SKRIPSI
OLEH :
YESSICA GABRIELLA SINAGA
150304030
AGRIBISNIS
SKRIPSI
OLEH:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui trend produksi ayam ras pedaging 5
tahun terakhir di Kabupaten Deli Serdang, untuk menganalisis hubungan dan
pengaruh biaya input produksi terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras
pedaging pada skala usaha kecil dan usaha skala besar di daerah penelitian, untuk
menganalisis perbedaan kelayakan usaha ternak ayam ras pedaging pada skala
usaha kecil dan skala usaha besar di daerah penelitian, dan untuk mendeskripsikan
permasalahan-permasalahan internal dan eksternal yang dihadapi oleh peternak
dalam menjalankan usaha ternak ayam ras pedaging di daerah penelitian.
Metode penelitian pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, dengan besar ruang sampel yaitu 60 sampel. Data yang digunakan data
primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode trend
linear, analisis regresi berganda, analisis korelasi Pearson, dan metode analisis
tingkat kelayakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat trend positif pada pertumbuhan
daging ayam tahun 2013-2017 di Kabupaten Deli Serdang dengan persentse
pertumbuhan produksi sebesar 370,5 % per tahun. sedangkan, Proyeksi
pertumbuhannya pada tahun 2019 sampai 2023 adalah meningkat sebesar 47,93 % per
tahun. (2) Terdapat hubungan dan pengaruh biaya input produksi terhadap
pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging pada skala usaha kecil dan skala
usaha besar di daerah penelitian. (3) usaha ternak ayam ras pedaging skala usaha
kecil dan skala usaha besar di daerah penelitian layak untuk diusahakan. (4) Usaha
ternak ayam ras pedaging di daerah penelitian memiliki masalah masalah internal
dan ekternal.
Kata Kunci : Analisis Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging, Usaha Skala Kecil,
Usaha Skala Besar, Analisis Tingkat Kelayakan
The objective of the research is to discover the trend of broiler chicken production
for the last 5 years in Deli Serdang regency, to analyze the relation and impact of
production cost input towards the income of broiler chicken livestock business on
small scale business and large scale business in the region of research, to analyze
the difference of feasibility of broiler chicken livestock business on small scale
business and large scale business in the region of research, and to describe the
internal and external problems experienced by the breeder in running the broiler
chicken livestock business in the region of research.
The research sampling method is purposive sampling method, with the sample
scale of 60 samples. The utilized data are primary data and secondary data. The
analysis method used in the research is linear trend method, multiple regression
analysis, Pearson correlation analysis, and feasibility level analysis method.
Research study shows that (1) There exists a positive trend on the growth of
chicken meat in 2013 to 2017 in Deli Serdang regency with the production growth
percentage of 370,5% each year. Meanwhile, the growth projection in 2019 to
2023 increases with the number of 47,93% each year. (2) There exists a relation
and impact of production cost input towards the income of broiler chicken
livestock business on small scale business and large scale business in the region of
research. (3) The broiler chicken livestock businesses on small scale and large
scale business in the region of research is feasible for business. (4) The broiler
chicken livestock business in the region of research has internal and external
problems.
ii
Yessica Gabriella Sinaga, lahir di Batam pada tanggal 10 November 1997. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, putri dari Bapak Liston Sinaga,
3. Tahun 2012 masuk SMA Swasta Katolik TriSakti Medan lulus tahun 2015.
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Usaha Ternak
Ayam Ras Pedaging Pada Skala Usaha Kecil Dan Skala Usaha Besar di
Serdang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana di
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan setulus hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
1. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE selaku ketua komisi
arahan serta saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini dengan penuh
dengan baik.
iv
Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku
6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Liston Sinaga dan
Ibunda Yusni Darni yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang
tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi,
juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai
7. Kepada sahabat Marie Pasaribu, Refika Zehan, Wirda Zahra, Shafira Azhara,
Julius Adolf, Haniva Safira, Harun Hafiz, Solavide L.Gaol, Charunia Tobing,
Aida Destari, Sabila Nurhanifa, Dara Utami yang telah banyak direpotkan,
9. Kepada sahabat seiman yang terkasih dari SMA Sisilia Silalahi, Olivia
segala keluh kesah penulis selama proses penulisan skripsi serta selalu
10. Kepada mami Melly dan om Zainal yang dengan tulus membantu penelitian
11. Kepada Kepala KAPPEDA Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan
izin melaksanakan penelitian skripsi saya sehingga skripsi dapat berguna bagi
12. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis
vi
ABSTRAK ........................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Indentifikasi Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian....................................................................................... 5
vii
5.3 Perbedaan Kelayakan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil
dan Skala Besar ............................................................................................ 62
5.4 Masalah-masalah Internal dan Ekternal Yang Dihadapi Oleh Peternak Dalam
Menjalankan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging ........................................ 64
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 69
6.2 Saran.............................................................................................................. 70
LAMPIRAN
viii
15 Nilai NPV, Net B/C dan IRR Usaha Peternakan Ayam Ras 62
Pedaging Skala Kecil dan Skala Besar
ix
xi
32 NPV,IRR, dan Net B/C Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging 114
Skala Kecil
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
program pemerintah dalam rangka peningkatan gizi masyarakat dan juga sebagai
Usaha perunggasan (ayam ras) di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang
penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan peluang
agribisnis ayam ras pedaging. Ayam pedaging disebut juga ayam broiler
produk ternak lainnya selain itu keunggulan ayam ras pedaging antara lain
pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu
yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta
menghasilkan kualitas daging berserat lunak. Perkembangan yang pesat dari ayam
Peluang pasar ayam ras pedaging ini merupakan kesempatan yang potensial untuk
dengan kelebihan yang dimiliki ayam ras pedaging ini dibanding dengan ayam
kampung ataupun ayam petelur. Kelebihan itu yakni perputaran modal usaha ini
cepat. Ayam ras pedaging sudah dapat dijual ke pasar setelah berumur 5-6 minggu
Perkembangan yang pesat dari ayam ras pedaging ini juga merupakan upaya
Ayam Ras Pedaging sangat menjanjikan dengan perputaran uang yang sangat
cepat untuk usaha peternakan. Skala usaha peternakan ayam menentukan besarnya
pendapatan dan keuntungan pelaku usaha (Fitriza et all. 2012). Dengan cepatnya
Peternak ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan,
baik dalam skala usaha kecil maupun dalam skala usaha besar. Hal ini terlihat dari
jumlah peningkatan populasi ternak ayam broiler di provinsi Sumatera Utara dari
antara lain masa produksi yang relatif pendek yaitu kurang lebih 32-35 hari, harga
Permasalahan utama dalam usaha ternak ayam ras adalah pada skala usaha nya,
skala usaha kecil maupun skala usaha besar. Disisi lain, sebagian besar peternak
sangat rentan terhadap gejolak perubahan harga. Pada saat harga output turun,
biaya input produksi tidak otomatis turun, sehingga pendapatan peternak rendah
ataupun bahkan merugi maka resiko usaha usaha ternak ayam ras pedaging itu
hambatan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging antara lain manajemen
produksi, tidak ada kepastian waktu jual, marjin usaha rendah, sarana produksi
yang sangat tergantung pada impor dan persaingan global yang semakin ketat.
niatnya, tetapi harus menjadi penuntun untuk mencari jalan pemecahan masalah.
Salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem
agribisnis, yang dapat membuat usaha peternakan ayam ras pedaging tetap
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik pada tahun 2017, diketahui bahwa salah
satu daerah di Sumatera Utara yang potensial dalam memproduksi ayam ras
usaha ayam ras pedaging terbesar. Fenomena yang terjadi dalam usaha ternak
ayam Ras Pedaging secara umum adalah bahwa disamping prospeknya yang cerah
tetapi usaha ini juga memerlukan biaya yang tinggi untuk tiap periode
produksinya. Biaya yang paling banyak adalah biaya pakan ternak. Karena itu
sebagai berikut :
usaha ternak ayam ras pedaging pada skala usaha kecil dan skala usaha besar
di daerah penelitian?
3) Bagaimana perbedaan kelayakan usaha ternak ayam ras pedaging pada skala
penelitian?
pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging pada skala usaha kecil dan skala
pada skala usaha kecil dan skala usaha besar di daerah penelitian.
yang dihadapi oleh peternak dalam menjalankan usaha ternak ayam ras
1) Sebagai bahan informasi bagi peternak dalam melakukan usaha ternak ayam
ras pedaging.
membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah
kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam waktu 5-6 minggu ayam broiler
sudah memiliki bobot tubuh hingga 2 kg. Ayam ini merupakan jenis ras unggulan
Dalam usaha ternak ayam broiler, peternak harus mengusahakan agar ternaknya
sebagai syarat utama harus diberikan agar kebutuhan nutrisi terpenuhi. Tanpa
makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi untuk hidup dan produksi, alat
produksi ini tidak akan bekerja baik. Bahkan kematian dapat terjadi akibat
peternakan tidak berada di dalam kota atau di tepi kota. Lokasi ini harus
3. Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-
Tipe kandang ayam ras pedaging ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa
panggung (litter). Tipe panggung memiliki lantai kandang lebih bersih karena
pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter
lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah
(Anonimous, 2008).
Keunggulan ayam broiler akan terbentuk bila didukung oleh lingkungan karena
sifat genetis saja tidak menjamin keunggulan itu akan terlihat. Menurut Rasyaf
(2004) hal-hal yang mendukung keunggulan ayam broiler adalah sebagai berikut.
1. Makanan
Pertumbuhan yang sangat cepat tidak akan tampak bila tidak didukung dengan
ransum yang mengandung protein dan asam amino yang seimbang sesuai
kebutuhan ayam.
2. Temperatur lingkungan
sehingga ayam akan mengurangi beban panas dengan banyak minum dan tidak
makan. Akibatnya, sejumlah unsur nutrisi dan keperluan nutrisi utama yang
berasal dari makanan menjadi tidak masuk ke dalam tubuh ayam. Jadi, temperatur
ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kemampuan ayam broiler untuk
bertahan hidup.
3. Pemeliharaan
Bibit yang baik membutuhkan pemeliharaan yang baik pula. Ayam memerlukan
perawatan dan makanan yang baik. Perawatan ini termasuk vaksinasi yang baik
dan benar. Jika vaksinasinya tidak benar maka akan timbul penyakit yang akan
mengakibatkan kematian.
DOC adalah anak ayam umur sehari yang akan dibesarkan dan dipelihara menjadi
ayam ras pedaging. Dalam memilih bibit DOC yang baik ada beberapa pedoman
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur
• Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak
2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500
Kcal.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar
1.520 gram.
• Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak
2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram. Untuk
1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak
122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi
tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula
yaitu
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor (Anonimous, 2010).
dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata dan vaksin ND Lasotta
yang dilaksanakan pada umur 21 hari melalui suntikan atau air minum
(Anonimous, 2008).
Mulai usia satu hari sejak ditetaskan dan mulai dipelihara maka itulah yang
disebut awal masa produksi atau hari pertama produksi. Kemudian perjalanan
produksi tujuh hari ke muka maka itulah yang disebut satu minggu produksi.
Apabila minggu produksi itu dijalankan dalam kurun waktu 5 atau 6 kali minggu
produksi atau kurang lebih 35 hingga 42 hari maka itulah yang dinamakan masa
produksi. Pada masa ini ayam sudah siap dijual karena ayam sudah mencapai
bobot tubuh yang ideal untuk dipanen. Bila kegiatan ini diulang-ulang maka tiap
kali masa produksi dinamakan satu masa produksi. Antara satu masa produksi
dengan satu masa produksi berikut ada masa kosong selama dua minggu, artinya
selama dua minggu kandang yang bersangkutan dikosongkan. Adapun tujuan dari
10
kandang dibangun dengan sistem litter, terpal diletakkan pada seluruh lantai
kemudian gabah padi disebarkan di atasnya dan disiapkan pula terpal atau
agar kandang tetap hangat. Kemudian pakan disiapkan untuk ternak. Kandang
ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan sehingga energi yang diperoleh dari
daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2. Apabila kepadatannya lebih
dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur
(Anonimous, 2008).
