EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL
(STUDI KASUS DESA SEMANGAT KECAMATAN MERDEKA
KABUPATEN KARO)
SKRIPSI
OLEH:
SKRIPSI
OLEH:
RIWAYAT HIDUP
Bapak Jason Karo-Karo dan Ibu Ellia Martina Tarigan. Penulis merupakan anak
ke pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 5 Medan
dan di tahun yang sama penulis lulus di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara melalui jalur Ujian Tertuis (SBMPTN). Penulis memilih minat Teknik
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pangaribuan Kabupaten Dairi bulan Juli
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari draft ini adalah “Kajian Beberapa
Metode Perhitungan Nilai Evapotranspirasi Potensial (Studi Kasus Desa
Semangat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)’’yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dan selalu memberikan motivasi
kepada penulis, terima kasih kepada Bapak Nazif Ichwan, STP, M.Si selaku
komisi pembimbing yang banyak membimbing dan memberikan berbagai
masukan, saran dan kritik berharga pada penulis sehingga draft ini dapat
diselesaikan dengan baik., kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program
Studi Keteknikan Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan draft ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Universitas Sumatera Utara yang telah membiayai penelitian ini dengan
kontrak pelaksanaan Penelitian Talenta USU Tahun Anggaran 2019.
Penulis menyadari bahwa draft ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga draft ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
iii
Hal
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR SIMBOL............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4
Manfaat Penelitian............................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA
Evapotranspirasi ............................................................................................... 6
Evapotranspirasi .......................................................................................... 5
Faktor Evapotranspirasi ............................................................................... 6
Laju Evapotranspirasi .................................................................................. 7
Metode Pengukuran Evapotranspirasi.............................................................. 8
Metode Penman........................................................................................... 11
Rumus Penman ............................................................................................ 11
Metode Hargreaves...................................................................................... 12
Rumus Hargreaves ...................................................................................... 12
Metode Blaney Criddle ............................................................................... 12
Rumus Blaney Criddle ................................................................................ 12
Parameter Pengukuran ..................................................................................... 12
Kecepatan Angin ......................................................................................... 12
Suhu............................................................................................................. 14
Kelembaban Udara ...................................................................................... 15
Radiasi Matahari ......................................................................................... 17
Ketersediaan Air............................................................................................... 18
Kebutuhan Air .................................................................................................. 18
Ketahanan Air .................................................................................................. 18
Hubungan suhu,Tekanan dan Angin ................................................................ 20
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 21
Alat dan Bahan ................................................................................................ 21
Metode Penelitian............................................................................................. 21
Prosedur Penelitian........................................................................................... 22
Parameter Penelitian......................................................................................... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Daerah Kabupaten Karo .................................................................... 24
Data Meteorologi ............................................................................................. 24
Perhitungan ETo .............................................................................................. 26
Metode Penman ........................................................................................... 27
Metode Blaney Criddle ................................................................................ 27
iv
vi
No. Hal
vii
No. Hal
6. Tabel Nilai Faktor Penyesuaian (C) bulanan Rumus Penman Modifikasi ...... 42
7. Tabel Nilai n/N pada Bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus(jam) ........................ 42
12. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Hargreaves .......... 51
14. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Blaney Criddle ..... 55
viii
No. Hal
ix
Latar belakang
maupun perindustrian. Maka, ketersediaan air menjadi isu yang penting untuk
masukan dan keluaran air di suatu luasan tempat. Salah satu parameter iklim
input model dalam perhitunan meliputi data suhu udara maksium dan minimum
harian, radiasi surya, kelembapan nisbi, dan kecepatan angin dimana data ini di
Adapun tujuan dari melakukan konservasi sumber daya air adalah untuk
sumber daya air dengan melakukan kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber
air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, dan pengendalian pencemaran air
dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada
karena itu menduga laju evaporasi pada pengelolaan sumber daya air dan
faktor cuaca seperti radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin; faktor tanaman seperti jenis tanaman, fase tumbuh, keragaman
dan kerapatan tanaman dan faktor pengelolaan dan kondisi lingkungan tanaman
seperti kondisi tanah, salinitas, kesuburan tanah, tingkat serangan hama dan
penyakit pada tanaman. Karena faktor-faktor itu saling berkaitan dan beragam
dalam sebaran ruang dan waktu, sulit menciptakan rumus persamaan yang
menduga evapotranspirasi dari berbagai tanaman pada kondisi yang berbeda; jadi
sehingga dipengaruhi oleh faktor iklim dan juga faktor fisiologis vegetasi. Selain
evapotranspirasi maksimal yang dapat terjadi pada kondisi cukup air dan semua
potensial lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembapan, dan
fisiologi tanaman dan unsur tanah. Nilai evapotranspirasi dapat ditentukan melalui
yang memiliki nilai dan akurasi yang dapat diterima dan digunakan sebagai
(Supangat, 2016).
