Anda di halaman 1dari 80

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS

DUA VARIETAS KELAPA SAWIT DI KEBUN BERANGIR PT. PERKEBUNAN


NUSANTARA IV

SKRIPSI

OLEH :

LEONARDO AMBARITA / 140301226


BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS
DUA VARIETAS KELAPA SAWIT DI KEBUN BERANGIR PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV

SKRIPSI

OLEH :

LEONARDO AMBARITA / 140301226


BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di


Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

LEONARDO AMBARITA : Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap


Produktivitas Dua Varietas Kelapa Sawit di Kebun Berangir PT. Perkebunan
Nusantara IV Kabupaten Labuhan Batu Utara, yang dibimbing oleh Ir. Irsal, M.P.
dan Dr. Ir. Charloq, M.P. . Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit. Curah hujan merupakan unsur iklim
yang penting diperhatikan, dimana kelapa sawit merupakan tanaman yang
membutuhkan air dalam jumlah banyak dibanding tanaman keras lainnya. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh curah hujan dan hari hujan
terhadap produktivitas dua varietas kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV
Kebun Berangir. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara IV
Kebun Berangir Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi
Sumatera Utara pada bulan April sampai dengan Juni 2017. Penelitian ini
menggunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun. Data primer untuk
keperluan analisis meliputi data produktivitas tandan buah segar (TBS); data
curah hujan; data hari hujan bulanan pada tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016.
Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis
korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi
dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.22 for windows. Hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh
nyata pada alpha 5% (Sig > α 0.05) terhadap peningkatan produksi TBS pada
umur 16 dan 19 tahun dan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan produksi
TBS umur 8 tahun. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tidak merata sepanjang
tahun dan diduga kurang optimal untuk pertumbuhan dan produksi TBS. Dari
hasil uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan
regresi berganda layak atau tidak untuk digunakan disimpulkan bahwa persamaan
regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 8, 16, dan 19 tahun telah memenuhi
syarat. Hasil korelasi pada tanaman berumur 8 16, dan 19 tahun dengan analisis
dua arah pada taraf uji 1% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan
memiliki hubungan yang kuat, nyata dan (positif) searah. Nilai korelasi curah
hujan dan hari hujan ialah 0,838 dengan nilai signifikansi < α 0.01.
Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produktivitas TBS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

LEONARDO AMBARITA: Effects of Rainfall and Rainy Days on Productivity of


Two Palm Oil Varieties in Windy Gardens of PT. Perkebunan Nusantara IV
Labuhan Batu Utara Regency, which was guided by Ir. Irsal, M.P. and Dr. Ir.
Charloq, M.P. . Climate factors greatly influence the growth and productivity of
oil palm. Rainfall is an important element of climate, where oil palm is a plant
that requires large amounts of water compared to other perennials. The purpose
of this study was to evaluate the effect of rainfall and rainy days on the
productivity of two oil palm varieties at PT. Kebun IV Nusantara Plantation
Beririr. This research was conducted at PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Berangir Subdistrict NA IX-X, Labuhan Batu Utara Regency, North Sumatra
Province from April to June 2017. This study uses primary data available in the
administration of the garden. Primary data for analysis purposes include
productivity data for fresh fruit bunches (FFB); rainfall data; monthly rainy day
data in 2013, 2014, 2015, and 2016. The analytical method used is multiple linear
regression analysis and correlation analysis. The model was tested for its
feasibility by classical assumption tests including normality test,
heteroscedasticity test, multicollinearity test, and autocorrelation test using
SPSS.v.22 statistical tools for windows. The results of the regression analysis
showed that the rainfall and rainy day variables significantly affected alpha 5%
(Sig> α 0.05) on increasing FFB production at 16 and 19 years of age and had no
significant effect on the increase in FFB production at 8 years. This is due to
uneven rainfall throughout the year and is thought to be less than optimal for FFB
growth and production. From the results of the classic assumption test conducted
to determine whether the multiple regression equation is feasible or not to be used
it can be concluded that the regression equation for oil palm plants aged 8, 16,
and 19 years has met the requirements. The correlation results on plants aged 8
16, and 19 years with two-way analysis at the test level of 1% showed that rainfall
and rainy days had strong, real and (positive) relationships in the same direction.
The correlation value of rainfall and rainy days is 0.838 with a significance value
<α 0.01.
Keywords: rainfall, rainy days, productivity of FFB

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 30 September 1996 dari Ayah

Mangapul Ambarita dan ibu Rismauli. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Tahun 2014 penulis lulus dari SMA St. Thomas 1 Medan dan pada

tahun 2014 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian masuk bersama

(UMB) mandiri, penulis memilih minat Budidaya Pertanian Dan Perkebunan

Program Studi Agroteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis ikut dalam kegiatan organisasi

kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK) pada

tahun 2016-2017 sebagai anggota biro penelitian dan pengembangan, serta penulis

juga aktif sebagai asisten di laboratorium Agronomi Tanaman Perkebunan pada

tahun 2017-2018.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Perkebunan

Nusantara IV, Labuhan Batu Utara pada bulan Juli - Agustus 2017.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini pada waktunya.

Adapun Judul dari penelitian ini adalah ”Pengaruh Curah Hujan dan

Hari Hujan Terhadap Produktivitas Dua Varietas Kelapa Sawit di Kebun

Berangir PT. Perkebunan Nusantara IV” yang merupakan salah satu syarat

untuk dapat melakukan sidang meja hijau di Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak

Ir. Irsal, MP selaku ketua komisi Pembimbing dan ibu Dr. Ir. Charloq, MP selaku

anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan

selama penulisan penelitian ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua

orangtua yang telah memberikan dukungan financial dan spiritual. Ucapan terima

kasih juga ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta kerabat di

lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah

berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelasaian penelitian ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2019

Penulis

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ....................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................................ 4
Syarat Tumbuh ............................................................................................. 6
Iklim .................................................................................................... 6
Tanah ................................................................................................... 7
Curah Hujan dan Hari Hujan ........................................................................ 9
Varietas ......................................................................................................... 10
Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas
Kelapa Sawit ................................................................................................. 12

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 14
Metode Penelitian ......................................................................................... 14
Peubah Amatan ............................................................................................. 15
Produksi Tandan Buah Segar (ton) ..................................................... 15
Curah Hujan (mm) .............................................................................. 15
Hari Hujan (hari) ................................................................................. 16
Varietas ............................................................................................... 16
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 16
Uji Normalitas ..................................................................................... 17
Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 17
Uji Multikolinearitas ........................................................................... 17
Uji Autokorelasi .................................................................................. 18
v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 18
Penarikan Kesimpulan .................................................................................. 19

PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengumpulan Data ........................................................................................ 20
Pengolahan Data dan Analisis Data.............................................................. 20

HASIL DAN PEMBAHASAN


Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS (kg/ha) ..................................... 21
Curah Hujan dan Hari Hujan ........................................................................ 23
Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas
Tanaman Kelapa Sawit Varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) .......... 27
Analisis Data……......................................................................................... 28
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 29
Analisis Regresi Linear Berganda ................................................................ 32
Analisis Korelasi .......................................................................................... 35
Pengaruh Curah Hujan (mm) Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit
Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017) .............................................. 36
Pengaruh Hari Hujan Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas
PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017) ............................................................. 38
Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas Kelapa
Sawit Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017) .................................... 39
Produktivitas Kelapa Sawit Varietas Socfindo (kg/ha) ................................ 39
Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas
Tanaman Kelapa Sawit Varietas Socfindo Selama 4 Tahun (2014-
2017) 41
Analisis Data……......................................................................................... 43
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 43
Analisis Regresi Linear Berganda ................................................................ 47
Analisis Korelasi .......................................................................................... 50
Pengaruh Curah Hujan (mm) Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit
Varietas Socfindo selama 4 Tahun (2014-2017) .......................................... 51
Pengaruh Hari Hujan Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas
Socfindo selama 4 Tahun (2014-2017) ........................................................ 52
Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas Kelapa
Sawit Varietas Socfindo selama 4 Tahun (2014-2017) ................................ 53

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan……… ....................................................................................... 54
Saran………………. .................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

1. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ...................................................... 19

2. Rataan produktivitas Kelapa Sawit varietas PPKS selama 4 tahun

(2014-2017) ................................................................................................... 21

3. Rataan curah hujan pada tanaman Kelapa Sawit selama 4 tahun (2014-

2017) .............................................................................................................. 23

4. Rataan hari hujan pada tanaman Kelapa Sawit selama 4 tahun (2014-

2017) .............................................................................................................. 25

5. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman

Kelapa Sawit selama 4 tahun ......................................................................... 27

6. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..................... 29

7. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada tanaman kelapa sawit

varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) .................................................. 30

8. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance varietas PPKS selama 4

tahun (2014-2017) ......................................................................................... 31

9. Nilai Hitung Durbin Watson (d) .................................................................... 32

10. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) ......................................... 32

11. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun

(2014-2017) ................................................................................................... 33

12. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) ......................................... 34

13. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) ......................................... 34


vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ...................................................... 35

15. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama

4 tahun (2014-2017) ...................................................................................... 36

16. Rataan produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo (kg/ha) selama 4

tahun (2014-2017) ......................................................................................... 40

17. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman

Kelapa Sawit varietas Socfindo selama 4 tahun ............................................ 41

18. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..................... 44

19. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada tanaman kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) ............................................. 45

20. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance varietas Socfindo selama

4 tahun (2014-2017) ...................................................................................... 45

21. Nilai Hitung Durbin Watson (d) .................................................................... 46

22. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) .................................... 47

23. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4

tahun (2014-2017) ......................................................................................... 47

24. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) .................................... 48

25. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) .................................... 49

26. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo

selama 4 tahun (2014-2017) .......................................................................... 50

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

1. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit pada tanaman kelapa

sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) ......................................... 22

2. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit selama 4

tahun (2013-2016) ......................................................................................... 24

3. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit selama 4

tahun (2013-2016) ......................................................................................... 26

4. Grafik hubungan produktivitas, curah hujan dan hari hujan pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) ............... 28

5. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit pada tanaman kelapa

sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) .................................... 40

6. Grafik hubungan produktivitas, curah hujan dan hari hujan pada

tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) .......... 42

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

1. Data produktivitas kelapa sawit (kg/bulan) varietas PPKS dan Socfindo


kebun Berangir selama 4 tahun (2014-2017) ............................................... 58

2. Data total dan rataan produktivitas kelapa sawit (kg/tahun) varietas


PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) ......................................... 58

3. Data curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan (hari/tahun) di kebun


Berangir selama 4 tahun (2014-2017) ........................................................... 59

4. Data total dan rataan curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan
(hari/tahun) selama 4 tahun (2014-2017) ...................................................... 59

5. Klasifikasi Tipe Iklim Schmidth-Ferguson di Kebun Berangir ..................... 59

6. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

7. Uji t-parsial analisis linear berganda pada tanaman kelapa sawit


varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) ............................ 60

8. Sidik ragam analisis linear berganda pada tanaman kelapa sawit


varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) ............................ 61

9. Nilai koefisien analisis linear berganda pada varietas PPKS dan


Socfindo ......................................................................................................... 62

10. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada varietas PPKS
dan Socfindo .................................................................................................. 62

11. Uji analisis korelasi antar variabel pada tanaman varietas PPKS dan
Socfindo ......................................................................................................... 63

12. Uji Kolmogorov-Smirnov pada tanaman varietas PPKS dan Socfindo ........ 64

13. Nilai uji Heterokedastisitas signifikansi pada Absolute Residual pada


tanaman varietas PPKS dan Socfindo ........................................................... 65

14. Uji Autokorelasi pada tanaman varietas PPKS dan Socfindo ....................... 65

15. Tabel Durbin Watson, α = 5% ....................................................................... 66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

cerah. Indonesia merupakan produsen minyak sawit urutan kedua di dunia setelah

Malaysia yang menguasai sekitar 85% pangsa pasar dunia (Fauzi et al., 2002).

