. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri Baggal dan Si

Lombu yaitu sebesar 4 mm yang berbeda nyata dengan Si Ramos. Rataan Si

Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata, namun berbeda nyata terhadap Si Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam ketebalan biji dapat dilihat pada

Lampiran 21-22. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri

Baggal, Si Tamba dan Si Lombu yaitu sebesar 3 mm yang menunjukkan perbedaan

nyata terhadap Si Ramos. Rataan Si Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu tidak

berbeda nyata namun ketiganya berbeda nyata terhadap Si Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam panjang beras pecah kulit dapat dilihat

pada Lampiran 23-24. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si

Gambiri Baggal yaitu sebesar 7 mm yang berbeda nyata dengan Si Ramos, Si

Tamba dan Si Lombu. Rataan Si Ramos, Si Tamba dan Si Lombu menunjukkan

tidak berbeda nyata namun berbeda nyata terhadap Si Gambiri Baggal.


22

Tabel 2. Penampilan Karakter Morfologi Tanaman


Batang

a a a a

G1 G2 G3 G4

b b b
b

G1 G2 G3 G4
Keterangan: (a) Batang (b) Ruas batang bawah

Daun

a
a a
b a
b b
c b
c c
c

G1 G2 G3 G4

d d
d d

e e e e

G1 G2 G3 G4
23

f f f
f

G1 G2 G3 G4
Keterangan: (a) Lidah Daun, (b) Telinga Daun, (c) Leher Daun (d) Helai Daun,
(e) Pelepah Daun, (f) Daun Bendera

Bunga

a a a
a

G1 G2 G3 f G4
b f b b f f
g b
c g c g c
h c
d h d h d
d g
e e h
e
i i e
i
i

G1 G2 G3 G4
Keterangan: (a)Malai, (b) Apikulus, (c) Benang Sari, (d) Lemma (e) Lemma
steril, (f) Kepala sari, (g) Palea, (h) Putik, (i) Penicel (tangkai gabah)

Buah dan Biji

a
a
a a

G1 G2 G3 G4
24

b
b b b
c c c
c
G1 G2 G3 G4
d d
d d
e
e e e
f f f
f
g
g g
g
G1 G2 G3 G4
Keterangan: (a) Biji, (b) Beras, (c) Embryo, (d) Apikulus (e) Palea, (f) Lemma,
(g) Lemma steril

Karakter Agronomi Empat Kultivar Padi Gogo Lokal (Oryza sativa L.)

Hasil penelitian menunjukkan karakter agronomi empat Kultivar Padi Gogo

(Oryza sativa L.) Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

160 a
140 b b b
120 a
c c b
100 Si Gambiri Baggal
Hari

80 Si Ramos

60 Si Lombu

40 Si Tamba

20
0
Umur Tanaman Keluarnya Malai

152
a
150 b
148 b
146 Si Gambiri Baggal
144
Cm

Si Ramos
142
c Si Lombu
140
Si Tamba
138
136
134
Tinggi Tanaman
25

7
a
6
b b
5
Jumlah c Si Gambiri Baggal
4
Si Ramos
3
Si Lombu
2 Si Tamba
1
0
Jumlah Anakan

450

400 a
b
350 c
d
300
Si Gambiri Baggal
250
Gram

Si Ramos
200 Si Lombu
150 Si Tamba

100

50
a b b b
0
Berat 100 Butir Berat Gabah/M2

Gambar 2. Grafik karakter agronomi kuantitatif: Angka yang diikuti oleh huruf
yang sama pada bagan yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.

Rataan umur tanaman paling lama berada pada kultivar Si Ramos yaitu 149

hari yang berbeda nyata dengan Si Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu.

Rataan Si Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu tidak berbeda nyata namun

ketiganya berbeda nyata dengan Si Ramos.

Rataan keluarnya malai paling lama berada pada kultivar Si Ramos yaitu

118 hari yang berbeda nyata dengan Si Gambiri Baggal, Si Tamba dan Si Lombu.

Rataan Si Gambiri Baggal dan Si Lombu tidak berbeda nyata namun keduanya

berbeda nyata terhadap Si Tamba.


26

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman dapat dilihat pada

Lampiran 25-26. Rataan paling tinggi berada pada tanaman kultivar Si Gambiri

Baggal yaitu setinggi 150.1 cm yang berbeda nyata dengan Si Ramos, Si Tamba

dan Si Lombu. Rataan tinggi tanaman pada Si Tamba dan Si Lombu tidak berbeda

nyata namun keduanya berbeda nyata terhadap Si Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah anakan per sampel dapat dilihat

pada lampiran 27-28. Rataan jumlah anakan tanaman paling tinggi berada pada

tanaman kultivar Si Gambiri Baggal yaitu sebanyak 6 anakan yang berbeda nyata

dengan Si Ramos, Si Tamba dan Si Lombu. Rataan jumlah anakan pada Si Tamba

dan Si Lombu tidak berbeda nyata namun keduanya berbeda nyata terhadap Si

Ramos.