pengelolaan sumber daya air dan pengaturan waktu irigasi di suatu tempat.
uap atau gas serta bergerak dari bidang penguap (permukaan tanah dan vegetasi)
ketersediaan air, kapasitas pompa untuk irigasi, air yang dialirkan melalui saluran
Jika kita dapat mengetahui besarnya kebutuhan air irigasi maka kita dapat
memprediksi pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika
bagaimana kebutuhan tersebut tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara
kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
besarnya evapotranspirasi pada daerah studi dalam hal ini Daerah Desa Semangat
bermanfaat sebagai bahan masukan dan kajian dalam penentuan kebijakan serta
untuk data dalam perancangan yang lebih lanjut pada instansi-instansi yang
terkait.
Tujuan Penelitian
Karo.
Manfaat Penelitian
beberapa metode.
TINJAUAN PUSTAKA
Evapotranspirasi
Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh letak kondisi geografis dan letak
yakni berada diantara 6° LU-11° LS. Dan berada diantara dua Benua yaitu, Benua
Asia dan Australia yang dicirikan dengan 2 musim, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Beda suhu bulanan relatif kecil namun kelembaban udara
tekanan uap air dengan uap air jenuh yang dinyatakan (%). Kecepatan angin rata-
(Montarcih, 2010).
Evaporasi merupakan proses berubahnya air menjadi uap dan uap air
keluarnya air dari tanaman akibat proses respirasi dan fotosintesisi. Jumlah dari
hasil kombinasi dua proses yang dimana kehilangan air dari permukaan tanah
yang disebut proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman yang disebut
matahari, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin; faktor tanaman
seperti jenis tanaman, fase tumbuh, keragaman dan kerapatan tanaman dan faktor
kesuburan tanah, tingkat serangan hama dan penyakit pada tanaman. Karena
faktor-faktor itu saling berkaitan dan beragam dalam sebaran ruang dan waktu,
konsumtif bagi tanaman di areal irigasi merupakan salah satu mata rantai proses
permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, permukaan tanah,
permukaan tanaman dan permukaan yang tertutup tanaman dan kembali lagi ke
proses perubahan molekul air yang merupakan jumlah dari uap air permukaan
bumi, tanah dan vegetasi dan kembali lagi ke atmosfer (Loebis, 1993).