(Direktorat Jendral Pekebunan, 2012) menambahkan bahwa kelapa sawit cukup

potensial untuk dikembangkan karena perkembangan harga ekspor yang terus

meningkat dan membaik pada pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Permintaan minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati terus meningkat di

seluruh dunia. Hal ini dikarenakan minyak sawit tidak hanya untuk dikonsumsi

oleh manusia, tetapi juga untuk digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai bahan

baku dalam industri kimia. Meningkatnya konsumsi global ini telah

mengakibatkan terjadinya ekspansi atau perluasan lahan secara terus menerus

(Voge dan Adams, 2014).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman

kelapa sawit, yaitu iklim, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik

budidaya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006). Selanjutnya Risza (2009)

menambahkan bahwa umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar, sistem

pengawetan tanah, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-angkut-olah,

sistem pengamanan produksi, serta sistem premi panen juga berpengaruh terhadap

produktivitas kelapa sawit.

Kondisi iklim sangat memegang peranan penting karena mempengaruhi

potensi produksi. Hujan berpengaruh besar terhadap produksi kelapa sawit.

Pertumbuhan kelapa sawit memerlukan curah hujan > 1250 mm/tahun dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

penyebaran hujan sepanjang tahun merata. Tinggi rendahnya curah hujan dapat

dilakukan sebagai evaluasi produksi untuk tahun-tahun ke depan

(Siregar et. al, 2006).

Curah hujan dan hari hujan berpengaruh terhadap produktivitas kelapa

sawit pada saat 24 bulan sebelum tanaman berproduksi/panen (Sevitha 2012).

Kondisi curah hujan yang terlalu tinggi berpengaruh terhadap pembentukan dan

perkembangan bunga betina menjadi buah yang gagal terbentuk. Sebaliknya curah

hujan yang rendah berdampak pada suplai air yang kurang dalam jangka waktu

yang lama (Pangaribuan, 2001).

Satu hari hujan adalah periode 24 jam terkumpulnya curah hujan setinggi

500 mm atau lebih dan curah hujan dengan tinggi kurang dari ketentuan tersebut,

hari hujan dianggap nol tetapi curah hujan tetap diperhitungkan. Frekuensi hari

hujan yang rendah akan menyebabkan terjadinya defisit air. Defisit air sangat

berpengaruh dalam produksi tandan buah segar kelapa sawit karena berpengaruh

terhadap pembungaan (Pangaribuan, 2001).

Variabel umur tanaman berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman

kelapa sawit dan memiliki nilai koefisien regresi yang negatif sebesar -0.0048

yang berarti bahwa setiap bertambahnya 1 bulan umur tanaman, produktivitas

kelapa sawit akan menurun sebesar 0.0048 ton/ha. Menurut Corley (2003)

produktivitas tandan kelapa sawit meningkat dengan cepat dan mencapai

maksimum pada umur tanaman 8-12 tahun, kemudian menurun secara perlahan-

lahan sesuai dengan umur tanaman yang semakin tua hingga umur ekonomis 25

tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap

produktivitas dua varietas kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun

Berangir.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh nyata curah hujan dan hari hujan secara parsial dan simultan

terhadap produktivitas dua varietas kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara IV

Kebun Berangir.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena

tumbuh ke bawah dan ke samping, membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan

quarter. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan

air tanah. Akar sekunder, tertier, dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air

tanah bahkan akar tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke tempat yang

banyak mengandung zat hara. Di samping itu, tumbuh pula akar nafas yang

muncul di atas permukaan atau di dalam air tanah. Penyebaran akar terkonsentrasi

pada lapisan tanah atas. Dengan perakaran kuat tersebut, jarang ditemukan pohon

kelapa sawit yang tumbang (Fauzi et al, 2002).

Pohon kelapa sawit tumbuh tegak lurus tidak bercabang. Diameter batang

kelapa sawit adalah 35-60 cm. Setiap tahun batang kelapa sawit bertambah

panjang 35-45 cm. Semakin lambat pertambahan panjang batang kelapa sawit

semakin baik. Hal ini akan memudahkan perawatan, terutama untuk memanen

buah dan memperpanjang masa produktifnya (Hadi, 2004).

Pelepah daun kelapa sawit berpenampang melintang menyerupai bentuk

segi tiga, dengan luas penampang 100-112 cm2, dengan ketebalan dinding

(lapisan epidermis: sklereid dan silica) dapat mencapai hingga 4-6 mm. Parenkim

pelepah daun memiliki dimensi serat sebagai berikut : panjang antara 70-150 cm,

diameter serat 0,08- 0,8 mm (Intara dan Dyah, 2012).

Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,

bersirip genap, dan bertulang sejajar. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar

antara 250-400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga semakin efektif dalam

melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsugnya fotosintesis dan sebagai alat

respirasi. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua.

(Fauzi et al, 2002).

Letak bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit terpisah, masing-masing

tersusun pada tandan yang berbeda tetapi masih satu pohon. Oleh karena itu

kelapa sawit disebut tanaman berumah satu atau monoceous. Namun demikian,

terkadang dalam satu tandan terdapat bunga jantan sekaligus bunga betina. Bunga

ini disebut hermaprodit. Satu tandan bunga jantan terdiri dari 150-200 spinkelet

atau manggar. Dalam satu spinkelet (manggar) terdapat 600-1.500 bunga jantan

(Hadi, 2004).

Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang

diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang

lebih 5-6 bulan. Warna buah tergantung varietas dan umurnya. Buah kelapa sawit

secara umum terbagi dalam tiga bagian utama, yaitu epikarp atau kulit buah,

mesokarp atau daging buah, dan endokarp yang terdiri dari tempurung dan inti

buah atau kernel. Epikarp merupakan bagian terluar buah kelapa sawit. Epikarp

biasanya mempunyai warna tertentu sesuai varietas dan umur buah. Dari warna

epikarp inilah seseorang bisa menentukan tingkat kemasakan buah. Mesokarp

merupakan bagian utama buah kelapa sawit karena dari bagian inilah minyak

kelapa sawit mentah (CPO) akan diperoleh melalui proses ekstraksi atau

penggilingan. Tempurung merupakan bagian buah kelapa sawit yang melindungi

inti. Kernel merupakan bagian penting kedua setelah mesokarp karena dari iti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

inilah akan dihasilkan KPO sebagai produk unggulan kedua setelah CPO

(Hadi, 2004).

Biji pada kelapa sawit adalah bagian dari buah dan bisa diperoleh dengan

membuang daging buah. Biji terdiri cangkang (endocarp), inti (endosperm), dan

lembaga (embrio). Embrio kelapa sawit panjangnya 3 mm, berdiameter 1,2 mm,

berbentuk silindris dengan 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya

berwarna kuning dan bagian lain yang berwarna putih bentuknya agak tajam.

Bakal biji terdiri 3 ruang tetapi setelah penyerbukan dan menjadi buah, ruang

yang berkembang hanya satu; kadang-kadang dijumpai dua ruang. Jika endosperm

mendapat air yang mengembang dan kemudian lembaganya akan berkecambah

(Soehardjo, 1999).

Berdasarkan tebal dan tipisnya cangkang, buah kelapa sawit digolongkan

atas dura, psifera, dan tenera. Buah yang paling baik untuk dijadikan bibit kelapa

sawit adalah jenis tenera yang merupakan hasil persilangan antara dura dan

psifera. Tenera memiliki perbandingan sabut, tempurung, dan inti yang

proporsional. Dura memiliki tempurung yang tebal sehingga sabut dan inti sangat

kecil, sedangkan untuk psifera memiliki sabut yang besar sehingga inti amat kecil.

Padahal bagian buah kelapa sawit yang dimanfaatkan tidak hanya sabutnya untuk

menghasilkan crude palm oil (CPO), tetapi juga memanfaatkan bagian inti untuk

menghasilkan kernel palm oil (KPO) yang berwarna putih (Widyawati, 2009).

Syarat Tumbuh

Iklim

Iklim sangat berpengaruh terhadap variasi pertumbuhan kelapa sawit.

Salah satu faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas kelapa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

sawit adalah air. Ketersediaan air ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan, irigasi

yang diberikan ke perkebunan serta kapasitas tanah dalam menahan air (Lubis,

1992).

Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit

meliputi curah hujan, radiasi sinar matahari, suhu, dan kelembaban udara

(Hadi, 2004).

Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar 2000 – 2500 mm

per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata

sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari. Temperatur optimum untuk tanaman

kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan angina tidak terlalu berpengaruh karena

tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angina kencang dibandingkan dengan

tanaman lainnya (Zimmer, 2009).

Curah hujan yang optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000 –

3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun.

Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif

akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga bunga/buah yang

terbentuk relatif lebih sedikit. Sebaliknya, curah hujan yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan timbulnya masalah terutama sulitnya upaya peningkatan kualitas

jalan pembukaan lahan, pemeliharaan, pemupukan dan pencegahan erosi

(Barkhah, 2012).