Data pengamatan dan sidik ragam berat 100 butir dapat dilihat pada

Lampiran 29-30. Rataan berat 100 butir paling tinggi berada pada tanaman kultivar

Si Gambiri Baggal yaitu seberat 3.02 gram yang berbeda nyata dengan Si Ramos,

Si Tamba dan Si Lombu. Rataan berat 100 butir pada Si Ramos, Si Tamba dan Si

Lombu tidak berbeda nyata namun ketiganya berbeda nyata terhadap Si Gambiri

Baggal.

Data pengamatan dan sidik ragam berat gabah/m2 dapat dilihat pada

Lampiran 31-32. Rataan berat gabah/m2 paling tinggi berada pada tanaman kultivar

Si Gambiri Baggal yaitu seberat 386.2 gram yang berbeda nyata dengan Si Ramos,

Si Tamba dan Si Lombu. Rataan berat gabah/m2 pada Si Ramos, Si Tamba dan Si

Lombu menunjukan perbedaan yang nyata satu sama lain.


27

Tabel 3. Uji Korelasi Karakter Morfologi Terhadap Karakter Agronomi


K. Agro-
K.Morfo TT DB B100B KB BG/M2
TT R
Sig
DB R 0.48692*
Sig 0.029
B100B R 0.75868** 0.506689*
Sig ˂0.001 0.023
KB R 0.756494** 0.440711 0.9587**
Sig ˂0.001 0.052 ˂0.001
BG/M 2 R 0.375277 0.70247** 0.242178 0.200918
Sig 0.103 ˂0.001 0.304 0.396
PBPK R 0.289905 0.480874 0.312681 0.245167 0.7672**
Sig 0.215 0.032 0.180 0.297 ˂0.001
Keterangan: Signifikansi 0.01(**), Signifikansi 0.05(*). Tinggi tanaman(TT),
Diameter batang(DB), Berat 100 butir (B100B), Ketebalan biji(KB),
Berat gabah/m2

Hasil pengamatan korelasi tinggi tanaman terhadap diameter batang

menunjukkan adanya korelasi yang positif anatara kedua karakter. Korelasi tinggi

tanaman terhadap diameter batang menunjukkan hubungan yang sedang, yang

mengakibatkan semakin tinggi tanaman maka diameter batang juga akan semakin

tinggi dengan taraf sedang.

Hasil pengamatan korelasi berat 100 butir dengan ketebalan biji

menunjukkan adanya korelasi yang positif anatara kedua karakter. Korelasi berat

100 butir dengan ketebalan biji menunjukkan hubungan yang sangat kuat, yang

mengakibatkan semakin tinggi berat biji 100 butir maka ketebalan biji juga akan

semakin tinggi dengan taraf yang signifikan.

Hasil pengamatan korelasi berat gabah/m2 terhadap panjang beras pecah

kulit menunjukkan adanya korelasi yang positif anatara kedua karakter. Korelasi

berat gabah/m2 terhadap panjang beras pecah kulit menunjukkan hubungan yang

kuat, yang mengakibatkan semakin tinggi berat gabah/m2 maka panjang beras pecah

kulit juga akan semakin tinggi dengan taraf yang signifikan.


28

Pembahasan

Karakter Empat Kultivar Padi Gogo Lokal (Oryza sativa L.)

Hasil penelitian terhadap morfologi batang menunjukkan batang Si Gambiri

Baggal dan Si Ramos memiliki warna batang yang sama yaitu warna hijau

sedangkan batang Si Lombu dan Si Tamba memiliki batang yang bergaris ungu.

Besar diameter kultivar Si Gambiri Baggal dan Si Lombu tidak berbeda nyata yaitu

masing-masing sebesar 10 mm begitu juga dengan diameter Si Ramos dan Si

Tamba yang menunjukkan tidak berbeda nyata masing-masing sebesar 9 mm.

Hasil penelitian terhadap morfologi daun menunjukkan Panjang daun Si

Gambiri Baggal dan Si Lombu tidak berbeda nyata yaitu sepanjang 58 cm dan 60

cm namun berbeda nyata dengan Panjang daun Si Ramos 54 cm dan Si Tamba

sepanjang 60 cm. warna helai daun ke empat kultivar tersebut berwarna hijau.

Warna telinga daun Si Lombu berbeda dengan yang lain yaitu bergaris ungu,

sedangkan telinga daun untuk ke tiga kultivar lainnya berwarna putih. Kultivar Si

Ramos memiliki sudut daun bendera yang terkulai sedangkan kultivar Si Gambiri

Baggal, Si Tamba Dan Si Lombu memiliki daun bendera yang tegak. Panjang lidah

daun ke empat kultivar berbeda satu sama lain dengan ukuran Si Gambiri Baggal

1cm, Si Ramos 2 cm, Si Lombu 1.6 cm dan Si Tamba 1.8 cm. Ke empat kultivar

tanaman padi gogo memiliki bentuk lidah daun 2-cleft.

Hasil penelitian terhadap morfologi bunga padi menunjukkan panjang

malai Si Lombu Dan Si Gambiri Baggal tidak berbeda nyata masing-masing 25 cm

namun berbeda nyata terhadap Si Ramos Dan Si Tamba masing-masing 23 cm dan

24 cm. Ke empat kultivar tanaman padi gogo ini memiliki tipe malai yang kompak.

Warna lema steril kultivar Si Lobu memiliki warna ungu berbeda dengan tiga

kultivar lainya memiliki warna lemma steril berwarna kuning Jerami. Warna
29

apiculus Si Ramos dan Sitamba berwarna merah berbeda dengan apiculus Si

Gambiri Baggal yang berwarna kuning jerami dan Si Lombu bermarna ungu. Warna

kepala putik kultivar Si Gambiri Baggal dan Si Tamba berwarna putih berbeda

dengan Si Ramos yang memiliki warna ungu muda dan si lombu yang berwarna

ungu.

Hasil penelitian terhadap morfologi buah dan biji menunjukkan kultivar Si

Gambiri Baggal dan Si Ramos tidak berbeda nyata masing-masing 9 mm namun

berbeda nyata dengan kultivar Si Lombu dan Si Tamba yamng memiliki Panjang

biji 8 mm. Lebar biji kultivar Si Ramos sebesar 3 mm berbeda nyata dengan kultivar

Si Gambiri Baggal, Si Lombu, Si Tamba yang memiliki lebar biji masing-masing 4

mm. Kultivar Si Ramos memiliki warna kulit ari berwarna coklat, berbeda dengan

kultivar Si Gambiri Baggal, Si Lombu, Dan Si Tamba masing-masing memiliki

warna coklat muda. Panjang beras pecah kulit Si Gambiri sebesar 7 mm berbeda

dengan ke tiga kultivar lainya yang memiliki panjang masing-masing 6 mm.

Keempat kultivar tanaman padi gogo memiliki kerontokan yang mudah.

Hasil penelitian terhadap karakter agronomi menunjukkan bahwa umur

tanaman kultivar Si Gambiri Baggal, Si Lombu, dan Si Tamba sama yaitu 137 hari,

berbeda nyata dengan umur tanaman Si Ramos yaitu 149 hari. Tinggi tanaman Si

Tamba dan Si Lombu tidak berbeda nyata masing-masing 148 cm dan 147 cm

namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman kultivar Si Ramos setinggi 140 cm

dan Si Gambiri Baggal 150 cm. Keempat kultivar tanaman padi gogo memiliki

vigor vegetatif bibit yang kuat. Jumlah anakan Si Tamba Dan Si Lombu tidak

berbeda nyata masing-masing 5 anakan namun berbeda nyata dengan kultivar Si

Ramos 4 anakan dan Si Gambiri Baggal 6 anakan. Berat 100 butir kultivar Si
30

Gambiri Baggal, Si Lombu dan Si Tamba sama yaitu 3 gram, berbeda nyata berat

100 butir Si Ramos yaitu 2 gram.

Produksi padi yang diamati dari Berat gabah/m2 ke empat kultivar saling

berbeda nyata yaitu Si Gambiri Baggal 386 g/m2, Si Ramos 332 g/m2, Si Lombu

351 g/m2, Si Tamba 308 g/m2. Hasil produksi padi/m2 jika di kalibrasikan kedalam

ton/ha maka Si Gambiri Baggal 3.86 ton/ha, Si Ramos 3.32 ton/ha, Si Lombu 3.51

ton/ha, Si Tamba 3.08 ton/ha. Hasil produksi paling tinggi diperoleh kultivar Si

Gambiri Baggal yaitu sebesar 3.86 ton/ha.

Pengaruh Kultivar Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Lokal


Beras Merah (Oryza sativa L.)

Perbedaan dari tinggi tanaman padi gogo menunjukkan bahwa pengaruh

genetik tiap kultivar berbeda pada setiap pertumbuhan tinggi tanaman meskipun

kultivar-kultivar tersebut merupakan jenis tanaman yang sama. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa

keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik mungkin terjadi,

sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama.

Jika ada dua jenis tanaman yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda, dan

timbul variasi yang sama dari kedua tanaman tersebut maka hal itu dapat

disebabkan oleh genetik dari tanaman yang bersangkutan.

Peubah amatan panjang biji rataan tertinggi diperoleh oleh kultivar Si

Gambiri Baggal dan Si Ramos. Kedua kultivar tersebut memiliki Panjang biji yang

sama berbeda dengan yang lainya. Hal ini sesuai dengan Jambornias dan Riry

(2008) yang menyatakan bahwa adaptasi spesifik lingkungan suatu genotip

berkaitan dengan kemampuan suatu genotip untuk menunjukkan keragaan

terbaiknya pada suatu lingkungan.


31

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata bobot gabah/m2 terbaik

terdapat pada kultivar Si Gambiri Baggal. Hal ini disebabkan oleh kultivar Si

Gambiri Baggal memiliki respon yang baik terhadap lingkungan untuk

mengoptimalkan kerja sel dalam meningkatkan produksi. Hal ini sesuai dengan

pendapat jusuf et al., (2008) yang menyatakan bahwa genotip yang beradaptasi luas

memiliki keuntungan dapat memberikan hasilyang tinggi pada ekosistem yang

beragam.