siklus hidrologi yang laju evapotranspirasi dari permukaan yang luas, kebutuhan
air konsumtif bagi tanaman di areal irigasi yang merupakan penguapan di semua
permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, permukaan tanah,
permukaan tanaman dan permukaan yang tertutup tanaman dan kembali lagi ke
evapotranspirasi dan satu atau lebih variabel iklim. Pendekatan dengan metode
pendekatan versi FAO 24, dan FAO 56 dan terakhir ada pendekatan Matt-
Shuttleworth (2009). (Allen, 1998; Doorenbos and Pruitt, 1977; Manik, 2012;
Monteith, 1965)
ketersediaan energi, defisit tekanan uap, kecepatan angin dan suhu udara,
dari hantaran stomata/tajuk dan juga struktur karakteristik tajuk yang berpengaruh
permukaan yang bersangkutan diketahui, yaitu radiasi neto (Rn), fluks bahang
terasa (H) dan fluks bahang tanah (G). Rn dan G yang dapat diukur secara
Rosenberg dkk, (1983) juga menyatakan bahwa jumlah uap air yang
terdapat di atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan juga dipengaruhi oleh kelembaban
relatif. Pada saat suhu yang sama dengan kelembaban relatif yang lebih rendah,
Kendala utama dalam penggunaan metode perhitungan ETo di negara kita adalah
hidrologi, pengelolaan sumber daya air, pelestarian sumber daya air, pemanfatan
kebutuhan air tanaman yang lebih akurat terhadap jumlah air yang digunakan
dapat mempertinggi nilai efesiensi irigasi dan penjadwalan pemberian air irigasi,
dalam siklus hidrologi di lingkungan terrestrial yang berkaitan dengan tanah atau
sumber-sumber air, pembuangan air, irigasi dan pendugaan hasil tanaman dan
dalam tiga kategori, yaitu: (i) metode kombinasi, meliputi metode Penman,
dan (iii) metode berdasarkan suhu dan radiasi, yaitu metode Jensen-Haise. Yin
dan Brooks (1992) juga menyatakan bahwa beberapa dari metode tersebut seperti
digunakan untuk pembuatan jadwal irigasi sehingga pemberian air lebih efesien
yang harus dihitung ialah nilai dari koefesien tanaman lalu menghitung nilai
mengkonsumsi air tergantung dari jenis dan umur tanaman. Dari tujuh metode
faktor iklim yang lebih kompleks yang bervariasi tergantung dari temperatur,
(Baldocchi, 1995).
standar sedangkan metode yang lain dapat digunakan untuk daerah dengan iklim
yang digunakan sebagai masukan dan pada struktur perhitungannya. Pada metode
yang kompleks dibutuhkan data iklim yang banyak seperti suhu, radiasi surya,
menggunakan data informasi suhu panjang hari, merupakan fungsi dari letak
ditentukan oleh letak lintang dan waktu dalam setahun. Sedangkan metode
Metode Penman menggunakan defisit tekanan uap (fungsi dari suhu dan tekanan
uap) dan fungsi empiris kecepatan angin (McKenney dan Rosenberg, 1993).
1 Penman
2 Blaney
Criddle
3 Hargreaves
1. Metode Penman
berikut ini:
mm/hari
(ea-ed) = selisih antara tekanan kelembaban uap air pada suhu rata-
2. Metode Hargreaves
berikut ini:
3. Metode Blanney-Criddle
yang hanya mempunyai data temperatur saja Blanney dan Criddle (1962),
Parameter pengukuran
a. Kecepatan angin
Angin adalah massa udara yang bergerak yang disebabkan oleh rotasi
bumi dan perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari
suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi) di sekitarnya yang bergerak
dengan arah sejajar dengan permukaan bumi, yang dimaksud dengan massa udara
adalah udara dalam ukuran yang sangat besar dan mempunyai sifat fisik yang
seragam pada arah horiontal, sifat fisik itu adalah suhu dan kelembaban. Apabila
massa udara itu bergerak ke arah vertikal disebut dengan arus. Gerakan angin
umumnya disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, angin berasal dari daerah
aliran sungai yang besarnya kecepatan aliran itu ditentukan oleh kemiringan dasar
melayang di udara terbawa oleh angin masuk ke dalam awan hujan maka akan
oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor
angin berbanding lurus dengan tekanan udara. Sebagian besar anemometer ini
karena ada faktor gesekan pada awal putaran (As Ari, 2011).