Suhu berpengaruh pada produksi dan melalui pengaruhnya terhadap laju

reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Suhu 20oC merupakan

batas minimal dan suhu 33oC merupakan suhu maksimum, bagi pertumbuhan

vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22 – 23oC (Zaenal, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Tanah

Meskipun kelapa sawit tidak berbeda jauh dengan tumbuhan dari familia

palmae lain misalnya pinang, palem, kelapa, aren, dan lain lain yang dapat

tumbuh di hampir semua jenis tanah, namun karena diinginkan produksi yang

optimal dalam jangka waktu yang lama, maka jenis tanah untuk budidaya kelapa

sawit harus memenuhi standart atau persyaratan yang dapat menunjang

pertumbuhan dan produksi yang optimal, yaitu tanah yang subur (Hadi, 2004).

Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase

baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Tanaman kelapa

sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah besar untuk pertumbuhan vegetatif

dan generatif. Karena itu, untuk mendapat produksi yang tinggi dibutuhkan

kandungan unsur hara yang tinggi juga. Selain itu pH tanah sebaiknya bereaksi

asam dengan kisaran nilai 4,0-6,0 dan ber-pH optimum 5,0-5,5. Secara umum

kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik, kelabu,

alluvial, atau regosol. Secara umum kelapa sawit berproduksi dengan baik pada

jenis tanah ultisol, inceptisol, andisol, dan histosol (Hartanto,2011).

Sifat fisik tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit ialah

memiliki solum yang dalam lebih dari 80 cm, karena baik untuk perkembangan

akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur tanah

yang paling ideal untuk kelapa sawit adalah lempung atau lempung berpasir

dengan komposisi 20-60% pasir, 10-40% lempung dan 20-50% liat. Struktur

tanah yang paling ideal untuk kelapa sawit adalah perkembangannya kuat,

konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang. Selain itu,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

ketebalan gambut yang baik adalah 0-0,6 m dan tidak dijumpai laterite

(Soehardjo, 1999).

Bentuk wilayah yang cocok untuk kelapa sawit adalah: pertama, wilayah

yang datar sampai berombak, yaitu wilayah dengan kemiringan lereng 0-8 %.

Kedua, di wilayah bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan lereng 8-30

%, kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik melalui upaya

pengelolaantertentu seperti pembuatan teras (Hartanto, 2011).

Curah Hujan dan Hari Hujan

Curah hujan adalah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama

jangka waktu tertentu, diukur dalam satuan tinggi kolom di atas permukaan

horizontal, apabila tidak terjadi penghilangan-penghilangan oleh proses

penguapan, pengaliran dan peresapan ke dalam tanah. Curah hujan dinyatakan

dalam tinggi air (mm) diukur dengan penakar hujan dengan luas moncong 100

cm2. Satu hari hujan adalah periode 24 jam terkumpulnya curah hujan setinggi 0.5

mm atau lebih dan curah hujan dengan tinggi kurang dari ketentuan tersebut, hari

hujan dianggap nol tetapi curah hujan tetap diperhitungkan (Siregar et al, 2006).

Air hujan merupakan sumber air utama untuk tanaman perkebunan.

Menurut Mangoensoekarjo (2007) curah hujan optimal untuk tanaman kelapa

sawit adalah 1.250 – 2.500 mm/tahun, sedangkan Hadi (2004) menunjukkan

bahwa curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah

2.500 – 3.000 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun serta tidak

terdapat 7 bulan kering berkepanjangan dengan curah hujan di bawah 120 mm dan

tidak terdapat bulan basah dengan hujan lebih dari 20 hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa

sawit adalah di atas 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun

selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan

turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah). Hujan yang lama tidak turun

juga banyak berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang sudah cukup

umur tidak mau masak (brondol) sampai turun hujan (Sastrosayono, 2003).

Kelebihan air yang dikarenakan tingginya curah hujan dapat

meneyebabkan kegagalan matang tandan pada bunga yang telah mengalami

anthesis. Curah hujan yang tinggi biasanya diikuti dengan penambahan hari hujan.

Hari hujan yang banyak mengakibatkan penurunan intensitas penyinaran matahari

sehingga laju fotosintesis turun dan dapat menyebabkan turunnya produktivitas.

Curah hujan yang tinggi mendorong peningkatan pembentukan bunga, tetapi di

lain pihak dapat menghambat penyerbukan karena sebagian serbuk hilang terbawa

aliran air hujan. Sedangkan curah hujan yang rendah akan menghambat

pembentukan daun, yang akan menghambat pembentukan bunga di ketiak daun

(Nugraheni, 2007).

Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan

produksi buah sawit. Curah hujan yang tinggi dapat menghambat kegiatan panen

karena rusaknya sarana transportasi dan kesulitan pemanen dalam pengumpulan

berondolan karena bercampur dengan tanah. Curah hujan yang tinggi mendorong

peningkatan pembentukan bunga, tetapi menghambat terjadinya penyerbukan

karena serbuk sari hilang terbawa aliran air dan serangga penyerbuk tidak keluar

dari sarangnya dan juga kegagalan matang tandan pada bunga yang telah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

mengalami anthesis. Proses pematangan buah dipengaruhi keadaan curah hujan,

bila curah hujan tinggi buah kelapa sawit cepat memberondol (PPKS, 2006).

Varietas

Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari pengadaan bahan tanaman

yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian produksi. Melalui tahap pembibitan

ini diharapkan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas

(Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003). Bibit bermutu diperoleh bila kecambah

kelapa sawit yang digunakan berasal dari produsen yang diakui oleh pemerintah.

Produsen benih resmi yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, yaitu Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. London Sumatera (PT. Lonsum), PT. Socfin

Indonesia (PT. Socfindo), PT. Dami Mas Sejahtera, PT. Tunggal Yunus Estate

dan PT. Bina Sawit Makmur (Raisawati, 2006).

Bahan Tanam yang umum digunakan adalah Tenera yang merupakan hasil

dari persilangan Dura dan Pesifera. Varietas Dura sebagai indukan betina dan

varietas Pesifera sebagai jantan. Hasil persilangan tersebut menghasilkan kualitas

dan kuantitas yang lebih baik. PPKS di Indonesia yang menghasilkan varietas

unggu adalah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT.Socfin Indonesia

(Yan dkk, 2012)

Kementerian Pertanian pada bulan Agustus 2013 telah merilis kelapa sawit

varietas DxP Socfindo Moderat Tahan Gano. Menurut Prof. Dr. Meity Suradji

Sinaga, varietas ini bukan varietas yang “total resisten” terhadap serangan

penyakit ganoderma, tetapi “moderat tahan” yang berarti masih bisa terserang,

namun tingkat serangannya jauh di bawah rata-rata serangan pada varietas lain

(Arisanti, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Menurut Lubis dan Widanarko (2011) bahwa bahan tanaman kelapa sawit

unggul dapat berasal dari hasil persilangan berbagai sumber (inter and intra

specific crossing) dengan metode Reciprocal Recurrent Selection (RRS). Selain

itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul dapat juga dihasilkan dari pemuliaan

tanaman pada tingkat molekuler yang diperbanyak secara vegetatif melalui teknik

kultur jaringan.

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas Tanaman


Kelapa Sawit

Hasil penelitian Yunita (2010) di PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri

Hulu Riau, menemukan bahwa produktivitas tanaman kelapa sawit terbesar

diperoleh saat curah hujan terbesar pula (curah hujan > 100 mm/bulan). Akan

tetapi pada curah hujan 60–100 mm/bulan produktivitas tanaman kelapa sawit

yang dihasilkan lebih kecil daripada produktivitas tanaman pada curah hujan < 60

mm/bulan.

Menurut Bando (2012) di Morowali Sulawesi Tengah, data curah hujan

tahunan di Kabupaten Morowali, tahun 1991 merupakan tahun dimana jumlah

curah hujan paling tinggi, dengan curah hujan total mencapai 5220 mm, sedang

curah hujan terendah terjadi pada tahun 2003 dengan total curah hujan mencapai

2115 mm. Produksi kelapa sawit tertinggi adalah pada tahun 2008 dengan total

jumlah produksi sebesar 279.540 kg, sedang yang terendah pada tahun 1990

sebesar 440.328 kg. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan seiring dengan

pertumbuhan atau umur kelapa sawit serta perluasan wilayah perkebunan.

Hasil penelitian Pasaribu dkk. (2012) di perkebunan kelapa sawit di PPKS

sub unit Kalianta Kabun Riau, menemukan bahwa besar kecilnya curah hujan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

sangat mempengaruhi nilai lolosan tajuk dan aliran batang serta intersepsi yang

terjadi setiap bulannya. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa lolosan tajuk

pada tegakan kelapa sawit cukup tinggi di wilayah ini. Pada bulan Desember 2009

nilai lolosan tajuk mencapai 353.9 mm. Tingginya nilai lolosan tajuk pada bulan

ini dikarenakan oleh tingginya curah hujan pada bulan tersebut. Sebaliknya pada

bulan Juni 2011 memiliki curah hujan yang rendah sehingga perolehan nilai

lolosan tajuk pada bulan ini hanya sebesar 2.2 mm. Curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di atas 2000 mm dan

merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan

pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur

tidak dapat memecah). Hujan yang lama tidak turun juga banyak berpengaruh

terhadap produksi buah, karena buah yang sudah cukup umur tidak mau masak

(brondol) sampai hujan turun.

Kekeringan dengan defisit air di atas 250 mm pertahun akan

mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit terganggu yang

berlangsung sampai 2–3 tahun ke depan. Sebagai contoh, produksi tandan buah

segar di Kebun Bekri (Lampung) menurun akibat kekeringan pada musim

kemarau panjang yang terjadi pada tahun 1982. Penurunan tersebut 5–11 % pada

tahun berjalan, 14–55 % pada tahun 1983, dan 4–30 % pada tahun 1984

(Lubis, 1992).