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan tanpa harus terpengaruh oleh
jumlah ayam yang ada di kandang. Misalnya; gaji pegawai bulanan, penyusutan,
bunga atas modal, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain. Sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produksi ayam pedaging yang
dipelihara. Semakin banyak ayam maka akan semakin besar pula biaya variabel
ini secara total. Misalnya biaya untuk makanan, biaya pemeliharaan, biaya tenaga
Peternakan unggas tidak memerlukan tenaga kerja yang terlalu banyak. Hal ini
disebabkan oleh sifat kerja di peternakan unggas ini hanya sibuk sewaktu-waktu
11
saja dengan frekuensi yang tetap dan monoton pula. Untuk satu pria dewasa
kerja kasar yang statusnya harian. Mereka ini bertugas menangani pekerjaan-
Kemudian yang kedua tenaga kerja tetap yang terdiri atas pekerja kandang atau
yang sering disebut dengan anak kandang dan staf produksi maupun staf
Panen biasanya dilakukan 5-6 kali selama satu tahun. Setelah panen, kandang
dibiarkan selama tiga hari menunggu sampai kotoran ternak kering. Setelah itu
1. Hasil produksi utama berupa penjualan ayam pedaging, baik itu hidup maupun
dalam bentuk karkas. Bila ada kelebihan setelah dikurangi semua biaya maka
itulah keuntungan yang dapat diperoleh, sebaliknya jika hasil penjualan lebih
2. Hasil menjual kotoran ayam atau alas litter yang laku dijual kepada petani
sayur-sayuran atau petani palawija lainnya. Hasil penjualan ini cukup lumayan
sebab alas litter bercampur dengan kotoran ayam ini memang dapat digunakan
12
Akhir dari masa pemeliharaan ayam broiler akan bermuara pada pemasaran.
Tahap pemasaran ini tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan suatu usaha.
Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu, memakan waktu yang sesingkat-
singkatnya dan dengan harga jual yang relatif tinggi. Tanpa pemasaran yang baik,
(Suharno, 1997).
Para peternak biasanya tidak langsung menjual ayamnya ke pasar atau memotong
Mereka yang akan memasarkan ayam ke pangkalan ayam. Tempat ini umumnya
berada di pasar tradisional atau dekat dengan pasar tradisional (Suharno, 1997).
modal, tenaga kerja, dan skala usaha yang akan dihasilkan. Usaha peternakan juga
(peternakan rakyat) tidak perlu mengurus izin pendirian skala usaha kepada
pemerintah, tetapi cukup dengan melaporkan saja. Namun untuk usaha menengah
13
Skala usaha adalah besaran usaha yang secara linier menentukan tingkat hasil
(yield) yang mungkin diperoleh pedagang ternak dari produksi fisis yang akan
dicapai dari usahanya tersebut. Skala usaha menjadi penting untuk diperhitungkan
pada kegiatan usaha perdagangan ternak unggas dalam kaitan untuk mencapai apa
yang diistilahkan sebagai suatu economic of scale atau skala usaha yang ekonomis
dan menguntungkan pada usaha yang dimaksud. Skala usaha dalam kegiatan
Skala usaha sangat terkait dengan ketersediaan input dan pasar. Usaha hendaknya
ketersediaan input seperti modal, tenaga kerja, bibit, peralatan, serta fasilitas
produksi dan operasi lainnya harus dipertimbangkan. Oleh karena itu, dalam
Ilmu usaha tani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung pada
ekonominya. Atas dasar pengertian tersebut maka usaha tani adapat diartikan
sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
(Prawirokusumo, 1990).
14
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman sehingga tanaman
Nicholson (1995), kegiatan produksi ditinjau jangka panjang (long run), yaitu
suatu produksi tidak hanya saja output dapat berubah, tetapi mungkin semua input
dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami
produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil
variabel bebas :
Q = f ( K, L )
Y = f ( K, L )
Dimana :
Q = Output
Y = input
K = capital/modal
L = Labour/tenaga kerja Sugiarto.et al. (2002),
produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input)
15
perubahan yang artinya bahwa setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya
kalau memang diperlukan. Sudarman dalam Sisno (2001), teori produksi yaitu
Sasaran teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang efisien
Menurut Pindyck / Rubinfeld (1999), produksi adalah perubahan dari dua atau
lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output (produk). Untuk
pada sektor pertanian adalah adanya kapital tenaga kerja dan teknologi . Dengan
demikian terdapat hubungan antara produksi dengan input yaitu output maksimal
yang dihasilkan dengan input tertentu atau disebut fungsi produksi. Teori produksi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pertama teori produksi jangka pendek yaitu
jika seorang produsen menggunakan faktor produksi ada yang bersifat variabel
dan ada faktor produksi yang bersifat tetap. Kedua , teori produksi jangka panjang
yaitu bila semua input yang digunakan adalah input variabel, tidak terdapat input
tetap sehingga kita asumsikan bahwa ada dua jenis faktor produksi yaitu tenaga
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi
disebut Fungsi produksi. Fungsi Produksi adalah suatu fungsi atau persamaan
input-input. Hubungan antara masukan dan keluaran ini secara matematis dapat
16
Q = f ( X1 , X2, X3 …..Xn)
Dimana :
Q = Tingkat produksi (out put) dipengaruhi oleh faktor produksi X.
X = berbagai input yang digunakan atau variable yang mempengaruhi Q.
Dalam analisis usaha ternak pedaging terdapat biaya investasi dan biaya
operasional. Biaya investasi terdiri dari biaya pembuatan kandang dan biaya
pembelian peralatan dan perlengkapan. Dan untuk biaya operasional juga terbagi
atas dua kelompok besar yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan tanpa harus terpengaruh oleh
jumlah ayam yang ada di kandang. Adapun yang termasuk biaya tetap dalam
usaha ternak ayam ras pedaging adalah penyusutan kandang dan peralatan.
Sedangkan untuk biaya variabel yaitu bibit, pakan, tenaga kerja, obat-obatan,
vaksin, alat pemanas, penerangan, tenaga kerja, dan bunga bank. Sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produksi ayam pedaging yang
dipelihara. Semakin banyak ayam maka akan semakin besar pula biaya variabel
ini secara total. biaya variabel yaitu bibit, pakan, tenaga kerja, obat-obatan,
unggas tidak memerlukan tenaga kerja yang terlalu banyak. Hal ini disebabkan
oleh sifat kerja di peternakan unggas ini hanya sibuk sewaktu waktu saja dengan
frekuensi yang tetap dan monoton pula. Untuk satu pria dewasa mampu
17
kerja kasar yang statusnya harian. Mereka ini bertugas menangani pekerjaan-
Kemudian yang kedua tenaga kerja tetap yang terdiri atas pekerja kandang atau
yang sering disebut dengan anak kandang dan staf produksi maupun staf
Suatu model fungsi biaya (cost function) dapat digunakan untuk menilai tingkat
melakukan analisis fungsi biaya, yaitu: Pertama, aspek usahatani merupakan unit
analisis biaya. Kedua, harga masukan (input) dan produksi (output) sebagai
Biaya rendah menurut teori ekonomi dapat diwujudkan melalui pencapaian skala
semakin menurunnya biaya per satuan produk (AC= long run average cost).
Menurunnya AC disebabkan oleh jumlah biaya tetap (FC= fixed cost) yang
dibebankan secara lebih menyebar terhadap jumlah produksi yang lebih banyak.
Soekartawi (1995) biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
TC = FC + VC
18
dimana:
Biaya tetap tidak berubah walaupun adanya perubahan tingkat keluaran. Biaya ini
tetap harus dibayar meskipun tidak ada keluaran (produksi), dan hanya dapat
dihapus dengan sama sekali menutupnya. Sedangkan biaya variabel adalah biaya
dihasilkan. Semakin besar keluaran yang dihasilkan, maka biaya variabel juga
semakin besar (Pindyck, R.S. dan Daniel, L.R.). Biaya Rata-Rata dapat dihitung
dengan membagikan biaya total (TC) dan produksi selama satu tahun.
AC = TC / Q
dimana:
Q = Ouput
2.2.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu,
baik yang dijual maupun tidak dijual. Penerimaan merupakan hasil perkalian dari
produksi total dengan harga peroleh satuan, produksi total adalah hasil utama dan
sampingan sedangkan harga adalah harga pada tingkat usaha tani atau harga jual
19
harga jual atau penerimaan dapat dimaksudkan sebagai pendapatan kotor usaha,
sebab belum dikurangi dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses
2.2.4 Pendapatan
ekonomi perusahaan modal yaitu barang ekonomi yang dapat digunakan untuk
penerimaan yang didapatkan dengan total biaya yang digunakan dalam usahatani
Analisis usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang penerimaan dan
TR = Y . Py
Dimana :
TR = total penerimaan
Py = harga Y
produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
20
yang tidak dijual. Pengeluaran total usahatani (total farm expense) didefenisikan
sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam
Pd = TR-TC
dimana:
Pd = pendapatan
Keuntungan dapat dicapai jika jumlah penerimaan yang diperoleh dari hasil skala
usaha lebih besar dari pada jumlah pengeluarannya. Semakin tinggi selisih
pula bahwa secara ekonomi skala usaha tersebut layak dipertahankan atau
Skala Ekonomis, dalam ilmu mikro ekonomi, merujuk kepada keuntungan biaya
menyebabkan rata-rata biaya produksi per unit turun saat jumlah output
pengurangan biaya per unit saat ukuran fasilitas dan tingkat penggunaan input
21
lebih rendah saat meminjam dari bank dan memiliki akses ke berbagai instrumen
rentang yang lebih besar di pasar media output), dan teknologi (mengambil
Kelayakan dari suatu kegiatan usaha diperhitungkan atas dasar besarnya laba
kriteria investasi. Ada tiga kriteria investasi yang biasa dipakai yakni :
Setiap kriteria tadi dipakai untuk menentukan diterima tidaknya suatu usul
Nett Present Value merupakan selisih antara present value dari benefit dan present
value dari biaya. Menurut Gittinger (1986), suatu usaha dinyatakan layak jika
NPV > 0. Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Jika
NPV < 0 , maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan.
22
Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang
(present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha. Dengan kata lain,
IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya
modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga
usaha tersebut tidak layak untuk diambil (Kasmir dan Jakfar, 2003).
internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam
satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang
dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi
dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku
(discount rate) dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga
Net Benefit-Cost ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value
manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio
jika mempunyai Net B/C > 1. Apabila Net B/C = 1, maka usaha tersebut tidak
untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan
dilaksanakan atau tidak. Apabila Net B/C < 1 maka usaha tersebut merugikan
23
24
Usaha ternak ayam ras pedaging dibedakan menjadi skala usaha kecil dan skala
usaha besar. Untuk mendirikan suatu usaha peternakan ayam ras pedaging
tentulah tidak lepas dari penyediaan input produksi (pakan,bibit, lahan, kandang,
produksi tersebut maka usaha tersebut dapat berjalan yang dibarengi dengan
Untuk membiayai input-input tersebut diperlukan biaya. Biaya terbagi dua yakni
biaya tetap yang terdiri dari biaya pembuatan kandang, pembelian peralatan, dan
sewa lahan. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya pembelian bibit DOC,
Yang menjadi hal utama dalam usaha peternakan ayam ras pedaging adalah
suatu penanganan atau manajemen pemeliharaan yang baik dari semua aspek
25
Setelah berproduksi, maka ayam-ayam ini akan dipasarkan dengan harga yang
berlaku di pasaran. Penjualan setiap ekor ayam ras pedaging akan menghasilkan
Dalam pengusahaan ternak ayam ras pedaging usaha kecil dan usaha besar
terdapat perbedaan input produksi. Juga terdapat jumlah output yang berbeda,
kelayakan usaha, akan diketahui layak tidaknya usaha ini untuk terus dilanjutkan.
