SKRIPSI
OLEH:
SALWATI SYARIFAH
(109092000041)
Oleh:
SALWATI SYARIFAH
(109092000041)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
Salwati Syarifah
NIM. 109092000041
Untuk papa yang selalu ku cinta…
Ku persembahkan karya ini untuk mu sebagai tanda bahwa aku bisa membanggakan mu dengan cinta
kasih yang kau berikan…
Data Diri
Pendidikan Formal
Pendidikan Non-Formal
Pengalaman Kerja
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun
Sawit PT. Permata Hijau Pasaman I Popinsi Sumatera Barat”. Penelitian ini
Jakarta.
berupa materil dan moral yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
Yeti Fauzia.
2. Kakak dan adik tersayang (Yassirni Syarifah dan Zulhilmi Syarif) yang telah
3. Bapak Dr. Agus Salim M.Si, selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi
4. Bapak Drs. Acep Muhib MM, selaku ketua program studi Sosial Ekonomi
6. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah
dan nasihat, memberikan tenaga dan waktu, memberikan doa, serta dukungan
kepada penulis.
7. Bapak Ir. Junaidi, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membimbing untuk
penulis.
10. Seluruh dosen Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan pelajaran
11. Bapak Jontua E.S, SP, selaku pimpinan PT. Permata Hijau Pasaman I,
Sumatera Barat.
12. Bapak Nofriardi, selaku kepala bagian Bina Mitra yang telah membantu
ii
13. Seluruh kepala bagian dan staff PT. Permata Hijau Pasaman I, Sumatera
Barat, khususnya Bapak Harmadi P, Bapak Afij Hendri, Ibu Erma Suryani,
Ibu Suherna Yulita, Bapak Ade, Bapak Hadi, Bapak Asbun yang telah
14. Nenek Linda yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis saat
melakukan penelitian.
15. Keluarga besar di kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Nenek, Ibu,
Bapak, Uni Ici, Uda Rozi, Ilma, Fero, Ghina, Pak Ade, Ante Reta, Teta Neli,
Amai, Uda Buyung, Abang Yandi, Pak Jon, Pak Duan, Tante Nur, Ante Yanti
dan Mak Uwo) yang telah membantu dan memberikan motivasi, nasihat,
16. Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf sebagai teman jiwa yang selalu menemani,
17. Lisan Suryana Putera, SP yang telah memberikan pelajaran dan pemahaman
18. Teman-teman Agribisnis 2009 (khususnya Benita, Novi, Hana, Jazil, dan Ade)
atas kebesamaan dan keceriaan yang telah dihadirkan, serta arti persahabatan
20. Kakak-kakak Agribisnis mulai dari angkatan 2002 - 2008 (khususnya Bang
Ano „02, Kak Ica „03, Kak Ulfa „06, Kak Tata „07) dan adik-adik Agribisnis
iii
dari angkatan 2010-2012 (khususnya Yuni ‟11, Imas ‟10, Bella ‟12, dan
21. Putri Nilam Sari S.Hum sebagai teman satu kamar di kost-an yang berperan
23. Semua pihak yang telah membantu yang belum disebutkan tanpa mengurangi
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kekurangan dan
kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
pihak dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
v
2.4 Curah Hujan ....................................................................................... 28
vi
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (Ha), 2006 - 2012** ...... 2
Tabel 3. Produksi TBS PT. Permata Hijau Pasaman I (2010 – 2012) ............ 4
Tabel 10. Sarana dan Prasarana yang Digunakan Oleh PT. Permata Hijau
Pasaman I .......................................................................................... 68
Tabel 18. Koefisien Korelasi Keseluruhan (R) dan Koefisien Determinasi (R2) 96
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
devisa maupun pajak (Adi, tanpa tahun: 14). Tanaman yang produk
utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO/ Crude Palm Oil) dan minyak
inti sawit (KPO/ Kernel Palm Oil) ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan
dengan komoditas perkebunan lainnya. Hingga saat ini kelapa sawit telah
hingga menjadi minyak dan produk turunannya (Fauzi, dkk, 2012: 3).
1
Minyak kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang
makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya
2012: 17).
lain. Luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tiap tahun pun
lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun 2006 - 2012 secara
nyata. Selain itu, produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia pun juga
mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2. Produksi Perkebunan Kelapa Sawit, Indonesia (ton), 2006 -
2012**
Hasil Produksi
Tahun
CPO Inti Sawit
2006 16,569,927 3,428,700
2007 17,796,374 4,017,477
2008 19,400,794 4,379,963
2009 21,390,326 4,829,123
2010 22,496,857 5,077,818
2011* 22,899,108 5,169,555
2012** 23,471,238 5,298,136
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit. Hasil produksi tersebut
Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit merupakan hasil produksi
dari olahan tandan buah segar (TBS). Tandan buah segar (TBS) adalah
produk awal perkebunan kelapa sawit yang dapat diolah agar memiliki
barang tersebut.
membuat target produksi tandan buah segar (TBS) yang harus dicapai.
Namun, selama tiga tahun terakhir (2010 – 2012) pada produksi tandan
buah segar (TBS) di PT. Permata Hijau Pasaman I, terdapat dua tahun di
mana target produksi tidak tercapai. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
keberlanjutan usaha produksi tandan buah segar (TBS) pada PT. Permata
Barat”.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Sebagai bahan referensi dan penelitian lebih lanjut bagi penyusun lain
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agribisnis
agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sector yang saling tergantung secara
lainnya. Sektor usaha tani memproduksi hasil tanaman dan hasil ternak
keluaran. Agribisnis dalam arti sempit atau tradisional hanya merujuk pada
badan usaha yang dicakup di sini antara lain penyalur bahan kimia, pupuk
yang berbasis pertanian yang dilaksanakan secara terpadu mulai dari hulu
(output).