Hasil penelitian Prihutami (2011) di Sungai Bahaur Estate Kalimantan

Tengah, menemukan bahwa umur tanaman memiliki peranan yang sangat penting

terhadap produksi TBS kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan umur tanaman

7-11 tahun memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS. Tanaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

kelapa sawit pada umur 7-11 tahun dapat mencapai produksi optimum dengan

jumlah TBS yang dihasikan banyak dan berat janjang yang dihasilkan juga cukup

tinggi sehingga berpengaruh kepada pencapaian produksi TBS per hektarnya yang

tinggi pula.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun

Berangir, Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi

Sumatera Utara mulai bulan April sampai dengan selesai.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif maupun

kualitatif. Data curah hujan, hari hujan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun

2016, dan data produktivitas mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2017

dikumpulkan melalui data administrasi kebun, lalu data produktivitas

dikelompokkan berdasarkan kedua varietas yaitu varietas PPKS dan varietas

Socfindo, kemudian data curah hujan, hari hujan, dan produktivitas dianalisis

dengan analisis regresi berganda dan korelasi. Analisis regresi berganda

menggunakan Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi). Hasil pengujian kemudian dilakukan

pengujian terhadap hipotesis, apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dan yang

terakhir dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Alat bantu yang digunakan untuk

mengolah data tersebut adalah dengan aplikasi SPSS.v.22 (Statistical Package of

Social Science) for windows.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi

linier berganda dan korelasi. Teknik analisis regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui pengaruh fungsional antar variabel terikat dan variabel bebas,

dan analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikat serta hubungan antar variabel komponen produktivitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Variabel tidak bebas adalah varibel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel

bebas dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah

produktivitas TBS kelapa sawit, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel tidak bebas dan

dinotasikan dengan X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah curah hujan dan

hari hujan bulanan. Pengaruh fungsional variabel curah hujan dan hari hujan

bulanan terhadap produksi TBS yang dinalaisis dengan fungsi matermatis sebagai

berikut :

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Keterangan :

Y : produktivitas TBS

a : intersep dan garis pada sumbu Y

b : koefisien regresi linier

: curah hujan bulanan

: hari hujan bulanan

X3 : varietas bibit kelapa sawit

ε : error

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati adalah data primer dari kebun berupa data

produktivitas tandan buah segar (TBS) sebagai variabel terikat dan data curah

hujan, hari hujan dan varietas sebagai variabel bebas di PT. Perkebunan Nusantara

IV Kebun Berangir Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi

Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Produktivitas Tandan Buah Segar ( ton )

Data produktivitas tandan buah segar (ton/bulan) yang digunakan

berdasarkan data produksi kelapa sawit bulanan selama 4 tahun yakni tahun 2014

sampai dengan tahun 2017 dikumpulkan lalu dibagi dengan luas lahan sehingga

didapatkan data produktivitas. Data produktivitas TBS dianalisis dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi.

Curah Hujan (mm)

Data curah hujan yang digunakan berdasarkan data pengukuran curah

hujan bulanan selama 4 tahun yakni tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Data

diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir Kecamatan NA IX-

X Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara.

Hari Hujan (Hari)

Data hari hujan yang digunakan diperoleh dengan cara menjumlahkan hari

dimana turunnya hujan setiap bulannya selama 4 tahun mulai tahun 2013 sampai

dengan tahun 2016. Data diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun

Berangir Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera

Utara.

Varietas

Terdapat dua varietas kelapa sawit di Kebun Berangir PT. Perkebunan

Nusantara IV, yaitu varietas Socfindo dan varietas PPKS. Varietas yang diamati

adalah varietas Socfindo dan PPKS. Data diperoleh dari PT. Perkebunan

Nusantara IV Kebun Berangir Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labuhan Batu

Utara Provinsi Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Produksi kelapa sawit banyak dipengaruhi beberapa oleh faktor. Faktor

tersebut tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang

dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen

produksi yang digunakan yaitu data komponen jumlah janjang, berat janjang rata-

rata, jumlah pokok produktif. Komponen produksi ini dianalisis dengan

menggunakan analisis korelasi.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian layak diuji atau tidak. Kelayakan model regresi dapat

terlihat dari data yang dihasilkan terdistribusi normal, dan tidak terdapat

multikolinearitas, heteroskedasitisitas, autokorelasi dalam model yang digunakan.

Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak

digunakan.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal

atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai

ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil penelitian. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi data normal dan mendekati normal. Dalam

pembahasan ini akan digunakan uji one sample Kolmogorov – Sminov dengan

menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikan dan nilai uji one sample Kolmogorov – Sminov lebih besar dari 5%

atau 0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan

varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian

yang digunakan adalah uji Glejser. Uji glejser dilakukan dalam meregresikan nilai

absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai β signifikan

maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji

Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan

nilai tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah yang terjadi

multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF<5 dan nilai tolerance > 0,1.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan adanya

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel durbin

Watson. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam

model regresi. Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

1. Jika d terletak antara 0 dan dI, maka autokorelasi positif.

2. Jika d terletak antara dL dan dU atau d terletak antara (4-dU) dan (4-dL),

maka tidak dapat disimpulkan.

3. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak ada autokorelasi.

4. Jika d terletak antara (4-dL) dan 4, maka ada autokorelasi negatif.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan

Uji-T (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% apakah diterima atau

ditolak. Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya

presentase pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Nilai R2

semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel

bebas terhadap nilai variabel terikat sedangkan nilai R2 semakin mendekati satu

memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai

variabel terikat. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui

pengaruh dari masing-masing variabel dependen terhadap variabel independen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai T-hitung dengan T-Tabel.

Uji hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan

dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F Tabel, hipotesis yang

diajukan dalam analisis ialah :

H0 : bi = 0

Hi : bi ≠ 0,

Bi = koefisien regresi variabel ke-i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis H0 diterima atau

ditolak. Hipotesis H0 ditolak membuktikan bahwa variabel bebas yang digunakan

berpengaruh nyata terhadap produktivitas kelapa sawit.

Tabel 1. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi
0,00 Tidak ada korelasi
0,01-0,20 Sangat Lemah
0,21-0,40 Lemah
0,41-0,60 Agak Lemah
0,61-0,80 Cukup
0,81-0,99 Kuat
1,00 Sangat Kuat
Sumber: Husain dan Setiadi, 1995

Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan untuk meringkas hasil pengolahan data

yang telah di analisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan

analisis korelasi. Kesimpulan dapat menjelaskan kebenaran dari hipotesis yang

telah dibuat apakah diterima atau ditolak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer adalah meliputi data primer untuk laporan

umum dan data primer untuk keperluan analisis. Data primer ini diperoleh dari

studi literatur yang didapat di kantor tentang PTPN IV kebun Berangir. Data

primer untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada administrasi

kebun. Data primer untuk laporan umum meliputi keadaan umum perusahaan,

letak geografis, keadaan tanah dan iklim, luas tata guna kebun, keadaan produksi

dan produktivitas tanaman. Data primer untuk keperluan analisis ini diambil data

bulanan selama 4 tahun terakhir yaitu mulai tahun 2013 sampai dengan tahun

2016 meliputi data curah hujan, data hari hujan, varietas, data produksi selama 4

tahun terakhir mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2017.

Pengolahan Data Dan Analisis Data

Data yang telah didapat diolah dengan program SPSS.v.22 dengan

melakukan uji asumsi klasik pada data yang telah diperoleh untuk melihat apakah

data yang diperoleh layak untuk diuji atau tidak. Data yang layak diuji akan

dilanjutkan dengan uji regresi linier berganda dan korelasi dan dibandingkan

dengan hipotesis yang dibuat kemudian dilakukan penarikan kesimpulan terhadap

hipotesis yang telah diuji.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, 2017

varietas PPKS, tahun 2014, 2015, 2016, 2017 varietas Socfindo, data curah hujan

(mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tahun 2013-2016 dari kebun PT.

Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dapat dilihat secara berturut-turut pada

tabel-tabel berikut.

Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS (kg/ha)

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, dan

2017 varietas PPKS dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir

dapat dilihat pada Tabel 2 (Lampiran 1).

Tabel 2. Rataan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017)

Tahun
Bulan Rataan
2014 2015 2016 2017
---------------------------------kg/ha-----------------------------------
Januari 162.391 162.844 155.601 223.121 175.989
Februari 152.749 132.329 173.270 165.354 155.925
Maret 175.807 130.260 171.183 225.871 175.780
April 177.237 167.911 109.630 209.452 166.058
Mei 217.391 198.725 189.067 217.404 205.647
Juni 206.521 191.710 240.520 186.534 206.321
Juli 212.999 185.409 265.415 296.930 240.188
Agustus 199.637 265.473 297.136 323.146 271.348
September 228.496 276.146 342.758 316.398 290.950
Oktober 200.673 215.079 307.739 263.574 246.766
November 214.733 211.999 293.111 298.209 254.513
Desember 202.543 184.348 299.727 263.120 237.435
Total 2.351.177 2.322.234 2.845.158 2.989.113 2.626.920

Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas kelapa sawit varietas

PPKS tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 290.950 kg/ha dan rataan

terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 155.925 kg/ha. Grafik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS (kg/ha) pada tahun 2014-

2017 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS per


tahun (2014-2017).

Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa

sawit varietas PPKS, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September

sebesar 228.496 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar

152. 749 kg/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan

September sebesar 276.146 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Maret

sebesar 130.260 kg/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat

pada bulan September sebesar 342.758 kg/ha dan total terendah terdapat pada

bulan Januari sebesar 155.601 kg/ha. Pada tahun 2017, total produktivitas

tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 323.146 kg/ha dan total terendah

terdapat pada bulan Februari sebesar 165.354 kg/ha.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Curah Hujan dan Hari Hujan

Data rataan curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada

tanaman kelapa sawit selama 4 tahun (2013-2016) PT. Perkebunan Nusantara IV

kebun Berangir, (Lampiran 3).

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit per

tahun (2013-2016) PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir.

Tabel 3. Rataan curah hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016)

Tahun
Bulan Rataan
2013 2014 2015 2016
---------------------------------mm/bulan---------------------------------
Januari 173 184 259 84 175
Februari 392 130 77 148 187
Maret 67 60 238 61 107
April 320 209 259 111 225
Mei 338 158 305 401 300
Juni 102 62 142 249 139
Juli 145 129 137 326 184
Agustus 284 284 176 95 210
September 254 272 216 194 234
Oktober 518 354 155 264 323
November 283 362 350 450 361
Desember 321 332 297 547 374
Total 3.196 2.538 2.609 2.929

Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit per tahun (2013-2016) terdapat pada bulan Desember sebesar 374

mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 107 mm/bulan.

Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit

per tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Gambar 2. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit per
tahun (2013-2016).
Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2013 pada tanaman kelapa sawit per

tahun (2013-2016), total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Februari

sebesar 392 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 67

mm/bulan. Pada tahun 2014, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan

November sebesar 362 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret

sebesar 60 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada

bulan November sebesar 350 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan

Februari sebesar 77 mm/bulan. Pada tahun 2016, total curah hujan tertinggi

terdapat pada bulan Desember sebesar 547 mm/bulan dan total terendah terdapat

pada bulan Maret sebesar 61 mm/bulan.

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun

(2013-2016) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir (Lampiran 3).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Tabel 4. Rataan hari hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016).

