SKRIPSI
Oleh
JULFRI PA
040304061
AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2010
SKRIPSI
Diketahui oleh
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2010
Tiga Panah, Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Ketua Komisi
harga dan jumlah produksi kacang kapri pada saat mencapai titik impas pada
usahatani kacang kapri, menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman
dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo
produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas tanam yang relatif
rendah. Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
metode sensus . Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan
kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang. Metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani yaitu analisis R/C, untuk menentukan BEP harga
dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event Point (BEP), dan untuk
menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kapri petani digunakan
penelitian mencapai titik impas (BEP) pada harga jual Rp. 6.241,55 /Kg dengan
RIWAYAT HIDUP
1985 anak kedua dari 3 bersaudara, dari keluarga Bapak Jali Piter Perangin-angin
1998.
• Tahun 1998 sekolah di SMP Swasta Santa Maria Kabanjahe dan tamat
tahun 2001.
• Tahun 2001 sekolah di SMA Deli Murni Bandar Baru dan tamat tahun
2004.
KATA PENGANTAR
Kabupaten Karo.
ini.
Sumatera Utara.
5. Seluruh responden dan instansi terkait dengan penelitian ini yang tidak
Rianita Br Barus, atas segala doa, kasih sayang, dan perhatian yang telah
Siburian, Andi Ginting, Maya Br Sitepu, dan yang tidak diebutkan namanya,
Buat Kak lisbeth, Kak Yani, dan Kak Runi, terima kasih sudah
Penulis
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 3
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI
. DAN KERANGKA PEMIKIRAN ............................................... 5
2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................. 5
2.2 Landasan Teori .................................................................... 7
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................ 10
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................ 13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 14
3.1 Metode Penentuan Lokasi .................................................. 14
3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................ 14
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................... 15
3.4 Metode Analisis Data ....................................................... 16
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional .................................... 20
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK SAMPEL ......................................... 22
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ................................................... 22
4.1.1 Luas Daerah dan Letak Geografis .......................... 22
No Judul Halaman
No Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Tiga Panah, Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Ketua Komisi
harga dan jumlah produksi kacang kapri pada saat mencapai titik impas pada
usahatani kacang kapri, menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman
dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo
produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas tanam yang relatif
rendah. Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
metode sensus . Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan
kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang. Metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani yaitu analisis R/C, untuk menentukan BEP harga
dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event Point (BEP), dan untuk
menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kapri petani digunakan
penelitian mencapai titik impas (BEP) pada harga jual Rp. 6.241,55 /Kg dengan
RIWAYAT HIDUP
PENDAHULUAN
peranan yang penting dalam usaha perbaikan gizi keluarga dan masyarakat, dan
menjaga kelestarian atau kesuburan tanah. Tanaman ini dapat bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium, yang dapat mengikat Nitrogen bebas dari udara. Oleh karena
itu, dalam budidaya tanaman kapri, pupuk Nitrogen hanya dibutuhkan pada
permulaan tanam dalam jumlah yang sedikit. Selain itu, tanaman ini juga dapat
Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Di daerah Sumatera Utara, kacang kapri
Kabupaten Karo dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan produktifitas
kacang kapri mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Produksi tertinggi kacang
kapri di Kabupaten Karo terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 2753 ton dengan
produktifitas 6,402 ton/ha. Sedangkan produksi kacang kapri yang paling rendah
terjadi pada tahun 2006 yaitu sebanyak 907 ton dengan produktifitas 3,106 ton/
Karo mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun 2008, tetapi luas
2008
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa luas tanam kacang kapri yang tertinggi
yaitu seluas 216 Ha adalah di Kecamatan Simpang Empat. Namun daerah yang
mempunyai produktivitas yang paling tinggi yaitu sebesar 9,447 ton/Ha adalah
merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi yang tinggi untuk tanaman
kacang kapri.
mengingat adanya penurunan luas tanam untuk usahatani kacang kapri dari tahun
tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan secara
finansial. Dalam melakukan analisis finansial ini, maka Kecamatan Tiga Panah
dipilih sebagai daerah penelitian karena daerah ini memiliki tingkat produktivitas
1. 2. Identifikasi Masalah
2. Berapa harga dan jumlah minimum penjualan kacang kapri untuk mencapai
titik impas?
3. Apakah ada hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani di
daerah penelitian?
1. 3. Tujuan Penelitian
penelitian.
3. Menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani
di daerah penelitian.
1. 4. Kegunaan Penelitian
3. Bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait terhadap usahatani
kacang kapri.
KERANGKA PEMIKIRAN
adalah keadaan iklim dan keadaan tanah. Faktor iklim yang harus diperhatikan
untuk usahatani kacang kapri adaah suhu atau temperatur, kelembaban udara,
curah hujan, dan sinar matahari. Daerah yang cocok untuk usahatani kacang kapri
yaitu daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 700 m dpl dengan suhu udara
1000mm/tahun, dan cukup mendapat sinar matahari. Tanaman kacang kapri dapat
ditanam di lahan sawah atau tegalan. Lahan yang baik untuk tanaman kacang
kapri adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
(Rukmana,2006).
dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun, dan cukup mendapat sinar matahari.
Keadaan tanahnya juga subur dan banyak mengandung bahan organik sehingga
yang melakukan usahatani kacang kapri. Usahatani kacang kapri yang dilakukan
juga dalam skala usaha yang relatif kecil ( rata-rata kurang dari 1 Ha)
keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut jika dilakukan dalam skala usaha
yang besar akan berbeda dengan jumlah keuntungan dari jenis usaha yang sama
tapi dengan skala usaha yang lebih kecil. Artinya skala usaha yang lebih besar
akan memberikan keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan skala
komoditas ini telah menjadi andalan eksport ke Singapura, Taiwan , dan Malaysia.
Data dari salah satu eksportir kapri, yaitu PT Horti Bima Internasional (HBI) di
Malang, menyatakan bahwa dari seluruh jumlah produksi kapri di Indonesia, 80%
kapri sebanyak 15 ton. Komposisi ekspor kapri terdiri dari 40 % kapri manis,40 %
kapri lokal, dan 20 % daun (pucuk) kapri. Tiap tahun PT HBI membuka 50 Ha –
100 Ha kebun kapri. Hingga saat ini, PT HBI mengekspor kapri hanya ke negara-
sebagai campuran sup, salad, phu yung hay, cap cay, dan aneka masakan lainnya.
Baby kapri biasanya dikonsumsi sebagai lalap mentah atau dalam bentuk
masakan, baik direbus, ditumis, atau sebagai campuran masakan Cina. Dalam
(Rukmana,2006).
efektif dan efesien dengan tujuan memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu
tertentu.. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
sumber daya tersebut menghasilkan out put yang melebihi in put. In put adalah
semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman mampu tumbuh dan
semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan bahan – bahan penunjang lainnya yang akan didayagunakan
(Kartasapoetra,1992).
Dilihat dari jenisnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap
produksi. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya
volume produksi yang diperoleh. Yang tergolong dalam biaya ini antara lain ;
sewa lahan, penyusutan alat dan bangunan pertanian, traktor dan sebagainya.
Biaya tidak tetap yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi. Yang
diperoleh Tergolong dalam biaya ini antara lain ; biaya pupuk, bibit, pestisida,
buruh atau tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah. Total dari
penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap adalah total biaya (total cost) dari
apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan layak atau tidak layak dilihat dari
dari sudut pandang investor dan pemilik usaha, sehingga dapat dikatakan bahwa
analisis finansial lebih berorientasi pada profit motive dan tidak memperhatikan
dampaknya terhadap perekonomian dalam rung lingkup yang lebih luas. Sasaran
dana (Soekartawi,2006).
berikut berikut :
Break event point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan
pendapatan. Dengan demikian, pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung
dan tidak rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum
volume penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi.
TC
P1 BEP
Pada gambar 1, dapat dilihat pada tingkat produksi dan tingkat harga
berapa suatu usahatani mencapai titik impas. Bila produksi berada pada Q1 dengan
tingkat harga P1, maka usahatani tersebut mengalami impas karena penerimaan
sama dengan total biaya (R = TC). Untuk BEP jumlah produksi, bila produksi
melebihi Q1 dengan tingkat harga P1, maka usahatani akan mengalami keuntungan
karena R > TC. Sedangkan bila jumlah produksi kurang dari Q1 dengan tingkat
harga P1, maka usahatani akan mengalami kerugian karena R < TC. Sedangkan
untuk BEP harga, jika harga jual melebihi P1, berarti usahatani mengalami
keuntungan karena R > TC. Sebaliknya, jika harga jual berada di bawah P1, maka
2. 3. Kerangka Pemikiran
dibutuhkan antara lain; bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan tenaga kerja.
Beberapa sarana produksi ini akan menjadi biaya produksi usahatani kacang kapri.
bibit. Dari proses produksi ini akan diproleh keluaran (out put). Hasil penjualan
out put tersebut merupakan penerimaan yang diperoleh oleh petani kacang kapri.
diperoleh, maka dapat diketahui keuntungan / kerugian yang dicapai yaitu dengan
impas (BEP). Suatu usaha dikatakan berada pada titik impas jika besar
jika volume produksi atau harga jual melebihi volume produksi atau harga jual
Tujuan analisis usahatani adalah untuk untuk menentukan usaha yang akan
Input:
Bibit
Pupuk
Pestisida Proses Produksi Output
Tenaga kerja
peralatan
BEP Harga
Harga Jual
Harga Beli s
R/C
= Menyatakan hubungan
2. 4. Hipotesis Penelitian
2. Ada hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani di daerah
penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Luas tanam untuk usahatani kacang kapri per desa di Kecamatan Tiga
Tabel 4. Luas Lahan Usahatani Kacang Kapri Kecamatan Tiga Panah Per
Desa Tahun 2009
yang terdiri atas/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani kacang kapri.
Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode
lengkap. Dalam metode sensus, informasi yang ditarik berasal dari seluruh
anggota populasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PPL Desa Suka, ada
ini adalah petani yang mengusahakan kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari primer dan data
sekunder. Data primer diporoleh dengan wawancara dengan para petani kacang
dipersiapkan terlebih dahalu. Data primer mencakup luas lahan, biaya operasional,
jenis dan jumlah input (bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan tenaga kerja),dan
dengan penelitian ini seperti Biro Pusat Stastik Sumatera Utara, Pemerintah
Data sekunder mencakup data luas lahan, produksi dan produktifitas kacang kapri
di Kabupaten Karo tahun 2008, data luas lahan usahatani kacang kapri di
Kecamatan Tiga Panah tahun 2009, distribusi penggunaan tanah Desa Suka tahun
2009, dan distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun
2009.
masing. Analisa yang dilakukan ada dua yaitu analisa per petani dan analisa per
Ha. Analisa per petani bertujuan untuk melihat kondisi usahatani yang sebenarnya
pada petani kacang kapri di daerah penelitian. Sedangkan analisa per Ha bertujuan
berikut :
mengenai jenis dan harga insektisida dan fungisida yang digunakan untuk
usahatani kacang kapri. Oleh karena itu harga pestisida yang digunakan
Pemanenan kacang kapri pertama kali dilakukan pada umur 60 hari setelah
sebanyak 8 kali. Jumlah produksi kacang kapri per petani dihitung dengan
1 Ha
Produksi per Ha = x Produksi petani
Luas Lahan Petani (Ha)
TR = Y . Py
Dimana :
Pd = TR – TC
analisis R/C. Pemilihan analisis ini berdasarkan periode usahatani kacang kapri di
daerah penelitian yaitu kurang dari satu tahun (sekitar 3 bulan). Dengan kata lain,
usahatani kacang kapri ini bersifat musiman, sehingga digunakan analisis R/C
dengan rumus:
TR
R/C =
TC
Keterangan :
(Soekartawi,1995)
Namun secara praktis nilai R/C ini perlu dikaji lebih khusus, sebagai
9.500.000 dalam satu periode tanam, maka diperoleh R/C = 1,05. Secara teoritis
petani kacang kapri tersebut berada dalam posisi menguntungkan, namun apalah
Oleh karena itu perlu dimodifikasi, misalnya bila nilai R/C > 1 ditambah 10% atau
Untuk menentukan BEP harga dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event
Total Biaya
BEP Harga =
Produksi
Dari perhitungan terebut akan diperoleh titik impas (BEP) harga jual (Rp/Kg).
BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima petani agar petani tidak
dengan produksi. Sedangkan BEP jumlah adalah jumlah produksi minimal yang
harus diperoleh petani untuk mencapai titik impas, dimana BEP jumlah
Total Biaya
BEP Jumlah =
Harga Jual
Apabila penjualan atau produksi melebihi penjualan atau produksi pada saat
Untuk peralatan yang tidak habis pakai dalam produksi dihitung sebagai
(Suratiyah, 2006 ).
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
n{∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
r=
r n−2
1− r2
Bila th = > tα 5%,maka tolak H0,terima H 1
r n−2
1− r2
Bila th = ≤ tα 5%, maka terima H0, tolak H 1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Y = Luas lahan
H0 = Tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanaman petani
dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.
secara monokultur.
muda.
KARAKTERISTIK SAMPEL
Desa Suka berada di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Jarak dari
dari ibukota kecamatan 3 km, jarak dari ibukota kabupaten 8 km. Secara
berkisar antara 180C s/d 210C, dengan kondisi topografi sedikit berbukit. Luas
Data mengenai luas lahan dan penggunaan lahan ditunjukkan pada tabel 5
berikut ini:
besar mata pencaharian penduduk adalah bertani dan beternak. Di Desa Suka,
Jumlah penduduk desa Suka adalah 4.088 jiwa, meliputi 2.003 jiwa laki-
laki dan 2.085 jiwa perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.488 kk.
berikut:
Total 4088
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
non produktif adalah sebanyak 1874 jiwa yang terdiri dari usia 0-5 tahun
sebanyak 362 jiwa, usia 6-14 tahun sebanyak 792 jiwa, dan usia di atas 60 tahun
sebanyak 720 jiwa. Sedangkan penduduk dalam usia produktif adalah sebanyak
2214 jiwa yang terdiri dari usia 15-24 tahun sebanyak 914 jiwa, usia 24-45 tahun
sebanyak 1065 jiwa, dan usia 46-59 tahun sebanyak 720 jiwa.
Mata pencaharian penduduk yang utama adalah bertani. Selain itu ada juga
penduduk yang bekerja sebagai pedagang dan pegawai negeri atau swasta.
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
7 berikut.
pencaharian sebagai petani adalah 3.401 jiwa atau 87,7 % dari total penduduk
yang bekerja.
dengan kendaraan bermotor. Prasarana yang ada sudah cukup mendukung arus
mobilitas penduduk Desa Suka, hal ini ditandai dengan ruas jalan yang sudah
berikut:
± 12 Km
3. Transportasi
- Jalan Beraspal
4. Rumah Ibadah
- Mesjid/Surau 1
- Gereja 7
- Vihara
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
Pada sat ini sarana pendidikan yang ada di Desa Suka adalah 2 unit
sekolah dasar, 1 unit untuk fasilitas sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) ada di ibukota kecamatan dan kabupaten.
keseluruhan dari populasi petani kacang kapri yang ada di Desa Suka yang
etnis Batak Karo. Karakteristik petani sampel dapat dilihat dari tabel 9 berikut:
Rata-rata Range
Umur Petani (tahun) 46 35-65
Pengalaman menanam kapri (tahun) 7,68 3-14
Tingkat Pendidikan (tahun) 10 6-12
Luas Lahan (Ha) 0,27 0,1-0,5
Jumlah tanggungan (jiwa) 2,09 1-4
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 1
tahun dengan range antara 35-65 tahun. Untuk pengalaman bertani kapri memiliki
rataan 7,68 tahun dan range antara 3-14 tahun. Adapun tingkat pendidikan adalah
rata-rata 10 tahun atau setingkat SLTA dan memiliki range berkisar antara 6-12
tahun. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani kacang kapri adalah sebesar
0,27 Ha dengan rataan antara 0,1-0,5 ha. Sedangkan dalam hal jumlah tanggungan
memiliki rataan sebesar 2.09 dan range berkisar antara 1-4 jiwa.
a. Biaya Usahatani
menjalankan usahatani kacang kapri. Yang termasuk dalam biaya ini adalah baiya
sarana produksi yaitu benih, pupuk (pupuk kandang, Urea, TSP, KCl, pupuk
daun), pestisida (insektisida dan fungisida), turus, tali, biaya tenaga kerja,
Adapun uraian dari biaya produksi rata-rata dalam usahatani kacang kapri
Tabel 10. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
persentase komponen biaya saprodi adalah 47,06%, biaya tenaga kerja adalah
51,68%, biaya penyusutan alat sebesar 0,59%, dan biaya transportasi adalah
0,67%. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya yang paling besar dalam usahatani
kacang kapri adalah biaya tenaga kerja, sedangkan biaya yang paling kecil adalah
Biaya tenaga kerja dalam usahatani kacang kapri memiliki persentase yang
paling besar karena dalam satu musim tanam, digunakan tenaga kerja rata-rata
sebanyak 71.32HKO dengan biaya Rp.40.000/HKO. Jadi, biaya tenaga kerja rata-
rata untuk satu musim tanam adalah Rp . 3.267.272,73. Sementara tenaga kerja
rata-rata per Ha untuk satu musim tanam adalah sebanyak 325.07 HKO dengan
Biaya saprodi dalam usahatani kacang kapri berada pada urutan kedua
terbesar setelah biaya tenaga kerja. Dari masing-masing saprodi, biaya yang
tertinggi adalah biaya pupuk. Biaya pupuk yang tinggi disebabkan oleh harga
pupuk yang cukup tinggi dan pupuk yang digunakan bukan pupuk subsidi. Biaya
pupuk rata-rata per petani dalam satu musim tanam adalah sebesar Rp
1.578.181,82 dan biaya pupuk rata-rata per Ha selama satu musim tanam adalah
sebesar Rp 5.980.947,69.
Biaya transportasi cukup kecil jika dibandingkan dengan biaya saprodi dan biaya
tenaga kerja. Kecilnya biaya tranportasi disebabkan karena jarak dari desa tempat
tempat penjualan produk kacang kapri yaitu di Tiga Panah dengan biaya
tanam adalah 1061.55 Kg, maka biaya tranportasi rata-rata per petani dalam satu
adalah 3972.57 Kg, maka biaya transportasi rata-rata per Ha selama satu musim
yang paling kecil karena alat-alat yang digunakan mempunyai umur ekonomis
yang cukup lama yaitu antara 4-10 tahun, sementara penggunaannya untuk
usahatani kacang kapri cukup singkat yaitu sekitar 3 bulan (satu musim tanam).
Biaya penyusutan rata-rata per petani selama satu musim tanam adalah Rp
b. Penerimaan Usahatani
harga jual. Dalam hal ini adalah perkalian antara produksi kacang kapri dengan
yang diperoleh petani bervariasi, yaitu berkisar 387 Kg – 2089 Kg dengan harga
antara 3,38 ton/Ha- 4,48 ton/Ha. Sementara perbedaan harga jual terjadi karena
perbedaan waktu penjualan. Harga jual yang paling tinggi biasanya terjadi pada
waktu Hari Raya dan Tahun Baru. Rata-rata produksi, produktivitas, dan
berikut:
kacang kapri per petani dan per Ha. Produki rata-rata per petani yang dihasilkan
Sedangkan untuk usahatani per Ha, diperoleh produksi rata-rata sebesar 3.972,57
c. Pendapatan Petani
dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Dalam hal
ini pendapatan petani dari usahatani kacang kapri adalah total dari penerimaan
produksi. Tabel 12, menyajikan pendapatan petani dari usahatani kacang kapri
Ha. Pendapatan rata-rata usahatani kacang kapri per petani adalah sebesar Rp
d. R/C
usahatani yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan. Salah satu
(revenue) usahatani kacang kapri dengan total biaya produksi (cost) yang
dikorbankan.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata R/C per petani dan
per Ha adalah sebesar 1,59 selama satu musim tanam. Nilai R/C per petani dan
per Ha dari usahatani kacang kapri adalah sama. Hal ini disebabkan karena
pertambahan penerimaan (R) rata-rata dari per petani ke per Ha yaitu dari
biaya produksi rata-rata dari per petani menjadi per Ha yaitu dari Rp 6.322.254,43
menjadi Rp 24,625,261,90. Nilai R/C sebesar 1,59 menunjukkan arti bahwa dari
Maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp 0,59. Nilai R/C yang lebih besar dari
1,1 berarti usahatani kacang kapri di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.
Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani kacang kapri layak untuk
Titik impas (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi
Dengan demikian, pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung dan tidak
rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume
penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi.
digunakan BEP harga. BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima
petani agar petani tidak mengalami kerugian. BEP harga merupakan perbandingan
harus dicapai untuk mencapai titik impas digunakan rumus BEP produksi. BEP
produksi dapat dicari dengan membandingkan total biaya produksi dengan harga
Hasil dari perhitungan BEP harga dan BEP jumlah usahatani kacang kapri
Tabel 14. Rata-rata BEP Harga dan BEP Jumlah di Daerah Penelitian
Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata BEP harga per petani dan per
Ha selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 6241.55 /Kg. Sedangkan harga
Dari perhitungan, BEP jumlah kacang kapri per petani selama satu musim
tanam adalah sebanyak 669.52 Kg dan BEP jumlah per Ha adalah sebesar 2515.06
Kg. Sedangkan rata-rata produksi kacang kapri per petani selama satu musim
tanam di daerah penelitian adalah sebesar 1.061,55 Kg dan per Ha adalah sebesar
3.972,57 Kg Jadi produksi kacang kapri di daerah peneliian telah melebihi jumlah
Luas tanam kacang kapri rata-rata yang diusahakan oleh petani di daerah
penelitian adalah 0,27 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan yang
digunakan petani masih sangat minim. Sedangkan nilai rata-rata R/C per Ha di
Hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanam kacang kapri dapat
korelasi pada lampiran 15 tampak bahwa korelasi antara R/C per Ha dengan
sebesar 0,0967 dengan nilai thitung sebesar 0,4344 dan ttabel (0,05) adalah 1,725.
Maka thitung ≤ ttabel, yang menyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Ini
dengan luas tanam kacang kapri petani di daerah penelitian ditolak. Untuk lebih
jelas mengenai hubungan R/C per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri
Korelasi antara R/C per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri adalah
tidak nyata. Hal ini terjadi karena perbedaan produktivitas dan harga jual produk
usahataninya memiliki produktivitas yang tinggi dan harga jual yang tinggi akan
memperoleh penerimaan yang tinggi sehingga nilai R/C nya lebih tinggi. Selain
itu, range luas lahan untuk usahatani kacang kapri yang diteliti termasuk sempit
dan besarnya biaya (C) per Ha. Grafik hubungan penerimaan per Ha dengan luas
disebabkan karena penurunan harga jual kacang kapri (lihat lampiran 11).
Sementara itu, hubungan biaya produksi (C) per Ha dengan luas lahan
petani kacang kapri. Penurunan biaya produksi per Ha ini seharusnya berpengaruh
terhadap nilai R/C per Ha. Namun penurunan biaya produksi per Ha karena
semakin luasnya lahan petani dalam usahatani kacang kapri di daerah penelitian
luasnya lahan petani sehingga menyebabkan nilai R/C per Ha tidak secara nyata
berhubungan dengan luas lahan petani karena semakin luas lahan usahatani
6.1. Kesimpulan
financial.
pada harga jual Rp. 6241.55 /Kg dengan jumlah produksi 2515.06 /Ha.
3. Tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri
6.2. Saran
Nurmalinda, Rini Roslini, dan Suwandi. 2008. Teknologi Budidaya dan Analisis
Usahatani Kacang Kapri. dalam Buletin Penelitian Hortikultura Vol.XXII,
No.2. Balai Penelitian Hortikultura. Lembang
Soekartawi, 1986. Ilmu Usaha dan Pengembangan Petani Kecil, Jakarta :UI-
Press.
Keterangan :
Harga 1 Kg pupuk kandang = Rp 400
Harga 1 Kg Urea = Rp 2.100
Harga 1 Kg TSP = Rp 4.300
Harga 1 Kg KCl = Rp 5.800
Harga 1 bungkus pupuk daun = Rp 15.000
Keterangan :
Harga 1 botol pestisida = Rp 80.000
Harga 1 Kg pestisida = Rp 90.000
Keterangan :
Biaya 1 HKO = Rp 40.000
Keterangan :
Biaya transportasi 1 Kg kacang kapri = Rp
40
Jumlah Jumlah
Luas Penerimaan
No Produksi Produktivitas Harga Produksi
Lahan Per Petani
Sampel Per Petani (Ton/Ha) jual (Rp) Per Ha
(Ha) (Rp)
(Kg) (Kg)
1 0.10 400.00 4.00 11000.00 4400000.00 4000.00
2 0.10 387.00 3.87 10000.00 3870000.00 3870.00
3 0.12 430.00 3.58 11000.00 4730000.00 3583.33
4 0.12 417.00 3.48 10500.00 4378500.00 3475.00
5 0.12 405.00 3.38 11000.00 4455000.00 3375.00
6 0.14 596.00 4.26 10000.00 5960000.00 4257.14
7 0.15 645.00 4.30 10500.00 6772500.00 4300.00
8 0.15 660.00 4.40 10500.00 6930000.00 4400.00
9 0.18 687.00 3.82 10000.00 6870000.00 3816.67
10 0.25 1027.00 4.11 10000.00 10270000.00 4108.00
11 0.25 1120.00 4.48 10000.00 11200000.00 4480.00
12 0.25 950.00 3.80 9000.00 8550000.00 3800.00
13 0.25 890.00 3.56 9500.00 8455000.00 3560.00
14 0.30 1240.00 4.13 10000.00 12400000.00 4133.33
15 0.30 1100.00 3.67 9500.00 10450000.00 3666.67
16 0.30 1310.00 4.37 10000.00 13100000.00 4366.67
17 0.35 1350.00 3.86 10000.00 13500000.00 3857.14
18 0.40 1735.00 4.34 8500.00 14747500.00 4337.50
19 0.50 1985.00 3.97 9500.00 18857500.00 3970.00
20 0.50 2035.00 4.07 9000.00 18315000.00 4070.00
21 0.50 1896.00 3.79 8000.00 15168000.00 3792.00
22 0.50 2089.00 4.18 8500.00 17756500.00 4178.00
Total 5.83 23354.00 87.40 216000.00 221135500.00 87396.45
Rataan 0.27 1061.55 3.97 9818.18 10051613.64 3972.57
4.00 44000000.00
3.87 38700000.00
3.58 39416666.67
3.48 36487500.00
3.38 37125000.00
4.26 42571428.57
4.30 45150000.00
4.40 46200000.00
3.82 38166666.67
4.11 41080000.00
4.48 44800000.00
3.80 34200000.00
3.56 33820000.00
4.13 41333333.33
3.67 34833333.33
4.37 43666666.67
3.86 38571428.57
4.34 36868750.00
3.97 37715000.00
4.07 36630000.00
3.79 30336000.00
4.18 35513000.00
87.40 857184773.81
27463750.00 16536250.00
23723550.00 14976450.00
25202708.33 14213958.33
28409833.33 8077666.67
26191250.00 10933750.00
26656000.00 15915428.57
23207000.00 21943000.00
26191833.33 20008166.67
22128361.11 16038305.56
22201820.00 18878180.00
26371950.00 18428050.00
25647000.00 8553000.00
24633400.00 9186600.00
23427416.67 17905916.67
23438750.00 11394583.33
23050083.33 20616583.33
25036428.57 13535000.00
25528187.50 11340562.50
20154550.00 17560450.00
22691800.00 13938200.00
17469680.00 12866320.00
24942870.00 10570130.00
533768222.18 323416551.63
24262191.92 14700752.35
Luas
No R/C per 2
Lahan XY X Y2
Sampel Ha (Y)
(Ha) (X)
1 0.10 1.60 0.16 0.01 2.57
2 0.10 1.63 0.16 0.01 2.66
3 0.12 1.56 0.19 0.01 2.45
4 0.12 1.28 0.15 0.01 1.65
5 0.12 1.42 0.17 0.01 2.01
6 0.14 1.60 0.22 0.02 2.55
7 0.15 1.95 0.29 0.02 3.79
8 0.15 1.76 0.26 0.02 3.11
9 0.18 1.72 0.31 0.03 2.97
10 0.25 1.85 0.46 0.06 3.42
11 0.25 1.70 0.42 0.06 2.89
12 0.25 1.33 0.33 0.06 1.78
13 0.25 1.37 0.34 0.06 1.88
14 0.30 1.76 0.53 0.09 3.11
15 0.30 1.49 0.45 0.09 2.21
16 0.30 1.89 0.57 0.09 3.59
17 0.35 1.54 0.54 0.12 2.37
18 0.40 1.44 0.58 0.16 2.09
19 0.50 1.87 0.94 0.25 3.50
20 0.50 1.61 0.81 0.25 2.61
21 0.50 1.74 0.87 0.25 3.02
22 0.50 1.42 0.71 0.25 2.03
Total 5.83 35.56 9.47 1.96 58.25
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
r=
22(9,47) − (5,83)(35,56)
{22(1,96) − (5,83) 2 }{22(58,25) − (35,56) 2 }
r=
r = 0,082
Hipotesis :
r n−2 0,082 22 − 2
1− r2 1 − 0,007
thitung = = = 0,368