6
Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem
Input Produksi Pasca panen Pemasaran
Subsistem Jasa
dan Penunjang
a. Subsistem Input
- Alat/ Mesin Pertanian (Alsintan)
- Otomotif Peralatan Industri Pertanian
- Benih bermutu untuk tanaman
- Bibit unggul untuk tanaman/ hewan
- Pupuk kimia
- Pupuk organik
- Pestisida
- Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
- Industri agrokimia
Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil.
Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya
Brazilia. Di Brazilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau
setengah liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit yang termasuk dalam
8
subfamily Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Walaupun
produsen utama minyak sawit, bahkan saat ini telah menempati posisi
kedua di dunia. Indonesia adalah negara dengan luas areal kelapa sawit
terbesar di dunia, yaotu sebesar 34.18% dari luas areal kelapa sawit dunia.
tercatat 75.54 juta ton tandan buah segar (TBS) atau 40.26% dari total
tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa
9
dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan
di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya saat
itu sebesar 5,123 Ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada
tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923
mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan lahan yang ada.
hanya mencapai 56,000 ton. Padahal, pada tahun 1940 Indonesia bisa
10
perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang
Malaysia.
produksi CPO sebesar 721,172 ton. Sejak saat itu, lahan perkebunan
menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Pada tahun 1990-an, luas
perkebunan kelapa sawit mencapai lebih dari 1.6 juta ha yang tersebar di
2012: 8).
11
2.2.2 Manfaat Kelapa Sawit
hari adalah berasal dari tanaman kelapa sawit. Namun, banyak juga yang
belum tahu bahwa manfaat kelapa sawit tidak hanya untuk minyak goreng
saja. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari tanaman kelapa sawit.
Tentu buah adalah bagian utama dari kelapa sawit yang dicari untuk
bahwa tidak hanya buah saja yang dapat dimanfaatkan dari tanaman
- Daging buah kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit
- Minyak sawit dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun,
kompos.
12
- Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi.
Kelapa sawit mampu berproduksi hingga lebih dari 25 tahun. Tentu hal ini
akan sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha budidaya kelapa sawit
tersebut antara lain adalah relatif lebih tahan lama disimpan, tahan
terhadap tekanan dan suhu tinggi, tidak cepat bau, memiliki kandungan
gizi yang relatif tinggi, serta bermanfaat sebagai bahan baku berbagai jenis
biaya produksi yang relatif lebih rendah dibanding minyak nabati lain
seperti minyak kedelai dan biji matahari. Minyak sawit bisa mencapai
13
produksi hingga lebih dari 3.5 ton per hektar, sedang biji kedelai hanya
mencapai 0.4 ton per hektar, sedang biji matahari mencapai 0.5 ton per
(2012: 15) bahwa pengolahan bahan setengah jadi seperti TBS menjadi
produk MKS (Minyak Kelapa Sawit) dan IKS (Inti Kelapa Sawit) serta
pengolahan lebih lanjut MKS dan IKS menjadi produk akhir (edible dan
dan 0.2 orang Ha lagi yang secara tidak langsung mendapat pekerjaan di
industri hilir dan logistik, maka pengembangan lima juta Ha kelapa sawit
akan memberikan kesempatan kerja kepada dua juta orang (0.4 orang/ha x
14
industri yang baik untuk negara, baik untuk masyarakat dan juga baik
sawit, yaitu:
15
pengembangan perkebunan dengan program transmigrasi yag
kelapa sawit ini diperlukan peran dari perusahaan inti, KUD, bank, dan
petani plasma.
16
2.2.5 Varietas Kelapa Sawit
dihasilkan tinggi.
Tabel 4.
17
Tabel 4. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung
dan Daging Buah
Varietas Deskripsi
Dura Temperung tebal (2-8 mm)
Tidak terdapat lingkaran
serabut pada bagian luar
tempurung
Daging buah relative tipis,
yaitu 35-50% terhadap buah.
Kernel (daging biji) besar
dengan kandungan minyak
rendah.
Dalam persilangan, dipakai
sebagai pohon induk betina.
Pisifera Ketebalan tempurung sangat
tipis, bahkan hamper tidak
ada.
Daging buah tebal, lebih
tebal dari daging buah Dura.
Daging biji sangat tipis.
Tidak dapat diperbanyak
tanpa menyilangkan dengan
jenis lain.
Tenera Hasil dari persilangan Dura
dengan Pisifera.
Tempurung tipis (0,5-4
mm).
Terdapat lingkaran serabut
di sekeliling tempurung.
Daging buah sangat tebal
(60-96% dari buah).
Tandan buah lebih banyak,
tetapi ukurannya relative
lebih kecil.
Macro Carya Tempurung tebal (sekitar 5
mm).
Daging buah sangat tipis.
18
Albescens. Deskripsi untuk masing-masing varietas dapat dilihat pada
Tabel 5.
3. Varietas unggul
hasil persilangan antara Dura dan Pisifera. Varietas Dura sebagai induk
x 43C).
19
Dura Deli D. Sinumbah, Pabatu, Bah Jambi, Tinjowan, D. Ilir
masuk tahun 1914 dengan nomor EX5, H5, H11, ZZ14, DD7,
20
Pisifera Yangabi (dimasukkan tahun 1973 dari Pantai Gading
1,432T).
mm per tahun. Namun, curah hujan optimal yang paling cocok untuk
kelapa sawit adalah 2,000 – 3,000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan
tidak lebih dari 180 hari oer tahun. Kelembapan optimum yang ideal untuk
dengan baik pada kisaran suhu 24 – 280C. Produksi TBS yang tertinggi
21
2.2.7 Budidaya Kelapa Sawit
buah kelapa sawit dengan jumlah dan mutu yang baik, perlu
tahun maka persiapan areal perkebunan juga harus selesai dalam satu
B. Penanaman
22
persiapan bibit, pengangkutan bibit, serta penanaman bibit (Fauzi, dkk,
2012: 99).