Tahun
Bulan Rataan
2013 2014 2015 2016
-------------------------------hari/bulan------------------------------
Januari 11 8 10 6 9
Februari 15 4 6 8 8
Maret 6 4 12 3 6
April 16 11 10 8 11
Mei 12 11 15 13 13
Juni 6 4 9 11 7
Juli 8 5 8 14 9
Agustus 11 13 11 8 11
September 10 14 12 13 12
Oktober 22 14 8 13 14
November 16 15 17 20 17
Desember 13 15 11 17 14
Total 146 116 128 133

Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit per tahun (2013-2016) terdapat pada bulan November sebesar 17

hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 6 hari/bulan.

Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit

per tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 dapat dilihat bahwa tahun 2013 pada tanaman kelapa sawit, total hari

hujan tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 22 hari/bulan dan total hari

hujan terendah terdapat pada bulan Maret dan Juni sebesar 6 hari/bulan. Pada

tahun 2014, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan

Desember sebesar 15 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan

Februari, Maret, dan Juni sebesar 4 hari/bulan. Pada tahun 2015, total hari hujan

tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 17 hari/bulan dan total hari hujan

terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 6 hari/bulan. Pada tahun 2016, total

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 20 hari/bulan dan total

hari hujan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 3 hari/bulan.

Gambar 3. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun
(2013-2016).

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Tanaman


Kelapa Sawit Varietas PPKS (2014-2017)
Data rataan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan

(hari/bulan) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Berangir, pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS.

Tabel 5 dapat dilihat bahwa total produktivitas pada tanaman kelapa sawit

per tahun (2014-2017) sebesar 2.626.920 kg, total curah hujan per tahun (2013-

2016) sebesar 2.818 mm dan total hari hujan sebanyak 132 hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Tabel 5. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman Kelapa
Sawit per tahun.

Rataan
Bulan
Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan
-----kg/ha----- --mm/bulan-- --hari/bulan--
Januari 175.989 175 9
Februari 155.925 187 8
Maret 175.780 107 6
April 166.058 225 11
Mei 205.647 300 13
Juni 206.321 139 7
Juli 240.188 184 9
Agustus 271.348 210 11
September 290.950 234 12
Oktober 246.766 323 14
November 254.513 361 17
Desember 237.435 374 14
Total 2.626.920 2.818 132

Grafik perkembangan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan

hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2014-2017)

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik hubungan produktivitas, curah hujan dan hari hujan pada
tanaman kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa rataan produktivitas tertinggi pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017) terdapat pada bulan

September sebesar 290.950 kg/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan

Februari sebesar 155.925 kg/ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan

Desember sebesar 374 mm/bulan dan terendah pada bulan Maret sebesar 107

mm/bulan. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 17

hari/bulan dan terendah pada bulan Maret sebanyak 6 hari/bulan.

Analisis Data
Analisis produktivitas TBS 2014, 2015, 2016, dan 2017 varietas PPKS di

perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan

dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS. Model yang digunakan untuk menganalisis produktivitas kelapa

sawit adalah model analisis linear berganda. Analisis korelasi berguna untuk

melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Alat bantu dengan menggunakan SPSS.v.22 for windows.

Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Tabel 6. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 35.95423344
Most Extreme Differences Absolute .162
Positive .162
Negative -.080
Test Statistic .162
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal.

Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada taraf uji 0,05.

Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

(Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit varietas

PPKS selama 4 tahun (2014-2017) diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai

signifikansi yaitu α = 0,200 yang berarti data berdistribusi normal.

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang

harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas.

Metode pengujian yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika

nilai β signifikan maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas dalam model.

Berikut disajikan uji heterokedastisitas menggunakan uji Glejser pada model

persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS

selama 4 tahun (2014-2017) pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada tanaman kelapa sawit
varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Model Variabel Sig.


1 Konstanta .386
Curah Hujan .296
Hari Hujan .597

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel

curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS

selama 4 tahun yaitu sebesar 0,296 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,597. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai

signifikansi diatas 0,05 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang

sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heterokedastisitas dalam model

ini.

Model regresi yang memenuhi prasyarat adalah tidak adanya

multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian

inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang

baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10

dan nilai Tolerance > 0,1. Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi

linear berganda pada produktivitas TBS varietas PPKS selama 4 tahun (2014-

2017) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance varietas PPKS selama 4
tahun (2014-2017).

Variabel Tolerance VIF


Curah Hujan .415 2.411
Hari Hujan .415 2.411

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil

dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel yang diuji

dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan

regresi tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Untuk model persamaan regresi pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun di atas, diperoleh nilai

Durbin Watson (d) ialah 0,927 berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d

(0,927) terletak antara dU (1,579) dan 4-dU (2,421), maka tidak terjadi

autokorelasi; jika nilai d (0,927) lebih kecil dari dL (0,812) atau nilai d (0,927)

lebih besar dari 4-dL (3,188), maka terjadi autokorelasi; jika nilai d (0,927)

terletak antara dL (0,812) dan dU (1,579) atau nilai d (0,927) terletak antara 4-dU

(2,421) dan 4-dL (3,188) maka tidak dapat disimpulkan. Dalam model regresi di

atas maka nilai d terletak antara dL dan dU, artinya tidak dapat disimpulkan. Dari

keempat uji asumsi klasik tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) telah memenuhi

syarat.

Tabel 9. Nilai Hitung Durbin Watson (d)

Model Durbin-Watson
1 0.927

Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linier

berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017)

di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Koefisien
Model
R R2 Adjusted R Square
1 .630a .397 .263

Pada tabel dapat diperoleh bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS

selama 4 tahun (2014-2017) nilai koefisien (R) sebesar 63,0%, koefisien

determinasi (R2) sebesar 39,7%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted

R2) sebesar 26,3%. Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 39,7%

produktivitas kelapa sawit varietas PPKS dapat dijelaskan oleh variasi variabel

curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 60,3% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) dapat dilihat dari uji t-parsial. Berikut

disajikan uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun

(2014-2017) pada tabel 11.

Tabel 11. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun
(2014-2017)

4 tahun
Peubah
t-hitung Sig.
Curah Hujan 1.109 .296tn
Hari Hujan 0.548 .597tn
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Hasil uji t-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel curah

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) lebih

besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,296 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel yaitu -

1,109 < 2,18. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada

taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel curah hujan secara

parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel hari

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) lebih

besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,296 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel yaitu

0,548 < 2,262. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada

taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel hari hujan secara

parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS.

Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk uji serempak pada persamaan

regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas

pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada tabel

12.

Tabel 12. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Sumber Derajat
Produktivitas F hitung Sig.
keragaman bebas
Regresi 2 2.966 .102tn
4 tahun Residual 9
Total 11
Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Berdasarkan sidik ragam produktivitas di atas, pada tanaman kelapa sawit

varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh nilai F-hitung < F-tabel

yaitu 2,966 < 4,26 dan nilai signifikansi pada uji ini lebih besar dari 5% (Sig α

0,05) yaitu 0,102 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa F hitung berbeda tidak

nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Hal tersebut mengartikan bahwa

variabel curah hujan dan hari hujan dalam model regresi secara simultan

(bersama-sama) berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

varietas PPKS di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir selama 4 tahun

(2014-2017).

Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda

pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada Tabel

13.

Tabel 13. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Produktivitas Variabel Koefisien regresi


Konstanta 71,486
4 Tahun Curah Hujan 5,609
Hari Hujan 18,935
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang

dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi

produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun berikut ini:

Ŷ= 71,486 + 5,609(curah hujan) + 18,935(hari hujan) + €

Model persamaan selama 4 tahun dapat diartikan bahwa setiap

peningkatan curah hujan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan

produktivitas kelapa sawit varietas PPKS sebesar 5,609 satuan dan setiap

peningkatan hari hujan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas

kelapa sawit varietas PPKS sebesar 18,935 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikat. Berikut disajikan inpretasi nilai R pada analisis korelasi

pada Tabel 14.

Tabel 14. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Nilai R Interpretasi
0,00 Tidak Ada Korelasi
0,01-0,20 Sangat lemah
0,21-0,40 Lemah
0,41-0,60 Agak Lemah
0,61-0,80 Cukup
0,81-0,99 Kuat
1,00 Sangat Kuat

Berikut disajikan data analisis korelasi antara produktivitas, curah hujan,

dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-

2017) pada tabel 15.

Tabel 15. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama
4 tahun (2014-2017).

Variabel
Statistik Uji Curah Hujan Hari Hujan Produktivitas
R
1 .792** .587*
(koefisien)
Sig. - .002 .045
R
.792** 1 .514
(koefisien)
Sig. .002 - .087
R
.587* .514 1
(koefisien)
Sig. .045 .087 -
Keterangan: ** = sangat berbeda nyata pada taraf uji 1%
tn = berbeda tidak nyata

Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun

(2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan memiliki

keeratan yang cukup yaitu 0,792. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil

dari 1% (Sig < α 0,01). Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas

PPKS selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan

produktivitas memiliki keeratan yang agak lemah yaitu 0,587. Hal ini terlihat dari

nilai signifikansi lebih besar dari 5% (sig > α 0,05). Analisis korelasi pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan

bahwa variabel hari hujan dan produktivitas memiliki keeratan yang agak lemah

yaitu 0,514. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 5% (sig > α

0,05).

Pengaruh Curah Hujan (mm) Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit


Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017)

Menurut Barkhah (2012) curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit

adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang

baik karena pertumbuhan vegetative akan lebih dominan daripada pertumbuhan

generatif. Sehingga bunga/buah yang terbentuk relatif lebih sedikit.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi curah

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017)

memiliki tanda positif sebesar 5,609 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa

setiap kenaikan satu milimeter curah hujan per bulan meningkatkan produktivitas

kelapa sawit varietas PPKS sebesar 5,609 satuan dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas

PPKS selama 4 tahun, pengaruh curah hujan secara parsial berpengaruh tidak

nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS. Hal ini dapat dilihat dari

nilai signifikansi lebih besar dari 5% (Sig > 0,05) yaitu 0,296 > 0,05 dan nilai t

hitung < t tabel yaitu 1,109 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa curah hujan secara statistik

berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS

selama 4 tahun (2014-2017) di kebun Berangir. Hal ini disebabkan oleh cukupnya

kebutuhan air dapat mempengaruhi optimalnya produktivitas kelapa sawit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

sedangkan curah hujan yang terjadi pada kebun Berangir memiliki curah hujan

2.818 mm/tahun sehingga dalam memenuhi kebutuhan air pada perkebunan

kelapa sawit dapat tercapai dan menyebabkan produktivitas kelapa sawit varietas

PPKS berpengaruh tidak nyata menurut Barkhah (2012) curah hujan yang optimal

untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan yang merata

sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan

daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik menunjukkan pengaruh

tidak nyata pada α 5%. Karena kebutuhan air kelapa sawit terpenuhi sehingga

tidak mempengaruhi dalam pencapaian produktivitas kelapa sawit varietas PPKS.