kecepatan angin dan untuk mengukur arah, anemometer merupakan salah satu
instrument yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Yunani yaitu
Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin
piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat
molekul-molekul dalam suatu benda. Suhu suatu benda merupakan suatu keadaan
benda lain atau menerima panas dari benda lain. Suhu juga disebut temperatur,
Temperature Scale 1990 (ITS-90) standar acuan fisika suhu adalah titik tiga fasa
air (triple point of water) dengan nilai TTPW = 273,16 K (Andoni, 2015).
suhu freezing point (-38.3 °C) dan menggunakan alkohol untuk pengukuran yang
c. Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer
karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun
dari air tanah. Kelembaban udara relatif memiliki pengertian sebagai nilai
perbandingan antara tekanan uap air yang ada pada saat pengukuran (e) dengan
nilai tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama (Andoni, 2015).
Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada
suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban
relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada
saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan
terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku
terjadilah kristal es atau salju. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air
didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap
tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut.Perhitungan kelembaban relatif ini
merupakan salah satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan
a.Suhu
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata –rata dari pergerakan
menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Suhu udara adalah derajat panas
fotoperiodisme.
c. Pergerakan angin
d. Tekanan udara
e. Vegetasi
kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil uap
(Santoso,2007).
- Manual
Yaitu dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering, yang
- Otomatis
nilai kelembaban relatif, dinyatakan mulai dari 0-100% pada skala tegak,
sedangkan skala mendatar menunjukkan waktu dalam satu minggu (hari, tanggal,
berarti udara kering tanpa sedikitpun mengandung uap air, nilai 100% berarti
udara jenuh dengan uap air dan akan menjadi titik-titik air (Santoso, 2007).
d. Radiasi Matahari
tetapi bagi bumi, radiasi matahari merupakan energi utama proses-proses fisika
atmosfer. Lama penyinaran matahari dalam periode harian adalah variasi dari
bulan ke bulan berikutnya, hal ini juga banyak mempengaruhi intensitas total
radiasi matahari seperti yang diketahui bahwa radiasi matahari yang dipancarkan
adalah berbentuk energi, dan energi ini digunakan untuk memanaskan bumi, oleh
karena itu ukuran panas bumi merupakan ukuran besarnya energi matahari yang
matahari didefenisikan sebagai jumlah waktu (biasanya dalam satuan jam) radiasi
matahari langsung melebihi batas ambang yaitu 120 W/m². Intensitas penyinaran
matahari saat penyinaran langsung dalam satuan lux ialah 32.000 sampai 130.000
Campbell Stokes (Stokes Sphere) yaitu alat perekam penyinaran matahari berupa
bola kaca yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang
dipasang di belakang bola kaca tersebut. Jumlah titik bakar dalam satuan jam
memberikan gambaran nilai durasi penyinaran harian pada saat matahari bersinar
cerah. Kelemahan Campbell Stokes diantaranya adalah kertas pias pencatat nilai
durasi harus diganti setiap hari, resolusi data durasi penyinaran matahari dalam
satuan jam, hasil pengukuran masih dalam bentuk analog dan harus diolah secara
Ketersediaan Air
ketersediaan air permukaan akan digunakan sebagai acuan adalah debit andalan
(dependable flow). Debit andalan adalah suatu besaran debit pada suatu titik
kontrol (titik tinjau) disuatu sungai dimana debit tersebut merupakan gabungan
antara limpasan langsung dan aliran dasar. Debit ini mencerminkan suatu angka
yang dapat diharapkan terjadi pada titik kontrol yang dikaitkan dengan waktu dan
Kebutuhan Air
Besaran kebutuhan air antara suatu daerah dengan daerah lain akan
berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh iklim, lingkungan hidup, penduduk dan
faktor-faktor lainnya. Penggunaan air juga berubah dari musim ke musim, hari ke
hari dan jam ke jam (Linsley dkk, 1996), dengan demikian dalam evaluasi akan
yang akan dilayani. Untuk menduga ketersediaan air didapatkan dari analisa curah
hujan, ketersediaan air didapatkan dari debit Model Mock, Untuk proses simulasi
menentukan besar kebutuhan air irigasi tersebut adalah sebagai berikut: Jenis
tanaman, cara memberikan air, jenis tanah yang digunakan, cara pengelolaan dan
kemampuan masyarakat, dan penduduk untuk menjaga akses pada jumlah air
yang mencukupi dan kualitas air yang dapat diterima untuk keberlanjutan
kesehatan manusia dan ekosistem pada suatu daerah tangkapan, dan menjamin
perlindungan kehidupan dan harta benda terhadap bencana terkait air yaitu banjir,
(2013) ketahanan air atau water security adalah Kemampuan masyarakat untuk
menjaga keberlanjutan dalam pemenuhan kebutuhan air, baik dalam jumlah yang
mencukupi serta mutu yang dapat diterima dan Pemenuhan kebutuhan air.
perlindungan atas pencemaran air dan bencana terkait air dan melestarikan
evaporasi akan segera jenuh dengan uap air. Dengan demikian, angin berfungsi
udara lain yang belum jenuh. Pada ketebalan sekitar 1 mm di atas permukaan
evaporasi gerakan molekul air bersifat difussi molukuler , akan tetapi di atas
lapisan tersebut digantikan oleh gerakan olak (difussi edi). Gerakan olak udara
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah data harian
temperature, data harian kelembaban relative, data kecepatan angin, data radiasi
Metode Penelitian
pengukuran suhu harian, kelembaban relatif, dan kecepatan angin. Selain itu,
penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari BMKG dan literatur,
Hargreaves.
Prosedur Penelitian
Logger.
Parameter Penelitian
1. Data Klimatologi
- Kecepatan angin
Lutron AM-4201 dengan 3 kali pengulangan tiap pukul 08.00 , 12.00, dan 17.00
WIB.
mm/hari
3. Metode Hargreaves
4. Metode Blanney-Criddle
02050’ s/d 03019’ LU dan 97055’ s/d 98038’ BT. Ditinjau dari kondisi
tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah +140 m di atas permukaan laut (Paya
lah-lah Mardingding) dan yang tertinggi ialah +2.451 meter di atas permukaan
laut (Gunung Sinabung). Sebagaian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada
pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m di atas permukaan air laut. Elevasi
berada di Jalan Udara dengan luas administrasi 2,87 km² dan tinggi wilayah diatas
permukaan laut 1.379 mdpl. Jenis komoditi tanaman yang ditanam adalah sayur-
sayuran dan berada dilahan terbuka. Pada Desa Semangat, irigasi tanaman kurang
baik dan sumber air yang langka sehingga diharapkan dengan dilakukannya
penelitian ini dapat membantu para petani yang ada disana. Daerah ini banyak
Data Klimatologi
kecepatan angin dan data radiasi matahari yang diperoleh dari BMKG, maka
dapat dilihat data (Gambar 2) dan radiasi matahari pada (Gambar 3).
dan temperatur, bahwa pada saat temperatur bernilai tinggi, maka kecepatan angin
rendah. Pada saat temperatur rendah, kecepatan angin tinggi. Hal ini disebabkan
kondisi suhu tinggi, tekanan juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
tekanan udara, angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah.
dan Rh adalah bahwa saat nilai temperatur rendah, maka nilai Rh akan naik.
Sedangkan saat temperatur tinggi, kelembaban rendah. Hal ini disebabkan saat
Perhitungan Evapotranspirasi
Penman adalah 4,025 mm/hari, 4,054 mm/hari, 3,973 mm/hari dan 4,247 mm/hari
evapotranspirasinya tinggi karena nilai Rn dan f(u) untuk Bulan Juni sebesar
0,909 dan 0,895 yang merupakan nilai tertinggi antara Bulan Mei sampai Bulan
Agustus. Selain dipengaruhi oleh faktor koreksi, nilai Eto juga dipengaruhi oleh
suhu, dimana nilai ETo akan meningkat jika suhu juga meningkat.
Metode ini biasa digunakan pada daerah yang hanya mempunyai data
sebesar 3,784 mm/hari. Hal ini karena nilai suhu dan juga angka koreksi yang
tinggi sehingga nilai ETonya meningkat. Metode Blaney merupakan metode yang
paling sederhana dan mudah serta data yang dibutuhkan hanya data suhu harian.
Metode ini juga cocok digunakan untuk penjadwalan pengairan irigasi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Yin dan Brooks (1992) yang menyatakan bahwa metode
Blaney Criddle merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
irigasi sehingga pemberian air lebih efesien dan diharapkan tanaman dapat
3. Metode Hargreaves
Metode Hargreaves ini menggunakan letak lintang, data suhu dan radiasi
matahari.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai ETo tertinggi pada
tanggal 03/08/2019 sebesar 6,808. Hal ini disebabkan karena nilai suhu dan nilai
koreksi bulanan yang tinggi. Metode Hargreaves ini membutuhkan data letak
Evapotranspirasi Potensial (ETo) yaitu saat suhu naik, maka nilai evapotranspirasi
potensial juga akan naik. Karena saat nilai suhu semakin tinggi, maka penguapan
juga semakin tinggi. Dari data diatas, nilai ETo tertinggi berbeda-beda. Hal ini
disebabkan dari komponen data pengukuran yang dibutuhkan dan faktor koreksi
kepermukaan yang berasal dari air permukaan, vegetasi dan air yang berada
disekitar areal lahan pertanian yang biasanya dinyatakan dalam satuan mm/hari.
angin, dan kelembaban relatif (Rh). Hal ini sesuai dengan pernyataan Loebis
proses dalam siklus hidrologi yang diartikan sebagai penguapan yang berada di
semua permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, tanaman dan
permukaan yang tertutup tanaman yang kembali ke atmosfer pada suatu lahan
pertanian.
radiasi matahari, lama penyinaran, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan
tekanan udara. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayati dkk, (2017) yang
kecepatan angin, suhu udara, deficit tekanan uaop, ketersediaan energi, faktor
menggunakan data pengukuran harian dan metode tersebut juga sangat sering
digunakan.
pengukuran tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 4,247 mm/hari. Hal
ini disebabkan karena faktor pengali angka koreksi bulanan yang tinggi dan juga
nilai hasil dari 1-W. Sedangkan nilai evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan
Juli sebesar 3,973 mm/hari. Metode Penman merupakan metode yang sangat
akurat untuk pengukuran ETo dan untuk mengetahui kondisi kelengasan tanah
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai ETo tertinggi terjadi
pada bulan Agustus sebesar 3,578 mm/hari dan nilai ETo terendah terjadi pada
bulan Juli sebesar 3,405. Untuk pengukuran menggunakan metode Blaney Criddle
ini sangat mudah dan data yang dibutuhkan juga sedikit. Tetapi, tingkat
keakuratannya masih rendah. Penggunaan metode ini baik untuk mengatur irigasi
dan pembuatan penjadwalan irigasi. Pada bulan Agustus, nilai koefesien koreksi
Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai ETo tertinggi terjadi pada bulan
Mei, yaitu sebesar 5,529 mm/hari. Hal ini disebabkan karena nilai suhu dan nilai
radiasinya tinggi. Karena, ETo akan tinggi jika suhunya juga tinggi. Untuk
keakuratan data, metode ini lebih akurat dari pada metode Blaney Criddle.
Hubungan antara suhu, tekanan dan angin adalah berbanding terbalik. Jika
suhu tinggi, maka kandungan uap air pada atmosfer rendah. Namun sebaliknya,
jika suhu rendah maka kandungan air pada atmosfer tinggi. Hal ini menyebabkan
bergerak atau angin. Pada saat udara telah jenuh dengan uap air akibat
evapotranspirasi, udara yang telah jenuh akan dipindahkan oleh angin dan
merupakan perbedaan tekanan udara. Gerakan olak udara sangat bervariasi karena
erat hubungannnya dengan gradient kecepatan angin terhadap ketinggian. Hal ini
sesui dengan pernyataan Thom (1976) bahwa hubungan antara suhu, tekanan
udara dan kecepatan angin adalah jika suhu meningkat, maka tekanan udara
meningkat karna kandungan uap air udara juga meningkat. Hal ini menyebabkan
susahnya melakukan penelitian dan akses menuju lokasi penelitian, dan juga saat
tekanan udara dan kecepatan angin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baldocchi
evaporasi.
dan mudah untuk diaplikasikan pada irigasi sederhana. Hal ini sesuai dengan
Blaney-criddle hanya membutuhkan nilai suhu sebagai input yang diukur setiap
hari.
Adapun keuntungan dari mengetahui data ETo dari suatu areal tanaman
yaitu untuk mengetahui ketahanan air suatu areal sehingga kita dapat
memanfaatkan sumber daya air secara efesien karena pemberian air yang cukup
dengan kondisi daerah yang susah mendapatkan sumber air serta untuk pelestarian
sumber daya air. Hal ini sesuai dengan jurnal UN-Water (2013) ketahanan air atau
air, baik dalam segi jumlah yang mencukupimaupun dalam segi mutu yang dapat
perlindungan atas pencemaran air dan bencana terkait air dan melestarikan
Kesimpulan
Saran
Hargreaves
melakukan penelitian dan akses menuju lokasi penelitian, dan juga saat
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Karo Dalam Angka tahun 2015.
Karo. BPS Kabupaten Karo.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Karo Dalam Angka tahun 2017.
Karo. BPS Kabupaten Karo.
Fibriana, F., Ginting, Y.S., Ferdiansyah, E., dan Mubarak, S. 2018. Analisis Besar
atau Laju Evapotranspirasipada Daerah Terbuka. IPB. Bogor.
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian. 2:130-137
Ginting. M. 2014. Rekayasa Irigasi Teori dan Perencanaan. USU Press, Medan.
Hidayati, R., Taolin, dan R., Budianto, B. 2017. Pendugaan Evapotranspirasi Padi
Sawah dengan Metode Nisbah Bowen. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Hillel, D. 1983. Fundamental of soil Physic. Academic Press. New York. 476 pp.
Lubis, J., Soewarno, dan Suprihadi, B., 1993. Hidrologi Sungai. Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Linsley, R. K. dan Joseph B. F. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid 2. Erlangga,
Jakarta.
Penman H.L. 1948. Natural Evaporation from Open Water, Bare Soil and Grass.
The Royal Society 193 : 120-146.
Putera, A. P., Lumban Toruan, K. 2016. Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu,
Kelembaban Dan Tekanan Udara Portable Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA16. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.
3 : 42-50
Sari, M. B., Yulkifli., Zulhendri. 2015. Sistem Pengukuran Intensitas dan Durasi
Penyinaran Matahari Realtime PC berbasis LDR dan Motor Stepper.
Universitas Negeri Padang. Padang
UN-Water. (2013). Water Security & the Global Water Agenda (A UN-Water
Analytical Brief). Diperoleh dari http://www.unwater.org/app/uploads/
2017/05/analytical_brief_oct2013_web.pdf
LAMPIRAN
-Temperatur
-Kelembaban udara
-Kecepatan Angin
-Metode Penman,
-Metode Blaney Criddle
-Metode Hargreaves.
Selatan Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
50 8,5 10,1 11,8 13,8 15,4 16,3 15,9 14,5 12,7 10,8 9,1 8,1
48 8,8 10,2 11,8 13,6 15,2 16,0 15,6 14,3 12,6 10,9 9,3 8,3
46 9,1 10,4 11,9 13,5 14,9 15,7 15,4 14,2 12,6 10,9 9,5 8,7
44 9,3 10,5 11,9 13,4 14,7 15,4 15,2 14,0 12,6 11,0 9,7 8,9
42 9,4 10,6 11,9 13,4 14,6 15,2 14,9 13,9 12,6 11,1 9,8 9,1
40 9,6 10,7 11,9 13,3 14,4 15,0 14,7 13,7 12,5 11,2 10,0 9,3
35 10,1 11,0 11,9 13,3 14,0 14,5 14,3 13,5 12,4 11,3 10,3 9,8
30 10,4 11,1 12,0 12,9 13,6 14,0 13,9 13,2 12,4 11,5 10,6 10,2
25 10,7 11,3 12,0 12,7 13,3 13,7 13,5 13,0 12,3 11,6 10,9 10,6
20 11,0 11,5 12,0 12,6 13,1 13,3 13,2 12,8 12,3 11,7 11,2 10,9
15 11,3 11,6 12,0 12,5 12,8 13,0 12,9 12,6 12,2 11,8 11,4 11,2
10 11,6 11,8 12,0 12,3 12,6 12,7 12,6 12,4 12,1 11,8 11,6 11,5
5 11,8 11,9 12,0 12,2 12,3 12,4 12,3 12,3 12,1 12,0 11,9 11,8
0 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1
Lampiran 7. Tabel Nilai n/N pada Bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus (jam)
Bulan n N n/N
Mei 3,77 12,21 0,309
Juni 4,44 12,26 0,362
Juli 3,94 12,21 0,323
Agustus 4,51 12,21 0,369
Ket : n = Lama Penyinaran aktual (Jam) N = Lama Penyinaran maksimum yang
mungkin terjadi (Jam)
*sumber : (BPS, 2015)
Lat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
50 3,8 6,1 9,4 12,7 15,8 17,1 16,4 14,1 10,9 7,4 4,5 3,2
48 4,3 6,6 9,8 13,0 15,9 17,2 16,5 14,3 11,2 7,8 5,0 3,7
46 4,9 7,1 10,2 13,3 16,0 17,2 16,6 14,5 11,5 9,3 5,5 4,3
44 5,3 7,6 10,6 13,7 16,1 17,2 16,6 14,7 11,9 8,7 6,0 4,7
42 5,9 8,1 11,0 14,0 16,2 17,3 16,7 15,0 12,2 9,1 6,5 5,2
40 6,4 8,6 11,4 14,3 16,4 17,3 16,7 15,2 12,5 9,6 7,0 5,7
38 6,9 9,0 11,8 14,5 16,4 17,2 16,7 15,3 12,8 10,0 7,5 6,1
36 7,4 9,4 12,1 14,7 16,4 1,2 16,7 15,4 13,1 10,6 8,0 6,6
34 7,9 9,8 12,4 14,8 16,5 17,1 16,8 15,5 13,4 10,8 8,5 7,2
32 8,3 10,2 12,8 15,0 16,5 17,0 16,8 15,6 13,6 11,2 9,0 7,8
30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8
26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3
24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7
22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2
20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7
18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1
16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6
14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0
12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,2 15,2 14,4 13,3 12,5
10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9
8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,4 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3
6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 15,2 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7
4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 15,1 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1
2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,9 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 14,8 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
Bulan C T P K Eto
Mei 0,70 24,3971 0,26 0,46 3,499
Juni 0,70 23,3718 0,26 0,46 3,413
Juli 0,70 23,2772 0,26 0,46 3,405
Agustus 0,75 22,4926 0,26 0,46 3,578
Lampiran 14. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Blaney
Criddle
Lampiran Gambar