26
Produksi Produksi
Pendapatan Pendapatan
Tingkat Tingkat
Kelayakan Kelayakan
LAYAK
TIDAK
LAYAK
Ket :
: Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Pengaruh
27
Sesuai dengan landasan teori yang telah di susun, maka hipotesis penelitian yang
1. Terdapat trend positif pada produksi ternak ayam ras pedaging selama lima
pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging pada skala usaha kecil dan skala
3. Terdapat perbedaan nyata antara kelayakan usaha ternak ayam ras pedaging
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive sampling atau secara sengaja,
yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu. Daerah
kecamatan ini merupakan daerah yang memiliki usaha ternak ayam ras pedaging
terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Berikut ini tabel jumlah populasi dan
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Banyaknya Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017
No Kecamatan Tahun 2017
Banyaknya Usaha Populasi (Ekor)
1 Gunung Meriah - -
2 STM. Hulu - -
3 Sibolangit 6 924.000
4 Kutalimbaru 2 19.800
5 Pancur Batu 12 528.000
6 Namo rambe 6 165.000
7 Biru-Biru 8 176.000
8 STM Hilir 13 220.000
9 Bangun Purba 14 53.350
10 Galang 38 298.100
11 Tanjung Morawa 25 330.000
12 Patumbak 11 66.000
13 Deli Tua 5 44.000
14 Sunggal 5 22.000
15 Hamparan Perak 7 47.300
16 Labuhan Deli 1 8.800
17 Percut Sei Tuan 14 416.900
18 Batang Kuis 15 88.000
19 Pantai Labu 4 253.000
20 Beringin 10 132.000
21 Lubuk Pakam 4 18.150
22 Pagar Merbau 6 44.000
Jumlah 206 3.854.400
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang (2017)
29
yang layak digunakan adalah antara 30 sampai 500 orang. Berdasarkan pendapat
dengan alasan mengingat masyarakat yang akan diteliti adalah homogen, dilihat
dengan usaha ternak ayam ras pedaging. Dengan demikian penetapan anggota
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak yang melakukan budidaya
golongan atau strata menurut kriteria tertentu. Pembagian strata ini ditetapkan
30
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari indikator pengukuran skala usaha kecil usaha
ternak ayam ras pedaging adalah 30 peternak dan skala usaha besar usaha ternak
ayam ras pedaging adalah 30 peternak. Jadi jumlah sampel yang akan diteliti
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu berupa kuesioner diperoleh dari hasil wawancara
kepada peternak ayam ras pedaging di kecamatan Galang dan kecamatan Tanjung
Morawa kabupaten Deli serdang dengan membuat daftar pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Jenis data yang dikumpulkan seperti data harga input dan
output dalam usaha ternak ayam ras pedaging. Data sekunder diperoleh dari
instansi terkait seperti Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas
Untuk Tujuan Penulisan 1 yaitu digunakan analisis trend, analisis trend dengan
melihat grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data produksi ayam ras pedaging
untuk memproyeksikan produksi daging ayam ras pedaging pada tahun 2017-
deskriptif dengan melihat grafik yang dihasilkan. Metode ini untuk melihat
perkembangan dari data deret waktu. Sebagai sempel adalah tahun produksi yang
apabila jumlah data adalah genap, maka skor waktunya adalah... -5,-3,-1,1,3,5,..
jika jumlah data adalah ganjil maka skor waktunya adalah.. -2,-1,0,1,2,..
31
Untuk Tujuan Penulisan 2 Digunakan uji Koefisien Korelasi Pearson (r), untuk
terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil dan skala besar.
( ) ( ) ( ) ( )
Dimana :
y = Pendapatan usaha
Hipotesis :
Semakin kecil nilai r maka semakin lemah hubungan korelasi, dan sebaliknya
Dan untuk menganalisis pengaruh biaya input Digunakan analisis regresi, dimana
yang dianalisis adalah pengaruh input (bibit, kandang, pakan, obat-obatan, tenaga
kerja, dan peralatan) terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala
32
Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Variabel Kesalahan
Hipotesis :
(IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C Ratio. Dengan mengamati pendapatan
dari usaha ternak ayam pedaging selama beberapa tahun terakhir. yang secara
Dimana :
IRR = Internal Rate of Return
i = Suku bunga percobaan pertama
i’ = Suku bunga percobaan kedua
33
dikatakan layak, tetapi apabila IRR < suku bunga yang berlaku maka usaha
Cara menghitung usulan investasi dengan metode IRR dilakukan dengan trial and
error atas discount rate yang mendekati nilai IRR, yaitu i dan i’. Kemudian
dengan i dan i’ tersebut digunakan untuk menghitung NPV dan NPV’ sedapat
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang.
NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present
value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate
/biaya. Jika manfaat dinilai sekarang lebih besar daripada biaya dinilai sekarang,
berarti proyek atau gagasan usaha tersebut layak atau menguntungkan. Dengan
Dimana :
34
Ct = Cost
i = Discount rate
Net Benefit-Cost ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value
manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio
Dimana :
Bt = Benefit sosial kotor sehubungan dengan proyek tahun t
Ct = Biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun t termasuk segala
jenis pengeluaran
t = Jangka waktu usaha ternak
i = Tingkat suku bunga yang berlaku
Analisis Kelayakan
1. Net B/C ≥ 1, maka usaha ternak dikatakan layak
2. Net B/C < 1, maka usaha ternak dikatakan tidak layak
yang dihadapai oleh peternak dalam mengusahakan usaha ternaknya baik pada
usaha ternak ayam ras pedaging pada skala usaha kecil maupun skala usaha besar
di daerah penelitian.
35
3.5.1 Definisi
1. Ayam Ras Pedaging atau broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang
berumur 5-6 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai
2. Usaha ternak ayam ras pedaging adalah usaha ternak ayam ras yang tujuan
3. Peternak adalah orang yang mengusahakan ternak ayam ras pedaging sebagai
4. Skala usaha adalah jumlah ayam ras pedaging yang dipelihara peternak di
(Ekor).
5. Jumlah Bibit/DOC (Day Old Chicken) adalah jumlah ternak ayam yang masih
kecil atau bibit yang akan dipelihara hingga mencapai masa panen (ekor).
6. Peternak skala kecil merupakan peternak dengan jumlah bibit DOC ≤ 5000
ekor, Modal bibit DOC (Rp.6600/ekor x 5000 ekor) = ≤ Rp. 33.000.000,-, dan
7. Peternak skala besar merupakan peternak dengan jumlah bibit DOC > 5000
ekor, Modal bibit DOC ( Rp.6600/ekor x 5000 ekor) = ≥ Rp. 33.000.000,- dan
36
8. Input usaha ternak ayam ras pedaging adalah nilai dari sumberdaya yang
digunakan dalam proses produksi usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil
dan skala besar, antara lain ; bibit, pakan, obat-obatan, dan tenaga kerja yang
9. Output usaha ternak ayam ras pedaging adalah nilai hasil produksi rata-rata
dalam proses produksi usaha ternak ayam ras pedaging usaha skala kecil dan
skala besar berupa daging ayam, dan kotoran ayam yang dihitung dalam satuan
10. Penerimaan adalah nilai daging dan kotoran ayam yang diperoleh dengan
11. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan skala usaha ayam
1. Sampel adalah seluruh peternak yang melakukan usaha ternak ayam ras
37
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
98,89648 Lintang Selatan dan 3,43527 Bujur Timur yang merupakan daerah
memiliki luas 150.29 km2 yang terdiri dari 28 desa dan 1 kelurahan. Daerah ini
beriklim tropis dengan suhu 22,7 C – 33,0 0C dengan kelembaban 85% dan curah
hujan 2.294 – 2.452 mm. Pusat pemerintahan terletak di Galang Kota yang
Bangun Purba
terdiri dari 36.685 jiwa laki-laki dan 36.358 jiwa perempuan dengan kepadatan
39
Masyarakat Kecamatan Galang terdiri dari berbagai suku seperti suku Melayu
40
wilayah Galang Kota hanya seluas 11,45 km2. Desa dengan jumlah penduduk
paling sedikit di desa Paya Sampir yang berjumlah 187 jiwa, dengan desa seluas
Dari Tabel 5 diketahui bahwa jumlah perempuan terbanyak ada di umur <04
tahun dengan jumlah 3.790 jiwa. Dan jumlah perempuan paling sedikit di umur 60
– 64 tahun dengan jumlah 1.069 jiwa. Jumlah laki – laki terbanyak di umur <04
tahun dengan 3.907. Dan jumlah laki – laki yang paling sedikit di umur 60 – 64
41
Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa pertanian merupakan mata pencaharian utama
tersebut.
42
Rumah Sakit -
Puskesmas 29
Puskesmas Pembantu -
Poliklinik 1
Posyando 29
Sumber : Kecamatan Galang Dalam Angka, 2018
Dari Tabel 7 di atas, dapat kita lihat bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di
Kecamatan Tanjung Morawa cukup lengkap atau memadai yakni dengan jumlah
keseluruhan rumah ibadah yang tersebar di kecamatan ini adalah sebesar 73 unit,
dengan jumlah rumah ibadah sebesar ini membuat kita tidak terlalu sulit untuk
mencari rumah ibadah dan seluruh masyarakat dapat beribadah dengan baik.
kecamatan ini yakni sebesar 76 unit baik negeri maupun swasta. Sarana kesehatan
yang tidak kalah penting peranannya mempunyai jumlah yang cukup yakni
Kecamatan Tanjung Morawa memiliki luas daerah sebesar kurang lebih 13.175
Ha atau 131,75 Km2 dengan posisi geografis pada 03˚ 30˚ dan 11˚ 60˚ LU sampai
98˚ 46˚ dan 103˚ 83˚ BT. Kecamatan Tanjung Morawa memiliki ketinggian lokasi
30 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan
suhu rata-rata adalah 23˚-33˚ celcius. Jarak kantor kecamatan dengan ibu kota
kabupaten adalah 12 km, dan dengan ibu kota provinsi adalah 16 km. Kecamatan
43
Merbau.
terdiri dari 114,500 jiwa laki-laki dan 112,551 jiwa perempuan dengan kepadatan
44
berjumlah 22,887 jiwa dengan kepadatan penduduk 12,715 jiwa/km2, luas wilayah
Limau Manis hanya seluas 1,80 km2. Desa dengan jumlah penduduk paling
sedikit di desa Penara Kebun yang berjumlah 375 jiwa, dengan desa seluas 5,07
45
Dari tabel 9 diketahui bahwa jumlah perempuan terbanyak ada di umur 5-9 tahun
dengan jumlah 12,036 jiwa. Dan jumlah perempuan paling sedikit di umur 60 –
64 tahun dengan jumlah 2,668 jiwa. Jumlah laki – laki terbanyak di umur 0 - 4
tahun dengan 12,639. Dan jumlah laki – laki yang paling sedikit di umur 60 – 64
Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa Jasa Masyarakat merupakan mata pencaharian
dengan banyaknya jumlah tenaga kerja di bidang Jasa Masyarakat yaitu sebanyak
55.461 orang.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di kecamatan Tanjung Morawa dapat
46
2 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 29
SD Negeri & Swasta 77
SLTP Negeri & Swasta 23
SMU Negeri & Swasta 28
SMK 10
Madrasah Aliyah Negeri & Swasta 5
3 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 6
Puskesmas 2
Puskesmas Pembantu 9
Poliklinik 31
Rumah Bersalin 7
Sumber : Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka, 2018
Dari Tabel 11 di atas dapat kita lihat bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di
Kecamatan Tanjung Morawa cukup lengkap atau memadai yakni dengan jumlah
keseluruhan rumah ibadah yang tersebar di kecamatan ini adalah sebesar 229 unit,
kecamatan ini yakni sebesar 172 unit baik negeri maupun swasta. Sarana
kesehatan yang tidak kalah penting peranannya mempunyai jumlah yang cukup
yakni sebesar 55 unit yang termasuk Rumah sakit, puskesmas pembantu, dan
47
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, diperoleh data
produksi daging ayam ras pedaging di Deli Serdang dari tahun 2013-2017.
Sehingga laju pertumbuhan produksi daging ayam ras pedaging di Deli Serdang
Tabel 12. Laju Produksi Daging Ayam di Deli Serdang Tahun 2013-2017
Tahun Produksi (ton) Perubahan ton % Perubahan ton
2013 1.895.984 0 0
2014 2.275.116 379.132 19,99658225
2015 2.085.584 -189.532 -8,330652151
2016 7.980.779 5.895.195 282,6639924
2017 8.920.519 939.740 11,77504101
Jumlah 23.157.982 7.024.535 306
Rataan 4.631.596 1.404.907 61
Sumber : Badan Pusat Statistik
Pada tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya produksi daging ayam
Produksi daging ayam terbesar di Kabupaten Deli Serdang adalah pada tahun
2017 yakni sebesar 8.920.519 ton dan jumlah produksi terendah ada pada tahun
2003 yakni sebesar 1.895.984 ton. Di tahun 2015 terjadi penurunan produksi
daging ayam yakni sebesar 2.085.584 ton. Pada tabel juga dapat dilihat laju
pertumbuhan produksi daging ayam terbesar ada pada tahun 2016 yakni 282,7%
dari tahun sebelumnya atau meningkat sebesar 5.895.195 ton dan laju peningkatan
produksi terendah ada pada tahun 2015 yakni -8,33% atau meningkat -189.532
ton dari tahun sebelumya. Pada gambar berikut dapat dijelaskan kondisi produksi
48
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
2013 2014 2015 2016 2017
produksi terbesar ada pada tahun 2016. Pada tahun 2015 terjadi penurunan
produksi. Penurunan produksi daging ayam di Deli Serdang ini merupakan imbas
dari resesi ekonomi global pada tahun 2014. Dimana pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara umumnya melambat dan melemahkan daya jual daging ayam
akibat dominannya pasokan daging ayam impor. Daging ayam impor yang
semakin mahal akibat krisis ekonomi ini secara langsung mengurangi jumlah
daging yang tersedia. Namun hal ini tidak berkelanjutan, karena kurun waktu
produksi daging ayam di Deli Serdang adalah sebagai respon dari permintaan
inilah yang mendorong masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam. Selain itu,
49
daging ayam lebih disukai karena memiliki cita rasa yang lebih enak
kenaikan. Sehingga dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan produksi daging ayam
di Deli Serdang adalah trend meningkat. Dari analisis yang diperoleh, dalam
kurun waktu 2013-2017 produksi daging ayam di Deli Serdang mengalami trend
meningkat yakni sebesar 71,15% atau sekitar 17.710,51 ton dengan persentase
Trend pertumbuhan produksi daging ayam di Deli Serdang dalam kurun waktu 5
tahun terakhir mengalami trend positif, hal ini sesuai dengan hipotesis 1 yang
Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu 2013-2017
dapat diperoleh sebuah model trend linear untuk proyeksi produksi daging sapi di
Sumatera Utara. Dimana tahun sebagai variabel bebas dan produksi sebagai
Y* = 4631596,4+ 1975473,3X
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun produksi daging ayam di
proyeksi diketahui bahwa produksi daging ayam di Deli Serdang pada tahun 2023
sebesar 24.386.329 ton. Ini menandakan bahwa produksi daging ayam di Deli
Serdang cenderung meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 5 tahun sejak
50
Serdang sebesar 16.484.436 ton. Asumsi ini didapat melalui rumus sebagai
berikut.
Y* = a + bx*
Keterangan :
a = koefisien intersep
= 4631596,4+ 1975473,3(10)
= 24.386.329 ton
20,000,000
Produksi Daging Ayam
15,000,000
10,000,000
5,000,000
0
2019 2020 2021 2022 2023
51
pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil. Dengan pengujian tersebut
terhadap variabel terikat. Diketahui pada tabel bahwa nilai signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu bibit/DOC
(X1), Pakan (X2), Obat-obatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Penyusutan Kandang
(X5), dan Penyusutan Peralatan (X6). secara serempak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki hubungan yang
lebih signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil,
Penyusutan Peralatan.
a. Bibit/DOC (X1)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit (X1) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar -0,006 artinya variabel bibit memiliki hubungan yang sangat
lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
52
b. Pakan (X2)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan (X2) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar -0,335 artinya variabel pakan memiliki keeratan hubungan yang
lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
c. Obat-Obatan (X3)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel obat-obatan (X3) memiliki nilai koefisien
yang sangat lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala
besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel tenaga kerja (X4) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar -0,125 artinya variabel tenaga kerja memiliki keeratan yang
sangat lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar
(Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel kandang (X5) memiliki nilai koefisien
yang sangat lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala
besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel peralatan (X6) memiliki nilai koefisien
yang sangat lemah terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala
besar (Y).
53
pendapatan peternak usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil. Variabel-
Tabel 13. Pengaruh Biaya Input Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak
Ayam Ras Pedaging Skala Kecil
Variabel Koefisien t hitung Signifikan
Kontanta -84942 -1,857 0,076
Bibit/DOC -0,447 2,012 0,056
Pakan -0,633 -8,216 0,000
Obat-obatan 6,194 2,729 0,12
Tenaga Kerja -0,101 -0,054 0,958
Penyusutan Kandang 6,003 3,653 0,01
Penyusutan Peralatan 3,101 2,116 0,045
2
R 0,781
Uji F 0,000
F hitung 13,692
Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran 30
variabel pendapatan peternak ayam ras pedaging skala besar maka dapat dilihat
koefisien determinasi untuk model ini adalah 0,781 Artinya bahwa 78,1%
pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil dipengaruhi oleh faktor
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model ini.
54
diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu sebesar α 5%
atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu
bibit/DOC (X1), Pakan (X2), Obat-obatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Penyusutan
nyata terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil (Y).
Dengan pengujian simultan di atas telah diketahui bahwa seluruh variabel bebas
Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang
lebih signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil,
Untuk melihat itu, maka perlu dilakukan pengujian parsial (Uji t).
a. Bibit (X1)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,056). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima, artinya variabel bibit (X1) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
b. Pakan (X2)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,000). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
55
diterima, artinya variabel pakan (X2) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
c. Obat-Obatan (X3)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel obat-obatan memiliki nilai signifikansi t
sebesar (0,12). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau
nyata terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t
sebesar (0,958). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau
H1 ditolak, artinya variabel tenaga kerja (X4) secara parsial tidak berpengaruh
nyata terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,01). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima, artinya variabel kandang (X5) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,045). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
56
diterima, artinya variabel peralatan (X6) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
pendapatan peternak ayam ras pedaging skala besar. Dengan pengujian tersebut
terhadap variabel terikat. Diketahui pada tabel bahwa nilai signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu bibit/DOC
(X1), Pakan (X2), Obat-obatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Penyusutan Kandang
(X5), dan Penyusutan Peralatan (X6). secara serempak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras petelur skala besar (Y).
Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang
lebih signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging skala besar,
Penyusutan Peralatan.
a. Bibit/DOC (X1)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit (X1) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar 0,753 artinya variabel bibit memiliki keeratan hubungan yang
kuat terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
57
b. Pakan (X2)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan (X2) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar 0,775 artinya variabel pakan memiliki keeratan hubungan yang
kuat terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
c. Obat-Obatan (X3)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel obat-obatan (X3) memiliki nilai koefisien
yang sangat kuat terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala
besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel tenaga kerja (X4) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar 0,793 artinya variabel tenaga kerja memiliki keeratan yang kuat
terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel kandang (X5) memiliki nilai koefisien
korelasi sebesar 0,889 artinya variabel kandang memiliki keeratan hubungan yang
sangat kuat terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel peralatan (X6) memiliki nilai koefisien
yang sangat kuat terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar
(Y).
pendapatan peternak usaha ternak ayam ras pedaging skala besar. Variabel-
58
Tabel 14. Pengaruh Biaya Input Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak
Ayam Ras Pedaging Skala Besar
Variabel Koefisien t hitung Signifikan
Kontanta -11756 -1,228 0,232
Bibit/DOC -0,968 -3,444 0,002
Pakan -0,900 -6,079 0,000
Obat-obatan 32,606 2,691 0,013
Tenaga Kerja -10,100 -2,580 0,017
Penyusutan Kandang 7,465 1,731 0,097
Penyusutan Peralatan 6,763 3,716 0,001
R2 0,965
Uji F 0,000
F hitung 106,986
Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran 31
variabel pendapatan peternak ayam ras pedaging skala besar maka dapat dilihat
koefisien determinasi untuk model ini adalah 0,965 Artinya bahwa 96,5%
pendapatan peternak ayam ras pedaging skala besar dipengaruhi oleh faktor
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model ini.
59
diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu sebesar α 5%
atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu
bibit/DOC (X1), Pakan (X2), Obat-obatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Penyusutan
nyata terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil (Y).
Dengan pengujian simultan di atas telah diketahui bahwa seluruh variabel bebas
Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang
lebih signifikan terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil,
Untuk melihat itu, maka perlu dilakukan pengujian parsial (Uji t).
a. Bibit (X1)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,002). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima, artinya variabel bibit (X1) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
b. Pakan (X2)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,000). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima, artinya variabel pakan (X2) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
60
c. Obat-Obatan (X3)
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel obat-obatan memiliki nilai signifikansi t
sebesar (0,013). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau
terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t
sebesar (0,017). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau
H1 diterima, artinya variabel tenaga kerja (X4) secara parsial berpengaruh nyata
terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,097). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1
ditolak, artinya variabel kandang (X5) secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging skala besar (Y).
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pakan memiliki nilai signifikansi t sebesar
(0,001). Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima, artinya variabel peralatan (X6) secara parsial berpengaruh nyata terhadap
61
5.3 Perbedaan Kelayakan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Skala
Kecil dan Skala Besar
peternakan, yaitu dengan menghitung arus biaya dan arus penerimaan. Kelayakan
investasi antara lain: Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),
Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
berdasarkan tingkat suka bunga deposito BNI 2019, dan tingkat suku bunga
pinjaman BNI 2019. Tingkat suku bunga deposito BNI digunakan dengan asumsi
opportunity cost yang dipakai adalah suku bunga deposito sebesar 6,5% per tahun.
Sedangkan tingkat suku bunga pinjaman bank BNI digunakan dengan asumsi
bahwa Peternakan tersebut menggunakan modal pinjaman dari bank BNI dengan
Hasil analisis kelayakan usaha peternakan ayam ras pedaging pada skala kecil dan
skala besar berdasarkan kriteria NPV, Net B/C dan IRR dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 15. Nilai NPV, Net B/C dan IRR Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
Skala Kecil dan Skala Besar
Kriteria Skala Kecil Skala Besar
Net Present Value (NPV) Rp 354.279.768,2 Rp 5.263.535.443
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C) 1,13 1,54
Internal Rate Return (IRR) 13,95 % 55 %
Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran 32
62
Berdasarkan nilai ketiga kriteria investasi di atas, dapat dilihat bahwa usaha ternak
ayam ras pedaging pada skala kecil dan skala besar memperoleh NPV > 0 yang
artinya usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai pada NPV menunjukkan manfaat
bersih yang diterima dari usaha ternak ayam ras pedaging pada discount rate yang
berlaku. Nilai NPV yang positif artinya bahwa usaha ini memberikan keuntungan
Hasil Net B/C > 0 berarti usaha ini layak untuk dijalankan. Net B/C sama dengan
1,13 yang artinya setiap Rp 1,00 biaya yang telah dikeluarkan selama umur
menggunakan modal sendiri maupun modal pinjaman, maka usaha ternak ayam
ras pedaging menunjukkan Net B/C > 1, artinya layak untuk dikembangkan
(Gittinger, 1990).
Tingkat pengembalian internal atau IRR sebesar 13,95% lebih besar dari tingkat
suku bunga bank yang berlaku. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial tersebut,
dikatakan layak untuk dilanjutkan jika nilai IRR > Cost of capital.
Sedangkan pada Skala Besar, Nilai pada NPV menunjukkan manfaat bersih yang
diterima dari usaha ternak ayam ras pedaging pada discount rate yang berlaku.
Nilai NPV yang positif artinya bahwa usaha ini memberikan keuntungan senilai
63
Hasil Net B/C > 0 berarti usaha ini layak untuk dijalankan. Net B/C sama dengan
1,54 yang artinya setiap Rp 1,00 biaya yang telah dikeluarkan selama umur
menggunakan modal sendiri maupun modal pinjaman, maka usaha ternak ayam
ras pedaging menunjukkan Net B/C > 1, artinya layak untuk dikembangkan
(Gittinger, 1990).
Tingkat pengembalian internal atau IRR sebesar 55% lebih besar dari tingkat suku
dikatakan layak untuk dilanjutkan jika nilai IRR > Cost of capital.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan peternak/pengusaha ternak ayam ras
Biaya pakan yang tinggi membuat peternak/pengusaha berada pada posisi yang
cukup sulit, karena sangat mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan oleh
para pengusaha ternak. Tingginya biaya pakan tidak disertai dengan harga daging
yang tinggi, karena harga daging sangat berfluktuasi tergantung harga pasar. Hal
64
pendapatan pengusaha ternak ayam ras pedaging. Harga pakan bervariasi antar
sampel dalam penelitian. Ini disebabkan karena jenis pakan yang dibeli berbeda
harga jual dari produk mereka karena biasanya para agen pembeli yang membeli
ternak mereka atau perusahaan mitra yang menentukan harga jual ternak. Harga
tiap agen atau perusahaan mitra juga berbeda karena para agen atau perusahaan
pengangkutan dan biaya pemasaran ditanggung oleh mereka. Harga yang mereka
berikan tetap dipengaruhi harga pasar. Harga ayam berfluktuasi sesuai permintaan
dan penawaran di pasar. Harga ayam ras tertinggi biasanya terjadi pada bulan
menjelang hari besar keagamaan seperti Lebaran, Natal, dan tahun Baru. Pada
masa ini, permintaan terhadap daging ayam meningkat dibanding masa biasa.
produksi dapat dapat membuat harga turun. Apabila terjadi kegagalan produksi
masyarakat lebih tinggi dari penawaran daging ayam. Hal ini menyebabkan harga
lebih tinggi dari permintaan daging ayam sehingga harga menjadi turun.
Memang selama ini daging ayam menjadi makanan favorit bagi setiap masyarakat
terutama bagi anak-anak. Namun hambatan yang terjadi pada peternak adalah
65
permintaan pasar yang menurun dikarenakan harga daging ayam yang meningkat
tajam. Penyebab harga daging ayam meningkat dikarenakan harga untuk proses
produksi dan biaya operasional yang mahal seperti pakan ayam, ayam banyak
mengalami kematian dan lain sebaginya. Di saat harga daging ayam mahal justru
Sistem pemeliharaan ayam ras pedaging yang agak rumit menjadi kendala bagi
pengusaha ternak. Hal ini berpengaruh pada hasil produksi yang mereka terima.
ternak dalam jumlah besar apabila terjadi kesalahan prosedur dalam pemeliharaan
dapat berakibat fatal terhadap kehidupan ternak ayam ras pedaging yang sensitif
terhadap keadaan iklim, cuaca dan keadaan di sekitar kandang. Kematian rata-rata
minimnya keterampilan beternak dapat mencapai 15% dari jumlah ternak ayam
keseluruhan.
kedatangan bibit ayam yang baru dari perusahaan mitra ataupun dari agen.
Kedatangan bibit biasa mencapai tenggang waktu 2 bulan setelah panen. Hal ini
kandang dan para pekerja tidak memperoleh upah pada saat terjadi kekosongan
kandang.
66
dipengaruhi oleh suhu dan cuaca lingkungannya. Salah satu kondisi cuaca di
Indonesia ini adalah banyak curah hujan, lembab, dan panas berkepanjangan
membawa dampak signifikan bagi peternak. Hal yang seringkali muncul akibat
perubahan suhu udara, curah hujan yang tinggi dan kelembaban yang tinggi
adalah heat stress atau ayam stress akibat panas. Beberapa dampak yang
dirasakan peternak karena kondisi ini diantaranya kandang menjadi bau karena
kotoran basah, serangan penyakit, angka kematian meningkat, bobot tak terkejar,
Ayam ras pedaging salah satu jenis ayam yang mudah sekali terkena penyakit
seperti infeksi sehingga angka kematian ayam ini cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Ayam ras pedaging mudah stress dan
nafsu makan menjadi menurun, saat itu ayam akan mudah sekali terkena macam
penyakit dan infeksi. Apabila ayam terkena penyakit kemungkinan besar akan
menyebabkan kerugian besar bagi peternak karena biasanya penyakit bukan hanya
terkena pada beberapa ekor ayam saja. Begitu juga dengan masalah hama dalam
hal ini kucing dan musang sering memakan ternak ayam terutama pada ternak
ayam usia muda/anakan. Besar kerugian yang diakibatkan masalah keamanan dan
masalah hama ini tidak terlalu besar, hanya bebarapa ekor saja, yang jumlahnya ±
dari jumlah ternak ayam ras pedaging secara keseluruhan dalam satu periode.
67
Yang menjadi masalah dalam hal keamanan adalah seringnya para pemuda
setempat maupun dari luar daerah yang meminta ayam kepada peternak ketika
sudah panen, dan setelah dikasih mereka meminta lebih. Terkadang juga mereka
peternakan.
salah satu yang menjadi masalah ekternal yang dihadapi oleh peternak ayam ras
wadah koperasi di perdesaan agar lebih berdaya saing dan punya posisi tawar
penurunan harga daging ayam di tingkat peternak karena kelebihan pasokan, serta
keluhan biaya produksi yang tinggi akibat harga bibit ayam (Day Old
68
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebesar 370,5 % dan Persentase rata-rata per tahun produksi daging Ayam dari
47,93 % dan Persentase rata-rata per tahun produksi daging Ayam dari tahun
hubungan biaya input terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging
skala kecil dan skala besar dengan nilai signifikansi 0,000, lebih kecil daripada
Melalui uji regresi linear berganda yang digunakan, diperoleh bahwa 78,1%
pendapatan peternak ayam ras pedaging skala kecil dipengaruhi oleh faktor
21,9% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan
dalam model.
Sedangkan pada usaha ternak ayam ras pedaging skala besar 96,5% pendapatan
peternak ayam ras pedaging skala besar dipengaruhi oleh faktor bibit/DOC,
69
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model.
3. usaha ternak ayam ras pedaging skala usaha kecil dan skala usaha besar di
masalah internal dan ekternal. Masalah internal yaitu,biaya pakan yang tinggi,
bibit, suhu dan cuaca, serta penyakit dan hama. Sedangkan masalah eksternal
koperasi.
6.2 Saran
Perlu adanya perhatian khusus pada usaha ternak ayam ras pedaging karena usaha
ini memiliki prospek yang sangat baik dengan membina wadah koperasi para
harus gencar dalam mengawasi setiap serangan penyakit dengan vaksinasi dan
Agar para pengusaha ternak lebih berani mengambil resiko untuk memperbesar
skala usahanya dan para pengusaha ternak juga sebaiknya membentuk wadah
70
diperoleh hasil yang optimal dengan penggunaan input produksi yang lebih
efisien, karena usaha ini memiliki prospek yang baik dan keuntungan yang besar
menerapkan manajemen usaha yang lebih baik (lebih professional) sehingga dapat
alternative (jagung, bungkil kedelai) dan persaingan dengan luar negeri dan
daerah lain. Dengan begitu diharapkan akan tercipta inovasi baru untuk
71
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I. B. K. 2009. Ternak Broiler: Manajemen Produksi dan Penyakit .
Cetakan Ke-1. Swasta Nulus. Denpasar.
Kasmir, & Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Predana Media Gruo
Kadariah, et al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
North, M.O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual.
4thEdition. Van Nostrdan. Reinhold, New York.
Rasyid, I.dan S. N. Sirajuddin.2010. Peranan Pola Kemitraan Inti Plasma Pada Peternak
Usaha Ayam Broiler (Buletin Ilmu Peternakan). Dinas Peternakan. Makasar.
72
Siregar, A.P., M. Sabrani dan S. Pramu. 1980. Teknik Beternak Ayam Pedaging
di Indonesia. Penerbit Margie Group, Jakarta.
73
No Sampel Jumlah Ternak (Ekor) Umur Peternak (Tahun) Pengalaman Beternak (Tahun)
1 1000 30 3
2 2000 33 3
3 2000 30 5
4 2000 30 4
5 2000 26 2
6 2000 24 2
7 2000 21 6
8 2500 38 3
9 3000 54 3
10 3000 39 6
11 3000 44 6
12 3500 33 5
13 3500 24 5
14 3500 43 8
15 4000 39 7
16 4000 27 3
17 4000 40 10
18 4000 32 7
19 4000 45 2
20 4000 27 2
21 4000 45 5
22 5000 47 3
23 5000 48 3
24 5000 21 3
25 5000 28 3
26 5000 28 7
27 5000 26 2
28 5000 52 9
29 5000 43 5
30 5000 26 9
Jumlah 108.000 1043 141
Rataan 3600 34,76666667 4,7
No. Sampel Jumlah Ternak (Ekor) Umur Peternak (Tahun) Pengalaman Beternak (Tahun)
1 6000 38 3
2 6000 33 5
3 6000 42 5
4 6000 35 15
5 7000 70 8
6 7000 36 3
7 7000 43 3
8 7000 32 2
9 8000 40 8
10 8000 33 5
11 8000 30 8
12 8000 35 10
13 8000 45 6
14 8000 39 5
15 8500 41 5
16 9000 35 20
17 9000 47 4
18 9500 57 10
19 10.000 38 8
20 10.000 45 8
21 10.000 48 10
22 10.000 50 10
23 12.000 40 10
24 12.000 45 8
25 15.000 48 25
26 15.000 54 8
27 15.000 48 9
28 20.000 49 8
29 23.000 46 10
30 30.000 40 7
Jumlah 318.000 1282 246
Rataan 10.600 42,73333333 8,2
Lampiran 3. Biaya Bibit/DOC Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
No. Sampel Luas Kandang (m3) Jumlah Bibit (Ekor) Harga/Ekor (Rp) Total Biaya Bibit/DOC (Rp)
1 144 1000 5500 550.0000
2 250 2000 7250 14.500.000
3 270 2000 5000 10.000.000
4 250 2000 5000 10.000.000
5 250 2000 5500 11.000.000
6 360 2000 5800 11.600.000
7 360 2000 6000 12.000.000
8 360 2500 6500 16.250.000
9 405 3000 8300 24.900.000
10 415 3000 7800 23.400.000
11 423 3000 5500 16.500.000
12 441 3500 7000 24.500.000
13 441 3500 6000 21.000.000
14 441 3500 7370 25.795.000
15 560 4000 6500 26.000.000
16 495 4000 6500 26.000.000
17 495 4000 7250 29.000.000
18 504 4000 7200 28.800.000
19 500 4000 7000 28.000.000
20 504 4000 7250 29.000.000
21 486 4000 6400 25.600.000
22 625 5000 6400 32.000.000
23 621 5000 6400 32.000.000
24 621 5000 6600 33.000.000
25 625 5000 6600 33.000.000
26 621 5000 6600 33.000.000
27 625 5000 6400 32.000.000
28 625 5000 5500 27.500.000
29 625 5000 5500 27.500.000
30 625 5000 6600 33.000.000
Total 13.967 108.000 193.220 702.345.000
Rataan 465,5666667 3600 6440,666667 23.411.500
Lampiran 4. Biaya Bibit/DOC Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
No. Sampel Luas Kandang (m3) Jumlah Bibit (Ekor) Harga/Ekor (Rp) Total Biaya Bibit/DOC (Rp)
1 750 6000 5500 33.000.000
2 765 6000 5500 33.000.000
3 774 6000 6600 39.600.000
4 780 6000 7000 42.000.000
5 900 7000 7000 49.000.000
6 864 7000 7000 49.000.000
7 855 7000 7500 52.500.000
8 900 7000 7200 50.400.000
9 1000 8000 6300 50.400.000
10 950 8000 7000 56.000.000
11 980 8000 7000 56.000.000
12 990 8000 6750 54.000.000
13 980 8000 6700 53.600.000
14 964 8000 6700 53.600.000
15 1000 8500 7200 61.200.000
16 1100 9000 8000 72.000.000
17 1100 9000 5000 45.000/000
18 1080 9500 8000 76.000.000
19 1250 10.000 8300 83.000.000
20 1100 10.000 7000 70.000.000
21 1200 10.000 7300 73.000.000
22 1250 10.000 7000 70.000.000
23 1500 12.000 7200 86.400.000
24 1450 12.000 7200 86.400.000
25 1890 15.000 5000 75.000.000
26 1920 15.000 7000 105.000.000
27 1920 15.000 5000 75.000.000
28 2500 20.000 7250 145.000.000
29 2900 23.000 6000 138.000.000
30 3750 30.000 5000 150.000.000
Total 39.362 318.000 201.200 2.083.100.000
Rataan 1312,066667 10.600 6706,666667 69.436.666,67
Lampiran 5. Biaya Pakan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Lanjutan Lampiran 5.
Lampiran 6. Biaya Pakan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Lanjutan lampiran 6.
Lampiran 7. Biaya Obat-Obatan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
No. Sampel Luas Kandang (m3) Jumlah Ternak (Ekor) Total Biaya Obat-obatan/Periode (Rp)
1 144 1000 550.000
2 250 2000 1.200.000
3 270 2000 1.200.000
4 250 2000 1.100.000
5 250 2000 1.200.000
6 360 2000 1.000.000
7 360 2000 1.000.000
8 360 2500 2.000.000
9 405 3000 1.700.000
10 415 3000 1.500.000
11 423 3000 1.200.000
12 441 3500 1.700.000
13 441 3500 1.800.000
14 441 3500 2.000.000
15 560 4000 1.500.000
16 495 4000 2.000.000
17 495 4000 2.000.000
18 504 4000 1.500.000
19 500 4000 1.500.000
20 504 4000 2.500.000
21 486 4000 2.000.000
22 625 5000 2.200.000
23 621 5000 3.000.000
24 621 5000 3.500.000
25 625 5000 2.500.000
26 621 5000 2.800.000
27 625 5000 2.500.000
28 625 5000 3.000.000
29 625 5000 2.800.000
30 625 5000 2.500.000
Total 13.967 108.000 56.950.000
Rataan 465,5666667 3600 1.881.667
Lampiran 8. Biaya Obat-Obatan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
No. Sampel Luas Kandang (m3) Jumlah Ternak (Ekor) Total Biaya Obat-obatan/Periode (Rp)
1 750 6000 3.000.000
2 765 6000 3.000.000
3 774 6000 2.500.000
4 780 6000 2.500.000
5 900 7000 3.200.000
6 864 7000 3.500.000
7 855 7000 3.500.000
8 900 7000 3.250.000
9 1000 8000 4.000.000
10 950 8000 4.000.000
11 980 8000 3.500.000
12 990 8000 4.000.000
13 980 8000 4.000.000
14 964 8000 4.000.000
15 1000 8500 4.200.000
16 1100 9000 4.500.000
17 1100 9000 4.500.000
18 1080 9500 4.750.000
19 1250 10.000 5.000.000
20 1100 10.000 4.800.000
21 1200 10.000 5.000.000
22 1250 10.000 4.850.000
23 1500 12.000 6.000.000
24 1450 12.000 5.500.000
25 1890 15.000 7.500.000
26 1920 15.000 7.000.000
27 1920 15.000 7.250.000
28 2500 20.000 10.000.000
29 2900 23.000 11.000.000
30 3750 30.000 15.000.000
Total 39.362 3.180.00 154.800.000
Rataan 1312,066667 10.600 5.160.000
Lampiran 9. Biaya Tenaga Kerja Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
No. Sampel Jumlah Ternak (Ekor) Jumlah Tenaga Kerja Upah/Orang (Rp) Total Biaya Tenaga Kerja (Rp)
1 1000 1 500.000 500.000
2 2000 1 1.200.000 1.200.000
3 2000 1 1.000.000 1.000.000
4 2000 1 1.300.000 1.300.000
5 2000 1 1.000.000 1.000.000
6 2000 1 1.250.000 1.250.000
7 2000 1 1.200.000 1.200.000
8 2500 1 1.250.000 1.250.000
9 3000 1 1.500.000 1.500.000
10 3000 1 1.500.000 1.500.000
11 3000 1 2.000.000 2.000.000
12 3500 1 1.750.000 1.750.000
13 3500 1 2.000.000 2.000.000
14 3500 1 1.500.000 1.500.000
15 4000 1 2.000.000 2.000.000
16 4000 1 2.000.000 2.000.000
17 4000 1 2.000.000 2.000.000
18 4000 1 2.800.000 2.800.000
19 4000 1 2.500.000 2.500.000
20 4000 1 2.800.000 2.800.000
21 4000 1 2.000.000 2.000.000
22 5000 1 4.000.000 4.000.000
23 5000 1 2.500.000 2.500.000
24 5000 1 2.500.000 2.500.000
25 5000 1 2.000.000 2.000.000
26 5000 1 2.500.000 2.500.000
27 5000 1 3.500.000 3.500.000
28 5000 1 2.500.000 2.500.000
29 5000 1 2.500.000 2.500.000
30 5000 1 2.500.000 2.500.000
Jumlah 108.000 30 59.550.000 59.550.000
Rataan 3600 1 198.5000 1.985.000
Lampiran 10. Biaya Tenaga Kerja Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
No. Sampel Jumlah Ternak (Ekor) Jumlah Tenaga Kerja Upah/Orang (Rp) Total Biaya Tenaga Kerja (Rp)
1 6000 1 3.000.000 3.000.000
2 6000 1 3.000.000 3.000.000
3 6000 1 3.000.000 3.000.000
4 6000 1 3.000.000 3.000.000
5 7000 1 3.500.000 3.500.000
6 7000 1 3.500.000 3.500.000
7 7000 1 3.000.000 3.000.000
8 7000 1 3.500.000 3.500.000
9 8000 1 4.000.000 4.000.000
10 8000 1 4.000.000 4.000.000
11 8000 1 4.000.000 4.000.000
12 8000 1 4.000.000 4.000.000
13 8000 2 2.000.000 4.000.000
14 8000 1 4.000.000 4.000.000
15 8500 1 4.200.000 4.200.000
16 9000 1 5.000.000 5.000.000
17 9000 1 1.500.000 1.500.000
18 9500 2 2.500.000 5.000.000
19 10.000 1 3.500.000 3.500.000
20 10.000 3 1.500.000 4.500.000
21 10.000 2 2.500.000 5.000.000
22 10.000 2 2.500.000 5.000.000
23 12.000 2 3.000.000 6.000.000
24 12.000 2 3.000.000 6.000.000
25 15.000 4 2.000.000 8.000.000
26 15.000 3 2.500.000 7.500.000
27 15.000 4 2.000.000 8.000.000
28 20.000 2 4.500.000 9.000.000
29 23.000 4 2.500.000 10.000.000
30 30.000 4 2.950.000 11.800.000
Jumlah 318.000 53 93.150.000 149.500.000
Rataan 10.600 1,766666667 3.105.000 4.983.333,333
Lampiran 11. Jumlah dan Nilai Peralatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
No. Jumlah Jumlah Peralatan (Unit)
Sampel Ternak (Ekor) Galon Otomatis Tempat Pakan Baby Chick Gas Solek Bola Lampu Kipas Tong Air Alat Timbangan Mesin
Besar Angin Doorsmeer Pompa Air
1 1000 17 50 30 1 5 - 1 1 1 1
2 2000 35 100 50 2 12 - 1 1 1 1
3 2000 35 80 40 4 12 1 2 1 1 1
4 2000 33 85 45 2 8 1 2 1 1 1
5 2000 33 90 50 2 10 1 2 1 1 1
6 2000 34 90 50 2 12 2 1 1 1 1
7 2000 35 72 40 2 12 1 1 1 1 1
8 2500 38 110 65 3 12 - 1 1 1 1
9 3000 50 160 90 3 15 - 1 1 1 1
10 3000 50 155 80 3 16 - 1 1 1 1
11 3000 51 165 63 3 15 1 1 1 1 1
12 3500 55 170 85 3 18 - 1 1 1 1
13 3500 60 170 40 3 15 1 2 1 1 1
14 3500 60 170 40 4 18 1 2 1 1 1
15 4000 68 170 85 4 17 2 1 1 1 1
16 4000 70 170 90 4 18 2 1 1 1 1
17 4000 70 210 100 4 20 - 2 1 1 1
18 4000 60 160 96 4 25 2 2 1 1 1
19 4000 65 200 100 4 25 2 2 1 1 1
20 4000 60 160 120 4 24 - 2 1 1 1
21 4000 68 180 90 4 20 1 2 1 1 1
22 5000 85 220 110 5 24 1 2 1 1 1
23 5000 80 200 100 5 25 - 1 1 1 1
24 5000 78 200 100 5 25 2 1 1 1 1
25 5000 60 210 100 5 25 - 1 1 1 1
26 5000 60 210 110 5 27 3 1 1 1 1
27 5000 80 216 107 5 27 4 2 1 1 1
28 5000 85 220 110 5 27 1 2 1 1 1
29 5000 85 225 110 5 30 1 2 1 1 1
30 5000 70 220 110 5 30 4 2 1 1 1
Jumlah 108.000 1730 4838 2406 110 569 34 45 30 30 30
Rataan 3600 57,66666667 161,2666667 80,2 3,666667 18,9666667 1,7 1,5 1 1 1
Lampiran 12. Jumlah dan Nilai Peralatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Jumlah Peralatan (Unit)
No. Jumlah Ternak
Galon Tempat Bola Alat Mesin
Sampel (Ekor) Baby Chick Gas Solek Kipas Angin Tong Air Timbangan
Otomatis Pakan Besar Lampu Doorsmeer Pompa Air
1 6000 105 320 160 6 30 1 2 1 1 1
2 6000 110 310 155 6 25 2 2 1 1 1
3 6000 100 310 150 6 30 2 2 1 1 1
4 6000 100 300 150 6 25 2 2 1 1 1
5 7000 115 300 150 7 35 - 6 1 1 1
6 7000 119 200 150 7 30 - 2 1 2 1
7 7000 120 200 150 7 30 1 2 1 1 2
8 7000 125 350 175 7 30 2 4 1 1 2
9 8000 136 400 200 8 40 - 2 1 2 2
10 8000 130 380 190 8 30 - 2 1 2 2
11 8000 135 300 200 8 30 - 2 1 1 2
12 8000 135 370 185 8 40 - 2 1 2 2
13 8000 136 380 100 8 30 - 2 1 1 1
14 8000 130 400 100 8 30 1 2 1 1 1
15 8500 145 200 100 8 35 1 2 1 2 2
16 9000 153 300 200 9 40 - 2 1 1 2
17 9000 155 300 200 9 40 - 2 1 1 1
18 9500 170 220 100 8 45 4 2 2 1 2
19 10.000 120 500 200 10 50 6 4 2 1 2
20 10.000 125 400 285 9 45 1 5 2 2 2
21 10.000 184 450 150 10 50 6 4 2 2 2
22 10.000 170 340 200 10 45 5 4 2 3 2
23 12.000 205 600 300 12 60 6 4 2 2 2
24 12.000 210 600 300 15 60 5 4 2 2 2
25 15.000 230 750 320 14 75 10 5 2 2 1
26 15.000 274 660 420 14 131 14 3 2 3 1
27 15.000 255 450 280 15 80 9 4 2 2 2
28 20.000 340 600 400 20 100 12 8 2 2 2
29 23.000 390 920 565 20 115 4 10 1 3 2
30 30.000 510 1800 1120 30 300 18 10 4 4 3
Jumlah 318000 5332 13610 7355 313 1706 112 107 44 51 50
Rataan 10600 177,7333333 453,6666667 245,16667 10,43333 56,8666667 5,33333333 3,56667 1,466666667 1,7 1,666666667
Lampiran 13. Nilai Penyusutan Investasi Peralatan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Lanjutan Lampiran 13
Baby Chick Gas Solek Bola Lampu
Nilai Umur Nilai Nilai Umur Nilai Nilai Umur Nilai
Penyusutan Penyusutan Penyusutan
Peralatan ekonomis Akhir Peralatan ekonomis Akhir Peralatan ekonomis Akhir
750.000 4 4000 186.500,00 800.000 8 3000 99.625,00 150.000 4 4000 36.500,00
1.250.000 5 6000 248.800,00 1.600.000 8 6000 199.250,00 300.000 4 3000 74.250,00
880.000 5 3000 175.400,00 4.800.000 9 4000 532.888,89 300.000 4 3000 74.250,00
787.500 5 3000 156.900,00 2.400.000 8 3000 299.625,00 1.000.000 6 6000 165.666,67
1.000.000 5 4000 199.200,00 2.400.000 8 4000 299.500,00 300.000 4 4000 74.000,00
1.100.000 5 4000 219.200,00 1.800.000 7 6000 256.285,71 300.000 4 3000 74.250,00
1.400.000 5 4000 279.200,00 2.000.000 8 4000 249.500,00 300.000 4 3000 74.250,00
1.430.000 5 4000 285.200,00 1.050.000 8 4000 130.750,00 300.000 4 3000 74.250,00
1.980.000 5 6000 394.800,00 360.000 7 3000 51.000,00 375.000 3 4000 123.666,67
2.400.000 5 6000 478.800,00 2.850.000 8 4000 355.750,00 400.000 4 3000 99.250,00
1.890.000 5 6000 376.800,00 2.400.000 8 4000 299.500,00 375.000 3 3000 124.000,00
2.550.000 5 6000 508.800,00 3.000.000 9 4000 332.888,89 450.000 4 4000 111.500,00
1.200.000 5 3000 239.400,00 2.400.000 8 4000 299.500,00 375.000 3 3000 124.000,00
1.200.000 4 3000 299.250,00 3.200.000 8 4000 399.500,00 450.000 4 4000 111.500,00
1.870.000 5 3000 373.400,00 4.400.000 9 4000 488.444,44 510.000 4 6000 126.000,00
2.250.000 5 4000 449.200,00 4.000.000 9 4000 444.000,00 540.000 4 6000 133.500,00
3.000.000 4 6000 748.500,00 3.200.000 8 4000 399.500,00 500.000 4 6000 123.500,00
2.400.000 4 3000 599.250,00 3.200.000 8 4000 399.500,00 625.000 4 6000 154.750,00
2.500.000 4 3000 624.250,00 3.200.000 8 4000 399.500,00 625.000 4 6000 154.750,00
2.640.000 4 3000 659.250,00 6.000.000 9 8000 665.777,78 600.000 3 4000 198.666,67
4.500.000 4 4000 1.124.000,00 4.400.000 8 3000 549.625,00 500.000 3 4000 165.333,33
2.200.000 4 3000 549.250,00 5.000.000 9 4000 555.111,11 528.000 3 4000 174.666,67
1.500.000 5 3000 299.400,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 625.000 4 4000 155.250,00
2.200.000 4 3000 549.250,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 625.000 4 4000 155.250,00
2.200.000 4 3000 549.250,00 4.000.000 8 3000 499.625,00 625.000 4 4000 155.250,00
2.420.000 4 3000 604.250,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 594.000 4 3000 147.750,00
2.675.000 5 3000 534.400,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 594.000 4 3000 147.750,00
2.420.000 4 3000 604.250,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 594.000 4 3000 147.750,00
2.530.000 4 3000 631.750,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 600.000 4 4000 149.000,00
2750000 4 3000 686.750,00 6.000.000 8 3000 749.625,00 600.000 4 4000 149.000,00
59872500 136 115.000 13.634.650 110.460.000 244 116.000 13.454.021,83 14.660.000 116 121.000 3.779.500
1995750 4,533333333 3833,3333 454.488,3333 3.682.000 8,133333333 3866,66667 448.467,3942 488.666,667 3,866666667 4033,33333 125.983,3333
Lampiran 14. Nilai Penyusutan Investasi Peralatan Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Lampiran 15. Nilai Penyusutan Investasi Kandang Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Kandang
No Sampel
Nilai Kandang Umur Ekonomis Nilai Akhir Nilai Penyusutan (Rp)
1 20.000.000 10 4000 1.999.600,00
2 34.000.000 10 4000 3.399.600,00
3 35.000.000 10 5000 3.499.500,00
4 34.000.000 10 5000 3.399.500,00
5 34.000.000 10 5000 3.399.500,00
6 45.000.000 10 5000 4.499.500,00
7 45.000.000 10 5000 4.499.500,00
8 45.000.000 10 5000 4.499.500,00
9 49.000.000 10 5000 4.899.500,00
10 50.000.000 10 4000 4.999.600,00
11 52.000.000 10 4000 5.199.600,00
12 53.000.000 10 4000 5.299.600,00
13 53.000.000 10 4000 5.299.600,00
14 53.000.000 10 4000 5.299.600,00
15 70.000.000 10 8000 6.999.200,00
16 59.000.000 10 6000 5.899.400,00
17 59.000.000 10 6000 5.899.400,00
18 65.000.000 10 8000 6.499.200,00
19 64.000.000 10 8000 6.399.200,00
20 65.000.000 10 8000 6.499.200,00
21 60.000.000 10 7000 5.999.300,00
22 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
23 75.000.000 10 7000 7.499.300,00
24 75.000.000 10 7000 7.499.300,00
25 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
26 75.000.000 10 7000 7.499.300,00
27 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
28 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
29 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
30 77.000.000 10 8000 7.699.200,00
Jumlah 1.731.000.000 300 183.000 173.081.700
Rataan 57.700.000 10 6100 5.769.390
Lampiran 16. Nilai Penyusutan Investasi Kandang Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Kandang
No Sampel
Nilai Kandang Umur Ekonomis Nilai Akhir Nilai Penyusutan (Rp)
1 90.000.000 10 4000 8.999.600,00
2 93.000.000 10 4000 9.299.600,00
3 93.500.000 10 5000 9.349.500,00
4 94.000.000 10 5000 9.399.500,00
5 110.000.000 10 5000 10.999.500,00
6 109.000.000 10 5000 10.899.500,00
7 105.000.000 10 5000 10.499.500,00
8 110.000.000 10 5000 10.999.500,00
9 140.000.000 10 5000 13.999.500,00
10 120.000.000 10 4000 11.999.600,00
11 130.000.000 10 4000 12.999.600,00
12 133.000.000 10 4000 13.299.600,00
13 130.000.000 10 4000 12.999.600,00
14 125.000.000 10 4000 12.499.600,00
15 140.000.000 10 8000 13.999.200,00
16 145.000.000 10 6000 14.499.400,00
17 145.000.000 10 6000 14.499.400,00
18 140.000.000 10 8000 13.999.200,00
19 154.000.000 10 8000 15.399.200,00
20 150.000.000 10 8000 14.999.200,00
21 154.500.000 10 7000 15.449.300,00
22 154.000.000 10 8000 15.399.200,00
23 185.000.000 10 7000 18.499.300,00
24 180.000.000 10 7000 17.999.300,00
25 225.000.000 10 8000 22.499.200,00
26 230.000.000 10 7000 22.999.300,00
27 230.000.000 10 8000 22.999.200,00
28 300.000.000 10 8000 29.999.200,00
29 345.000.000 10 8000 34.499.200,00
30 450.000.000 10 8000 44.999.200,00
Jumlah 4.910.000.000 300 183.000 490.981.700
Rataan 163.666.666,7 10 6100 16.366.056,67
Lampiran 17. Biaya Tetap Usaha Ternah Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Lampiran 18. Biaya Tetap Usaha Ternah Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
No. Sampel Jumlah Ternak Biaya Tetap (Rp) Total Biaya Tetap
(Ekor) Sewa Lahan Penyusutan Peralatan Penyusutan Kandang (Rp)
1 6000 0 5.204.525,00 8.999.600,00 14.204.125,00
2 6000 300000 5.876.883,33 9.299.600,00 18.176.483,33
3 6000 0 6.029.100,00 9.349.500,00 15.378.600,00
4 6000 0 6.035.958,33 9.399.500,00 15.435.458,33
5 7000 0 5.656.988,89 10.999.500,00 16.656.488,89
6 7000 0 5.630.433,33 10.899.500,00 16.529.933,33
7 7000 300000 5.679.700,00 10.499.500,00 16.479.200,00
8 7000 0 6.683.878,57 10.999.500,00 17.683.378,57
9 8000 0 6.610.673,81 13.999.500,00 20.610.173,81
10 8000 0 6.754.611,90 11.999.600,00 18.754.211,90
11 8000 0 7.423.984,13 12.999.600,00 20.423.584,13
12 8000 0 7.839.750,79 13.299.600,00 21.139.350,79
13 8000 0 5.971.321,43 12.999.600,00 18.970.921,43
14 8000 0 6.124.300,00 12.499.600,00 18.623.900,00
15 8500 0 6.347.595,24 13.999.200,00 20.346.795,24
16 9000 0 5.927.583,33 14.499.400,00 20.426.983,33
17 9000 0 5.405.700,00 14.499.400,00 19.905.100,00
18 9500 0 8.644.257,14 13.999.200,00 22.643.457,14
19 10.000 0 10.631.669,84 15.399.200,00 26.030.869,84
20 10.000 0 9.009.250,00 14.999.200,00 24.008.450,00
21 10.000 0 12.380.810,71 15.449.300,00 27.830.110,71
22 10.000 0 10.126.138,89 15.399.200,00 25.525.338,89
23 12.000 0 12.382.675,00 18.499.300,00 30.881.975,00
24 12.000 0 13.065.041,67 17.999.300,00 31.064.341,67
25 15.000 0 13.297.125,00 22.499.200,00 35.796.325,00
26 15.000 0 14.796.439,29 22.999.300,00 37.795.739,29
27 15.000 0 12.546.208,33 22.999.200,00 35.545.408,33
28 20.000 0 18.984.184,52 29.999.200,00 48.983.384,52
29 23.000 0 18.441.476,19 34.499.200,00 52.940.676,19
30 30.000 0 33.628.570,24 44.999.200,00 78.627.770,24
Jumlah 318.000 19.700.000 293.136.834,92 490.981.700 787.418.534,9
Rataan 10.600 117.857,143 9.771.227,83 16.366.056,67 26.247.284,5
Lampiran 19. Biaya Variabel Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Lampiran 20. Biaya Variabel Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Lampiran 21. Penerimaan Peternak dari Penjualan Ayam dan Kotoran Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Jumlah Ternak Penerimaan dari penjualan Ayam Total Penerimaan Penerimaan Penjualan Total Penerimaan Penjualan
No. Sampel
(Ekor) Produksi (Kg) Harga/Kg penjualan Ayam (Rp) Kotoran (Rp) Ayam dan Kotoran (Rp)
1 1000 1800 17.200 30.960.000 110.000 31.070.000
2 2000 3600 18.000 64.800.000 330.000 65.130.000
3 2000 3500 17.000 59.500.000 330.000 59.830.000
4 2000 3600 17.000 61.200.000 285.000 61.485.000
5 2000 3650 17.200 62.780.000 285.000 63.065.000
6 2000 3700 17.400 64.380.000 280.000 64.660.000
7 2000 3550 17.500 62.125.000 340.000 62.465.000
8 2500 4500 17.800 80.100.000 375.000 80.475.000
9 3000 5400 19.000 102.600.000 450.000 103.050.000
10 3000 5400 18.000 97.200.000 500.000 97.700.000
11 3000 5300 17.200 91.160.000 500.000 91.660.000
12 3500 6300 17.000 107.100.000 600.000 107.700.000
13 3500 6200 17.500 108.500.000 750.000 109.250.000
14 3500 6200 18.000 111.600.000 700.000 112.300.000
15 4000 7200 17.800 128.160.000 925.000 129.085.000
16 4000 7100 17.800 126.380.000 925.000 127.305.000
17 4000 7200 18.000 129.600.000 850.000 130.450.000
18 4000 7200 17.800 128.160.000 900.000 129.060.000
19 4000 7250 17.800 129.050.000 1.050.000 130.100.000
20 4000 7500 19.000 142.500.000 1.060.000 143.560.000
21 4000 7500 19.000 142.500.000 950.000 143.450.000
22 5000 8800 19.000 167.200.000 1.050.000 168.250.000
23 5000 8800 19.000 167.200.000 1.000.000 168.200.000
24 5000 8900 19.000 169.100.000 1.050.000 170.150.000
25 5000 8650 19.000 164.350.000 1.050.000 165.400.000
26 5000 8700 19.000 165.300.000 1.050.000 166.350.000
27 5000 8700 19.000 165.300.000 1.000.000 166.300.000
28 5000 8900 19.000 169.100.000 1.050.000 170.150.000
29 5000 8900 19.000 169.100.000 1.000.000 170.100.000
30 5000 8900 19.000 169.100.000 1.100.000 170.200.000
Jumlah 108.000 192.900 544.000 3536105000 21.845.000 3.557.950.000
Rataan 3600 6430 18.133,33333 117870166,7 728166,6667 118.598.333,3
Lampiran 22. Penerimaan Peternak dari Penjualan Ayam dan Kotoran Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
No. Jumlah Ternak Penerimaan dari penjualan Ayam Total Penerimaan Penerimaan Penjualan Total Penerimaan Penjualan
Sampel (Ekor) Produksi (Kg) Harga/Kg penjualan Ayam (Rp) Kotoran (Rp) Ayam dan Kotoran (Rp)
1 6000 11.000 17.800 195.800.000 1.275.000 197.075.000
2 6000 11.200 17.800 199.360.000 1.275.000 200.635.000
3 6000 11.200 17.800 199.360.000 1.275.000 200.635.000
4 6000 11.200 18.000 201.600.000 1.100.000 202.700.000
5 7000 12.800 17.800 227.840.000 1.250.000 229.090.000
6 7000 12.800 17.800 227.840.000 1.210.000 229.050.000
7 7000 12.750 18.000 229.500.000 1.250.000 230.750.000
8 7000 12.700 17.800 226.060.000 1.275.000 227.335.000
9 8000 14.500 17.400 252.300.000 1.250.000 253.550.000
10 8000 14.300 17.800 254.540.000 1.350.000 255.890.000
11 8000 14.550 17.800 258.990.000 1.475.000 260.465.000
12 8000 14.400 17.800 256.320.000 1.500.000 257.820.000
13 8000 14.500 17.800 258.100.000 1.450.000 259.550.000
14 8000 14.500 17.800 258.100.000 1.450.000 259.550.000
15 8500 15.700 17.500 274.750.000 1.500.000 276.250.000
16 9000 16.900 19.000 321.100.000 1.800.000 322.900.000
17 9000 16.800 17.800 299.040.000 1.570.000 300.610.000
18 9500 17.400 19.000 330.600.000 1.620.000 332.220.000
19 10.000 18.500 19.000 351.500.000 2.100.000 353.600.000
20 10.000 18.300 18.000 329.400.000 1.770.000 331.170.000
21 10.000 18.500 18.000 333.000.000 1.950.000 334.950.000
22 10.000 18.550 17.800 330.190.000 1.800.000 331.990.000
23 12.000 22.000 17.800 391.600.000 1.915.000 393.515.000
24 12.000 21.800 17.800 388.040.000 1.939.000 389.979.000
25 15.000 27.500 17.200 473.000.000 2.100.000 475.100.000
26 15.000 27.650 17.800 492.170.000 2.050.000 494.220.000
27 15.000 27.300 17.200 469.560.000 2.270.000 471.830.000
28 20.000 37.500 17.800 667.500.000 2.400.000 669.900.000
29 23.000 42.450 17.500 742.875.000 2.525.000 745.400.000
30 30.000 63.800 17.200 1.097.360.000 3.000.000 1100.360.000
Jumlah 318.000 593.050 535.600 10.537.395.000 50.694.000 10.588.089.000
Rataan 10.600 19.768,33333 17853,33333 351.246.500 1.689.800 352.936.300
Lampiran 23. Pendapatan Usaha ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil Per Periode
Lampiran 24. Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar Per Periode
Lampiran 25. Laju Produksi Daging Ayam di Deli Serdang tahun 2013-2017
b. Persentase rata-rata per tahun produksi daging Ayam dari tahun 2013 - 2017:
8.920.519 – 1.895.984/1.895.984
• X 100% = 74,10 %
5
Produksi (ton)
No Tahun Notasi tahun (X)
Y* = 4631596,4+ 1975473,3X*
1 2019 16.484.436 6
2 2020 18.459.909 7
3 2021 20.435.383 8
4 2022 22.410.856 9
5 2023 24.386.329 10
Jumlah 102.176.913 40
b. Persentase rata-rata per tahun produksi daging Ayam dari tahun 2019 - 2023:
24.386.329 – 16.484.436 /16.484.436
• X 100% = 9,58 %
5
Lampiran 28. Hubungan Biaya Input Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil
Correlations
Pendapatan (Y) Bibit (X1) Pakan (X2) Obat-obatan (X3) Tenaga Kerja (X4) P.Kandang (X5) P.Peralatan (X6)
Pendapatan (Y) Pearson Correlation 1 -,006 -,335 -,166 -,125 -,075 -,135
Sig. (2-tailed) ,973 ,070 ,380 ,510 ,695 ,476
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Bibit (X1) Pearson Correlation -,006 1 ,886 ,825 ,821 ,928 ,818**
Sig. (2-tailed) ,973 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Pakan (X2) Pearson Correlation -,335 ,886 1 ,890 ,832 ,941 ,888**
Sig. (2-tailed) ,070 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Obat-obatan (X3) Pearson Correlation -,166 ,825** ,890** 1 ,668** ,839** ,742**
Sig. (2-tailed) ,380 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Tenaga Kerja (X4) Pearson Correlation -,125 ,821** ,832** ,668** 1 ,865** ,820**
Sig. (2-tailed) ,510 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
P.Kandang (X5) Pearson Correlation -,075 ,928 ,941 ,839 ,865 1 ,887**
Sig. (2-tailed) ,695 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
P.Peralatan (X6) Pearson Correlation -,135 ,818 ,888 ,742 ,820 ,887 1
Sig. (2-tailed) ,476 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 29. Hubungan Biaya Input Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar
Correlations
Tenaga Kerja
Pendapatan (Y) Bibit (X1) Pakan (X2) Obat-obatan (X3) (X4) P. Kandang (X5) P. Peralatan (X6)
Pendapatan (Y) Pearson Correlation 1 ,753** ,775** ,897** ,793** ,889** ,912**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Bibit (X1) Pearson Correlation ,753** 1 ,924** ,930** ,909** ,931** ,905**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Pakan (X2) Pearson Correlation ,775** ,924** 1 ,963** ,923** ,966** ,911**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
Obat-obatan (X3) Pearson Correlation ,897 ,930 ,963 1 ,943 ,996 ,960**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
Tenaga Kerja (X4) Pearson Correlation ,793 ,909 ,923 ,943 1 ,946 ,912**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
P. Kandang (X5) Pearson Correlation ,889** ,931** ,966** ,996** ,946** 1 ,958**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
P. Peralatan (X6) Pearson Correlation ,912** ,905** ,911** ,960** ,912** ,958** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 30. Pengaruh Biaya Input Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,884a ,781 ,724 3598345,768
a. Predictors: (Constant), P.Peralatan (X6), Obat_obatan (X3),
Tenaga_Kerja (X4), Bibit (X1), Pakan (X2), P.Kandang (X5)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1063728586036 1772880976727
6 13,692 ,000b
270,000 11,720
Residual 2978061221271 1294809226639
23
21,940 6,605
Total 1361534708163
29
392,000
a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)
b. Predictors: (Constant), P.Peralatan (X6), Obat_obatan (X3), Tenaga_Kerja (X4), Bibit (X1),
Pakan (X2), P.Kandang (X5)
Coefficientsa
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
Lampiran 31. Pengaruh Biaya Input Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,983a ,965 ,956 15602213,554
a. Predictors: (Constant), P. Peralatan (X6), Bibit (X1), Tenaga Kerja
(X4), Pakan (X2), Obat-obatan (X3), P. Kandang (X5)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1562607115925 2604345193209
6 106,986 ,000b
75104,000 5848,000
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11756586,628 9571163,772 -1,228 ,232
Bibit (X1) -,968 ,281 -,395 -3,444 ,002
Pakan (X2) -,900 ,148 -,984 -6,079 ,000
Obat-obatan (X3) 32,606 12,118 1,193 2,691 ,013
Tenaga Kerja (X4) -10,100 3,914 -,319 -2,580 ,017
P. Kandang (X5) 7,465 4,314 ,806 1,731 ,097
P. Peralatan (X6) 6,763 1,820 ,539 3,716 ,001
a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)
Lampiran 32. NPV,IRR, dan Net B/C Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Kecil
𝑁𝑃𝑉 ∑𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶
IRR = i + (𝑖 ′ − 𝑖) Net B/C = ∑𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝑁𝑃𝑉−𝑁𝑃𝑉′ 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
354279768,2 2998339025
= 6,5 % + ( 12,5% − 6,5%) =
354279768,2+201902918,2 2644059257
= 13,95 % = 1,133990858
Lampiran 33. NPV, IRR, dan Net B/C Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Skala Besar
𝑁𝑃𝑉 ∑𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
IRR = i + (𝑖 ′ − 𝑖) Net B/C =
𝑁𝑃𝑉−𝑁𝑃𝑉′ ∑𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
5263535443 14971145779
= 6,5 % + (12,5 % - 6,5 %) =
5263535443+ 3998539938 9707610337
= 55 % = 1,54220712
ANALISIS USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING PADA SKALA USAHA KECIL DAN SKALA USAHA BESAR
(Studi Kasus : Kecamatan Galang dan Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)
e. X5 : Biaya penyusutan
kandang/ periode
f. X6 : Biaya penyusutan
peralatan/ periode
4 Apa sajakah permasalahan- Untuk mendeskripsikan Data Primer Analisis deskriptif
permasalahan internal dan Permasalahan- Hasil wawancara dengan
eksternal yang dihadapi oleh permasalahan internal dan peternak terkait dengan
peternak dalam menjalankan eksternal yang dihadapi masalah-masalah internal dan
usaha ternak ayam ras oleh peternak dalam ekternal operasional yang
pedaging di daerah menjalankan usaha ternak menyebabkan peternak
penelitian? ayam ras pedaging di mengalami kendala dalam
daerah penelitian. menjalankan usaha ternak
ayamnya.
Gambar usaha ternak ayam ras pedaging skala kecil Gambar usaha ternak ayam ras pedaging skala besar