Pengaruh Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS


Selama 4 Tahun (2014-2017)

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi hari

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017)

memiliki tanda positif sebesar 18,935 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa

setiap kenaikan satu hari hujan per bulan meningkatkan produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS sebesar 18,935 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap

konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas

PPKS selama 4 tahun, pengaruh hari hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata

terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi lebih besar dari α 5% (0,597 > 0,05) dan nilai t hitung < t tabel yaitu

0,548 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa hari hujan secara statistik

berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS

selama 4 tahun (2014-2017) di Kebun Berangir. Hal ini dapat disebabkan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

hari hujan yang terjadi di kebun Berangir dimana memiliki hari hujan sebesar 132

hari dimana menurut Barkhah (2012) hari hujan yang dibutuhkan oleh tanaman

kelapa sawit jumlahnya tidak lebih dari 180 hari per tahun. Hujan yang merata

sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan

daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik menunjukkan pengaruh

tidak nyata pada α 5%. Karena hari hujan yang terjadi di kebun Berangir masih

dalam batas optimal dalam memenuhi kebutuhan kelapa sawit sehingga pada

tanaman kelapa sawit tidak mempengaruhi kebun Berangir dalam pencapaian

produktivitas kelapa sawit varietas PPKS.

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa


Sawit Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit

varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh f hitung sebesar 2,966 lebih

kecil dari nilai f tabel sebesar 4,26 dan nilai signifikansi pada uji f lebih besar dari

α 5% (0,102 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa curah hujan dan

hari hujan secara simultan berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa

sawit varietas PPKS di kebun Berangir. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya

faktor lain yang mendukung produksi tanaman seperti faktor iklim lain, bentuk

wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya menurut PPKS (2006).

Umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar, sistem pengawetan tanah,

sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-angkut-olah, sistem pengamanan

produksi, serta sistem premi panen juga berpengaruh terhadap produktivitas

kelapa sawit menurut Risza (2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Produktivitas Kelapa Sawit Varietas Socfindo (kg/ha)

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017

varietas Socfindo dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dapat

dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rataan produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo (kg/ha) selama 4
tahun (2014-2017)

Tahun
Bulan Rata-rata
2014 2015 2016 2017
-------------------------------Kg/ha------------------------------
Januari 124.702 125.135 114.511 167.472 132.955
Februari 111.570 104.939 127.391 149.101 123.250
Maret 131.248 116.050 134.357 199.982 145.409
April 113.604 143.935 101.797 191.496 137.708
Mei 144.571 178.267 148.875 199.065 167.695
Juni 140.473 143.421 173.058 147.039 150.998
Juli 148.699 163.454 165.900 207.342 171.349
Agustus 156.822 205.081 217.633 215.909 198.861
September 169.096 198.617 251.814 206.790 206.579
Oktober 151.886 162.264 236.612 197.949 187.178
November 162.106 149.089 226.488 211.712 187.349
Desember 142.557 130.647 257.075 186.726 179.251
Total 1.697.334 1.820.898 2.155.511 2.280.583 1.988.582

Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas kelapa sawit varietas

Socfindo tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 206.579 kg/ha dan

rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 123.250 kg/ha. Grafik

perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo (kg/ha) pada tahun

2014-2017 disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 dibawah dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa

sawit varietas Socfindo, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan

September sebesar 169.096 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

sebesar 111.570 kg/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat

pada bulan Agustus sebesar 205.081 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan

Februari sebesar 104.939 kg/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi

terdapat pada bulan Desember sebesar 257.075 kg/ha dan total terendah terdapat

pada bulan April sebesar 101.797 kg/ha. Pada tahun 2017, total produktivitas

tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 215.909 kg/ha dan total terendah

terdapat pada bulan Juni sebesar 147.039 kg/ha.

Gambar 5. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit pada tanaman kelapa


sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Tanaman


Kelapa Sawit Varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)
Data rataan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan

(hari/bulan) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Berangir, pada

tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun.

Tabel 17 dapat dilihat bahwa total produktivit as pada tanaman kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) sebesar 1.988.582 kg, total curah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

hujan selama 4 tahun (2013-2016) sebesar 2.818 mm dan total hari hujan

sebanyak 132 hari.

Tabel 17. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman
Kelapa Sawit varietas Socfindo selama 4 tahun.

Rataan
Bulan
Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan
-----kg/ha----- --mm/bulan-- --hari/bulan--
Januari 132.955 175 9
Februari 123.250 187 8
Maret 145.409 107 6
April 137.708 225 11
Mei 167.695 300 13
Juni 150.998 139 7
Juli 171.349 184 9
Agustus 198.861 210 11
September 206.579 234 12
Oktober 187.178 323 14
November 187.349 361 17
Desember 179.251 374 14
Total 1.988.582 2.818 132

Grafik perkembangan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan

hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4

tahun (2014-2017) disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 dibawah dapat diketahui bahwa rataan produktivitas tertinggi

pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) terdapat

pada bulan September sebesar 206.579 kg/ha dan rataan terendah terdapat pada

bulan Februari sebesar 123.250 kg/ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan

Desember sebesar 374 mm/bulan dan terendah pada bulan Maret sebesar 107

mm/bulan. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 17

hari/bulan dan terendah pada bulan Maret sebanyak 6 hari/bulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Gambar 6. Grafik hubungan produktivitas, curah hujan dan hari hujan pada
tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017).

Analisis Data

Analisis produktivitas kelapa sawit 2014, 2015, 2016, dan 2017 varietas

Socfindo di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV kebun

Berangir dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan

analisis korelasi. Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah

variabel curah hujan dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap

produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo. Model yang digunakan untuk

menganalisis produktivitas kelapa sawit adalah model analisis linear berganda.

Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Alat bantu dengan menggunakan SPSS.v.22 for

windows.

Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Tabel 18. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 19.94353991
Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .152
Negative -.180
Test Statistic .180
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data

berdistribusi normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov pada taraf uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada

tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai signifikansi yaitu α = 0,200 yang berarti data

berdistribusi normal.

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang

harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas.

Metode pengujian yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika

nilai β signifikan maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas dalam model.

Berikut disajikan uji heterokedastisitas menggunakan uji Glejser pada model

persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo

selama 4 tahun (2014-2017) pada Tabel 19.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Tabel 19. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada tanaman kelapa sawit
varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017).

Model Variabel Sig.


1 Konstanta .738
Curah Hujan .882
Hari Hujan .360

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel

curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit varietas

Socfindo selama 4 tahun yaitu sebesar 0,882 sedangkan variabel hari hujan

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,360. Variabel curah hujan dan hari hujan

memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 dalam model ini sehingga memiliki sebaran

varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heterokedastisitas

dalam model ini.

Model regresi yang memenuhi prasyarat adalah tidak adanya

multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian

inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang

baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10

dan nilai Tolerance > 0,1. Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi

linear berganda pada produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun

(2014-2017) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 20.

Tabel 20. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance varietas Socfindo selama
4 tahun (2014-2017).

Variabel Tolerance VIF


Curah Hujan .540 1.851
Hari Hujan .540 1.851

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil

dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel yang diuji

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan

regresi tersebut.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Untuk model persamaan regresi pada

tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun di atas, diperoleh nilai

Durbin Watson (d) ialah 2,605 berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d

(2,605) terletak antara dU (1,579) dan 4-dU (2,421), maka tidak terjadi

autokorelasi; jika nilai d (2,605) lebih kecil dari dL (0,812) atau nilai d (2,605)

lebih besar dari 4-dL (3,188), maka terjadi autokorelasi; jika nilai d (2,605)

terletak antara dL (0,812) dan dU (1,579) atau nilai d (2,605) terletak antara 4-dU

(2,421) dan 4-dL (3,188) maka tidak dapat disimpulkan. Dalam model regresi di

atas maka nilai d terletak antara 4-dU dan 4-dL, artinya tidak ada kepastian atau

tidak ada kesimpulan. Dari keempat uji asumsi klasik tersebut menyatakan bahwa

persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun

(2014-2017) telah memenuhi syarat.

Tabel 21. Nilai Hitung Durbin Watson (d)

Model Durbin-Watson
1 2.605

Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linier

berganda pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-

2017) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 22.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Tabel 22. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017).

Koefisien
Model
R R2 Adjusted R Square
1 .366a .134 -. 058

Pada tabel dapat diperoleh bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo

selama 4 tahun (2014-2017) nilai koefisien (R) sebesar 36,6%, koefisien

determinasi (R2) sebesar 13,4%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted

R2) sebesar 5,8%. Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 13,4%

produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo dapat dijelaskan oleh variasi variabel

curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 86,6% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) dapat dilihat dari uji t-parsial.

Berikut disajikan uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama

4 tahun (2014-2017) pada table 23.

Tabel 23. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4
tahun (2014-2017)

4 tahun
Peubah
t-hitung Sig.
Curah Hujan -.153 .882tn
Hari Hujan .964 .360tn
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Hasil uji t-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel curah

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

lebih besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,882 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel

yaitu -0,153 < 2,18. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata

pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel curah hujan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa

sawit varietas Socfindo.

Hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel hari

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

lebih besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,360 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel

yaitu 0,964 < 2,18. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata

pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel hari hujan

secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa

sawit varietas Socfindo.

Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk uji serempak pada persamaan

regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas

pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) pada

tabel 24.

Tabel 24. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017).

Sumber Derajat
Produktivitas F hitung Sig.
keragaman bebas
Regresi 2 .697 .523tn
4 tahun Residual 9
Total 11
Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Berdasarkan sidik ragam produktivitas di atas, pada tanaman kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh nilai F-hitung < F-tabel

yaitu 0,697 < 4,26 dan nilai signifikansi pada uji ini lebih besar dari 5% (Sig α

0,05) yaitu 0,523 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa F hitung berbeda tidak

nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Hal tersebut mengartikan bahwa

variabel curah hujan dan hari hujan dalam model regresi secara simultan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

(bersama-sama) berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas Socfindo di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir selama 4 tahun

(2014-2017).

Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda

pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) pada

Tabel 25.

Tabel 25. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa
sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017).