Pada pengamatan berat 100 butir rataan terendah diperoleh oleh kultivar Si

Ramos. Kultivar Si Ramos memiliki ketebalan biji yang paling rendah yang

mengakibatkan bobot 100 butirnya paling rendah. Hal ini sesuai dengan Jambornias

dan Riry (2008) yang menyatakan bahwa adaptasi spesifik lingkungan suatu

genotip berkaitan dengan kemampuan suatu genotip untuk menunjukkan keragaan

terbaiknya pada suatu lingkungan.

Pengaplikasian pupuk sangat berperan terhadap peningkatan produksi

tanaman padi. Penggunaan pupuk majemuk seperti NPK dan SS (Amophos) sering

menjadi suatu pilihan bagi petani. Prabukesuma et al., (2015) menyatakan bahwa

pengaplikasian pupuk NPK pada saat tanam dan awal berbunga dapat

meningkatkan 0,212 butir gabah padi. Hal ini juga dukung oleh Kementan (2019)

yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk SS (Amophos) khususnya pada

tanaman padi dapat meningkatkan jumlah gabah per malai sehingga dapat

meningkatkan produksi tanaman padi.


32

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari keempat kultivar padi gogo

memiliki perbedaan karakter morfologis pada diameter batang, warna ruas batang,

panjang daun, warna lemma steril, warna kepala putik, Panjang beras pecah kulit

dan Panjang biji padi. Pengamatan terhadap karakter agronomi menunjukkan

adanya perbedaan antar karakter kecuali pada karakter vigor vegetatif bibit dan

kesuburan spiklet. Hasil produksi paling tinggi per m2 terdapat pada kultivar Si

Gambiri Baggal.

Saran

Disarankan untuk kultivar Si Gambiri Baggal dapat dikembangkan dan

perlu pememuliaan tanaman lebih lanjut untuk terciptanya varietas padi gogo beras

merah yang berproduksi tinggi.


33

DAFTAR PUSTAKA

Amarullah, Mardhiana, willem, dan Chairiyah N. 2021. Dasar Agronomi. Syiah


Kuala University Press. Banda Aceh

Aryawati S.A.N, 2015. Uji Adaptasi Galur Mutan Harapan Padi Gogo Pada Lokasi
Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah. Tesis. Universitas Udayana.
Denpasar.

Asfaruddin dan Mulatsih S. 2020. Karakterisasi Tiga Galur Harapan Hasil


Persilangan Padi Gogo Lokal Bengkulu Pada Budidaya Organik Dan
Anorganik. Jurnal Agroqua. Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr.
Hazairin, SH.

Asmarani, M. 2017. Analisis Adaptasi Padi Sawah Beras Merah Yang Digogokan.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Badan Litbang Pertanian. 2016. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo.
Diakses dari http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/590/. Pada 18
Dsember 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2020. Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia Pada
Tahun 2020. BPS-Indonesia. Jakarta.

Chaniago, Noverina. 2017. Karakteristik Morfologi Beberapa Kultivar Padi Gogo


Lokal Sumatera Utara. Agrica Ekstensia. Vol. 11(2): 46-54.

Hadi, B. E. 2013 Kajian Morfologi Tanaman Padi Beras Merah di Wilayah


Surakarta. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Haryono. 2014. Fungsi Strategis Sumber Daya Genetik dalam Pembangunan


Pertanian. Jakarta: IAARD Press.

Hasanah, I. 2011. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta. 68 hal.

Ihsan. 2018. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa). Diakses
melalui https://www.petanihebat.com [24 April 2018].

Jambormias, E., J. Riry, 2008. Aplikasi GGE Biplot Untuk Evaluasi Stabilitas dan
Adaptasi Genotipa-Genotipa dengan Data Percobaan Lingkungan Ganda.
J. Budidaya Pert. 4(2):84-93.

Jusuf, M., S.A. Rahayuningsih, Tinuk, S.W., Joko, R., Gatot, S. dan E. Ginting.
2008. Ubi jalar Varietas Beta-1. Balai Penelitian Tanaman Kacang-
Kacangan dan Umbi-Umbian
34

Kementrian Pertanian. 2015. Optimis Produksi Beras 2018 , Kementan Pastikan


Harga Beras Stabil. Diakses dari http:// www. pertanian. go. id
/home/?show= news & act = view & id = 2614. Pada 18 Desember 2018

Lestari A P, Hermanasari R, Yullianida dan Hairmansis A. 2020. Kajian


Variabilitas Galur-Galur Padi Gogo Pada Lahan Kering Masam. JIPI.
Sukamandi Subang

Mubaroq, L. A. 2013. Kajian Potensi Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion


Logam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi.
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Babu PD, Subhasree RS, Bhakyaraj R, Vidhyalakshmi R. Brown rice-beyond the


color reviving a lost health food-a review. American-Eurasian Journal of
Agronomy. 2009: 2(2); 67-72.

Perdana, A. S. 2010. Budidaya Tanaman Padi Sawah. BPP Teknologi dan MiG-6
Plus. Diakses dari http://adhisuryaperdana.wordpress.com

Perdana, A. S. 2018. Budidaya Padi Gogo. Diakses melalui http://sawitwatch.or.id


[22 April 2018].

Purba J, Purba R, dan Purba L R. 2020. Respons Padi Gogo Lokal


(Oryza sativa L.var. Sigambiri) Pada Pemberian Pupuk Kompos Bio
Organik Dan Pupuk Npk

Rohaeni W.R dan Yunani N. 2017. Perbandingan Hasil Analisis Kekerabatan Padi
Lokal Berdasarkan Karakter Kualitatif dan Kuantitatif. AGRIC. Subang-
Jawa Barat.

Ruminta, S. Rosniawaty, A. Wahyudin. 2016. Pengujian sensitivias kekeringan dan


daya adaptasi tujuh varieas padi di wilayah dataran medium Jatinangor.
Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) : 114-120

Subandriyo B. 2020. Analisis Kolerasi Dan Regresi. Diklat Statistisi Tingkat Ahli
BPS Angkatan XXI. Badan Pusat Statistik

Safitri H, Purwoko B S, . Dewi I S, dan Abdullah B. 2009. Korelasi Dan Sidik


Lintas Karakter Fenotipik Galur galur Padi Haploid Ganda Hasil Kultur
Antera. Daya Genetik Pertanian, Bogor.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah


Mada University Press. Yokyakarta

Wahyuti, T.B., B.S. Purwoko, A. Junaedi, Sugianta, B. Abdullah. 2013. Hubungan


Karakter Daun dengan Hasil Padi Varietas Unggul. J. Agron. Indonesia 41
(3) : 181 – 187
35

Lampiran 1. Rancangan Bagan Penelitian

Lampiran 2. Kegiatan Pelaksanan Penelitian


No Pelaksanaan Minggu ke-
penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Persiapan lahan
2 Persiapan bibit
3 Penanaman
4 Pemupukan dasar
5 Pemeliharaan
Penyiraman
Penjarangan
Penyiangan
Pengendalian hama
dan penyakit
6 Panen
7 Pengamatan
Morfologi batang
Morfologi daun
Morfologi bunga
Morfologi buah biji
Karakter agronomi
36

Lampiran 3. Tanggal Tanam Berbunga Dan Panen


Kultivar Tanggal/Bulan/Tahun
Tanam Berbunga Panen
Si Gambiri (G1) 18 Mei 2021 01 September 2021 02 Oktober 2021
Si Ramos (G2) 18 Mei 2021 13 September 2021 15 Oktober 2021
Si Lombu (G3) 18 Mei 2021 01 September 2021 02 Oktober 2021
Si Tamba (G4) 18 Mei 2021 03 September 2021 02 Oktober 2021

Lampiran 4. Parameter deskripsi Tanaman Padi Beras


Merah
Parameter deskripsi Tanaman Padi Beras Merah menurut Interational

Rice Research Institute.

A. Morfologi Batang
1. Diameter ruas batang bawah (mm)
2. Sudut batang
1) Tegak (<30°)
3) Sedang (+-45°)
5) Terbuka (+-60°)
7) Terserak(>60°)
9) Batang/bagian bawah mengenai permukaan tanah
3. Warna ruas batang
1) Hijau
2) Kuning emas
3) Bergaris ungu
4) Ungu

B. Morfologi Daun
1. Menguningnya daun
1) Lambat dan perlahan (daun berwarna hijau alami)
5) Sedang (daun bagian atas menguning)
9) Segera dan cepat ( seluruh daun kuning atau mati)

5. Panjang daun
1) Sangat pendek (<21 cm),
2) Pendek (21-40 cm)
3) Sedang (41-60)
4) Panjang (61-80 cm)
5) Sangat panjang >80

6. Lebar daun (cm)

7. Permukaan daun
1) Tidak berambut
2) Sedang
3) Berambut
8. Sudut daun
1) Tegak (45°)
37

2) Sedang (45-90°)
3) Mendatar (90°)
4) Terkulai (>90°)

9. Sudut daun bendera


1) Tegak
3) Sedang (±45°)
5) Mendatar
7) Terkulai

10. Warna telinga daun


1) Putih (tidak berwarna)
2) Bergaris ungu
3) Ungu

11. Warna helai daun


1) Hijau muda
2) Hijau
3) Hijau tua
4) Ungu pada bagian ujung
5) Ungu pada bagian pinggir
6) Campuran ungu dan hijau
7) Ungu

12. Warna pelepah daun


1) Hijau
2) Bergaris ungu
3) Ungu muda
4) Ungu

13. Panjang lidah daun (cm)

14. Warna lidah daun


1) Putih
2) Bergaris ungu
3) Ungu
38

15. Bentuk lidah daun


1) Acute-acuminate
2) 2-cleft
3) Truncate

16. Warna leher daun


1) Hijau muda
2) Ungu

C. Morfologi Bunga

17. Keluarnya malai


1) Seluruh malai dan leher keluar
3) Seluruh malai keluar, leher sedang
5) Malai hanya muncul sebatas leher malai
7) Sebagian malai keluar
9) Malai tidak keluar

18. Panjang malai (cm)

19. Tipe malai


1) Kompak
3) Anatara kompak dan sedang
5) Sedang
7) Antara sedang dan terbuka
9) Terbuka

20. Cabang malai sekunder


0) Tidak bercabang
1) Sedikit
2) Banyak (padat)
3) Bergerombol
39

21. Poros malai


1) Lurus
2) Terkulai

22. Warna lemma dan pelea


0) Kuning jerami
1) Kuning emas dan bergaris-garis berwarna emas dengan latar berwarna
kuning Jerami
2) Bercak coklat pada latar berwarna kuning jerami
3) Garis-garis coklat pada latar berwarna kuning jerami
4) Coklat (oranye kecoklat-coklatan)
5) Kemerahan sampai ungu muda
6) Bercak ungu pada latar berwarna kuning jerami
7) Garis-garis ungu pada latar berwarna kuning jerami
8) Ungu
9) Hitam
10) Putih

23. Keberadaan rambut pada lemma dan pelea


1) Licin
2) Rambut pada lekukan lemma
3) Rambut pada bagian atas gabah
4) Rambut-rambut pendek
5) Rambut- rambut panjang

24. Warna lemma steril


0) Kuning jerami
1) Kuning emas
2) Merah
3) Ungu

25. Panjang lemma steril


0) Tidak ada
1) Pendek (≤ 1,5 mm)
2) Sedang (1,6 – 2,5 mm)
3) Panjang (≥ 2,5 mm, tetapi lebih pendek dari lemma)
4) Sangat panjang ((≥ lemma)
5) Tidak simetris

26. Warna ujung gabah (apiculus)


0) Putih
1) Kuning jeramin
2) Coklat (Oranye kecoklat-coklatan)
3) Merah
4) Apex berwarna merah
5) Ungu
6) Apex berwarna ungu
40

27. Bulu ujung gabah


1) tidak berbulu
2) pendek dan hanya sebagian berbulu
3) pendek dan semua berbulu
4) panjang dan hanya sebagian berbulu
5) panjang dan semua berbulu

28. Warna kepala putik


1) Putih
2) Hijau muda
3) Kuning
4) Ungu muda
5) Ungu

D. Morfologi biji/bulir

29. Panjang biji


1) Sangat panjang (7,50 mm)
2) Panjang (6,61-7,50 mm)
3) Sedang (5,51-6,60 mm)
4) Pendek (<5,51 mm)

30. Lebar biji (mm)

31. Ketebalan biji (mm)

32. Panjang beras pecah kulit


1) Sangat panjang (> 7,5 mm)
2) Panjang (6,61-7,5 mm0
3) Sedang (5,51- 6,6 mm)
4) Pendek (≤5,5 mm)

33. Bentuk beras pecah kulit


1) Ramping (>3,0)
2) Sedang (2,1- 3,0)
3) Lonjong (1,1-2,0)
4) Bulat (<1,1)

34. Warna kulit ari beras


1) Putih
2) Coklat muda
3) Bercak- bercak kecil/coklat
4) Coklat
5) Merah
6) Ungu bervariasi
7) Ungu

35. Kerontokan
1) Sulit (<1%)
41

2) Agak sulit (1-5%)


3) Sedang (6-25%)
4) Agak mudah (26-50%)
5) Mudah (51-100%)

E. Karakter Agronomi
1. Penuaan Daun
1) Terlambat dan lambat (daun memiliki warna hijau alami Warna)
2) Menengah (daun bagian atas menguning)
3) Awal dan cepat (semua daun kuning atau mati)

2. Kedewasaan/Umur Tanaman
gabah (85% gabah pada malai sudah masak

3. Ekssersi Malai (hari)

4. Tinggi Tanaman
1) Semidwarf (dataran rendah kurang dari 110 cm dataran tinggi: kurang
dari 90 cm
2) Menengah (dataran rendah: 110-130 cm, dataran tinggi (90-125 cm)
3) Tinggi (dataran rendah: lebih dari 130 cm dataran tinggi lebih dari 125
cm)

5. Vigor Vegetatif Bibit


1) Ekstra kuat (tumbuh sangat cepat: tanaman pada stadium 5-6 daun
memiliki 2 anakan atau lebih di sebagian besar populasi)
2) Kuat (tumbuh cepat: tanaman pada tahap 4-5 memiliki 1-2 anakan di
sebagian besar populasi)
3) Normal (tanaman pada stadium 4 daun)
4) Lemah (tanaman Agak kerdil, populasi 3-4 daun kurus; tidak ada anakan
3 5 formasi
5) Sangat lemah (pertumbuhan terhambat: daun menguning.

6. Kesuburan Spikelet
1) Sangat subur (>90 %)
2) Subur (75-89%)
3) Sebagian steril (50-74%)
4) Sangat steril (<50% untuk dilacak)
5) (0%)
7. Kemampuan Anakan
1) Sangat tinggi (lebih dari 25 anakan/tanaman)
2) Baik (20/25 anakan/tanaman)
3) Sedang (10-19 anakan/tanaman)
4) Rendah (5-9 anakan/tanaman)
5) Sangat rendah (kurang dari 5 anakan/tanaman

8. Bobot 100 butir (gram)


42

Lampiran 5. Rataan Diameter Batang


Blok
Perlakuan Total rata rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 9.7 10 10 10.3 10 50 10
G2 8.7 9.3 9 9 9 45 9
G3 10 9.7 10.3 10 10 50 10
G4 8.3 9 9.3 9.3 9 44.9 8.98
Total 36.7 38 38.6 38.6 38 189.9 9.495

Lampiran 6. Uji ANOVA Diameter Batang


F
SK DB JK KT F Hit 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.602 0.1505 2.980198 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 5.1015 1.7005 33.67327 3.49 5.95 **
Galat 12 0.606 0.0505
Total 19 6.3095
FK 1803.1005

Lampiran 7. Rataan Panjang Daun


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 58 58.7 58 57.7 57.7 290.1 58.02
G2 54 54.7 53.3 54.3 53.7 270 54
G3 59.7 60.3 60 59.7 60.3 300 60
G4 64 63.7 64.3 63.7 64.3 320 64
Total 235.7 237.4 235.6 235.4 236 1180.1 59.005

Lampiran 8. Uji ANOVA Panjang Daun


F
SK DB JK KT F Hit 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.642 0.1605 1.01049 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 259.80 86.6005 545.228 3.4 5.95 **
Galat 12 1.906 0.15883
Total 19 262.34
FK 69631.8005

Lampiran 9. Rataan Lebar Daun


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 1.9 2.1 2 1.9 2 9.9 1.98
G2 1.8 1.7 1.8 1.9 1.8 9 1.8
G3 2 2.1 2 1.9 2 10 2
G4 2 1.9 2 2.1 2 10 2
Total 7.7 7.8 7.8 7.8 7.8 38.9 1.945
43

Lampiran 10. Uji ANOVA Lebar Daun


F
SK DB JK KT F Hit 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.002 0.0005 0.069767 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 0.1415 0.047167 6.581395 3.49 5.95 **
Galat 12 0.086 0.007167
Total 19 0.2295
FK 75.6605

Lampiran 11. Rataan Panjang Lidah Daun


Perlakuan Blok Total rata rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 1 1 1.1 1 1 5.1 1.02
G2 2 1.9 2 2 2 9.9 1.98
G3 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 8 1.6
G4 1.7 1.9 1.8 1.8 1.8 9 1.8
Total 6.3 6.4 6.5 6.4 6.4 32 1.6

Lampiran 12. Uji ANOVA Panjang Lidah Daun


F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.005 0.00125 0.483871 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 2.604 0.868 336 3.49 5.95 **
Galat 12 0.031 0.002583
Total 19 2.64
FK 51.2

Lampiran 13. Rataan Panjang Malai


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 25.3 25 24.3 25.3 25 124.9 24.98
G2 22.7 23.3 23 23 23 115 23
G3 24.7 25.3 25.3 24.3 25.3 124.9 24.98
G4 24 24.3 24.3 23.3 24 119.9 23.98
Total 96.7 97.9 96.9 95.9 97.3 484.7 24.235

Lampiran 14. Uji ANOVA Panjang Malai


F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.548 0.137 0.905286 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 13.5015 4.5005 29.73899 3.49 5.95 **
Galat 12 1.816 0.151333
Total 19 15.8655
FK 11746.7045
44

Lampiran 15. Rataan Panjang Lema Steril


Perlakuan Blok Total rata rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 3 3 2.9 3 3.1 15 3
G2 3 3 3 3 3 15 3
G3 2.9 3 3 3.1 3 15 3
G4 3 3.1 3 3 3 15.1 3.02
Total 11.9 12.1 11.9 12.1 12.1 60.1 3.005

Lampiran 16. Uji ANOVA Panjang Lema Steril


F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.012 0.003 1 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 0.0015 0.0005 0.166667 3.49 5.95 tn
Galat 12 0.036 0.003
Total 19 0.0495
FK 180.6005

Lampiran 17. Rataan Panjang Biji


Perlakuan Blok Total rata rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 9 9 9.3 8.7 9 45 9
G2 9 9 9 9.3 8.7 45 9
G3 7.7 8.3 8.3 7.7 8 40 8
G4 8 7.7 8.3 7.7 8.3 40 8
Total 33.7 34 34.9 33.4 34 170 8.5

Lampiran 18. Uji ANOVA Panjang Biji


F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.315 0.07875 1.235294 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 5 1.666667 26.14379 3.49 5.95 **
Galat 12 0.765 0.06375
Total 19 6.08
FK 1445

Lampiran 19. Rataan Lebar Biji


Perlakuan Blok Total rata rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 3.8 4.2 4 4 4 20 4
G2 3 2.8 3.2 3 3 15 3
G3 4 4 4.2 3.8 4 20 4
G4 3.8 4 4 3.8 4.2 19.8 3.96
Total 14.6 15 15.4 14.6 15.2 74.8 3.74

Lampiran 20. Uji ANOVA Lebar Biji


45

F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.128 0.032 1.714286 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 3.656 1.218667 65.28571 3.49 5.95 **
Galat 12 0.224 0.018667
Total 19 4.008
FK 279.752

Lampiran 21. Rataan Ketebalan Biji


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 3.0 3.0 3.2 2.8 3.0 15 3
G2 2.2 1.8 2.0 2.0 2.0 10 2
G3 3.2 3.0 3.0 2.8 3.0 15 3
G4 3.0 3.0 3.2 2.8 3.0 15 3
Total 11.33333 10.83333 11.33333 10.5 11 55 2.75

Lampiran 22. Uji ANOVA Ketebalan Biji


F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 0.125 0.03125 3.857143 3.26 5.41 *
Perlakuan 3 3.75 1.25 154.2857 3.49 5.95 **
Galat 12 0.097222 0.008102
Total 19 3.972222
FK 151.25
Lampiran 23. Rataan Panjang Beras Pecah Kulit
rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 7.0 6.8 7.2 7.2 6.8 35 7
G2 6.0 6.2 5.8 6.0 6.0 30 6
G3 6.2 5.8 6.0 6.2 5.8 30 6
G4 6.2 6.0 5.8 6.2 6.0 30.16 6.0333
Total 25.4 24.833 24.833 25.5 24.66 125.1 6.2583

Lampiran 24. Uji ANOVA Panjang Beras Pecah Kulit


F
SK DB JK KT F Hit 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.130138 0.03253 1.73196 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 3.6704 1.2234 65.131 3.49 5.95 **
Galat 12 0.225417 0.01878
Total 19 4.0259
FK 783.3351394
46

Lampiran 25. Rataan Tinggi Tanaman

rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 148.3 151.3 148.7 148.7 153.3 750.3 150.0667
G2 137.3 130.3 145.0 143.3 145.0 701 140.2
G3 147.7 147.0 150.7 147.3 149.3 742 148.4
G4 147.3 145.3 149.0 147.7 147.7 737 147.4
Total 580.6667 574 593.3333 587 595.3333 2930.333 146.5167

Lampiran 26. Uji ANOVA Tinggi Tanaman

F F
SK DB JK KT F Hit 5% 1% notasi
Kelompok 4 79.55455 19.88864 2.027137 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 285.1268 95.04226 9.687124 3.49 5.95 **
Galat 12 117.7343 9.811194
Total 19 482.4157
FK 429341.6954

Lampiran 27. Rataan Jumlah Anakan

rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 6.0 6.3 5.7 6.3 5.7 30 6
G2 4.0 3.7 4.3 3.7 4.3 20 4
G3 5.3 4.7 5.3 4.7 5.0 25 5
G4 4.7 5.0 5.3 5.0 5.0 25 5
Total 20 19.66667 20.66667 19.66667 20 100 5

Lampiran 28. Uji ANOVA Rataan Jumlah Anakan


SK DB JK KT F Hit F 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.166667 0.041667 0.36 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 10 3.333333 28.8 3.49 5.95 **
Galat 12 1.388889 0.115741
Total 19 11.55556
FK 500

Lampiran 29. Rataan 100 Butir


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 15 3
G2 2.0 2.0 2.0 2.0 2.2 10.2 2.04
47

G3 3.0 3.1 3.0 3.0 3.0 15.1 3.02


G4 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 15 3
Total 11 11.1 11 11 11.2 55.3 2.765

Lampiran 30. Uji ANOVA Rataan 100 Butir


F
SK DB JK KT F Hit 5% F 1% notasi
Kelompok 4 0.008 0.002 0.75 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 3.5055 1.1685 438.1875 3.49 5.95 **
Galat 12 0.032 0.002667
Total 19 3.5455
FK 152.9045

Lampiran 31. Rataan Berat Gabah/M2


rata
Perlakuan Blok Total
rata
B1 B2 B3 B4 B5
G1 394.0 379.0 386.0 390.0 382.0 1931 386.2
G2 329.0 324.0 330.0 345.0 332.0 1660 332
G3 350.0 351.0 349.0 360.0 346.0 1756 351.2
G4 320.0 312.0 303.0 298.0 308.0 1541 308.2
Total 1393 1366 1368 1393 1368 6888 344.4

Lampiran 32. Uji ANOVA Berat Gabah/M2


F
SK DB JK KT F Hit F 5% 1% notasi
Kelompok 4 198.3 49.575 1.011563 3.26 5.41 tn
Perlakuan 3 16288.4 5429.467 110.7866 3.49 5.95 **
Galat 12 588.1 49.00833
Total 19 17074.8
FK 2372227
48

Lampiran 33. Deskrippsi Tanaman Padi Gogo


49
50
51
52

Lampiran 34. Pemanenan Setiap Kultivar

Si Gambiri Si Ramos Si Lombu Si Tamba

Lampiran 35. Supervisi

Dr. Khairunnisa Lubis, SP, MP Dr. Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc


Ketua Anggota

Anda mungkin juga menyukai