C. Pemeliharaan Tanaman
2012: 104-105).
23
contoh daun, pemupukan tanaman, pemberantasan gulma, penunasan,
D. Panen
setelah umur dua sampai tiga tahun. Buah akan menjadi masak pada
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah
akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah
terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai
2012: 163-164).
minyak yang baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan antara lain
matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta
24
2.2.8 Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
Serangan hama ulat api dan ulat kantong (ulat pemakan daun
oenurunan produksi.
2. Tikus
tanaman. Pada TM, selain menyerang bunga betina dan bunga jantan, tikus
juga memakan mesocarp buah (daging buah), baik pada tandan muda
3. Rayap
tanaman kelapa sawit TBM maupun TM. Rayap pekerja menggerek dan
memakan pangkal pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar, daun,
25
serta titik tumbuh tanaman kelapa sawit. Serangan berat dapat
Bagian tanaman yang terserang hama ini yaitu tanaman muda, baik
menyerang daun dan memakan sebagian kecil dari daun bagian tengah.
5. Babi Hutan
antracnose (early leaf diseas), penyakit curvularia (leaf spot disease), dan
Patogen ini mempunyai kisaran inang yang luas, terutama dari kelompok
26
Palmae/Cocoidae. Pada tanaman tua, infeksi terjadi melalui kontak akar
sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada
dalam dua kata Usaha Tani. Kata usahatani dipakai dan diusulkan untuk
27
pengganti (bukan lawan dari) kata “farm” (Inggris) atau bandbouw bedrijf
(Belanda).
per tahun. Penerimaan hujan tertinggi terdapat sekitar equator pada sabuk
28
150 LU – 100 LS. Daerah ini merupakan daerah pertemuan dua massa
pada sabuk 200 – 350 lintang (utara/selatan) dengan curah hujan kurang
dari 900 mm. Daerah ini merupakan daerah antisiklon subtropics dengan
hujan meningkat lagi pada sabuk 400 – 550 LU/LS dengan curah hujan
rata-rata setahun sebesar 1,000 – 2,000 mm. Sabuk ini merupakan daerah
pertemuan massa udara tropis (angina baratan) dan massa udara (timuran
ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Oleh karena itu, pemupukan pada
pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah organik,
29
tanaman untuk kelangsungan hidupnya. (Yulipriyanto, 2010: 222).
untuk diketahui, baik itu jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu pemupukan
yang tepat. Prinsipnya, pemupukan harus dilakukan secara tepat agar dapat
2010 : 4-5).
30
terhadap silus hidup hama/ penyakit itu sendiri. Pengetahuan terhadap
bagian paling lemah dari seluruh siklus hidup mata rantai sangat berguna
185).
2.7 Pestisida
Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-
dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif
31
Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasasi sepenuhnya seperti mengatur
2.9 Trend
waktu yang akan datang atas dasar serangkaian data masa lalu. Secara
masa lalu dalam data ini untuk produksi di waktu yang akan datang.
atau cyclical, dan residu atau erractic. Komponen trend menunjukkan pola
bentuk grafik, dan itu ada berbagai bentuk yang memungkinkan bisa
32
2.10 Teori Produksi
INPUT
TEORI PRODUKSI
EFEKTIVITAS PRODUKTIVITAS
PENGGUNAAN INPUT
- Efisiensi Teknis
- Efisiensi Biaya
- Efisiensi Ekonomis
33
ekonomis mengacu pada kombinasi penggunaan input yang secara
seminimum mungkin pada tingkat harga input yang berlaku itu (Gaspers,
1996: 190).
fungsi produksi itu sendiri. Karena melalui fungsi produksi itu dapat
sumber daya alam, manajerial. Kemudian faktor produksi ini diproses dan
menghasilkan barang dan jasa. Hasil produksi ini akan bervariasi sesuai
34
Input (tanah,
dua faktor produksi yang digunakan. Faktor produksi yang satu dianggap
tetap yaitu faktor tanah garapan (fixed) sedangkan faktor produksi yang
kombinasi antara faktor capital dan tenaga kerja dan akan menghasilkan
Q = f (K, L)
Keterangan:
K : capital
(Q) tergantung pada besar kecilnya capital dan tenaga kerja yang
35
Rasul, dkk (2012: 123) menyatakan bahwa fungsi produksi Cobb-
P = ALαKβ
P = Produksi
L = Tenaga kerja
dan Aima (2013: 66) bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan
teknis, yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi
36
Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi
untuk „perusahaannya‟:
sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi dari
semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law
satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik, tapi kemudian
seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambah (Tasman dan Aima,
2013: 67).
input yang tetap, atau (2) memproduksi output pada tingkat tertentu
37
yaitu memproduksi output semaksimum mungkin dengan tingkat input
lebih input tetap (fixed inputs) dan produksi jangka panjang (long-run
38
2.11 Elastisitas Produksi
EI = (%∆Q) / (%∆I)
EI = (∆Q / Q) / (∆I / I)
Keterangan:
dari sejumlah faktor– faktor produksi itu salah satu faktor produksi kita
39
Gambar 4. Fungsi Produksi
berikut:
(elastis); artinya jika input dinaikan satu persen maka output akan naik
lebih besar dari satu persen. Pada daerah II nilai elastisitas produksi antara
nol sampai satu. Untuk daerah III nilai elastisitas produksinya kurang dari
40
Trenggonowati (2011: 104-107) menyatakan bahwa elastisitas
persamaan:
eQ = ∆Q X
∆X Q
Jika X merupakan semua input yang digunakan, yang terdiri dari modal +
tenaga kerja + energi dan lain-lainnya maka dapat dilihat pada Tabel 7:
41
1. Constant return to scale, jika α + β = 1 artinya bahwa jika input K dan
scale, kondisi yang ekonomis karena biaya rata-rata akan turun sejalan
dari pasar.
42
3. Decreasing to scale, jika α + β < 1. Artinya bahwa jika K dan L
dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil
43
3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
pakan ternak pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Tangerang. PT.
bentuk pellet yaitu 516.4 ton dalam satu hari pada bulan Mei sampai
44
produksi pakan ternak bentuk pellet. Bahkan faktor produksi downtime
> 1). Sedangkan elastisitas produksi dua variabel lain yakni tenaga kerja
dan -0.21895.
Penelitian lain yang sejenis juga telah dilakukan oleh Niftia (2005)
terhadap produksi ubi kayu adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk
94.9 persen dan nilai koefisien determinasi terkoreksi adalah sebesar 93.3
45
Variabel tenaga kerja dan pupuk urea signifikan pada tingkat kepercayaan
dalam fungsi produksi ubi kayu adalah sebesar 1.1307. Nilai elastisitas
bibit dalam fungsi produksi sebesar 0.3479. Nilai elastisitas tenaga kerja
dalam fungsi produksi ubi kayu sebesar 1.0227. Sedangkan nilai elastisitas
Nilai elastisitas tigkat pendidikan dalam fungsi produksi ubi kayu sebesar
0.0888.
46
2.13 Kerangka Pemikiran
47
2.14 Hipotesis
Sumatera Barat.
Sumatera Barat.
Barat.
Barat.
48
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
yaitu menggunakan data runtun waktu (time series) dari tahun 2010
sampai tahun 2012. Data tersebut adalah data-data terkait dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS) selama tiga
tahun terkahir yang dapat dicatat oleh PT. Permata Hijau Pasaman I,
seperti curah hujan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan trend. Selain itu,
49
1. Observasi
penelitian.
2. Studi Dokumentasi
3. Interview
proses tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadapan
secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar
pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jelas tentang PT.
50
yang mempengaruhi produksi TBS di PT. Permata Hijau Pasaman I.
oleh hipotesis tertentu, yang salah satu tujuan dari penelitian yang
2008: 128).
objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausalitas), sehingga dalam
51
3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Keterangan:
bo = Konstanta
e = Error
52
1. Uji Asumsi Klasik
A. Normalitas
bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang
B. Multikolinieritas
berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/ independent
variabel (X1, X2, X3, X4,…., Xn), di mana akan diukur tingkat
X2, X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60
53
Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari
VIF
C. Heteroskedastisitas
sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan
54
residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y
D. Autokorelasi
< -2
dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2
55
3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW >
+2
H0: β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0
FHitung = RKRegresi
RKResidual
Apabila FHitung > Fα(v1,v2), maka H0 akan ditolak. Artinya, paling sedikit
56
ada satu βp yang tidak sama dengan nol atau paling sedikit ada satu
H0 = βi = 0
H1 = βi ≠ 0, i = 1,2,3,4,5
ˆ
tHitung = βi
ˆ
√stdev(βi)
ˆ
Dengan stdev(βi) = √ ( xT x)-1 σ2
keputusan:
57
b. Apabila nilai tHitung < t(α/2,n-k), maka H0 akan diterima. Artinya,
n
∑ ( xi – x ) ( yi – ӯ )
i=1
rxy = ; -1 ≤ rxy ≤ 1
n n
∑ ( xi – x )2 ∑ ( yi – ӯ )2
√ i=1 √ i=1
n
∑ xi yi – nxy
i=1
rxy =
n n
2 2
∑ xi – nx ∑ yi2 – nӯ2
√ i=1 √ i=1
58
-1 ≤ r ≤ 1
-1 0 +1
determinasi, yaitu:
59
1. Nilai R2 selalu positif karena merupakan nisbah dari jumlah
kuadrat:
Nilai R2 = JK regresi
JK total terkoreksi
2. Nilai 0 ≤ R2 ≤ 1
sempurna.
dalam bentuk:
B1 = B1 (I)
B2 = B2 (I)
B3 = B3 (I)
B4 = B4 (I)
B5 = B5 (I)
60
Variabel I dihipotesakan mempengaruhi secara signifikan
Gambar skala pada persamaan (2) tidak lagi unik seperti dalam (1)
melalui titik asal (o). Dengan demikian fleksibilitas yang nyata telah
demikian, dapat dipakai alat estimasi Ordinary Least Square (OLS). Setiap
61
Kriteria Elastisitas Produksi (Soekartawi, 2003: 25):
mengalir.
baik.
62
7. Trend adalah suatu kecenderungan tanaman untuk menghasilkan
produk.
63
BAB IV
Produk yang dihasilkan oleh PT. Permata Hijau Pasaman I berupa tandan
buah segar (TBS). Perusahaan ini didirikan oleh Wilmar Group pada tahun
1992 dengan status penanaman modal asing (PMA). Wilmar Group adalah
Visi dari Wilmar Group sebagai pendiri dari PT. Permata Hijau
64
Wilmar Group sebagai pendiri dari PT. Permata Hijau Pasaman I, yaitu
Hijau Pasaman I juga mempunyai etos kerja, yaitu disiplin, bekerja keras,
kemitraan inti plasma. Luas areal perkebunan inti dan plasma pun berbeda.
Pada perkebunan inti PT. Permata Hijau Pasaman I terdapat 18 blok, yaitu
blok 1 – blok 17 dan blok 21. Sedangkan perkebunan plasma PT. Permata
Hijau Pasaman I terdapat tiga blok, yaitu, blok 18 – blok 20. Lahan kebun
PT. Permata Hijau Pasaman I dibagi menjadi dua bagian, yaitu Phase I dan
berada di tanah ulayat Sasak dan Phase II berada di tanah ulayat Kapar.
Jenis tanah pada perkebunan kelapa sawit pada PT. Permata Hijau
65
Gambar 8. Perkebunan Inti PT. Permata Hijau Pasaman I
penduduk lokal dapat diberdayakan. PT. Permata Hijau Pasaman I ini juga
berdiri dengan melihat dan memikirkan masyarakat sekitar. Maka dari itu,
penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Oleh karena itu, PT. Permata
66
4.2 Lokasi Perusahaan
003’0” LS dan 99042’0” – 99046’30” BT. Denah lokasi PT. Permata Hijau
karena dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut dua orang atau lebih
67
4.4 Sarana dan Prasarana
produksi TBS tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang baik. Sarana
dan prasarana yang digunakan oleh PT. Permata Hijau Pasaman I dapat
Tabel 10. Sarana dan Prasarana yang Digunakan Oleh PT. Permata Hijau
Pasaman I
No. Sarana dan Prasarana Uraian
1. Perkebunan kelapa sawit Sebagai lahan atau areal tanam
kelapa sawit.
2. Kantor Bangunan yang digunakan untuk
pusat administrasi dan keuangan.
3. Perlengkapan dan peralatan Sebagai penunjang kegiatan kantor
kantor (administrasi dan keuangan).
4. Alat dan mesin pertanian Segala sesuatu yang digunakan
dalam proses produksi dan
menunjang aktivitas produksi.
5. Gudang Sebagai tempat untuk menyimpan
peralatan atau perlengkapan yang
menunjang kegiatan produksi dan
tempat persediaan saprotan
6. Tempat pengumpulan hasil Sebagai tempat untuk
mengunpulkan hasil TBS yang telah
dipanen.
7. Timbangan Untuk menimbang berat hasil panen,
yaitu TBS.
8. Areal parkir Sebagai tempat parkir mobil dan
motor
9. Post Security Saran penjagaan lingkungan PT.
Permata Hijau Pasaman I serta
tempat pemeriksaan barang pasokan
maupun tamu yang datang.
68
4.5 Aktivitas Produksi Tandan Buah Segar (TBS)
bisnisnya. Varietas kelapa sawit ini adalah Dura yang berasal dari Medan.
hasil (CPO) sebesar 7.9 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata sebesar 6.0 –
berumur tiga bulan dari kecambah. Setelah itu, dilakukan main nursery
(polybag besar), dan mulai ditanam di kebun setelah berumur tiga tahun.
kendala seperti permukaannya yang mudah turun. Oleh karena itu, dalam
parit dibuat bound off. Bound off ini fungsinya untuk menahan penurunan
69
tanah. Pada bound off tersebut terdapat alat record untuk mengukur
dengan membuat virus dari ulat api. Ulat api yang sudah mati dikutib dari
pohon dan bukan dari tanah karena ulat api yang dikutib dari tanah telah
menggunakan blender dengan campuran air. Campuran ulat api yang telah
hancur dan air tersebut dinamakan virus. Lalu, virus tersebut disemprotkan
produksi TBS. Selain itu, curah hujan, tenaga kerja, dan trend juga
70
1. Curah hujan
Yang terpenting adalah tidak terjadi defisit air di atas 250 mm (Fauzi,
dkk, 2012:45).
mm per tahun. Namun, curah hujan optimal yang paling cocok untuk
kelapa sawit adalah 2,000 ─ 3,000 mm per tahun dengan jumlah hari
hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun (Adi, tanpa tahun:32).
diukur sendiri dengan alat pengukur curah hujan. Rata-rata curah hujan
dari tahun 2010 sampai tahun 2012 adalah 2,717 mm/tahun. Hal ini
2. Tenaga Kerja
71
produksi tidak akan berjalan. PT. Permata Hijau Pasaman I
perkebunan, yaitu:
1. Perawatan gawangan
(pestisida).
4. Penunasan
dibuang agar tidak ada pelepah yang patah tujuannya agar tidak
72
5. Pemupukan
oleh tanaman kelapa sawit dan tidak terbawa angin. Pupuk yang
jika dilakukan siang hari pestisida banyak terbawa angina dan tidak
7. Penjarangan tanaman
pokok yang rebah tersebut jika masih bisa dirawat akan tetap
dirawat, tetapi pokok tersebut akan ditebang jika sudah tidak bisa
lain.
73
8. Panen
pensiun, PHK, meninggal dunia, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat
pada Lampiran 4.
3. Pupuk
jenis pupuk, dan dosis pupuk. Pemupukan dilakukan pada jarak satu
4. Pestisida
74
merupakan pengendalian hama secara kimiawi dengan cara
5. Trend
menurun. Usia produktif kelapa sawit adalah 17 tahun. Saat ini, umur
yang tidak bisa diukur kecanggihannya, dan lain-lain. Trend ini harus
Lampiran 4.
75
Selanjutnya, pada produksi TBS di PT. Permata Hijau Pasaman I,
tanaman kelapa sawit berbuah setelah berumur tiga tahun dan siap untuk
dilihat dari warnanya. Warna buah yang dipanen adalah buah yang
berwarna merah jingga. Biasanya, jika terlalu matang, buah akan jatuh dari
membentuk huruf “V” untuk mengurangi kandungan air yang ada. Proses
76
Gambar 10. Panen TBS
(jalan penggiringan TBS dari pokok ke TPH). Lalu, TBS yang berada di
TPH diangkut dengan truck untuk ditimbang dan diberi label yang
produksi TBS, ada dua tahun di mana produksi TBS tidak mencapai target
yang telah ditentukan. Produksi TBS yang tidak mencapai target terjadi
pada tahun 2010 dengan produksi 38,385.897 ton dan target 43,000 ton
serta tahun 2012 dengan produksi 31,177.287 ton dan target 32,700 ton.
Produksi yang mencapai target pada 3 tahun terakhir ini terjadi pada tahun
78
BAB V
perkebunan inti PT. Permata Hijau Pasaman I adalah analisis regresi linier
jumlah produksi TBS dengan satuan ton/ triwulan selama tiga tahun
produksi, yaitu iklim (curah hujan) (X1) dengan satuan mm/ triwulan,
79
tenaga kerja (X2) dengan satuan jiwa/ triwulan, pupuk (X3) dengan satuan
kg/ triwulan, pestisida (X4) dengan satuan L/ triwulan, dan trend (X5) per
menganalisnya.
LnY = -11.928 + 0.057 LnX1 + 3.190 LnX2 + -0.343 LnX3 + 0.048 LnX4
+ 0.333 LnX5
bentuknya menjadi:
Y = e-11.928 X10.057.X23.190.X3-0.343.X40.048.X50.333
80
Keterangan :
Hijau Pasaman I.
Hijau Pasaman I.
81
memprediksi jumlah produksi TBS di perkebunan PT. Permata
Hijau Pasaman I.
Hijau Pasaman I.
Hijau Pasaman I.
inti PT. Permata Hijau Pasaman I akan bernilai -11.928 jika faktor-faktor
produksi, seperti curah hujan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk (X3),
pestisida (X4), dan trend (X5) bernilai sama dengan 0 atau dengan kata
lain tidak ada aktivitas curah hujan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk (X3),
pestisida (X4), dan trend (X5). Selain itu, dapat diketahui juga kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat dari koefisien
82
PT. Permata Hijau Pasaman I. Jumlah produksi TBS akan
dianggap konstan.
83
sebesar 1 L dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
konstan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja (X2), pupuk (X2), dan
perkebunan inti PT. Permata Hijau Pasaman I. Dengan kata lain, apabila
tenaga kerja (X2), pupuk (X2), dan trend (X3) meningkat, maka akan
Hijau Pasaman I.
A. Normalitas
84
Berdasarkan Gambar 12, dapat dilihat bahwa titik-titik data
B. Multikolinearitas
Pada pengujian ini digunakan alpha sebesar 10% atau 0.10, maka:
VIF = 1 = 1 = 10.
α 0.10
pengujian dengan nilai VIF adalah jika nilai VIF > 10 maka terjadi
hasilnya pun sama dengan yang dilihat dari nilai tolerance, yaitu
86
curah hujan (X1), pupuk (X3), pestisida (X4) memiliki nilai VIF <
terjadi multikolinearitas.
variabel curah hujan (X1), pupuk (X3), pestisida (X4) < 0.60
87
tenaga kerja (X2) dan trend (X5) > 0.60 sehingga dapat
multikolinearitas.
C. Heteroskedastisitas
tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan yang
pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
88
0 pada sumbu Y. Maka, dapat disimpulkan bahwa pada model
D. Autokorelasi
1991).
89
2. Uji F Hitung (Uji Serentak)
Hitung sebesar 13.623 lebih besar daripada F Tabel sebesar 4.39 yang
90
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, variabel-
Pasaman 1.
91
Tabel 16. Hasil Analisis Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -11.928 3.731 -3.197 .019
LnX1 .057 .037 .184 1.523 .178
LnX2 3.190 .530 2.323 6.017 .001
1
LnX3 -.343 .056 -.838 -6.097 .001
LnX4 .048 .066 .097 .731 .492
LnX5 .333 .073 1.802 4.540 .004
a. Dependent Variable: LnY
> 0.05 dan nilai thitung sebesar 1.523 lebih kecil daripada ttabel
< 0.05 dan nilai thitung sebesar 6.017 lebih besar daripada ttabel
0.05 dan nilai thitung sebesar -6.097 lebih kecil daripada ttabel
0.05 dan nilai thitung sebesar 0.731 lebih kecil daripada ttabel
e. Nilai signifikansi trend (X5) sebesar 0.004 dimana 0.004 < 0.05
dan nilai thitung sebesar 4.540 lebih besar daripada ttabel sebesar
kepercayaan 95%.
93
Apabila korelasi sama dengan nol, antara kedua variable tidak
Hasil analisis koefisien korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 17.
94
2. Nilai koefisien korelasi parsial (r) tenaga kerja (X2) terhadap
95
produksi TBS. Sebaliknya, semakin turun pestisida, maka
produksi TBS positif dan searah karena nilai korelasi parsial (r)
96
Hubungan antara variabel bebas (curah hujan, tenaga kerja, pupuk,
97
5.2 Respon Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Terhadap Faktor –
karena salah satu ciri dari bentuk logaritma natural, yaitu nilai
di perkebunan inti PT. Permata Hijau Pasaman I dapat diihat pada Tabel
19.
bersifat elastis hanya ada satu variabel, yaitu variabel tenaga kerja dengan
nilai 3.190 > 1. Sedangkan variabel lainnya, yaitu curah hujan, pupuk,
pestisida, dan trend bersifat inelastis dengan nilai elastisitas iklim sebesar
98
0.057 < 1, nilai elastisitas pupuk sebesar -0.343 < 1, nilai elastisitas
pestisida sebesar 0.048 < 1, dan nilai elastisitas trend sebesar 0.333 < 1.
produksi curah hujan, pupuk, pestisida, dan trend memiliki karakter skala
5.3 Pembahasan
bahwa koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini adalah sebesar 0.919
yang berarti 91.9% produksi TBS dapat dijelaskan oleh seluruh faktor
dalam penelitian ini. Selanjutnya, dari hasil uji F Hitung, dapat diketahui
bahwa variabel bebas (curah hujan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan
PT. Permata Hijau Pasaman I. Dari hasil uji t, hanya ada 3 faktor yang
faktor lainnya, yaitu curah hujan dan pestisida berpengaruh nyata pada
tingkat kepercayaan yang lebih kecil dari 95%. Selain itu, secara bersama-
sama variabel bebas (curah hujan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan
99
yang kuat dengan nilai koefisien korelasi total (R) adalah sebesar 0.959.
1. Curah Hujan
TBS adalah curah hujan. Curah hujan tersebut dihitung per bulan,
pada tingkat kepercayaan yang lebih kecil dari 95%. Pada tingkat
nilai signifikansi curah hujan sebesar 0.178 < 0.2 sehingga H0 ditolak
0.057. Hal ini menunjukkan bahwa curah hujan dengan produksi TBS
searah. Jadi, apabila ada peningkatan curah hujan, maka produksi TBS
antara curah hujan dan produksi TBS bersifat positif, kuat, dan searah.
100
terus menerus sehingga produksi TBS akan meningkat. Curah hujan
tanaman kelapa sawit itu sendiri. Namun, jika curah hujan terlalu
Sebaliknya, jika curah hujan hujan terlalu rendah, maka tanah akan
menyerap air dan mineral dari dalam tanah sehingga keadaan seperti
ini juga dapat menurunkan produksi TBS. Selain itu, musim kemarau
sawit.
0.057 yang berarti iklim bersifat inelastis. Hal ini menujukkan bahwa
Pada daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. Selain itu, curah
101
2. Tenaga Kerja
tingkat kepercayaan 95% dan nilai koefisien regresi sebesar 3.190. Hal
akan tetap berjalan hanya jika ada tenaga kerja yang melakukannya.
dan produksi TBS. Dengan kata lain, semakin banyak tenaga kerja
dengan tenaga kerja yang terbatas maka tanaman kelapa sawit tidak
102
mendapatkan perawatan dan pemeliharaan secara optimal sehingga
tenaga kerja bersifat elastis. Hal ini menujukkan bahwa produksi TBS
3. Pupuk
kepercayaan 95% dan nilai koefisien regresi sebesar -0.343. Hal ini
103
mengalami penurunan atau jika ada pengurangan pupuk, maka
kata lain, semakin tinggi pupuk, maka produksi TBS semakin menurun
adalah NPK Super, Urea, MOP, RP, Borate, Dolomite, dan Kieserete.
maka setiap satuan berat mempunyai luas permuakaan yang lebih kecil
sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah gambut juga
tanaman. Pada tanah gambut yang tergolong tanah masam ini, unsur P
tidak dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al. Padahal,
104
Pada penelitian ini pupuk mempunyai nilai elasitisitas sebesar
negatif 0.343 < 1, berarti faktor pupuk bersifat inelastis. Hal ini
4. Pestisida
meningkat.
105
Jika dilihat dari hasil korelasi parsial, pestisida bernilai 0.286,
tanaman liar yang tidak ada perlakuan khusus sehingga tanaman liar
adalah hama, gulma, dan penyakit. Dengan kata lain, hama, gulma, dan
Pasaman I adalah ulat api, ulat kantung, tikus, kumbang tanduk, dan
106
lain-lain. Gulma pada perkebunan inti PT. Permata Hijau Pasaman I
mekanis.
107
Pestisida mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1, yaitu
produksi TBS paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Selain itu, pada
5. Trend
TBS pada tingkat kepercayaan 95% dan nilai koefisien regresi sebesar
0.333. Hal ini menunjukkan bahwa trend dengan produksi TBS searah.
produksi TBS.
yang berarti hubungan antara trend dan produksi TBS bersifat positif,
kuat, dan searah. Dengan kata lain, semakin tinggi trend, maka
108
semakin meningkatkan produksi TBS atau semakin rendah trend, maka
TBS. Dengan kata lain, teknologi yang maju dapat menghemat waktu
Pada daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. Selain itu, trend
109
BAB VI
6.1 Kesimpulan
PT. Permata Hijau Pasaman I adalah curah hujan, tenaga kerja, pupuk,
pestisida, dan trend. Secara serentak, curah hujan, tenaga kerja, pupuk,
kepercayaan 95%, yaitu tenaga kerja, pupuk, dan trend. Sisanya, curah
inti PT. Permata Hijau Pasaman I tidak respon terhadap curah hujan,
pupuk, pestisida, dan trend serta memiliki karakter skala hasil menurun
6.2 Saran
maksimum.
111
DAFTAR PUSTAKA
Adi P. Tanpa Tahun. Kaya dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
BPS. 2013. Luas Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (Ha), 2006 - 2012**.
BPS. 2013. Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (ton), 2006 - 2012**.
Niftia. 2005. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu dan Faktor-Faktor Yang
Memepengaruhi Produksi Di Desa Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal,
Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pasaribu Ali Musa. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis ─ Konsep
dan Aplikasi. Lily Publisher. Yogyakarta.
112
Pindyck, R. S and D. L. Rubinfield. 1991. Econometric Models, and Economic
Forecast. erd. ed. McGraw-Hill International Editions. Singapore.
Rasul A. A., Wijiharjono N., Tupi S. 2012. Ekonomi Mikro Dilengkapi Sistim
Informasi Permintaan. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sugiarto, Herlambang T., Brastoro, Sudjana R., Kelana S. 2000. Ekonomi Mikro:
Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tasman A. dan Aima H. 2013. Ekonomi Manajeria Edisi Revisil. Rajawali Pers.
Jakarta.
113
LAMPIRAN
114
Lampiran 1. Pertanyaan Interview
PERTANYAAN INTERVIEW
2. Apakah ada penambahan atau pengurangan luas lahan pada perkebunan inti
3. Berasal dari mana bibit kelapa sawit yang digunakan PT. Permata Hijau
Pasaman I?
5. Berapa kali penanaman kelapa sawit yang telah dilakukan oleh PT. Permata
Hijau Pasaman I?
6. Berapa umur tanaman kelapa sawit di perkebunan inti PT. Permata Hijau
Pasaman I?
8. Perawatan apa saja yang dilakukan tenaga kerja di perkebunan inti PT.
10. Berapa kali panen setiap bulan dilakukan di PT. Permata Hijau Pasaman I?
115
Lampiran 2. Denah Lokasi PT. Permata Hijau Pasaman I
116
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Permata Hijau Pasaman I
117
Lampiran 4. Data Penelitian
118
Dosis Pupuk (Dalam Lahan Seluas 1.168,97 Ha)
Tahun
2010 2011 2012
Bulan
Januari 72.100 kg 228.400 kg 114.800 kg
Februari 150.250 kg 96.150 kg 146.800 kg
Maret 144.900 kg 158.450 kg 182.650 kg
April 93.200 kg 66.750 kg 115.200 kg
Mei 65.350 kg 64.295 kg 74.280 kg
Juni 107.700 kg 56.300 kg 167.900 kg
Juli 142.250 kg 106.150 kg 120.450 kg
Agustus 94.750 kg 84.550 kg 48.500 kg
September 64.750 kg 45.650 kg 123.050 kg
Oktober 208.050 kg 101.850 kg 154.250 kg
November 327.150 kg 137.650 kg 32.800 kg
Desember 118.200 kg 207.500 kg 154.100 kg
Total 1,588.100 kg 1,353.695 kg 1,434.780 kg
119
Trend
Tahun
2010 2011 2012
Bulan
Januari 1 13 25
Februari 2 14 26
Maret 3 15 27
April 4 16 28
Mei 5 17 29
Juni 6 18 30
Juli 7 19 31
Agustus 8 20 32
September 9 21 33
Oktober 10 22 34
November 11 23 35
Desember 12 24 36
Target dan Hasil Produksi TBS (ton) di Perkebunan Inti PT. Permata Hijau
Pasaman I (Dalam Lahan Seluas 1.168,97 Ha)
Tahun 2010 2011 2012
Bulan Target Produksi Target Produksi Target Produksi
Januari 2,900 3,073.498 2,200 2,349.314 2,200 2,077.610
Februari 2,900 2,247.084 2,200 2,126.885 2,300 2,511.733
Maret 3,100 2,763.913 2,300 2,725.728 2,400 2,284.232
April 3,200 2,421.109 2,400 2,575.226 2,500 2,417.742
Mei 4,100 3,733.170 3,000 3,104.519 3,200 2,414.062
Juni 4,400 4,151.157 3,200 3,224.161 3,300 3,161.288
Juli 4,400 4,521.217 3,300 3,617.147 3,200 3,539.640
Agustus 3,900 3,666.877 3,000 2,793.410 2,700 2,061.630
September 3,500 2,578.934 2,600 2,618.391 2,900 3,059.720
Oktober 3,700 3,350.644 2,700 2,838.684 2,800 2,629.030
November 3,600 2,909.127 2,700 2,117.101 2,700 2,400.130
Desember 3,300 2,969.167 2,400 2,419.526 2,500 2,620.470
Total 43,000 38,385.897 32,000 32,510.092 32,700 31,177.287
120
Tenaga Kerja PT. Permata Hijau Pasaman 1
Tahun
2010 2011 2012
Bulan
Januari – Maret 1,056 orang 928 orang 829 orang
April – Juni 1,025 orang 865 orang 832 orang
Juli – September 1,013 orang 859 orang 813 orang
Oktober − Desember 1,021 orang 842 orang 816 orang
Total 4,115 orang 3,494 orang 3,290 orang
Trend
Tahun
2010 2011 2012
Bulan
Januari – Maret 1 5 9
April – Juni 2 6 10
Juli – September 3 7 11
Oktober − Desember 4 8 12
121
Target dan Hasil Produksi TBS (ton) di Perkebunan Inti PT. Permata Hijau
Pasaman I (Dalam Lahan Seluas 1.168,97 Ha)
Tahun 2010 2011 2012
Maret
Juni
September
Desember
122
Lampiran 5. Data Penelitian Dalam Bentuk Logaritma Natural
Curah Tenaga Pupuk Pestisida Trend Jumlah LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5 LnY
Hujan Kerja (X3) (X4) (X5) Produksi
(X1) (X2) TBS (Y)
826 1056 367.25 1396 1 8084.495 6.72 6.96 5.91 7.24 0 9
923 1025 266.25 1001 2 10305.436 6.83 6.93 5.58 6.91 0.69 9.24
743 1013 301.2 940.5 3 10767.028 6.61 6.92 5.71 6.85 1.1 9.28
542 1021 653.4 999.25 4 9228.938 6.3 6.93 6.48 6.91 1.39 9.13
354 928 483 771 5 7201.927 5.87 6.83 6.18 6.65 1.61 8.88
409 865 187.345 892 6 8903.906 6.01 6.76 5.23 6.79 1.79 9.09
761 859 236.35 1050 7 9028.948 6.63 6.76 5.47 6.96 1.95 9.11
1221 842 447 1057.2 8 7375.311 7.11 6.74 6.1 6.96 2.08 8.91
276 829 444.25 953 9 6873.575 5.62 6.72 6.1 6.86 2.2 8.84
486 832 357.38 1612.5 10 7993.092 6.19 6.72 5.88 7.39 2.3 8.99
602 813 292 605 11 8660.99 6.4 6.7 5.68 6.41 2.4 9.07
1008 816 341.15 639 12 7649.63 6.92 6.7 5.83 6.46 2.48 8.94
123
Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT LnY
/METHOD=ENTER LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5
/SCATTERPLOT=(*SDRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Regression
[DataSet3]
Descriptive Statistics
Correlations
LnX1 12 12 12 12 12 12
LnX2 12 12 12 12 12 12
N
LnX3 12 12 12 12 12 12
LnX4 12 12 12 12 12 12
LnX5 12 12 12 12 12 12
124
a
Variables Entered/Removed
LnX5, LnX3,
1 LnX1, LnX4, . Enter
b
LnX2
b
Model Summary
a
ANOVA
Total .215 11
a
Coefficients
125
a
Coefficients
a
Coefficient Correlations
126
a
Residuals Statistics
127
128