Produktivitas Variabel Koefisien regresi


Konstanta 274689340
4 Tahun Curah Hujan -.046
Hari Hujan .292

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang

dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi

produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun berikut ini:

Ŷ= 274689340 - 0,046(curah hujan) + 0,292(hari hujan) + €

Model persamaan selama 4 tahun dapat diartikan bahwa setiap

peningkatan curah hujan sebesar satu satuan maka akan menurunkan produktivitas

kelapa sawit varietas Socfindo sebesar 0,046 satuan dan setiap peningkatan hari

hujan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit

varietas Socfindo sebesar 0,292 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikat. Berikut disajikan data analisis korelasi antara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

produktivitas, curah hujan, dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas

Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) pada tabel 26.

Tabel 26. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo
selama 4 tahun (2014-2017).

Variabel
Statistik Uji Curah Hujan Hari Hujan Produktivitas
R
1 .921** .608*
(koefisien)
Sig. - .000 .036
R
.921** 1 .626*
(koefisien)
Sig. .000 - .030
R
.608* .626* 1
(koefisien)
Sig. .036 .030 -
Keterangan: ** = sangat berbeda nyata pada taraf uji 1%
* = berbeda nyata pada taraf 5%
tn = berbeda tidak nyata

Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4

tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan

memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,921. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi

lebih kecil dari 1% (Sig < α 0,01). Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah

hujan dan produktivitas memiliki keeratan yang cukup yaitu 0,608. Hal ini terlihat

dari nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (sig < α 0,05). Analisis korelasi pada

tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan

bahwa variabel hari hujan dan produktivitas memiliki keeratan yang cukup yaitu

0,626. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (sig < α 0,05).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Pengaruh Curah Hujan (mm) Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit


Varietas Socfindo Selama 4 Tahun (2014-2017)

Menurut Barkhah (2012) curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit

adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang

baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan

generatif. Sehingga bunga/buah yang terbentuk relatif lebih sedikit.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi curah

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

memiliki tanda negatif sebesar -0,046 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa

setiap kenaikan satu milimeter curah hujan per bulan, menurunkan produktivitas

kelapa sawit varietas Socfindo sebesar 0,046 satuan dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas

Socfindo selama 4 tahun, pengaruh curah hujan secara parsial berpengaruh tidak

nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo. Hal ini dapat dilihat

dari nilai signifikansi lebih besar dari 5% (Sig > 0,05) yaitu 0,882 > 0,05 dan nilai

t hitung < t tabel yaitu -0,153 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa curah hujan secara statistik

berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo

selama 4 tahun (2014-2017) di kebun Berangir. Hal ini disebabkan oleh cukupnya

kebutuhan air dapat mempengaruhi optimalnya produktivitas kelapa sawit

sedangkan curah hujan yang terjadi pada kebun Berangir memiliki curah hujan

2.818 mm/tahun sehingga dalam memenuhi kebutuhan air pada perkebunan

kelapa sawit dapat tercapai dan menyebabkan produktivitas kelapa sawit varietas

Socfindo berpengaruh tidak nyata menurut Barkhah (2012) curah hujan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan

yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan

lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik

menunjukkan pengaruh tidak nyata pada α 5%. Karena kebutuhan air kelapa sawit

terpenuhi sehingga tidak mempengaruhi dalam pencapaian produktivitas kelapa

sawit varietas Socfindo.

Pengaruh Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas


Socfindo Selama 4 Tahun (2014-2017)

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi hari

hujan pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

memiliki tanda positif sebesar 0,292 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa

setiap kenaikan 0,292 hari hujan per bulan meningkatkan produktivitas kelapa

sawit varietas Socfindo sebesar 0,292 satuan dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas

Socfindo selama 4 tahun, pengaruh hari hujan secara parsial berpengaruh tidak

nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo. Hal ini dapat dilihat

dari nilai signifikansi lebih besar dari α 5% (0,360 > 0,05) dan nilai t hitung < t

tabel yaitu 0,964 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa hari hujan secara statistik

berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo

selama 4 tahun (2014-2017) di Kebun Berangir. Hal ini dapat disebabkan oleh

hari hujan yang terjadi di kebun Berangir dimana memiliki hari hujan sebesar 132

hari dimana menurut Barkhah (2012) hari hujan yang dibutuhkan oleh tanaman

kelapa sawit jumlahnya tidak lebih dari 180 hari per tahun. Hujan yang merata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan

daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik menunjukkan pengaruh

tidak nyata pada α 5%. Karena hari hujan yang terjadi di kebun Berangir masih

dalam batas optimal dalam memenuhi kebutuhan kelapa sawit sehingga pada

tanaman kelapa sawit tidak mempengaruhi kebun Berangir dalam pencapaian

produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo.

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa


Sawit Varietas Socfindo Selama 4 Tahun (2014-2017)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit

varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh f hitung sebesar 0,697

lebih kecil dari nilai f tabel sebesar 4,26 dan nilai signifikansi pada uji f lebih

besar dari α 5% (0,523 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa curah

hujan dan hari hujan secara simultan berpengaruh tidak nyata terhadap

produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo di kebun Berangir. Hal ini diduga

disebabkan oleh adanya faktor lain yang mendukung produksi tanaman seperti

faktor iklim lain, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik

budidaya menurut PPKS (2006). Umur tanaman, jumlah populasi tanaman per

hektar, sistem pengawetan tanah, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-

angkut-olah, sistem pengamanan produksi, serta sistem premi panen juga

berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit menurut Risza (2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Curah hujan memberikan respon positif terhadap produktivitas kelapa

sawit varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) namun

berpengaruh tidak nyata pada tahap kepercayaan 95% (α 0,05) di kebun

Berangir, PT. Perkebunan Nusantara IV.

2. Hari hujan memberikan respon positif terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) namun

berpengaruh tidak nyata pada tahap kepercayaan 95% (α 0,05) di kebun

Berangir, PT. Perkebunan Nusantara IV.

3. Curah Hujan dan Hari Hujan secara bersama-sama berpengaruh tidak

nyata pada peningkatan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS dan

Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) di kebun Berangir, PT. Perkebunan

Nusantara IV.

4. Curah Hujan dan Hari Hujan menunjukkan korelasi yang agak lemah

terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-

2017) yaitu 0,587 dan 0,514. Pada varietas Socfindo selama 4 tahun

(2014-2017) menunjukkan korelasi yang cukup yaitu 0,608 dan 0,626.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan tahun produksi yang lebih

banyak dan varietas yang lebih banyak pada kebun yang berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

DAFTAR PUSTAKA
Arisanti, Y. 2013. Benih Sawit unggul. PT. Socfin Indonesia DxP Socfindo
Moderat Tahan Gano.

Bando, H. 2012. Peramalan produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Intensitas Curah


Hujan Menggunakan Metode ARIMA Studi Kasus Kabupaten Morowali
Sulawesi Tengah. Universitas Kristen Satya Wacana. Semarang.

Barkhah, A. 2012. Keterkaitan Karakteristik Lahan dengan Produktivitas Kelapa


Sawit (Elaeis guinensis jacq) Sebagai dasar Bagi Evaluasi Lahan.
Departemen Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Alam. Institut Pertanian
Bogor. Bogor

Corley RHV, Tinker PB. 2003. The Oil Palm. 4th ed. United Kingdom (GB):
Blackwell Sciebtific. 562 p.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Produksi dan Volume Ekspor-Impor


Perkebunan Besar Indonesia. Diakses dari http://dirjenbun.deptan.go.id
pada Maret 2013.

Drajat, Bambang. 2004. Dinamika Lingkungan Nasional dan Global Perkebunan:


Implikasi Strategis bagi Pembangunan Perkebunan Lembaga Riset
Perkebunan Indonesia. Bogor.

Fauzi, Y., E. Widyastuti, I. Sastyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit:


Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan
Pemasaran. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Hadi, M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
175 hal.

Hartanto. 2011. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit,Penerbit Citra Media


Publishin. Yogyakarta.

Intara, Y., dan Dyah, B. 2012. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.


Samarinda. Agrointek Vol 6.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan


Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.

Lubis, R.E dan Widanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia. Jakarta

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya


Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 408 hal.

Nugraheni, C. 2007. Pengelolaan Air untuk Budidaya Tanaman Kelapa Sawit


(Elaeis guineensisJacq.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu Kabupaten

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Tanjung Jabung Barat, Jambi. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas


Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Ed ke-4. Jakarta. Penebar


Swadaya

Pangaribuan Y, Asmono D, Latif S. 2001. Pengaruh Cekaman air terhadap


karakter morfologi beberapa varietas tanaman kelapa sawit (Elaeis
gueneensis Jacq.) Volume ke-9. PPKS. Medan

Pasaribu, H., A. Mulyadi dan S. Tarumun,2012. Neraca Air di Perkebunan Kelapa


Sawit di PPKS Sub Unit Kalianta Kabun Riau.
Ejournal.unri.ac.id/9601908-1-SM.pdf.

PPKS. 2003. Budidaya Kelapa Sawit Dalam L. Buana, D. Siahaan dan S.


Adiputra (Eds). Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan

_____. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.
Dalam Latief S (Ed). PPKS. Medan

Prihutami, N.D. 2011. Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar
(TBS) Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai
Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA),
Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). 2006. Profil Kelapa Sawit Indonesia.
PPKS. Medan
Raisawati, T. 2006. Permasalahan Perbenihan Kelapa Sawit. Media
Infotama.1(3): 40-46

Risza, S. 2009. Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius.


Yogyakarta. 189 hal.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sevitha IP. 2012. Analisis Produktivitas Kelapa Sawit di Serawak Damai estate,
PT windu Nabatindo Lestari. Bumitama Guna Jaya Agro. Kotawaringin
Kalimantan timur [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor

Siregar, H. H., N. H. Darian, T. C. Hidayat, W. Darmoskoro, dan I.Y. Harahap.


2006. Seri buku saku hujan sebagai factor penting untuk perkebunan
kelapa sawit. PPKS. Medan

Soehardjo, H. 1999. Vadamecum: Kelapa Sawit. PTPN 4 Bah Jambi. Pematang


Siantar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Voge, A. K, dan Adams, F. H. 2014. Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan Potensi


dan Keterbatasan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Bread
for The World. Berlin.

Yan, F. Yustina, W. Iman, S dan Rudi, H. 2012. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.
Jakarta

Yunita, S.A. 2010. Analisis Faktor Penyebab Penurunan Produktivitas Kelapa


Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lala, PT Tunggal Perkasa
Plantations, Indragiri Hulu, Riau. Skripsi. Program Studi Agronomi
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zaenal. 2012. Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus


Seleksi Bibit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Unit Usaha
Marihat. Sumatera Utara. IPB Repository. Bogor.

Zimmer, Y. 2009. Agri Bench Mark Cash Crop Report. Braunschweig. Germany

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data produktivitas kelapa sawit (kg/bulan) varietas PPKS dan


Socfindo kebun Berangir selama 4 tahun (2014-2017)

2014 2015 2016 2017


Bulan
PPKS SOCFINDO PPKS SOCFINDO PPKS SOCFINDO PPKS SOCFINDO
Jan 162.391 124.702 162.844 125.135 155.601 114.511 223.121 167.472
Feb 152.749 111.570 132.329 104.939 173.270 127.391 165.354 149.101
Mar 175.807 131.248 130.260 116.050 171.183 134.357 225.871 199.982
Apr 177.237 113.604 167.911 143.935 109.630 101.797 209.452 191.496
Mei 217.391 144.571 198.725 178.267 189.067 148.875 217.404 199.065
Jun 206.521 140.473 191.710 143.421 240.520 173.058 186.534 147.039
Jul 212.999 148.699 185.409 163.454 265.415 165.900 296.930 207.342
Agu 199.637 156.822 265.473 205.081 297.136 217.633 323.146 215.909
Sep 228.496 169.096 276.146 198.617 342.758 251.814 316.398 206.790
Okt 200.673 151.886 215.079 162.264 307.739 236.612 263.574 197.949
Nov 214.733 162.106 211.999 149.089 293.111 226.488 298.209 211.712
Des 202.543 142.557 184.348 130.647 299.727 257.075 263.120 186.726
Total 2.351.177 1.697.334 2.322.234 1.820.898 2.845.158 2.155.511 2.989.113 2.280.583
Rataan 195.931 141.445 193.520 151.741 237.096 179.626 249.093 190.049
Sumber: Data administrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 2. Data total dan rataan produktivitas kelapa sawit (kg/tahun) varietas
PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

Varietas Total Rataan


PPKS 10.507.682 218.910
Socfindo 7.954.326 165.715

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Lampiran 3. Data curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan (hari/tahun) di kebun
Berangir selama 4 tahun (2014-2017)

2014 2015 2016 2017


Bulan
CH HH CH HH CH HH CH HH
Januari 184 8 259 10 84 6 401 16
Februari 130 4 77 6 148 8 235 11
Maret 60 4 238 12 61 3 385 14
April 209 11 259 10 111 8 328 16
Mei 158 11 305 15 401 13 358 17
Juni 62 4 142 9 249 11 160 8
Juli 129 5 137 8 326 14 220 11
Agustus 284 13 176 11 95 8 430 14
September 272 14 216 12 194 13 294 13
Oktober 354 14 155 8 264 13 272 12
November 362 15 350 17 450 20 300 12
Desember 332 15 297 11 547 17 223 15
Total 2.536 118 2.611 129 2.929 133 3.606 160
Rataan 211 10 218 11 244 11 300 13
BK 1 0 0 0
BB 10 11 9 12
BL 1 1 3 0
Sumber: Data administrasi kebun (Data diolah)
Lampiran 4. Data total dan rataan curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan
(hari/tahun) selama 4 tahun (2014-2017)

Variabel Total Rataan


Curah Hujan 11.682 243
Hari Hujan 540 11
Sumber: Data administrasi kebun (Data diolah)
Lampiran 5. Klasifikasi Tipe Iklim Scmidth-Ferguson di Kebun Berangir
BB = Bulan Basah (CH > 100 mm)
BL = Bulan Lembab dengaan CH antara 60-100 mm
BK = Bulan Kering (CH < 60 mm)
CH = Curah Hujan
HH = Hari Hujan
Q = Tipe Iklim

 Kriteria curah hujan Schmidth-Ferguson


Cara perhitungan tipe iklim di kebun Berangir:
Q = Rataan BK x 100% = 1 x 100% = 2,38% (Tipe A yaitu Sangat
Basah)
Rataan BB 42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

 Klasifikasi Iklim Schmidth-Ferguson


0 < Q ≤ 14,3 = Tipe A (sangat basah)
14,3 < Q ≤ 33,3 = Tipe B (basah)
33,3 < Q ≤ 60 = Tipe C (agak basah)
60 < Q ≤ 100 = Tipe D (sedang)
100 < Q ≤ 167 = Tipe E (agak kering)
167 < Q ≤ 300 = Tipe F (kering)
300 < Q ≤ 700 = Tipe G (sangat kering)
700 < Q = Tipe H (ekstrim kering)

Lampiran 6. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi Keeratan


0,00 Tidak ada korelasi
0,01-0,20 Keeratan Sangat lemah
0,21-0,40 Keeratan Lemah
0,41-0,60 Keeratan Agak Lemah
0,61-0,80 Keeratan Cukup
0,81-0,99 Keeratan Kuat
1,00 Keeratan Sangat Kuat
Sumber: Husain dan Setiadi, 1995

Lampiran 7. Uji T parsial analisis linear berganda pada tanaman kelapa sawit
varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)
a. Uji t pada tanaman varietas PPKS

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -129531766.826 1326734830.065 -.098 .924
Curah Hujan -.214 .502 -.182 -.426 .680
Hari Hujan .510 .505 .432 1.010 .339
a. Dependent Variable: Produktivitas

b. Uji t pada tanaman varietas Socfindo


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 274689340.019 796503003.019 .345 .738
CH_trans -.046 .302 -.065 -.153 .882
HH_trans .292 .303 .407 .964 .360
a. Dependent Variable: Produktivitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Nilai t-tabel

V T 0,975 (α = 5%) T 0,95 (α = 1%)


10 2,23 3,17
11 2,20 3,11
12 2,18 3,06
Keterangan: V = n = Jumlah Data

Lampiran 8. Sidik ragam analisis linear berganda pada tanaman kelapa sawit
varietas PPKS dan Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)
a. Uji F pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.10 2 2.05 .572 .583b
Residual 3.22 9 3.58
Total 3.63 11
a. Dependent Variable: produktivitas
b. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan

b. Uji F pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.79 2 8.99 .697 .523b
Residual 1.16 9 1.29
Total 1.34 11
a. Dependent Variable: produktivitas
b. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan
Nilai f-tabel pada α = 5%

Derajat Bebas Penyebut Derajat Bebas Pembilang (V1)


(V2) 1 2 3
8 5,32 4,46 4,07
9 5,12 4,26 3,86
10 4,96 4,10 3,71
V1=k
V2=n-k-1
Keterangan: k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Lampiran 9. Nilai koefisien analisis linear berganda pada varietas PPKS dan
Socfindo
a. Nilai koefisien varietas PPKS

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1
.336a .113 -.084 598312389.69394

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan


b. Dependent Variable: produktivitas

b. Nilai koefisien varietas Socfindo


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1
.366a .134 -.058 359195827.48225

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan


b. Dependent Variable: produktivitas

Lampiran 10. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada varietas
PPKS dan Socfindo
a. Uji analisis regresi linear berganda pada varietas PPKS

Coefficientsa
Standardized Collinearity
Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -129531766.826 1326734830.065 -.098 .924
Curah Hujan -.214 .502 -.182 -.426 .680 .540 1.851
Hari Hujan .510 .505 .432 1.010 .339 .540 1.851
a. Dependent Variable: produktivitas

b. Uji analisis regresi linear berganda pada varietas Socfindo


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 274689340.019 796503003.019 .345 .738

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Curah Hujan -
-.046 .302 -.065 .882 .540 1.851
.153
Hari Hujan .292 .303 .407 .964 .360 .540 1.851
a. Dependent Variable: produktivitas
Lampiran 11. Uji analisis korelasi antar variabel pada tanaman varietas PPKS dan
Socfindo
a. Uji analisis korelasi pada tanaman varietas PPKS

Correlations
Curah Hujan Hari Hujan produktivitas
Spearman's rho Curah Hujan Correlation Coefficient 1.000 .921** .441
Sig. (2-tailed) . .000 .152
N 12 12 12
**
Hari Hujan Correlation Coefficient .921 1.000 .552
Sig. (2-tailed) .000 . .063
N 12 12 12
produktivitas Correlation Coefficient .441 .552 1.000
Sig. (2-tailed) .152 .063 .
N 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Uji analisis korelasi pada tanaman varietas Socfindo
Correlations
Curah Hujan Hari Hujan produktivitas
Spearman's rho Curah Hujan Correlation Coefficient 1.000 .921** .608*
Sig. (2-tailed) . .000 .036
N 12 12 12
**
Hari Hujan Correlation Coefficient .921 1.000 .626*
Sig. (2-tailed) .000 . .030
N 12 12 12
* *
produktivitas Correlation Coefficient .608 .626 1.000
Sig. (2-tailed) .036 .030 .
N 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Lampiran 12. Uji Kolmogorov-Smirnov pada tanaman varietas PPKS dan


Socfindo
a. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tanaman varietas PPKS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 12
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 34.23179573
Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .166
Negative -.127
Test Statistic .166
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

b. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tanaman varietas Socfindo

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 12
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 19.94353991
Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .152
Negative -.180
Test Statistic .180
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Lampiran 13. Nilai uji Heterokedastisitas signifikansi pada Absolute Residual


pada tanaman varietas PPKS dan Socfindo
a. Nilai signifikansi uji heterokedastisitas pada Absolute Residual
pada tanaman varietas PPKS

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -129531766.826 1326734830.065 -.098 .924
Curah Hujan -.214 .502 -.182 -.426 .680
Hari Hujan .510 .505 .432 1.010 .339
a. Dependent Variable: produktivitas

b. Nilai signifikansi uji heterokedastisitas pada Absolute Residual


pada tanaman varietas Socfindo
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 274689340.019 796503003.019 .345 .738
Curah Hujan -.046 .302 -.065 -.153 .882
Hari Hujan .292 .303 .407 .964 .360
a. Dependent Variable: produktivitas

Lampiran 14. Uji Autokorelasi pada tanaman varietas PPKS dan Socfindo

Varietas Nilai hitung Durbin Watson (d)


PPKS 2,176
Socfindo 2,605

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Lampiran 15. Tabel Durbin Watson, α = 5%

k=1 k=2
n
dL dU dL dU
10 0,8791 1,3197 0,6972 1,6413
11 0,9273 1,3241 0,7580 1,6044
12 0,9708 1,3314 0,8122 1,5794
Sumber: Junaidi (2013)
Keterangan: n = jumlah observasi data; k = jumlah variable bebas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai