Anda di halaman 1dari 86

ANALISIS USAHA JAHE INSTAN DI BALAI BESAR

PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN KECAMATAN


LAWANG KABUPATEN MALANG

LAPORAN MAGANG

Oleh

Annisa Salsabila Priyambudi


D31200345

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
ANALISIS USAHA JAHE INSTAN DI BALAI BESAR
PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN KECAMATAN
LAWANG KABUPATEN MALANG

LAPORAN MAGANG

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian (A.Md.P)
Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen Agribisnis

Oleh

Annisa Salsabila Priyambudi


D31200345

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

ii
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga
laporan Magang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
(A.Md) di Program Studi Manajemen Agribisnis, Jurusan Manajemen Agribisnis.
Tulisan ini adalah laporan hasil Magang yang dilaksanakan mulai tanggal
01 Maret – 30 Juni bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan
Lawang. Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Saiful Anwar, S. Tapi, MP selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Taufik Hidayat, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis.
3. Linda Ekadewi Widyatami, SP, MP selaku Koordinator Program Studi
Manajemen Agribisnis serta selaku Dosen Pembimbing.
4. Ir. Sumardi Noor, M.Si, selaku Bapak Kepala Balai di BBPP Ketindan.
5. Laila Nuzuliyah, S.T.P.,M.P selaku Pembimbing Lapang.
6. Kedua Orang Tua beserta keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan
doa demi kelancaran pelaksanaan Magang dan pembuatan laporan Magang.
7. Seluruh karyawan BBPP Ketindan yang telah memberikan motivasi,
semangat dan juga ilmu selama pelaksanaan kegiatan.
8. Michael Erae, yang telah memberi support dan membantu dalam
menyelesaikan laporan Magang.
9. Teman-teman Magang seperjuangan di BBPP Ketindan Lawang.
Laporan Magang ini masih kurang sempurna, mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa mendatang. Semoga
tulisan ini bermanfaat.

Malang, 15 Maret 2023

Penulis

iv
RINGKASAN

Analisis Usaha Jahe Instan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan


Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Annisa Salsabila Priyambudi, NIM
D31200345, Tahun 2023, Program Studi Manajemen Agribisnis, Politeknik
Negeri Jember, Dosen Pembimbing Linda Ekadewi Widyatami, SP, MP dan
Pembimbing Lapang Laila Nuzuliyah S.T.P., M.P.

Magang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


upaya untuk memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman praktek kerja.
Adanya kegiatan magang di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Lawang,
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang kondisi nyata
yang ada dalam dunia pertanian dan memberikan kemampuan bagi mahasiswa
dalam meningkatkan kompetensi yang ditempuh. Tujuan dari magang ini adalah
agar mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan kerja lapang pada suatu
perusahaan ataupun instansi dan mampu membentuk sikap serta keterampilan
kerja, khususnya pada bidang pelatihan pertanian khusunya yang berada di Balai
Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Lawang. Metode yang digunakan dalam
kegiatan Magang ini adalah dengan wawancara, pengamatan dan evaluasi.
Balai Besar Pelatihan (BBPP) Ketindan Lawang merupakan salah satu
instansi yang bergerak di bidang pertanian, dimana saat ini pengolahan jahe instan
menjadi salah satu pengkajian yang dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis
dan mengolahnya dengan baik. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan
juga merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pelatihan
pertanian, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP)
yang secara teknis dibawah Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
Dalam proses produksi jahe instan ada beberapa hal yang diperhatikan
selama proses produksi yaitu saat proses pencampuran bahan. Proses
pencampuran bahan pada saat gula dimasukkan harus diaduk secara terus-menerus

v
agar tidak gosong. Oleh sebab itu perlu diperhatikan pada saat mengolah bahan
tersebut.
Hasil perhitungan Analisis Jahe Instan dalam satu kali proses produksi
menggunakan Analisis BEP, R/C Ratio, dan ROI untuk mengetahui kelayakan
usahanya. Hasil analisis BEP (produksi) diperoleh 152,63 kemasan, sedangkan
volume penjualan sebanyak 200 kemasan per 25 gram. Hasil analisi BEP (harga)
diperoleh sebesar Rp. 2.098,70 per kemasan. Hasil analisis R/C Ratio diperoeh
nilai sebesar 1,31. Hasil analisis ROI diperoleh niai sebesar 10,08%. Berdasarkan
analisis tersebut menunjukkan bahwa usaha jahe instan menguntungkan.
Business Model Canvas mengembangkan model bisnis pada produk Jahe
Instan dapat dilihat dari 9 elemen yaitu: Dari identifikasi yang dilakukan pada
elemen customer segments, pasar Jahe Instan adalah market dimana pelanggan
berasal dari semua kalangan serta pecinta minuman sehat, minuman herbal atau
tradisional. Dari value propositions Jahe Instan sangat mengutamakan kepuasan
pelanggan dan layanan perusahaan yang dipercaya dapat membuat pelanggan
melakukan repeat order. Pada channel yang diterapkan Jahe Instan adalah saluran
melalui outlet media sosial, supermarket dan minimarket. Elemen key resources
dan key activities pada Jahe Instan menunjukan bahwa sumber daya dan aktivitas
utama adalah bahan baku dan produksi. Dari elemen key partnerships, hingga saat
ini Jahe Instan memiliki partner dari petani jahe, produsen kemasan, distributor
reseller dan retalier yang dapat membantu dalam proses penjualan. Biaya yang
dikeluarkan berhubungan erat dengan biaya pengeluaran untuk menjalankan
produksi dan pembelian bahan baku.
STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang dilakukan oleh Jahe Instan
adalah sebagai berikut: (a) segmen pasar yang dituju adalah pria dan wanita mulai
dari remaja sampai dewasa, yang memiliki usia antara 17-65 tahun. (b) target
pasar yang dipilih berupa konsumen yang mencari produk herbal atau pecinta
minuman tradisonal. (c) Jahe Instan diposisikan pada dalam hal kualitas produk
dan pada kemasan. Jahe Instan menghasilkan produk yang berkualitas baik dan
kemasan yang aman dibandingkan produk lainnya.

vi
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. II
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... III
PRAKATA ....................................................................................................... IV
RINGKASAN.................................................................................................. V
DAFTAR ISI ................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL ........................................................................................... X
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... XI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. XII

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................ 3
1.2.2 Tujuan Khusus Magang ........................................................................ 3
1.2.3 Manfaat ................................................................................................. 3
1.3 Lokasi Magang dan Jadwal Kerja Magang........................................... 4
1.3.1 Lokasi.................................................................................................... 4
1.3.2 Jadwal Kerja ......................................................................................... 5
1.4 Metode Pelaksanaan ................................................................................ 5
1.4.1 Observasi Lapang.................................................................................. 6
1.4.2 Wawancara............................................................................................ 5
1.4.3 Pengumpulan Data................................................................................ 5
1.4.4 Praktik ................................................................................................... 6
1.4.5 Penyusunan Laporan Magang............................................................... 6

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .............................................. 7


2.1 Sejarah BBPP Ketidan Lawang............................................................... 7
2.2 Struktur Organisasi BBPP Ketindan Lawang ....................................... 10

vii
2.2.1 Organisasi dan Tata Kerja ....................................................................... 11
2.2.2 Tujuan Pokok dan Fungsi BBPP ............................................................. 15
2.2.3 Visi dan Misi BBPP Ketindan.................................................................. 16
2.2.4 Tujuan BBPP Ketindan............................................................................ 17
2.2.5 Kebijakan dan Strategi BBPP Ketindan................................................... 17
2.2.6 Program dan Kegiatan BBPP Ketindan ................................................... 19
2.3 Kondisi Lingkungan.................................................................................. 20

BAB 3. RANGKAIAN KEGIATAN MAGANG DI BBPP


KETINDAN LAWANG.................................................................................. 22
3.1 Pengenalan Lapangan dan Lingkungan Kerja ...................................... 22
3.2 In House Training ..................................................................................... 22
3.3 Pemeliharaan Tanaman Stroberi ............................................................ 22
3.4 Pencatatan Pemeliharaan Tanaman Stroberi ........................................ 23
3.5 Pelatihan & Field Trip.............................................................................. 23
3.6 Sertifikasi Penyuluh Pertanian Angkatan II ......................................... 23
3.7 Senam Rutin .............................................................................................. 24
3.8 Bertani On Cloud (BOC) ......................................................................... 24
3.9 Pendaftaran Petani pada GENTA .......................................................... 24
3.10 Membuat Rencana Pengembangan Usaha (BMC) ............................. 25
3.11 Strategi Pemasaran STP ........................................................................ 26
3.12 Pembuatan Jahe Instan.......................................................................... 27

BAB 4. ANALISIS USAHA JAHE INSTAN ............................................... 28


4.1 Gambaran Produk Jahe Instan............................................................... 28
4.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 29
4.3 Proses Produksi Jahe Instan.................................................................... 30
4.4 Analisis Usaha Jahe Instan ...................................................................... 34
4.4.1 Kriteria Analisis Usaha ............................................................................ 34
4.4.2 Perhitungan Biaya Analisis Usaha Jahe Instan........................................ 36
4.4.3 Perhitungan Analisis Usaha Jahe Instan Dalam Satu Kali Produksi ....... 39

viii
4.5 Bisnis Model Canvas (BMC) ................................................................... 41
4.5.1 Value Proposition .................................................................................... 42
4.5.2 Customers Segmen .................................................................................. 43
4.5.3 Channels ................................................................................................... 43
4.5.4 Customers Relationship ........................................................................... 43
4.5.5 Revenue Strams ....................................................................................... 44
4.5.6 Key Activities........................................................................................... 44
4.5.7 Key Resource ........................................................................................... 44
4.5.8 Key Partnership....................................................................................... 45
4.5.9 Cost Structure.......................................................................................... 45
4.6 Segmentation, Targeting, Positioning (STP) .......................................... 45
4.6.1 Segmentation ........................................................................................... 45
4.6.2 Targeting ................................................................................................. 47
4.6.3 Positioning............................................................................................... 47
4.7 Kemasan Jahe Instan ............................................................................... 48
4.8 Pemasaran Jahe Instan ............................................................................ 49

BAB 5. Penutup .............................................................................................. 51


5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 51
5.2 Saran .......................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53


LAMPIRAN .................................................................................................... 54

ix
DAFTAR TABEL

4.1 Alat yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan .............................. 29
4.2 Bahan yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan ........................... 30
4.3 Bahan Penunjang yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan ......... 30
4.4 Biaya Penyusutan dalam satu kali produksi................................................... 36
4.5 Biaya Variabel dalam satu kali prosduksi...................................................... 37
4.6 Hasil Perhitungan Jahe Instan dalam Satu Kali Produksi.............................. 39
4.7 Pemasaran Jahe Instan ................................................................................... 49

x
DAFTAR GAMBAR

1.1 Peta Lokasi BBPP Ketindan Malang ............................................................. 4


2.1 Landbouw School .......................................................................................... 8
2.2 Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan...................................................... 9
2.3 Struktur Organisasi BBPP ............................................................................. 10
3.1 Pembuatan Jahe Instan................................................................................... 27
4.1 Kemasan Jahe Instan...................................................................................... 28
4.2 Persiapan Alat dan Bahan .............................................................................. 31
4.3 Pengupasan dan Pemotongan ......................................................................... 31
4.4 Penghalusan Jahe ........................................................................................... 32
4.5 Penyaringan .................................................................................................... 32
4.6 Pencampuran Bahan....................................................................................... 33
4.7 Pengayakan Bahan ......................................................................................... 33
4.8 Proses Pengemasan......................................................................................... 34
4.9 Bisnis Model Canva Jahe Instan .................................................................... 42
4.10 Kemasan Sachet........................................................................................... 48

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang di BBPP Ketindan .................. 54


2. Total Asset Jahe Instan..................................................................................... 58
3. Perhitungan Depresiasi atau Penyusutan .......................................................... 59
4. Jadwal Kerja .................................................................................................... 60
5. Harian PKL (Longbook Kegiatan) ................................................................... 65
6. Daftar Hadir PKL ............................................................................................ 73

xii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam upaya
untuk memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman praktek kerja. Adanya
kegiatan magang di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Lawang, diharapkan
dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang kondisi nyata yang ada
dalam dunia pertanian dan memberikan kemampuan bagi mahasiswa dalam
meningkatkan kompetensi yang ditempuh. Tujuan dari magang ini adalah agar
mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan kerja lapang pada suatu perusahaan
ataupun instansi dan mampu membentuk sikap serta keterampilan kerja,
khususnya pada bidang pelatihan pertanian khususnya yang berada di Balai Besar
Pelatihan Pertanian Ketindan Lawang
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan merupakan salah satu unit
pelaksana teknis di bidang pelatihan pertanian, berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang secara teknis di bawah Pusat
Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pertanian.
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tumbuhan yang rimpangnya sering
digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional.
Dijadikan sebagai obat herbal di karenakan jahe mengandung banyak sekali zat
yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti, Kalori: 4,8, Karbohidrat: 1,07
gram, Serat: 0,12 gram, Protein: 0,11 gram, Lemak: 0,05 gram, Gula: 0,1 gram.
Kandungan yang paling penting dari jahe adalah zingiberol yang berfungsi
sebagai anti radang dan mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Banyak
sekali manfaat yang diperoleh dari jahe seperti anti peradangan, mencegah
permasalahan pada kulit, mencegah agar tidak terjangkit kanker, meningkatkan
sistem imun, obat masuk angin dan lain sebagainya (Ratu, 2021). Cara
penggunaan jahe sebagai obat, biasanya banyak masyarakat yang menjadikan jahe
sebagai minuman, seperti minuman sekoteng yang ditambah jahe, ada juga yang

1
2

membakar jahe tersebut untuk mengeluarkan zat Atsiri dari jahe dan
menambahkan ke minuman atau sebagai aromatherapy (Lestari, 2016).
Business Model Canvas merupakan sebuah model bisnis yang
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan
menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai. Dalam Business Model Canvas
terdapat 9 blok yang terdiri dari Customer Segments, Value Proposition,
Channels, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key
Activities, Key Partnership, dan Cost Structure. Salah satu model bisnis yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi model bisnis yang sedang dijalankan adalah
Business Model Canvas (BMC). Business model canvas sebagai suatu pendekatan
untuk melihat peluang pengembangan usaha, mulai diterapkan di Indonesia
(Suwarni dan Handayani, 2020).
Strategi berperan sangat penting terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Strategi ini terdiri dari tiga elemen, yaitu strategi STP (Segmenting, Targeting,
dan Positioning). Dimaksudkan untuk mengetahui pasar yang sebenarnya sama,
namun cara pandang perusahaan terhadap pasar itulah yang dapat membedakan
perusahaan dengan pesaing (Kotler, 2017).
Jahe instan merupakan produk yang berbentuk bubuk, terbuat dari olahan
jahe yang ditambah gula. Pada proses pembuatan jahe instan menggunakan
prinsip kristalisasi yang didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa)
yang dapat kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Untuk meningkatkan
nilai ekonomis pada jahe yaitu, dengan mengoptimalkan pemanfatannya melalui
pengolahan dalam bentuk jahe bubuk yang banyak memiliki manfaat dan
membuat suatu inovasi baru dalam meningkatkan segi kreatifitas pada produk
bubuk jahe sehingga dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Oleh karena itu
jenis olahan ini cukup potensial untuk dikembangkan, namun sebelumnya perlu
dilakukan analisa usaha, pengembangan usaha bisnis model canvas (BMC) dan
penetapan pemasaran dengan segmentation, targeting dan positioning (STP)
sehingga diperoleh informasi yang lengkap tentang biaya yang dibutuhkan,
pendapatan, dan kelayakan usahanya.
3

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Umum Magang
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai instansi
yang menjadi lokasi magang, serta meningkatkan keterampilan pada bidang
keahliannya untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam
masyarakat luas.
2. Melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap perbedaan atau kesenjangan
yang dapat dijumpai di lapangan dengan yang diperoleh dibangku kuliah.
3. Memperoleh keterampilan tertentu yang tidak diperoleh di kampus.

1.2.2 Tujuan Khusus Magang


1. Menambah kesempatan bagi mahasiswa mengasah keterampilan dan
pengetahuannya untuk menambah kepercayaan dan kematangan pada
dirinya.
2. Melatih mahasiswa berpikir kritis dan menggunakan daya nalar dengan cara
membuat komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan dalam bentuk
laporan kegiatan harian.
3. Mengetahui cara pembuatan produk-produk inovasi yang ada di
Departemen Pengolahan Hasil, terutama dalam proses pengemasan
sekaligus analisis usaha.
4. Mengetahui seluruh kegiatan lain seperti Pengolahan Hasil Pertanian, Lahan
Budidaya Tanaman dan Kompetensi Sosial Ekonomi.

1.2.3 Manfaat
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam tentang
memproduksi dan menganalisis jahe instan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai BMC (Bussiness Model
Canvas) dan STP (Segmentation, Targeting and Positioning).
3. Menjalin hubungan kerjasama dengan instansi yang bersangkutan terkait
dalam penyelenggara Magang.
4

4. Sebagai masukan untuk evaluasi dalam peningkatan kualitas lulusan Jurusan


Manajemen Agribisnis Program Studi Manajemen Agribisnis Politeknik
Negeri Jember.
5. Bagi Instansi yang bersangkutan, dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi untuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pelatihan sumber daya manusia.
6. Sebagai tambahan informasi dan studi pustaka bagi semua pihak yang
tertarik dalam topik peningkatan nilai tambah dan pengembangan produk
pertanian.

1.3 Lokasi Magang dan Jadwal Kerja Magang


1.3.1 Lokasi
Kegiatan Magang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Ketindan, Jln. Ketindan No. 1, Lawang, Malang, Jawa Timur. Berikut peta lokasi
BBPP Ketindan Lawang dapat dilihat pada Gambar 1.3.1

Gambar 1.1 Peta Lokasi BBPP Ketindan Malang


Sumber: https://www.google.com/maps/place/Landbouw+Mart+BBPP+Ketindan/@-
5

1.3.2 Jadwal Kerja


Pelaksanaan Magang di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Lawang
dilaksanakan pada tanggal 1 Maret – 30 Juni 2023. Magang dilaksanakan pada
hari kerja yaitu setiap Hari Senin-Jum’at. Waktu jam kerja dimulai pukul 07.30-
16.00 WIB untuk Hari Senin-Kamis, dan pukul 07.30-16.30 untuk Hari Jum’at
yang terdapat pada Lampiran 4.

1.4 Metode Pelaksanaan


1.4.1 Observasi Lapang
Peninjauan atau observasi di lapangan adalah metode pelaksanaan yang
dilakukan dengan cara pengambilan data dengan pengamatan atau peninjauan
yang dilakukan.

1.4.2 Wawancara
Wawancara adalah metode yang dilakukan selama pelaksanaan magang
yang dilakukan dengan cara mengajukan tanya jawab kepada pihak yang
bersangkutan yang dianggap dapat memberi penjelasan tentang masalah yang
akan dikaji.

1.4.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah metode pelaksanaan Magang yang dilakukan
dengan cara pencatatan data yang diperlukan untuk menunjang masalah yang akan
dikaji.
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung atau terjun
langsung dalam pelaksanaan Magang. Pengumpulan data ini dilakukan
secara langsung mulai dari 1 Maret 2023 – 30 Juni 2023
b. Data Sekunder, merupakan data tidak langsung atau pengumpulan informasi
dari berbagai literatur seperti jurnal, artikel, internet browsing, dan data-data
lainnya yang berkaitan dengan Laporan Magang.
6

1.4.4 Praktik
Praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta
Magang. Ada beberapa kegiatan praktik yang dilakukan meliputi, praktik pada
laboratorium pengolahan hasil untuk jahe instan, pemeliharaan bibit stroberi di
dalam Green House, pencatatan pertumbuhan dan perkembangan bibit stroberi,
praktik menganalis Bussines Model Canvas dan Segmentation,Targeting and
Positioning.

1.4.5 Penyusunan Laporan Magang


Penyusunan Laporan Magang bertujuan untuk melaporkan hasil kegiatan
dan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan Magang.
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah BBPP Ketindan Lawang


Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pelatihan pertanian, berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang secara teknis dibawah Pusat
Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pertanian.
BBPP Ketindan mengemban mandat sesuai Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) Nomor 103/Permentan/OT.140/10/2013 tentang organisasi dan tata
kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan adalah melaksanakan
pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan
model dan teknik pelatihan fu ngsional dan teknis di bidang pertanian bagi
aparatur dan non aparatur pertanian, dituntut untuk menjadi lembaga pelatihan
yang terpercaya dalam menyelenggarakan dan mengembangkan pelatihan
pertanian guna memantapkan SDM pertanian yang profesional.
Institusi ini berawal dari berdirinya Landbouw School (Sekolah Pertanian)
pada tahun 1927 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Landbouw School merupakan
bentuk pendidikan kejuruan dibidang pertanian dan perkebunan, yang saat itu
bertujuan untuk memenuhi temangga kerja terdidik dari penduduk pribumi. Pada
tahun 1942, Sekolah Pertanian ini berubah menjadi Naoming Dozo pada masa
pendudukan Jepang. Tidak lama berselang setelah kemerdekaan Negara
Indonesia, lembaga ini digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk
melakukan kegiatan pelatihan bagi petani pemuda pejuang dan kursus kilat
mantri tani. Lembaga pelatihan ini hanya berjalan selama 4 tahun, karena pada
tahun 1949 lembaga ini berubah nama menjadi Sekolah Kader Guru Pertanian
(SKGP). Sekolah ini mempunyai tugas untuk mencetak temangga pengajar di
bidang pertanian. Nama SKGP mangalami perubahan nama kembali pada tahun
1962

7
8

menjadi Sekolah Persamaan Pengamatan Pertanian (SPPP) yang kemudian


berubah lagi menjadi Pusat Latihan Pertanian (PLP) pada tahun 1965.

Gambar 2.1 Landbouw School


Sumber: BBPP Ketindan, 2023

Seiring berkembangnya kebutuhan akan pelatihan pertanian bagi aparatur


pertanian, lembaga ini berubah menjadi Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP)
pada tahun 1973. Kemudian berubah nama kembali pada tahun 2000 menjadi
Balai Diklat Pertanian (BDP). Selanjutnya berdasarkan Keputusan Kementerian
Pertanian, lembaga ini berubah nama menjadi Balai Diklat Agribisnis Tanaman
Pangan dan Tanaman Obat (BDATPO) pada tahun 2002. Lembaga ini tetap
melaksanakan fungsi utamanya sebagai lembaga pelatihan di bidang pertanian
tanaman pangan dan tanaman obat. Pada tahun 2004 BDATPO berganti nama
menjadi Balai Besar Diklat Agribisnis Tanaman Pangan dan Tanaman Obat
(BBDATPO) Ketindan. Kemudian pada tahun 2007 BBDATPO berganti nama
kembali menjadi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.
9

Gambar 2.2 Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan


Sumber: BBPP Ketindan (2023)
10

2.2 Struktur Organisasi BBPP Ketindan Lawang


Dalam mengambil kebijaksanaan dan pelaksanaan Pelatihan BBPP
Ketindan di pimpin oleh Kepala Balai dengan dibantu oleh Staf Bagiam Umujm,
Program dan Evaluasi, Bidang Penyelenggaraan Pelatihan, dan Jabatan
Fungsional Widyaiswara. Struktur organisasi BBPP Ketindan dapat dillihat pada
Gambar 2.3

KEPALA BALAI

KEPALA BAGIAN UMUM

Koordinator Koordinat Koordinator


Perlengkapan or Kepegawaian &
& Instalasi Keuangan Rumah Tangga

KOORDINATOR KOORDINATOR
PROGRAM & EVALUASI PENYELENGGARAAN
PELATIHAN

Koodinator Koordinator
Program & Evaluasi & Koordinator Koordinator
Peatihan Pelatihan Non
Kerjasama Pelaporan
Aparatur Aparatur

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

Gambar 2.3 Struktur Organisasi


Sumber: BBPP Ketindan (2023)
11

2.2.1 Organisasi dan Tata Kerja


Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BBPP Ketindan telah
mengalami penyempurnaan dari Permentan Nomor :17/Permentan/OT.140/2/2007
tanggal 19 Pebruari Tahun 2007 ke Permentan Nomor 103/Permentan/OT.140/10/
2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013. Konsekuensi dari penyempurnaan tersebut
adalah naiknya eselon III dan IV di BBPP Ketindan dari eselon III b dan IV b
menjadi eselon III a dan IV a.
Dalam operasional kegiatan, BBPP Ketindan didukung oleh 3 (tiga) unit
kerja Eselon III dan 1 (satu) Kelompok Jabatan Fungsional, yaitu :
1. Kepala Bagian Umum
a. Koordinator Kepegawaian dan Rumah Tangga
b. Koordinator Keuangan
c. Koordinator Perlengkapan dan Instalasi
2. Koordinator Program dan Evaluasi
a. Koordinator Program dan Kerjasama
b. Koordinator Evaluasi dan Pelaporan
3. Bidang Penyelenggara Pelatihan
a. Koordinator Pelatihan Aparatur
b. Koordinator Pelatihan Non Aparatur
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Masing-masing unit kerja Eselon III dan Kelompok Fungsional mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut:
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kepegawaian,
rumah tangga, keuangan, perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga;
b. Pelaksanaan urusan keuangan;
c. Pelaksaan urusan perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis
Bagian Umum terdiri dari:
a. Koordinator Kepegawaian dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan
urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga.
12

b. Koordinator Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.


c. Koordinator Perlengkapan dan Instalasi mempunyai tugas melakukan
urusan perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis.
Terjadi pergeseran topuksi pada elson IV dengan penyempurnaan
Permentan Nomor: 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013, pada
fungsi Promosi dan Publikasi saat ini menjadi tugas pokok dan fungsi pada
Koordinator Kepegawaian dan Rumah Tangga yang sebelumnya di Koordinator
Program dan Kerjasama. Sementara pada kegiatan inkubator agribisnis yang
sebelumnya di Koordinator Perlengkapan dan instalasi menjadi tugas pokok dan
fungsi Koordinator Pelatihan Non Aparatur menjadi kegiatan incubator usaha tani
(IUT).
Koordinator Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program, rencana kerja, anggaran, pelaksanaan kerjasama, dan
identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang pertanian,
pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya, pemantauan dan
evaluasi, serta pengelolaan data dan informasi pelatihan, dan pelaporan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerja sama;
b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;
c. Peaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
d. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang pertanian;
e. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan.
Koordinator Program dan Evaluasi terdiri dari:
a. koordinatorProgram dan Kerjasama mempunyai tugas melaukan penyiapan
bahan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan
kerjasama, dan identifikasi kebutuhan pelatihan bagi aparatur dan non
aparatur di bidang pertanian, serta pengembangan kelembagaan pelatihan
pertanian swadaya;
13

b. Koordinator Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data dan
informasi pelatihan dan pelaporan.
Terjadi pergeseran tupoksi pada eselon IV dengan penyempurnaan
Permentan Nomor: 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013,
pada fungsi Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan P4S saat ini menjadi
tugas pokok dan fungsi pada Koordinator Program dan Kerjasama yang
sebelumnya pada Koordinator Evaluasi dan Pelaporan.
Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur,
pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat bagi aparatur
dan non aparatur pertanian, serta pengelolaan unit inkubator usaha tani. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Bidang Penyelenggaraan Pelatihan
menyelenggarakan fungsi:
a. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur di
bidang tanaman pangan dan tanaman obat;
b. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi bagi
aparatur dan non aparatur di bidang tanaman pangan dan tanaman obat;
c. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pengembangan model dan teknik
pelatihan teknis bagi aparatur dan non aparatur;
d. Pengelolaan unit inkubator usaha tani.
Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan terdiri dari:
a. Koordinator Pelatihan Aparatur mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional, teknis dan profesi, serta
pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang
tanaman pangan dan tanaman obat bagi aparatur.
b. Koordinator Pelatihan Non aparatur mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi, pengembangan
model dan teknik pelatihan teknis bagi non aparatur di bidang tanaman
pangan dan tanaman obat, serta pengelolaan unit inkubator usaha tani.
14

Tugas pokok dan fungsi pada Bidang Penyelenggaraan Pelatihan mengalami


sedikit pergeseran di dalam permentan Nomor: 103/Permentan/OT.140/10/2013,
yaitu tersiratnya tugas pengembangan profesi dan inkubator usahatani dan
hilangnya pengembangan Diklat kewirausahaan secara spesifik di unit eselon IV
pada Koordinator Pelatihan Non Aparatur.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari:
a. Kelompok Jabatan Fungsional Khusus Widyaiswara;
b. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai
kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional Widyaiswara mempunyai tugas sebagai
berikut:
1) Melaksanakan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang pertanian;
2) Melaksanakan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur;
3) Melaksanakan pelatihan teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat
bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;
4) Melaksanakan pelatihan profesi di bidang tanaman pangan dan tanaman obat
bagi aparatur dan non aparatur;
5) Melaksanakan uji kompetensi di bidang pertanian;
6) Melaksanakan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan
fungsional dan teknis di bidang pertanian;
7) Melaksanakan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan
teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat;
8) Melaksanakan pemberian konsultasi di bidang pertanian;
9) Melaksanakan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang pertanian bagi aparatur
dan non aparatur;
10) Melaksanakan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
15

Kelompok Jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melaukan kegiatan


sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.2.2 Tujuan Pokok dan Fungsi BBPP


BBPP mempunyai tujuan pokok dan fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerja sama.
b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan.
c. Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang
pertanian.
d. Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur.
e. Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang tanaman pangan dan tanaman obat
bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri.
f. Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang tanaman pangan dan tanaman obat
bagi aparatur dan non aparatur.
g. Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian.
h. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional
dan teknis di bidang pertanian.
i. Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan
teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat.
j. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.
k. Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang pertanian.
l. Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang pertanian bagi aparatur
dan non aparatur.
m. Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional
bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non
aparatur.
n. Pengelolaan unit inkubator usahatani.
o. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang pertania.
p. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan.
16

q. Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis.


r. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan,
dan instalasi BBPP Ketindan.

2.2.3 Visi dan Misi BBPP Ketindan


Visi BBPP Ketindan adalah “Menjadi lembaga pelatihan terpercaya, terbaik
dan centre of excellent untuk mewujudkan SDM Pertanian yang professional,
mandiri dan berdaya saing”. Dalam rangka mewujudkan visi, BBPP Ketindan
menetapkan misi sebagai berikut:
a. Mengembangkan program pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan daya
saing serta mengembangkan jejaring kerjasama dan kemitraan usaha
komoditas pertanian melalui pelayanan pelatihan pertanian berkualitas dan
konsultasi usahatani yang prima.
b. Mengembangkan sistem pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelatihan
sebagai bahan rekomendasi pimpinan dan melakukan pengendalian internal
yang akurat, kredibel, dan akuntabel.
c. Mengembangkan teknik pelatihan teknis dan fungsional bagi aparatur
pertanian berbasis kompetensi dan berdaya saing sesuai dengan Standar
Kompetensi Kerja (SKK) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI).
d. Mengembangkan teknik pelatihan teknis dan kewirausahaan bagi non
aparatur pertanian sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta berdaya saing.
e. Mengembangkan kompetensi dan profesional ketenangan pertanian untuk
mendukung pengembangan kawasan pertanian bioindustri menuju
peningkatan dan kesejahteraan petani.
f. Meningkatkan efektifitasndan efisiensi pendayagunaan sarana dan prasarana
pelatihan serta produktifitas instalasi usahatani.
g. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem administrasi dan manajemen
yang transparan dan akuntabel.
17

2.2.3 Tujuan BBPP Ketindan


Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan BBPP
Ketindan selama lima tahun kedepan, adalah:
a. Meningkatnya kualitas program pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan
daya saing dengan penyediaan sistem infomasi terintegrasi serta peningkatan
kepercayaan masyarakat melalui pelayanan pelatihan pertanian berkualitas
dan konsultasi usahatani yang prima.
b. Meningkatnya kualitas dan efektivitas sistem pemantauan, evaluasi,
pelaporan, dan pengendalian internal secara akurat, kredibel, dan akuntabel.
c. Meningkatnya kualitas teknik pelatihan teknis dan fungsional bagi aparatur
pertanian berbasis kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi
Kerja (SKK) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
d. Meningkatnya kompetensi ketemanggaan yang berdaya asing dan
bermartabat.
e. Megoptimalkan pendayagunaan sarana dan prasarana pelatihan serta
produktivitas instalasi agribisnis.
f. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem administrasi dan manajemen.

2.2.4 Kebijakan dan Strategi BBPP Ketindan


Sasaran, tujuan, misi, dan visi yang dicapai telah ditetapkan, maka
ditetapkan:
a. Kebijakan Balai
1) Pemberdayaan peran dan fungsi BPP sebagai pusat koordinasi program dan
kegiatan.
2) Peningkatan daya saing dan kinerja Balai.
3) Pelatihan, permagangan dan pendampingan diarahkan untuk meningkatkan
daya saing, nilai tambah, ekspor dan substitusi import.
4) Pelatihan diarahkan untuk pengembangan industri pengolahan terutama di
perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian.
5) Pelatihan bagi aparatur dan non aparatur pertanian diarahkan pada
peningkatan kompetensi yang berdaya saing.
18

6) Pelatihan diarahkan pada penguatan kemitraan antara petani dan


pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran dan aksesibilitas terhadap
teknologi, sumber pembiayan serta informasi pasar dan akses pasar.
7) Penyediaan sarana prasarana penunjang untuk mendukung pelaksanaan
pelatihan yang baik.
8) Pemantapan sistem administrasi dan manajemen yang transparan dan
akuntabel.
b. Strategi Balai
1) Standarisasi mutu pelayanan kepelatihan, melalui akreditasi Lembaga
Pelatihan, menuju ISO 14001:2004 peningkatan ISO 9001:2015; dan
menuju ISO 17025.
2) Peningkatan sarana dan prasarana Balai secara optimal.
3) Pengembangan dan pemberdayaan P4S, dengan klasifikasi, pembinaan dan
penguatan P4S.
4) Peningkatan kapasitas widyaiswara dan temangga kepelatihan, dengan
peningkatan profesionalisme widyaiswara dan petugas melalui magang,
workshop, seminar, kajian dalam dan luar negeri.
5) Sertifikasi temangga kepelatihan melalui MOT dan TOC.
6) Pemantapan sistem pelatihan berbasis kompetensi, yang mendukung
swasembada pangan dan swasembada berkelanjutan, dengan sistem CBT
dan CBT plus sesuai SKK dan SKKNI.
c. Strategi Pelayanan Kerjasama
1) Peningkatan kinerja pelayanan kerjasama (kedisiplinan, tanggung jawab,
kemampuan) sesuai tugas fungsi aparatur lingkup BBPP.
2) Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan kerjasama.
3) Penilaian indeks kepuasan masyarakat secara periodik.
4) Standarisasi persyaratan pelayanan teknis dan administrasi kerjasama yang
diperlukan.
5) Penetapan biaya pelayanan kerjasama yang transparan, akurat dan akuntabel.
6) Peningkatan kenyamanan sarana prasarana dan keamanan lingkungan.
7) Penyiapan 1 (satu) unit kerjasama internasional.
19

2.2.5 Program dan Kegiatan BBPP Ketindan


Sesuai dengan rencana strategis Kementerian Pertanian setiap unit eselon I
Kementerian Pertanian hanya mempunyai 1 (satu) program. Program BBPP
Ketindan mengacu pada program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian yaitu Program “Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian”.
Program tersebut diimplementasikan ke dalam 4 (empat) kegiatan, yaitu : (a).
Penataan dan pemantapan kelembagaan pelatihan; (b). Peningkatan
profesionalisme ketemanggaan pelatihan pertanian; (c). Peningkatan kualitas
penyelenggaraan pelatihan; dan (d). Peningkatan kualitas program dan kerjasama
pelatihan pertanian. Keempat kegiatan tersebut masing-masing diimplemantasikan
pada sub-sub kegiatan.
Pada kegiatan “Penataan dan Pemantapan Kelembagaan Pelatihan”,
diimplementasikan pada 7 (tujuh) sub kegiatan, yaitu : (a). akreditasi program
pelatihan; (b). klasifikasi dan pembinaan lembaga pelatihan swadaya; (c).
fasilitasi pengembangan lembaga pelatihan pertanian menjadi LDP dan TUK; (d).
pengembangan inkubator agribisnis sebagai pusat pelayanan jasa konsultasi
agribisnis; (e). pengembangan master plan sarana dan prasarana pelatihan; (f).
Pengembangan sistem administrasi, manajemen dan tata kelola rumah tangga; dan
(g). pengembangan sistem informasi, promosi dan publikasi.
Pada kegiatan “Peningkatan Profesionalisme Ketemanggaan Pelatihan
Pertanian”, dimplementasikan pada 3 (tiga) sub kegiatan, yaitu : (a). peningkatan
jumlah dan mutu widyaiswara dan temangga keDiklatan; (b). peningkatan
kompetensi kepemimpinan dan manajerial bagi temangga kediklatan; dan (c).
peningkatan profesionalisme widyaiswara, temangga kediklatan dan instruktur
P4S.
Pada kegiatan “Peningkatan kualitas Penyelenggaraan Pelatihan”,
diimplementasikan pada 4 (empat) sub kegiatan, yaitu : (a). pengembangan
pedoman dan materi pelatihan pertanian melalui kegiatan SKK/SKKNI; (b).
pengembangan pelatihan teknis agribisnis dan kewirausahaan bagi Penyuluh
Pertanian PNS, RIHP non Penyuluh Pertanian dan petugas lainnya lingkup
pertanian berbasis kompetensi kerja; (c). pengembangan pelatihan dan
20

permagangan teknis agribisnis dan kewirausahaan berbasis kompetensi kerja; bagi


penyuluh swadaya, instruktur/pengelola P4S, pengurus Gapoktan dan
kelembagaan petani lainnya; dan (d). peningkatan mutu penyelenggaraan
pelatihan berdasarkan standar internasional (ISO).
Pada kegiatan “Pengembangan Kualitas Program dan Kerjasama Pelatihan
pertanian”, diimplementasikan pada 3 (tiga) sub kegiatan, yaitu : (a). penyusunan
rencana program pelatihan; (b). pengembangan data base palatihan pertanian; dan
(c). pengembangan kerjasama pelatihan dalam dan luar negeri. Selain ketiga sub
kegiatan tersebut, untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap pelayanan
dan kompetensi BBPP Ketindan dalam penyelenggaraan pelatihan pertanian,
dilaksanakan juga kegiatan sebagai berikut:
a. Pengiriman Widyaiswara dalam rangka kerjasama pelatihan pertanian.
b. Pengiriman temangga kediklatan dalam rangka kerjasama pelatihan
pertanian.
c. Pengembangan pelatihan dan permagangan bertaraf internasional pada
lembaga pelatihan pertanian.
Peningkatan koordinasi , integrasi dan sinkronisasi program pelatihan
pertanian dengan instansi terkait di pusat dan daerah.

2.3 Kondisi Lingkungan


BBPP Ketindan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP)
Kementrian Pertanian yang terletak di Kelurahan Ketindan, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang. Tempatnya sangat nyaman, dingin, sejuk, bebas polusi, asri
dan juga bersih di tambah lagi terletak di antara dua gunung yaitu Gunung Arjuno
dan Gunung Welirang dan terletak di daerah ramai yang dilalui para wisatawan
yang ingin berkunjung ke Kebun Teh Wonosari, BBPP Ketindan terdiri dari
beberapa gedung antara lain:
1. Aula Mahkota Dewa berkapasitas 150 orang
2. Ruang kelas
a. Kelas Padi, kapasitas 35 orang
21

b. Kelas Tapak Liman 1, kapasitas 40 orang


c. Kelas Tapak Liman 2, kapasitas 40 orang
d. Kelas Tapak Liman 3, kapasitas 40 orang
e. Kelas Tapak Liman 4, kapasitas 40 orang
f. Kelas Tapak Liman 5, kapasitas 40 orang
3. Asrama dan Guest House Asrama
a. Buah Tin, kapasitas 52 orang
b. Mawar, kapasitas 20 orang
c. Melati, kapasitas 28 orang
d. Manggis, kapasitas 12 orang
e. Somjawa, kapasitas 32 orang
f. Kacang Tanah, kapasitas 8 orang
g. Gandum, kapasitas 6 orang
4. Fasilitas Lainnya
a. Rumah Ibadah
b. Perpustakaan
c. Internet Area
d. Fitness Center
e. Geraidan Spa Herbal
5. Instalasi Laboratorium
6. Lahan Praktek
a. Hidroponik
b. Aquaponik
c. Koleksi Tanaman Obat dan Rimpang
d. Lahan budidaya kerjasam tanaman pangan dan Hortikultura
e. Green house
BAB 3. KEGIATAN MAGANG DI BBPP KETINDAN LAWANG

3.1 Pengenalan Lapangan dan Lingkungan Kerja di BBPP Ketindan


Pada minggu pertama tanggal 1 maret 2023 dilaksanakan kegiatan
pengenalan lapangan dan lingkungan kerja di Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Ketindan yang bertujuan untuk mengamati budaya kerja, struktur
organisasi, dan tata kerja di BBPP Ketindan. Hal tersebut memaksimalkan
kompetensi akademik dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta
menumbuhkan interaksi positif antar pegawai BBPP Ketindan. Pembuatan Jahe
Instan merupakan salah satu kegiatan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Ketindan yang berada di dalam Departemen Pengolahan Hasil Pertanian.

3.2 In House Training


In house training merupakan pelatihan yang menggunakan sumberdaya
perusahaan yang memberi pengajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas karyawan secara keseluruhan. In house training adalah
pelatihan internal perusahaan untuk meningkatkan keterampilan (skill) dalam
berorganisasi dan bekerja. Selain mengikuti i yang disampaikan oleh
widyaiswara, mahasiswa juga aktif mengikuti acara Bertani on cloude (BOC) dan
penyuluhan melalui media zoom.

3.3 Pemeliharaan Tanaman Stroberi


Hal – hal yang dilakukan mahasiswa pada praktik di green house sesuai
dengan arahan pembimbing, meliputi:
1. Memotong bunga pada tanaman stroberi agar buah yang tumbuh rasanya
menjadi manis.
2. Daun yang kurang sehat harus dipotong untuk mencegah serangan hama dan
penyakit, agar tanaman stroberi tumbuh dengan sehat.

22
23

3.4 Pencatatan Pemeliharaan Tanaman Stroberi


Mahasiswa magang membantu melakukan pencatatan data perkembangan
bibit stroberi sesuai format yang diberikan oleh pembimbing. Pengendalian hama
dan penyakit untuk tanaman stroberi yaitu pada bagian daun stroberi. Jika daun
mengalami perubahan warna menjadi kuning hingga kecoklatan maka daun
tersebut harus segera di potong. Daun stroberi menguning diakibatkan kekurangan
nitrogen, penyiraman berlebihan dan serangan hama. Tanaman stroberi mulai
berbunga pada umur 2 bulan, namun pembuangan pertama sebaiknya dipangkas
agar buah stroberi saat matang tidak mengalami rasa asam. Penyakit tanaman
stroberi pada bagian akar yaitu, jika mengalami busuk pada akar, akar tersebut
harus segera di cabut agar tanaman stroberi tidak menularkan penyakitnya pada
tanaman lainnya.

3.5 Pelatihan & Field Trip Pengembangan dan Koordinasi Kelembagaan


Petani Perkebunan
Kegiatan Pelatihan & Field Trip merupakan salah satu rangkaian kegiatan
peningkatan SDM dalam Pelatihan Pengembangan dan Koordinasi Kelembagaan
Petani Perkebunan yang berjumlah 100 orang berasal dari 30 kabupaten di Jawa
Timur. Kegiatan field trip di BBPP Ketindan, diterima langsung oleh Kepala
BBPP Ketindan, Sumardi Noor. Pelatihan ini rencana akan dievaluasi kembali
pada November 2023 untuk mengetahui sejauh mana implementasi kegiatan
setelah mengikuti pelatihan dengan peserta yang sama. Pada kegiatan ini
mahasiswa magang mengikuti proses pembukaan. Mahasiswa diberi tugas
masing-masing seperti, memegang baki berisi nama peserta, meringkas kegiatan
untuk dijadikan artikel dan mendokumentasikan kegiatan.

3.6 Sertifikasi Penyuluh Pertanian Angkatan II


Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai Tempat Uji
Kompetensi (TUK) Mandiri kembali menyelenggarakan sertifikasi untuk ke dua
kalinya di tahun 2023 bagi penyuluh pertanian. Kegiatan dibuka secara langsung
Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor dan diikuti sebanyak 30 orang penyuluh.
24

Pada kegiatan ini mahasiswa magang mengikuti proses pembukaan. Mahasiswa


diberi tugas masing-masing seperti, memegang baki berisi nama peserta,
meringkas kegiatan untuk dijadikan artikel dan mendokumentasikan kegiatan.

3.7 Senam Rutin


Kesehatan jasmani juga menjadi perhatian BBPP Ketindan.. Setiap minggu
pertama pada bulan tertentu Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan
melaksanakan senam rutin guna menjaga kesehatan dan juga meningkatkan
kekompakan antar pegawai. Senam rutin ini diaksanakan di halaman parkir BBPP
Ketindan. Seluruh pegawai dan anak magang mengikuti olahraga bersama berupa
senam aerobik. Kegiatan ini mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai.

3.8 Bertani On Cloud (BOC)


Bertani on Cloud yaitu program yang dihadirkan oleh Kementrian Pertanian
(Keentan) untuk menjaga ketahanan pangan pada masa pandemi agar sistem
produksi, distribusi, transportasi hasil panen dan jalur pasokan ke konsumen tidak
terganggu. Kegiatan ini dilakukan melalui Zoom Meeting setiap hari kamis yang
dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Sumardi Noor.
Setiap hari kamis pada jam 09.00 WIB, anak magang mengikuti kegiatan ini yang
diberi oleh pembimbing lapang berupa link dan pembimbing lapang akan
memberi tugas berupa meringkas materi yang ada pada Bertani On Cloud (BOC).

3.9 Pendaftaran Petani pada GENTA


Anak magang diberi tugas untuk mendaftarkan petani pada “GENTA
ORGANIK” yang dilaksanakan di ruang Kepegawaian dan Rumah Tangga pada
jam 09.00 – 16.00. Mahasiswa mendaftarkan sebanyak 1.000 petani pada tiap kota
yang berbeda-beda. Mahasiswa juga mengisi data diri dan mendaftarkan pada
“GENTA ORGANIK”.
25

3.10 Membuat Rencana Pengembangan Usaha (BMC)


Pengembangan usaha Jahe Instan ini dapat dilakukan inovasi dengan
menambah varian untuk menghasilkan produk yang lebih bervariasi.
Pengembangan ini juga dapat dilakukan dengan cara memperluas jangkauan
pemasaran produk supaya lebih banyak konsumen yang mengetahui produk
Ladrang Ubi Ungu dengan cara mempromosikan di media sosial seperti whattsap,
Facebook. Karena saat ini penjualan online semakin meningkat dikarenakan lebih
berkembangnya teknologi. Berikut ini rencana pengembangan usaha secara
sederhana dalam bentuk Business Model Canvas (BMC). Teori Business Model
Canvas (BMC) sebagai berikut :
1. Nilai yang ditawarkan (Value Propostion) merupakan nilai atau manfaat yang
ditawaran perusahaan kepada pelanggan. Manfaat ini terwujud dalam bentuk
sekumpulan produk atau jasa. Bagi pelanggan, untuk memecahkan masalah
yang dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan.
2. Segmentasi Pelanggan (Customer segment) merupakan pihak yang
menggunakan jasa/produk dari organisasi dan mereka yang berkontribusi
dalam memberikan penghasilan.
3. Saluran (Channel) merupakan saluran pemasaran yang dapat diartikan juga
kegiatan yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
4. Hubungan Pelanggan (Customer Relationship) merupakan suatu cara yang
dilakukan perusahaan untuk menjaga dan membangun hubungan baik dengan
pelanggannya.
5. Penerimaan (Revenue Stream) merupakan suatu aliran dana masuk
menggambarkan bagaimana untuk memperoleh uang dari segmentasi
pelanggan.
6. Sumberdaya Kunci (Key Resources) merupakan sumberdaya kunci atau utama
yang dimiliki oleh perusahaan dalam membangun bisnisnya baik sumberdaya
ekonomi (modal), sumberdaya manusia (tenaga kerja), sumberdaya bahan
baku.
26

7. Kemitraan Kunci (Key Partnership) merupakan mitra kerja yang menjalin


kerjasama dengan perusahaan/produsen. (Khoeriyah, 2021)
8. Aktivitas Kunci (Key Activity) merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh
perusahaan baik dengan produksi maupun pemasaran.
9. Struktur Biaya (Cost Structure) merupakan struktur biaya menggambarkan
semua biaya yang muncul sebagai akibat dioperasikannya model usaha.

3.11 Strategi Pemasaran STP (Segmentation, Targeting dan Positioning.)


STP (Segmenting, Targeting and Positioning) adalah strategi yang pada
dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu merek kepada konsumen dengan
sedemikian rupa, hal tersebut dilakukan agar merek tersebut memiliki keunggulan
yang kompetitif (Firmansyah, 2019).
Segmentasi merupakan proses pengelompokkan pasar yang heterogen kedalam
satu kelompok yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sama. Salah satu
metode dalam melaksanakan segmentasi pasar adalah dengan cara membedakan
segmen pasar menjadi 4 (empat) kategori diantaranya yaitu:
a. Geografis: Segmentasi ini membagi pasar dalam beberapa bagian seperti
negara, bagian, wilayah, kota dan desa yang dipandang sangat potensial.
b. Demografis: Dalam demografis pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar
pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan
dan agama.
c. Psikografis: Dalam segmentasi psikografis ini konsumen dapat di observasi
dalam kelas social (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan
yang dianut (value), dan kepribadian (personality).
d. Segmentasi perilaku, segmentasi perilaku konsumen dibagi menjadi beberapa
kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau
tanggapan mereka terhadap suatu produk.
Targeting merupakan proses pemilihan pasar sasaran dari hasil segmentasi
sehingga perusahaan dapat menentukan lebih spesifik pasar yang dituju.
Penerapan target pasar pada perusahaan dapat menentukan produk dan
27

mengembangkan posisi produk kaitannya dengan produk yang ditawarkan


(Rosyida et al., 2020).
Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan penepatan
produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci.
Pada hakekatnya penepatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran
pemasaran agar terciptanya kesan tertentu diingatan konsumen (Kotler, 1997).

3.12 Pembuatan Jahe Instam


Jahe merupakan salah satu tanaman herbal yang cukup populer baik di
Indonesia maupun di mancanegara. Rasa pedas yang dihasilkan jahe sangat khas
dan kemampuannya untuk memberikan kehangatan bagi tubuh mampu
menjadikan jahe sebagai salah satu komoditas yang terkenal sepanjang masa. Saat
ini terdapat banyak sekali jenis produk olahan jahe yang tersedia dipasaran,
diantaranya manisan jahe, wedang jahe, hingga jahe instan. Daerah Malang yang
termasuk kategori dataran tinggi ini tentulah udaranya cenderung dingin, sehingga
menjadikan jahe ini sangat digemari karena manfaatnya mampu memberikan
kehangatan khususnya instan jahe. Bahan yang digunakan pada pembuatan jahe
instan yaitu jahe, gula dan air. Jahe instan ini dibuat dengan cara sesuai Gambar
3.1.

Pengupasan dan
Penghalusan Penyaringan
Pemotongan

Pengayakan Penghalusan Bahan Pencampuran Bahan

Gambar 3.1 Pembuatan Jahe Instan


Sumber: Data Primer (2023)
BAB 4. ANALISIS USAHA JAHE INSTAN

4.1 Gambaran Produk Jahe Instan


Jahe instan merupakan produk olahan dari jahe yang diolah menjadi
bubuk. Jahe instan terbuat dari jahe dan gula yang dihaluskan hingga menjadi
bubuk. Produk ini banyak digemari semua kalangan salah satunya yaitu, pecinta
minuman tradisional. Produksi Jahe Instan di produksi selama 1 kali proses
produksi yaitu pada Hari Selasa pada tanggal 9 Mei 2023. Setiap satu kali
produksi membutuhkan bahan-bahan yang murah dan mudah didapatkan,
meliputi, jahe, gula pasir dan air.
Pengemasan yang digunakan pada produk ini yaitu kemasan yang
ekonomis dan dapat bertahan lama. Kemasan yang digunakan berupa kemasan
berbentuk sachet. Pada kemasan jahe instan ini ditawarkan menurut segmentasi
pemasarannya seperti kemasan yang efektif untuk rumah tangga, kantoran
maupun traveling. Satu kali proses produksi jahe instan menghasilkan 200
kemasan yang sudah siap untuk dijual. Harga jual jahe instan pada berat 25 gram
yaitu Rp. 2.750. Penetapan harga disusun berdasarkan analisis usaha produksi
dan jika dilihat dari harga produk sejenis di pasaran, harga jual produk ini masih
sangat terjangkau. Bentuk kemasan Jahe Instan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(a) Bagian Depan (b) Bagian Belakang

Gambar 4.1 Kemasan Jahe Instan


Sumber: Data Primer (2023)

28
29

4.2 Alat dan Bahan


Langkah awal untuk melakukan proses produksi Jahe Instan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi. Alat dan
bahan yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.1 Alat yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan
No. Alat Spesifikasi Fungsi Jumlah
1. Baskom Terbuat dari stainless steel Sebagai wadah untuk 1
dengan bentuk lingkaran jahe
berdiameter 20 cm
2. Blender Penggiling makanan berdaya 350 Penggiling bahan 1
Watt yaitu jahe
3. Gelas Terbuat dari plastik berkapasitas Alat untuk mengukur 1
Ukur 800ml air
4. Wajan Terbuat dari aluminium Sebagai alat untuk 1
berdiameter 57 cm memasak jahe instan
5. Saringan Terbuat dari plastik berdiameter Untuk menyaring 1
22 cm jahe
6. Spatula Terbuat dari kayu Alat untuk mengaduk 1
jahe instan
7. Pisau Terbuat dari stainless steel dan Sebagai alat 1
bergagang kayu pemotong jahe
8. Mangkok Terbuat dari stainless steel Sebagai wadah untuk 3
berbentuk lingkaran berdiameter bahan
17 cm
9. Timbanga Alat untuk menentukan berat Untuk menimbang 1
n suatu benda bahan
10. Kain Terbuat dari serat kain, berwarna Untuk menyaring 1
Saringan putih jahe
11. Sendok Terbuat dari stainless steel dan Sebagai alat menakar 1
berbentuk cekung bahan
12. Kompor Terbuat dari tembaga berbentuk Sebagai alat untuk 1
Gas kubus, bertungku 1 memasak jahe instan
13. Tabung Tabung LPG3 Kg Sumber perapian 1
Gas dalam kegiatan
memasak
14. Sealer Berbentuk persegi panjang terbuat Sebagai wadah untuk 1
dari alumunium, berdaya 150 jahe
Watt
15. Loyang Berbentuk persegi terbuat dari Sebagai wadah untuk 1
aluminium berukuran 20 cm jahe yang telah
masak
16. Baskom Berbentuk lingkaran berdiameter Sebagai saringan jahe 1
Saring 24 cm setelah dicuci
Plastik
Sumber: Data Primer (2023)
30

Tabel 4.2 Bahan yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan.
No. Bahan Spesifikasi Fungsi Jumlah
1. Jahe Tanaman Sebagai bahan utama 5000 gr
berbatang
semu,tinggi 30
cm sampai
dengan 1 m
2. Gula Pasir Terbuat dari Sebagai perasa manis 5000 gr
batang tebu
3. Air Berwarna bening Sebagai 5000 ml
pencampuran bahan
Sumber: Data Primer (2023)

Tabel 4.3 Bahan Penunjang yang digunakan dalam proses produksi Jahe Instan.
No. Bahan Spesifikasi Fungsi Jumlah
1. Label Kertas stiker yang Sebagai sumber 200
ditempel pada informasi, identitas
kemasan. atau tanda pengenal.
2. Sachet Berbahan aluminium. Sebagai bahan 2
pengemas jahe
3. Kuota Internet 1 Kuota Internet 1 GB Untuk 1
GB mempromosikan
penjualan melalui
online.
4. Tenaga Kerja 1 Orang Pelaku produksi 1
5. Bensin Pertalite Bahan bakar jenis Bahan bakar 1
pertalite transportasi
6. Listrik 900 watt dengan daya Untuk menyalakan 1
1.352 per kwh blender.
Sumber: Data Primer (2023)

4.3 Proses Produksi Jahe Instan


a. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah awal untuk melakukan proses produksi jahe instan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan daam proses produksi. Alat yang
digunakan meliputi baskom, blender, gelas ukur, wajan, saringan, spatula, pisau,
mangkok, timbangan, kain saringan, sendok, kompor gas, tabung gas, sealer,
loyang dan baskom saringan plastik. Bahan yang digunakan diantaranya jahe, gula
pasir, dan air. Proses persiapan alat dan bahan terdapat pada gambar 4.2
31

Gambar 4.2 Persiapan Alat dan Bahan


Sumber: Data Primer (2023)

b. Pengupasan dan Pemotongan


Proses pengupasan dan pemotongan dilakukan dengan mengupas rimpang
jahe kemudian semua bahan dicuci sampai bersih dan potong kecil-kecil rimpang
jahe yang sudah dibersihkan. Proses pengupasan dan pemotongan terdapat pada
Gambar 4.3

Gambar 4.3 Pengupasan dan Pemotongan


Sumber: Data Primer (2023)

c. Penghalusan Jahe
Pada proses penghalusan jahe ini potongan kecil jahe dicampur air
sebanyak 5 liter dan dimasukkan ke dalam blender kemudian diblender sampai
halus. Proses penghalusan jahe terdapat pada Gambar 4.4
32

Gambar 4.4 Penghalusan Jahe


Sumber: Data Primer (2023)

d. Penyaringan
Setelah jahe dihaluskan, jahe yang diblender diperas dengan kain saring.
Air perasan jahe akan digunakan sebagai bahan pokok membuat jahe instan.
Proses penyaringan terdapat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Penyaringan


Sumber: Data Primer (2023)

e. Pencampuran Bahan
Proses pencampuran bahan ini dengan memasukkan air perasan jahe dan
gula pasir sebanyak 5 kilogram ke dalam wajan, kemudian diaduk sampai rata.
Setelah itu rebus semua bahan dengan api yang tidak terlalu besar. Air Jahe
diaduk terus jangan sampai lengket atau gosong. Proses pencampuran bahan
terdapat pada Gambar 4.6
33

Gambar 4.6 Pencampuran Bahan


Sumber: Data Primer (2023)

f. Pengayakan Bahan
Proses pengayakan ini jahe yang sudah mulai masak, tandanya telah
mengkristal dan berwarna putih agak coklat muda. Jahe yang sudah matang
dibiarkan sampai dingin. Kemudian jahe instan yang dingin di blender sampai
halus kemudian diayak hingga kristalnya halus dan rata. Kristal jahe yang masih
kasar dihaluskan lalu diayak lagi sampai halus dan rata. Proses pengayakan bahan
terdapat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Pengayakan Bahan


Sumber: Data Primer (2023)

g. Pengemasan
Pelabelan dilakukan sebelum melakukan pengemasan. Label ditempel
pada kemasan sachet. Pengemasan dilakukan setelah jahe instan siap dikemas
34

dengan berat yang sama tiap kemasan. Penimbangan berat jahe instan diawali
dengan menimbang berat kemasan yang kemudian di tare weight (berat tara).
Selanjutnya ketika pendeteksi berat pada timbangan sudah kembali di angka (0)
jahe instan dimasukkan kedalam kemasan dengan berat 25 gram. Setelah
dilakukan penimbangan dan pengemasan, jahe instan direkatkan menggunakan
sealer. Pengemasan terdapat pada Gambar 4.8

Gambar 4.8 Proses Pengemasan


Sumber: Data Primer (2023)

4.4 Analisis Kelayakan Usaha Jahe Instan


4.4.1 Kriteria Analisis Usaha
Beberapa kriteria analisis usaha yang digunakan untuk mengetahui apakah
usaha Jahe Instan ini layak diusahakan atau tidak, dengan menggunakan analisis
usaha dibawah ini:
a. Analisis BEP (Break Event Point)
Analisis titik impas atau yang lebih dikena dengan nama istilah analisis
Break Event Point merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting
dalam perencanaan keuangan suatu perusahaan. Analisis titik impas ini sering
disebut analisis perencanaan laba (profit planning) (Kasmir, 2014).
1) BEP dalam satuan unit/kuantitas

BEP ( unit ) = …………………………..4.1

2) BEP dalam satuan rupiah

BEP ( harga ) = ……………………...…4.2


35

Kriteria perhitungan dari BEP:


1. Jika harga jual atau jumlah produksi melebihi nilai BEP (harga atau
produksi) maka usaha tersebut dapat di katakan menguntungkan dan layak
di usahakan.
2. Jika harga jual atau jumlah produksi kurang dari nilai BEP (harga atau
produksi) maka usaha tersebut dapat dikatakan rugi dan tidak layak di
usahakan.
3. Jika harga jual atau jumlah produksi sama dengan nilai BEP (harga atau
produksi) maka usaha tersebut berada di titik impas.
b. Analisis R/C Ratio (Revenue Cost Rasio)
Menurut Rukmana (2014) R/C Ratio merupakan perbandingan antara total
penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dinilai
menguntungkan apabila R/C Ratio lebih besar dari 1. R/C Ratio dihitung dengan
rumus:

Revenue Cost Ratio = ……………………..4.3

Keterangan:
TR = Total penerimaan
TR = Harga produk (P) x Total penjualan (Q)
TC = Total biaya
TC = Total biaya tetap (TFC) + Total biaya variabel (TVC)
Kriteria :
1. Jika R/C Ratio > 1, maka usaha dapat dikatakan menguntungkan
2. Jika R/C Ratio = 1, maka usaha dapat dikatakan tidak untung dan tidak
rugi
3. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha dapat dikatakan tidak
menguntungkan/rugi.
c. Analisis ROI (Return On Investment)
Menurut Kasmir (2014) Return on Investment (ROI) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
36

perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen


dalam mengelola investasinya.

ROI = x 100% ……………………………..4.4

4.4.2 Perhitungan Biaya Analisis Usaha Jahe Instan


Adapun perhitungan biaya analisis usaha jahe instan dalam satu kali
proses produksi dapat dilihat pada Tabel 4.4, 4.5, dan 4.6
Tabel 4.4 Biaya Penyusutan dalam satu kali produksi
Harga Per Umur Depresiasi
Jumlah Harga
No. Keterangan Satuan Ekonomis Perminggu
(unit) Total (Rp)
(Rp) (Tahun) (Rp)
1. Baskom 1 20.000 20.000 5 83,33
2. Blender 1 275.000 275.000 3 1.909,72
3. Gelas Ukur 1 8.000 8.000 2 83,33
4. Wajan 1 30.000 30.000 5 125
5. Saringan 1 6.500 6.500 2 67,70
6. Spatula 1 10.000 10.000 2 104,16
7. Pisau 1 4.000 4.000 2 41,66
8. Mangkok 3 4.000 12.000 2 125
9. Timbangan 1 30.000 30.000 5 125
10. Kain 1 2.000 2.000 2 20,83
11. Sendok 1 1.500 1.500 2 15,62
12. Kompor 1 150.000 150.000 5 625
Gas
13. Tabung 1 120.000 120.000 5 500
Gas
14. Sealer 1 200.000 200.000 5 833,33
15. Loyang 1 20.000 20.000 3 138,88
16. Baskom 1 10.000 10.000 3 69,44
Saring
Plastik
Total 899.000 4.868,05
Sumber: Data Primer (2023)
37

Berikut ini merupakan biaya variabel atau biaya tidak tetap dalam satu kali
produksi jahe instan
Tabel 4.5 Biaya Variabel dalam satu kali produksi Jahe Instan
Harga Satuan Total
No. Keterangan Jumlah Satuan
(Rp) Harga (Rp)
1. Jahe 5 kg 20.000 100.000
2. Gula 5 kg 15.000 75.000
3. Air 5 liter 1.052,6 5.263
4. Label 200 lembar 200 40.000
5. Sachet 2 pack 51.500 103.000
6. Biaya Pemasaran 1 Paket 10.000 10.000
7. Tenaga Kerja 1 HOK 70.000 70.000
8. Transportasi 1 paket 10.000 10.000
9. Listrik 0,008 Kwh 1.352,5 10,82
10. Gas Elpiji 3 Kg 0,27 kg 1.600 1.600
Total 414.873,8
Sumber: Data Primer (2023)
Keterangan:
1. Perhitungan Biaya Listrik
Daya listrik chooper = 100 watt/jam
Pemakaian listrik : 5 menit = 0,08 jam
Harga listrik per kwh : Rp 1.352,5
900 watt = 1 kwh
Perhitungan:
Daya listrik chooper dalam sekali produksi
= 100 watt / jam x 0,08 Jam
= 0,008 Kwh
Biaya listrik dalam sekali produksi
= 0,008 Kwh x Rp. 1.352,5
= Rp. 10,82
Biaya listrik yang dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu Rp. 10,82.
2. Perhitungan Air
Air galon yang digunakan berisi 19 liter
Air yang digunakan dalam satu kali proses produksi merupakan 250 ml
Harga air galon 19 liter = Rp 20.000
38

Satu galon air 19 liter = 19.000 ml


Perhitungan:
Biaya air dalam satu kali produksi
= 5 liter x (Rp 20.000 : 19 liter)
= 5 liter x Rp 1.052,6/liter
= Rp 5.263
3. Total Biaya Operasional
Total Biaya Operasional = Biaya Variabel + Biaya Penyusutan
= Rp. 414.873,8 + Rp. 4.868,05
= Rp. 419.741,9
4. Penentuan Harga Jual
Penetapan harga jual dilakukan dengan cara:

HPP =

= Rp. 2.098,70
Laba = HPP x 30%
= Rp. 2.098,70/kemasan x 30%
= Rp. 629,61/kemasan
Harga Jual = Rp. 2.098,70/kemasan + Rp. 629,61/kemasan
= Rp. 2.728,32/kemasan
= Rp. 2.750,-/kemasan

Produk yang dihasilkan dari usaha ini dalam satu kali proses produksi
menghasilkan 200 kemasan sachet seberat 25 gram perkemasan. Harga
perkemasan yang dijual di pasaran pada kemasan sachet Rp. 2.750/kemasan.
Berikut rincian hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
39

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Jahe Instan Dalam Satu Kali Produksi.
No Keterangan Jumlah
1. Penerimaan Rp. 550.000
200 kemasan x Rp.
2.750/kemasan
2. Total Biaya Penyusutan Rp. 4.868,05
3. Total Biaya Variabel Rp. 414.873,8 +
4. Total Biaya Operasional Rp. 419.741,9
5. Keuntungan Rp. 130.258,1
Sumber: Data Primer (2023)
Pada tabel di atas, penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 550.000,-
dengan harga jual Rp 2.750 per kemasan. Total biaya variabel sebesar Rp
414.873,8, total biaya penyusutan sebesar Rp 4.868,05, total biaya operasional
sebesar Rp 419.741,9 sehingga keuntungan yang diperoleh dalam satu kali proses
produksi sebesar Rp. 130.258,1.

4.4.3 Perhitungan Analisis Usaha Jahe Instan Dalam Satu Kali Produksi
Perhitungan Analisis kelayakan usaha dilakukan agar dapat mengetahui
layak atau tidaknya usaha ini di jalankan. Berikut ini merupakan hasil
perhitungan analisis kelayakan usaha.
1. Perhitungan BEP
Adapun perhitungan analisis kelayakan usaha untuk BEP (produksi) dan
BEP (harga) sebagai berikut:

BEP Produksi =

= 152,63 sachet
BEP (Produksi) sachet sebanyak 152,63 kemasan artinya usaha Jahe Instan
tidak mengalami kerugian dan keuntungan apabila mencapai pada tingkat volume
produksi 152,63 kemasan dalam satu kali produksi. Hasil perhitungan BEP
(Produksi) diperoleh sebesar 152,63 kemasan dengan total produksi sebesar 200
kemasan. Total produksi lebih besar dari nilai BEP (produksi), maka usaha ini
menguntungkan.
40

BEP Harga =

= Rp. 2.098,70 per sachet


Harga jual produk Jahe Instan sebesar Rp. 2.750 per sachet diatas BEP
(harga) sebesar Rp. 2.098,70 per sachet sehingga usaha jahe instan
menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
2. Perhitungan R/C Ratio
Adapun perhitungan analisis kelayakan usaha R/C Rasio sebagai berikut:

R/C Ratio =

= 1,31
Nilai R/C Rasio didapat dari total penerimaan dibagi dengan total biaya
yaitu 1,31. Hal ini membuktikan bahwa R/C Rasio lebih dari 1, maka dapat
disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan, dimana setiap Rp. 1 biaya
yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,31 per kemasan. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha Jahe Instan menguntungkan dan layak untuk
diusahakan, karena penerimaan lebih besar dari pada total biaya produksi yang
dikeluarkan.

3. Perhitungan ROI
Adapun perhitungan analisis kelayakan usaha ROI sebagai berikut:

ROI = x 100%

= x 100%

= 10,08%
Hasil perhitungan diperoleh nilai ROI sebesar 10,08% dalam satu kali
produksi pada usaha Jahe Instan, ROI diperoleh dari laba bersih dibanding
investasi usaha. Arti nilai 10,08% menunjukkan bahwa selama 1 kali proses
produksi mampu mengembalikan investasi yang digunakan sebesar 10,08%,
41

sehingga untuk pengembalian investasi diperlukan proses produksi sebanyak 10


kali proses produksi.

4.5 Bisnis Model Canvas (BMC)


Business Modal Canvas (BMC) secara sederhana dapat diartikan sebagai
proses bagaimana perusahaan menciptakan value dan mendapatkan keuntungan
dari value yang diciptakannya secara berkelanjutan. BMC adalah sebuah tools
yang dikembangkan oleh Osterwalderdan Pigneur (2019), dikembangkan untuk
membantu organisasi bisnis dan pengusaha pemula untuk memetakan dan
melakukan analisa terhadap model bisnis mereka. BMC mengubah konsep bisnis
dengan yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas
berisi rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik
di dalamnya mencangkup analisis strategi secara internal maupun eksternal.
Secara umum, BMC dikembangkan dengan mempertimbangkan sembilan
blok utama yang harus diperhatikan dalam memetakan model bisnis. Bisnis
Model Canvas terdapat pada Gambar 4.10
42

Gambar 4.10 Bisnis Model Canva Jahe Instan


Sumber: Data Primer (2023)
4.5.1 Value Proposition
Osterwalder dan Pigneur (2019) menyatakan bahwa Value Proposition
menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai
untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai merupakan gabungan manfaat
dari produk dan jasa yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Produk yang
dibuat merupakan produk minuman berbentuk bubuk yang diberi nama “Jahe
Instan”. Produk ini terbuat dari jahe dan gula. Produk Jahe Instan ini memiliki
berbagai manfaat yaitu minuman menyehatkan, dapat mengurangi reaksi alergi,
menurunkan berat badan dan mencegah resiko penyakit jantung (Kemenkes,
2022). Minuman ini dapat mencegah (menangkal) virus, mengeluarkan racun
dalam tubuh dan sangat cocok untuk dikonsumsi diseluruh dunia terutama dalam
kondisi saat ini.
43

4.5.2 Customers Segmen


Seperti yang disampaikan Osterwalder dan Pigneur (2019) bahwa
pelanggan adalah inti dari semua bisnis. Tanpa pelanggan perusahaan tidak akan
hidup bertahan lama dan sering diperhatikan sebagai inti dari semua model bisnis
dan biasanya dipikirkan diawal, karena menentukan produk atau jasa akan dituju
kepada siapa. Sasaran konsumen dari Jahe Instan ini yaitu semua kalangan baik
dari anak-anak hingga orang tua, terutama pecinta minuman herbal maupun
pecinta minuman tradisional. Produk Jahe Instan jugadipromosikan lewat media
sosial. Selain melakukan promosi di media social, produk Jahe Instan juga dapat
ditemui pada bazar yang diadakan dalam acara-acara atau event. Tujuan dari
mengikuti bazar atau stand yaitu agar membuat produk Jahe Instan ini lebih
dikenal oleh banyak orang.

4.5.3 Channels
Osterwalder dan Pigneur (2019) menyatakan bahwa channels merupakan
penghubung antara perusahaan dan pelanggan, titik sentuh pelanggan yang sangat
berperan dalam setiap kejadian yang pelanggan alami. Agar produk Jahe Instan
ini mudah dikenal oleh konsumen. Produk Jahe Instan juga dapat ditemui dimedia
sosial dan event. Selain itu, produk Jahe Instan juga dijual melalui aplikasi.
Konsumen dapat memesan produk Jahe Instan ini secara online melalui aplikasi
tersebut. Konsumen juga dapat menemui produk Jahe Instan di outlet seperti
supermarket atau minimarket.

4.5.4 Customer Relationship


Menurut Osterwalder dan Pigneur (2019) customer reathionship adalah
jenis hubungan yang ingin dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan,
dapat bersifat pribadi maupun umum. Seperti pada produk jahe instan cara yang
dapat dilakukan untuk mempertahankan konsumen yaitu dengan cara
memberikan promo, dan mempromosikan melalui media sosial seperti instagram.
44

Melalui media sosial ini pelanggan dapat melakukan survey online dan
memberikan komentar.

4.5.5 Revenue Streams


Osterwalder dan Pigneur (2019) menggabarkan uang tunai yang dihasilkan
perusahaan dari masing-masing. Terdapat dua jenis arus pendapatan yaitu
pendapatan transaksi dan pendapatan berulang. Pendapatan yang dapat diterima
pada usaha jahe instan ini yaitu melalui penjualan Jahe Instan baik dari konsumen
ataupun reseller.

4.5.6 Key Activities


Key Activities menggambarkan aktivitas kunci sebagai hal-hal terpenting
yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat beroperasi dengan
sukses (Osterwalder dan Pigneur, 2019). Kegiatan yang harus dilakukan yang
pertama yaitu mepersiapkan alat dan bahan. Kedua, mengumpulkan bahan baku
jahe dan gula untuk membuat Jahe Instan. Ketiga, membuat resep untuk
mengetahui bahan atau cara untuk membuatnya. Keempat, memproduksi Jahe
Instan. Kelima, memesan kemasan yang akan digunakan untuk produk Jahe
Instan. Keenam mempromosikan melalui media social dan juga melalui bazar.
Kegiatan bazar dan promosi bertujuan agar konsumen atau pembeli dapat
mengenal produk Jahe Instan ini. Keenam mendaftarkan perizinan usaha untuk
menambah keyakinan konsumen dalam membeli produk Jahe Instan.

4.5.7 Key Resource


Menurut Osterwalder dan Pigneur (2019) key resources menggambarkan
aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi
dimana memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan proporsi
niai menjangkau pasar mempertahankan hubungan kepada pelanggan dan
menciptakan pendapatan. Pada penjualan produk Jahe Instan ini memerlukan
banyak hal yang harus dimiliki, yang pertama yaitu modal. Modal merupakan hal
45

yang paling utama jika akan memulai bisnis. Kedua, bahan baku. Ketiga, tempat
produksi dan keempat peralatan produksi.

4.5.8 Key Partnership


Key Partner menggambarkan jaringan dan mitra yang membuat model
bisnis dapat bekerja karena kemitraan menjadi landasan dari berbagai model
bisnis untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko atau memperoleh
sumberdaya mereka (Osterwalder dan Pigneur, 2019). Kegiatan produksi Jahe
Instan ini mengadakan kerjasama dengan beberapa partner. Partner yang paling
utama yaitu petani jahe, penyedia alat masak atau produksi, produsen kemasan,
distributor, reseller dan retailer.

4.5.9 Cost Structure


Pada cost structure menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Struktur biaya dalam model bisnis kanvas dibagi
menjadi dua yaitu cost-driven yaitu struktur biaya yang fokus terhadap
peminimalan biaya dan value-driven yaitu struktur biaya yang fokus terhadap
penciptaan niai dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya yang perlu
dikeluarkan dalam penjualan ini antara lain gaji pegawai, pembelian bahan baku,
pembelian kemasan, biaya produksi, biaya penyusutan peralatan, biaya air dan
biaya listrik.

4.6 Segmentation, Targeting, Positioning (STP)


STP (Segmenting, Targeting and Positioning) adalah strategi yang pada
dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu merek kepada konsumen dengan
sedemikian rupa, hal tersebut dilakukan agar merek tersebut memiliki keunggulan
yang kompetitif (Firmansyah, 2019).
4.6.1 Segmentation
Segmentasi merupakan proses pengelompokkan pasar yang heterogen
kedalam satu kelompok yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sama.
46

Salah satu metode dalam melaksanakan segmentasi pasar adalah dengan cara
membedakan segmen pasar menjadi 4 (empat) kategori diantaranya yaitu:
a. Geografis: Segmentasi ini membagi pasar dalam beberapa bagian seperti
negara, bagian, wilayah, kota dan desa yang dipandang sangat potensial.
Segmentasi pada produk “Jahe Instan” sasaran ditujukan pada wilayah yang
cukup padat penduduknya seperti perkotaan dan juga pada wilayah
pedesaan.
b. Demografis: Dalam demografis pasar dibagi menjadi grup-grup dengan
dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan dan agama guna untuk memudahkan jangkauan dan relatif lebih
murah untuk mengidentifikasi pasar sasaran, informasi demografi
memberikan wawasan tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak bisa
digunakan untuk meramalkan perilaku konsumen namun penggunaan
informasi demografi ini dapat melihat perubahan permintaan aneka produk
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
Segmentasi pada produk “Jahe Instan” yaitu pada pria dan wanita mulai
dari remaja sampai dewasa, yang memiliki usia antara 17-65 tahun. Karena
produk ini cocok dikonsumsi oleh remaja dan dewasa. Jika dibawah 17
tahun atau usia anak-anak, produk ini cocok untuk remaja wanita yang
sedang menstruasi karena salah satu khasiat jahe instan ini adalah
meredakan nyeri haid.
c. Psikografis: Dalam segmentasi psikografis ini konsumen dapat di observasi
dalam kelas social (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai
kehidupan yang dianut (value), dan kepribadian (personality), konsumen
mencari minuman herbal yang instan, mudah dan praktis dibawa kemana-
mana dan sensitif terhadap harga.
d. Segmentasi perilaku, segmentasi perilaku konsumen dibagi menjadi
beberapa kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian,
atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Produk Jahe Instan memiliki
banyak manfaat bagi tubuh salah satunya dapat membantu mengurangi
47

reaksi alergi dan mencegah resiko penyakit jantung yang banyak dicari
konsumen.

4.6.2 Targeting
Targeting merupakan proses pemilihan pasar sasaran dari hasil segmentasi
sehingga perusahaan dapat menentukan lebih spesifik pasar yang dituju.
Penerapan target pasar pada perusahaan dapat menentukan produk dan
mengembangkan posisi produk kaitannya dengan produk yang ditawarkan
(Rosyida et al., 2020). Penentuan target pasar Jahe Instan dilakukan berdasarkan
hasi evaluasi dari beberapa segmentasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dari
segmentasi geografi yang menjadi fokus pada daerah perkotaan dan pedesaan,
lalu pada segmentasi Demografi yang menjadi fokus yaitu berumur 17-65 tahun
yang kerap memesan minuman tradisional atau minuman herbal. Targeting ini
dipilih juga karena konsumen banyak mencari minuman yang memiliki berbagai
manfaat.

4.6.3 Positioning
Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan
penepatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang
terperinci. Pada hakekatnya penepatan produk adalah tindakan merancang produk
dan bauran pemasaran agar terciptanya kesan tertentu diingatan konsumen
(Kotler, 1997). Produk Jahe Instan diproduksi memiliki cukup banyak pesaing
yang menitipkan kepada distributor maupun reseller sehingga jahe instan menjadi
sebuah komoditas yang mudah didapatkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu
value lebih yang bisa diberikan oleh Jahe Instan ini kepada para konsumen untuk
menjadi beda diantara produsen minuman tradisional lainnya. Jahe Instan
memposisikan diri dibanding pesaingainnya yaitu dalam hal kualitas produk dan
pada kemasan. Jahe Instan menghasilkan produk yang berkualitas baik dan
kemasan yang aman dibandingkan produk lainnya. Jahe Instan yang dihasilkan
merupakan minuman yang menyehatkan dan memiliki banyak manfaat. Selain itu
mudah dibawa karena praktis dan harganya murah.
48

4.7 Kemasan Jahe Instan


Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau
mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah
atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi
dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi
kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam
menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan
(Rahmawati, 2013). Kemasan Sachet terdapat pada Gambar 4.11

Gambar 4.11 Kemasan Sachet


Sumber: Data Primer (2023)
Pada kemasan Jahe Instan berbentuk sachet memungkinkan produsen
untuk menjangkau basis pelanggan yang lebih luas, termasuk mereka yang
mungkin tidak mampu membeli ukuran yang lebih besar, dan juga memberikan
peluang untuk mempromosikan loyalitas merek. Kemasan sachet juga memiliki
keunggulan yakni, dapat dibawa kemana-mana karena sekali seduh dan praktis.
Segmentasi pasar untuk kemasan sachet yaitu, traveller, kedai minuman dan hotel
atau para pengusaha restoran.
49

4.8 Pemasaran Jahe Instan


Pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik
kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Kasmir (2014) menyatakan pemasaran adalah usaha untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang
maupun jasa yang kemudian dibeli oleh mereka yang memiliki kebutuhan melalui
suatu pertukaran.
Strategi pemasaran dan perilaku konsumen saling terikat satu sama lain,
karena strategi pemasaran biasanya diarahkan untuk meningkatkan frekuensi
(kemungkinan) perilaku konsumen, seperti meningkatkan kunjungan pada toko
tertentu ataupun pembelian terhadap suatu produk tertentu. Tes Pemasaran
bertujuan untuk menguji sebuah produk sebelum dipasarkan pada konsumen.
Pemasaran Jahe Instan terdapat pada Tabel 4.8.
50

Tabel 4.8 Pemasaran Jahe Instan


No. Keterangan Harga Gambar

Toko Kayu Bu
1. Bubut Rp.5000

2. UD. Sinar Fajar Rp. 5000

3. Warung Mbak E Rp. 10.000

4. Es Bu Kot Rp. 2000

5. Rumah Mbak Lia Rp. 5000

Sumber: Data Primer (2023)

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas Jahe Instan melakukan tes pemasaran


didaerah yang padat penduduknya yaitu di Kecamatan Lawang Kabupaten
Malang. Tes pemasaran ini dilakukan pada tanggal 11 Juni 2023 dengan
memasarkan 5 produk Jahe Instan dengan berat 25 gram. Jahe Instan ini banyak
terjual dengan harga Rp.5000 dengan segmen pasar yang dituju adalah pria dan
wanita mulai dari remaja sampai dewasa, yang memiliki usia antara 17- 48 tahun.
Konsumen yang dituju oleh produk jahe instan ini berupa konsumen yang mencari
produk herbal dan pecinta minuman tradisonal.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Proses produksi Jahe Instan setiap satu kali produksi membutuhkan jahe,
gula dan air yang dapat menghasilkan 200 kemasan sachet dengan berat
25 gram. Harga jual pada produk Jahe Instan dengan berat 25 gram yaitu
Rp. 2.750 per kemasan. Dengan demikian dalam satu produksi dibutuhkan
biaya sebesar Rp. 419.741,9 , penerimaan Rp. 550.000 dan keuntungan
Rp. 130.258,1.
2. Berdasarkan hasil analisis usaha yang telah dilakukan diketahui BEP
(produksi) sebanyak 152,63 kemasan BEP (harga) sebesar Rp. 2.098,70
lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang telah ditetapkan yaitu
sebesar Rp. 2.750 per kemasan dengan berat 25 gram. Nilai R/C Ratio
sebesar 1,31 dan ROI sebesar 10,08% dimana ketiga analisis tersebut telah
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dengan demikian ketiga analisis
tersebut menunjukkan bahwa usaha ini menguntungkan dan layak untuk
dilanjutkan.
3. Business Model Canvas mengembangkan model bisnis pada produk Jahe
Instan dapat dilihat dari 9 elemen yaitu: Dari identifikasi yang dilakukan
pada elemen customer segments, pasar Jahe Instan adalah market dimana
pelanggan berasal dari semua kalangan serta pecinta minuman sehat,
minuman herbal atau tradisional. Dari value propositions Jahe Instan
sangat mengutamakan kepuasan pelanggan dan layanan perusahaan yang
dipercaya dapat membuat pelanggan melakukan repeat order. Pada
channel yang diterapkan Jahe Instan adalah saluran melalui outlet media
sosial, supermarket dan minimarket. Elemen key resources dan key
activities pada Jahe Instan menunjukan bahwa sumber daya dan aktivitas
utama adalah bahan baku dan produksi. Dari elemen key partnerships,
hingga saat ini Jahe Instan memiliki partner dari petani jahe, produsen
kemasan, distributor reseller dan retalier yang dapat membantu dalam

51
52

proses penjualan. Biaya yang dikeluarkan berhubungan erat dengan biaya


pengeluaran untuk menjalankan produksi dan pembelian bahan baku.
4. STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang dilakukan oleh Jahe
Instan adalah sebagai berikut: (a) segmen pasar yang dituju adalah pria
dan wanita mulai dari remaja sampai dewasa, yang memiliki usia antara
17-65 tahun. (b) target pasar yang dipilih berupa konsumen yang mencari
produk herbal atau pecinta minuman tradisonal. (c) Jahe Instan
diposisikan pada dalam hal kualitas produk dan pada kemasan. Jahe
Instan menghasilkan produk yang berkualitas baik dan kemasan yang
aman dibandingkan produk lainnya

5.2 Saran
1. Dalam proses produksi banyak hal-hal yang harus diperhatikan pada saat
proses produksi agar proses produksi tidak mengalami kegagalan, seperti
saat proses mengaduk air jahe dengan gula jika terlalu lama akan
mengeras dan jika tidak diaduk akan gosong.
2. Pada produk jahe instan dapat bersaing di pasar diperlukan perizinan
produk baik PIRT maupun perizinan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, M. A. (2019). Pemasaran: Dasar dan Konsep. Penerbit Qiara


Media.

Kasmir. 2014. Kewirausahaan – Edisi Revisi Catatan Ke – 10. Jakarta: PT Raja


Grafindo.

Kementrian Kesehatan. 2022. Manfaat Minuman Jahe Bagi Tubuh.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/443/manfaat-minuman-jahe-bagi-
tubuh Diakses pada 16 Juli 2023

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan Implementasi


dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2018. Manajemen Pemasaran Edisi
12 Jakarta:. Indeks

Osterwalder A. Dan Pigneur, Y., 2019. Business Model Generation, PT. Elex
media Komputindo.

Rahmawati, Fitri. 2013. Pengemasan dan Pelabelan. BPPM DIY

Ratu, Belinda D.P.M & Widdhi Bodhi. 2021. “Molecular Docking Senyawa
Gingerol dan Zingiberol Pada Tanaman Jahe Sebagai Penanganan Covid 19”
dalam eBiomedik, 9(1), 126- 130.

Rosyida, A., Heryani, T., Fuadi, I., & Dinia, H. (2020). “Strategy Segmenting
Targeting Dan Positioning: Study on PT. Sidomuncul” dalam Journal of
Islamic Economic Scholar, 1(2), 99-124.

Rukmana, R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Yogyakarta. Andi

Suwarni, E., & Handayani, M. A., 2020. “Strategi Pengembangan Bisnis Usaha
Mikro Kecil Menengah Keripik Pisang dengan Pendekatan Business Model
Canvas” dalam Journal Management, Business, and Accounting Vol. 19
No.3, 320-330.

Widjaya, P. G. (2017). Analisis Segmenting, Targeting, Positioning dan


Marketing Mix pada PT. Murni Jaya. Agora, 5(1).

53
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang di BBPP


Ketindan

1. Kegiatan Upacara Bendera “Hari Kebangkitan Nasional”.

2. Kegiatan Kerja Bakti di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan.

3. Kegiatan Halal Bihalal.

54
55

4. Kegiatan K-Smart.

5. Kegiatan Pembuatan Sabun dari Daun Kopi.

6. Kegiatan Pelatihan & Field Trip Pengembangan dan Koordinasi Kelembagaan


Petani Perkebunan.
56

7. Kegiatan Senam Rutin.

8. Kegiatan Sertifikasi Penyuluh Pertanian Angkatan II.

9. Kegiatan Hidroponik “Selada”.


57

10. Supervisi oleh Dosen Pembimbing

11. Presentasi Laporan Magang


58

Lampiran 2. Total Asset Jahe Instan

No Keterangan Harga (Rp) Jumlah (Rp)


1 Aktiva Tetap
Peralatan :
Baskom 20.000
Blender 275.000
Gelas Ukur 8.000
Wajan 30.000
Saringan 6.500
Spatula 10.000
Pisau 4.000
Mangkok 12.000
Timbangan 30.000
Kain 2.000
Sendok 1.500
Kompor Gas 150.000
Tabung Gas 120.000
Sealer 200.000
Loyang 20.000
Baskom Saring
10.000
Plastik
TOTAL AKTIVA TETAP 899.000
2 Aktiva Lancar
Bahan Produksi :
Jahe 100.000
Gula 75.000
Air 5.263
Label 40.000
Sachet 103.000
Gas Elpiji 3 Kg 1.600
Uang Tunai 90.010,82
TOTAL AKTIVA LANCAR 414.873,82
TOTAL ASSET 1.313.873,82
Sumber: Data Primer (2023)
59

Lampiran 3. Perhitungan Depresiasi atau Penyusutan

Umur Depresiasi
Jumlah Harga Per Satuan Harga Total
No. Keterangan Nilai Sisa Ekonomis Perminggu
(unit) (Rp) (Rp)
(Tahun) (Rp)
1. Baskom 1 20.000 20.000 - 5 83,33
2. Blender 1 275.000 275.000 - 3 1.909,72
3. Gelas Ukur 1 8.000 8.000 - 2 83,33
4. Wajan 1 30.000 30.000 - 5 125
5. Saringan 1 6.500 6.500 - 2 67,70
6. Spatula 1 10.000 10.000 - 2 104,16
7. Pisau 1 4.000 4.000 - 2 41,66
8. Mangkok 3 4.000 12.000 - 2 125
9. Timbangan 1 30.000 30.000 - 5 125
10. Kain 1 2.000 2.000 - 2 20,83
11. Sendok 1 1.500 1.500 - 2 15,62
12. Kompor Gas 1 150.000 150.000 - 5 625
13. Tabung Gas 1 120.000 120.000 - 2 500
14. Sealer 1 200.000 200.000 - 5 833,33
15. Loyang 1 20.000 20.000 - 3 138,88
16. Baskom Saring Plastik 1 10.000 10.000 - 3 69,44
Total 899.000 4.868,05
Sumber: Data Primer (2023)

Keterangan

Depresiasi:
60

Lampiran 4. Jadwal Kerja di BBPP Ketindan Lawang


No. Tanggal Kegiatan Pokok Kegiatan Praktek Kerja Lapang
1. 1 Maret 2023 Kehadiran mahasiswa Magang di Balai Besar
Pelatihan Pertanian Ketindan. Pengenalan Kantor
Induk Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Ketindan, JL.Ketindan No.1 Lawang, Malang, Jawa
Timur, dan penempatan lokasi Magang.
Pembuatan proposal, perbaikan proposal dan revisi
perencanaan kegiatan utama, mencari literatur, dan
pengarahan dari pembimbing lapang.
2. 2 Maret 2023 Pengenalan Departemen-departemen di BBPP
Ketindan dan pembagian widyaiswara atau
pembimibing lapang ke departemen pengolahan
hasil.
Pembuatan jadwal Magang dan Perbaikan Jadwal
yang akan diaksanakan oleh kelompok Magang.
Kegiatan Bertani On Cloud (BOC)
3. 3 Maret 2023 Penutupan Sertifikasi Pengolahan Hasil Pertanian.
Zoom “Lalu Lintas Hewan Ternak”
4. 6 Maret 2023 Pembukaan Penyuluh Pertanian II
5. 7 Maret 2023 Zoom “Ngobrol Asik Penyuluhan Vol 10-2023”
6. 8 Maret 2023 Pendaftaran Petani Pada “GENTA”
7. 9 Maret 2023 Zoom Bertani On Cloud (BOC)
8. 10 Maret 2023 Senam Rutin
Tasyakuran
9. 13 Maret 2023 Pembuatan Laporan Magang.
10. 14 Maret 2023 Pelatihan & Field Trip Pengembangan dan
Koordinasi Kelembagaan Petani.
11. 15 Maret 2023 Pembuatan Laporan Magang.
12. 16 Maret 2023 Konsultasi Pembimbing Lapang.
61

No. Tanggal Kegiatan Pokok Kegiatan Praktek Kerja Lapang


13. 16 Maret 2023 Wawancara di “Griya Kopi Katinden”.
14. 17 Maret 2023 Konsultasi Pembimbing Lapang.
15. 20 Maret 2023 Pembuatan Artikel “Jahe Instan”.
16. 30 Maret 2023 Pembuatan Artikel “BMC”.
17. 31 Maret 2023 Pembuatan Artikel “STP”.
18. 3 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
19. 4 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Konsultasi Pembimbing Lapang.
20. 5 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
21. 6 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
22. 10 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Pembuatan Berita “Jambu Kristal”.
23. 11 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
24. 12 Apri 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
25. 13 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Zoom Bertani On Cloud On The Farm Vol.222
26. 14 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Berdiskusi dengan Bu Nining.
27. 17 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang
28. 18 April 2023 Pengerjaan Laporan Magang
29. 2 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang
30. 3 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Pembuatan STP Jahe Instan.
Dokumentasi Balai Besar Pelatihan Pertanian
Ketindan.
Membuat Desain Kemasan Jahe Instan.
Membersihkan Area Perpustakaan.
Konsultasi Kepada Bu Rivana untuk Membahas
Pembuatan Jahe Instan di Lab.
62

No. Tanggal Kegiatan Pokok Kegiatan Praktek Kerja Lapang


31. 4 Mei 2023 Halal Bihalal.
Pembuatan Desain Jahe Instan.
32. 5 Mei 2023 Pembuatan Desain Jahe Instan.
Konsultasi Pembimbing Lapang.
33. 8 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
Persiapan Bahan Pembuatan Produk Jahe Instan.
34. 9 Mei 2023 Pembuatan Jahe Instan.
Pengerjaan Laporan Magang.
35. 10 Mei 2023 Pembuatan Jahe Instan.
Pengerjaan Laporan Magang.
36. 11 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
36. 12 Mei 2023 Merevisi BMC.
Merevisi STP.
37. 15 Mei 2023 Pengerjaan Laporan.
38. 17 Mei 2023 Kegiatan Penyemaian “Green House”
Pengerjaan Laporan Magang.
39. 19 Mei 2023 Menganalisis Kelayakan Usaha Jahe Instan
40. 22 Mei 2023 Upacara “Hari Kebangkitan Nasional”
41. 23 Mei 2023 Pembuatan Video Profil BBPP Ketindan.
42. 24 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
PembuatanVideo Profil BBPP Ketindan.
43. 25 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
44. 26 Mei 2023 Pengerjaan Laporan Magang.
45. 29 Mei 2023 Pembuatan Video Profil BBPP Ketindan.
Pengerjaan Laporan Magang.
46. 30 Mei 2023 Pembuatan Video Profil BBPP Ketindan.
Pengerjaan Laporan Magang.
47. 31 Mei 2023 Pembuatan Video Profil BBPP Ketindan.
Pengerjaan Laporan Magang
63

No. Tanggal Kegiatan Pokok Kegiatan Praktek Kerja Lapang


48. 5 Juni 2023 Pembuatan Video Profil BBPP Ketindan
Pengerjaan Laporan Magang
49. 6 Juni 2023 Mengisi Daftar Hadir PEMKARYA
Pengerjaan Laporan Magang
50. 7 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
51. 8 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
52. 9 Juni 2023 Supervisi (Dosen Pembimbing)
Konsultasi Pembimbing Lapang
Pengerjaan Laporan Magang
53. 10 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
54. 11 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
Memasarkan Produk Jahe Instan
55. 12 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
56. 14 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
57. 15 Juni 2023 Uji Kompetensi Komputer
58. 16 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
59. 17 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
60. 18 Juni 2023 Pembekalan Penyuluh Pertanian
61. 19 Juni 2023 Mencari Informasi “Sertifikasi”
Pengerjaan Laporan Magang
Konsultasi Pebimbing Lapang
62. 20 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
63. 21 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
64. 22 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
65. 23 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
66. 24 Juni 2023 Uji Komptensi “Penyuluh Pertanian”
67. 25 Juni 2023 Uji Komptensi “Penyuluh Pertanian”
68. 26 Juni 2023 Pengerjaan Laporan Magang
69. 27 Juni 2023 Membuat PPT
64

No. Tanggal Kegiatan Pokok Kegiatan Praktek Kerja Lapang


70. 1 Juli 2023 Membuat PPT
71. 2 Juli 2023 Membuat PPT
72. 3 Juli 2023 Presentasi Magang
65

Lampiran 5. Rangkuman Kegiatan Harian PKL (Logbook Kegiatan)


Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Ouput Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
1. Senin 08.00 - Pembekalan a. Penjelasan 7 Jam
20-02-2023 15.00 Magang tentang kapita
selekta magang,
etika magang
dan pemaparan
pengisian
logbook.
2. Rabu 07.30 – Kehadiran a. Pengumpulan 8,5 Jam
01-03-2023 16.00 peserta PKL di proposal
BBPP kegiatan magang
Ketindan kepada pihak
BBPP Ketindan
Pengenalan b. Mengenal
lingkungan seluruh tempat di
Balai lingkungan balai
c. Mengenal tugas
dan kegiatan
masingmasing
departemen
3. Kamis 07.30 – Pembagian a. Mengetahui 8,5 Jam
02-03-2023 16.00 Pembimbing pembimbing
Lapang widyaswara
Membuat b. Menyusun
Jadwal jadwal magang
Magang c. Memperbaiki
bagian
perencanaan
kegiatan yang
ada pada jadwal.
Bertani On d. Pengetahuan
Cloud (BOC) tentang
hidroponik
4. Jum’at 07.30 – Sertifikasi a. Mengikuti 9 Jam
03-03-2023 16.30 Pengolahan penutupan
Hasil sertifikasi
Pertanian pengolahan hasil
pertanian
Bertani On b. Mengetahui
Cloud (BOC) tentang hewan
ternak.
5. Sabtu 09.00 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
66

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Ouput Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
04-03-2023 16.00 laporan “Cover”
Minggu 09.00 – a. Pengerjaan
6. Laporan 7 Jam
05-03-2023 16.00 laporan “Cover”
7. Senin 07.30 – Penyuluh a. Mengetahui 8,5 Jam
06-03-2023 16.00 Pertanian II pembukaan
penyuluh
pertanian II
8. Selasa 07.30 – Bertani On a. Bertambahnya 8,5 Jam
07-03-2023 16.00 Cloud (BOC) wawasan tentang
penyuluh
pertanian
menghadapi
Panen Raya
2023
9. Rabu 07.30 – Pendaftaran a. Terdaftarnya 100 8,5 Jam
08-03-2023 16.00 Petani pada petani pada
GENTA GENTA organik
10. Kamis 07.30 – Bertani On a. Mengikuti 8,5 Jam
09-03-2023 16.00 Cloud (BOC) kegiatan BOC
11. Jumat 07.30 - Senam Rutin a. Badan menjadi 9 Jam
10-03-2023 16.30 sehat
Tasyakuran b. Syukuran
12. Sabtu 09.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
11-03-2023 16.00 laporan “BAB 1”
13. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
12-03-2023 16.00 laporan “BAB 1”
14. Senin 07.30 – Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
13-03-2023 16.00 laporan “BAB 1”
15. Selasa 07.30 – Pelatihan & a. Pengetahuan 8,5 Jam
14-03-2023 16.00 Field Trip tentang pelatihan
Pengembangan
dan
Koordinasi
Kelembagaan
Petani
16. Rabu 07.30 – Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
15-03-2023 16.00 laporan “BAB 1”
17. Kamis 07.30 – Bimbingan a. Konsultasi 8,5 Jam
16-03-2023 16.00 laporan magang
18. Jumat 07.30 – Bimbingan a. Merevisi artikel 9 Jam
17-03-2023 16.30 dan isi laporan
67

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Output Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
19. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan
8 Jam
18-03-2023 16.00 laporan
20. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan
8 Jam
19-03-2023 16.00 Laporan
21. Senin 07.30 – Artikel a. Pembuatan 8,5 Jam
20-03-2023 16.00 artikel jahe
instan
22. Kamis 07.30 - Artikel a. Pembuatan 8,5 Jam
30-03-2023 16.00 artikel BMC
23. Jumat 08.00 – Artikel a. Pembuatan 7 Jam
31-03-2023 15.00 artikel STP
24. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
01-04-2023 16.00 laporan
25. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
02-04-2023 16.00 laporan
26. Senin 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
03-04-2023 15.00 laporan bab 4
27. Selasa 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
04-04-2023 15.00 laporan bab 4
Bimbingan b. Membahas BMC
& STP
28. Rabu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
05-04-2023 15.00 laporan bab 4
29. Kamis 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
06-04-2023 15.00 laporan bab 4
30. Jumat 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
07-04-2023 15.00 laporan
31. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
08-04-2023 15.00 laporan
32. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
09-04-2023 15.00 laporan
33. Senin 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
10-04-2023 15.00 laporan bab 4
Berita b. Pembuatan berita
“Jambu Kristal”
34. Selasa 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
11-04-2023 15.00 laporan bab 4
35. Rabu 08.00 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
12-04-2023 15.00 laporan bab 4
36. Kamis 08.00 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
13-04-2023 15.00 laporan bab 4
68

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Output Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
37. Jumat 08.00 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
14-04-2023 15.00 laporan bab 4
Diskusi b. Pengetahuan
tentang
kewirausahaan
38. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
15-04-2023 16.00 laporan
39. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
16-04-2023 16.00 laporan
40. Senin 08.00- Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
17-04-2023 15.00 laporan bab 4
41. Selasa 08.00 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
18-04-2023 15.00 laporan bab 4
42. Selasa 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
02-05-2023 16.00 laporan bab 4
43. Rabu 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
03-05-2023 16.00 laporan bab 4
STP b. Pembuatan STP
Jahe Instan
Dokumentasi c. Dokumentasi
Balai Besar
Pelatihan
Pertanian
Ketindan
Desain d. Pembuatan
Kemasan Desain Kemasan
Jahe Instan
Bersih e. Membersihkan
Perpustakaan area
perpustakaan
Konsultasi f. Konsultasi
dengan bu
Rivana untuk
membahas
pembuatan jahe
instan di lab.
44. Kamis 07.30 - Halal Bihalal a. Halal Bihalal 8,5 Jam
04-05-2023 16.00 Desain b. Pembuatan
Kemasan Desain Jahe
Instan
45. Jumat 07.30 – Desain a. Desain jahe 9 Jam
05-05-2023 16.30 instan
69

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Ouput Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan
46. 8 Jam
06-05-2023 16.00 laporan
Minggu 08.00 - Laporan a. Pengerjaan
47. 8 Jam
07-05-2023 16.00 laporan
48. Senin 07.30 - Laporan a. Pembuatan 8,5 Jam
08-05-2023 16.00 laporan bab 4
Persiapan b. Persiapan bahan
Produksi pembuatan
produk jahe
instan
49. Selasa 07.30 - Produksi a. Pembuatan Jahe 8,5 Jam
09-05-2023 16.00 Instan
Laporan b. Pengerjaan
laporan bab 4
50. Rabu 07.30 - Produksi a. Pembuatan Jahe 8,5 Jam
10-05-2023 16.00 Instan
Laporan b. Pengerjaan
laporan bab 4
51. Kamis 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
11-05-2023 16.00 laporan bab 4
52. Jumat 07.30 - Revisi BMC a. Merevisi BMC 9 Jam
12-05-2023 16.30 Revisi STP b. Merevisi STP
53. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
13-05-2023 16.00 laporan
54. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
14-05-2023 16.00 laporan
55. Senin 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
15-05-2023 16.00 laporan
56. Selasa 07.30 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
16-03-2023 16.00 laporan
57. Rabu 07.30 - Penyemaian a. Penyemaian 8,5 Jam
17-05-2023 16.00 “Green House”
Laporan b. Pengerjaan
laporan
58. Kamis 07.30 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
18-05-2023 16.00 laporan
59. Jumat 07.30 - Analisis a. Menganalisis 9 Jam
19-05-2023 16.30 kelayakan usaha
jahe instan
60. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
20-05-2023 16.00 laporan
61. Minggu 08.00 - Laporan b. Pengerjaan 8 Jam
70

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Output Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
21-05-2023 16.00 laporan
62. Senin 07.30 - Upacara a. Upacara Hari 8,5 Jam
22-05-2023 16.00 Kebangkitan
Nasional
63. Selasa 07.30 - Video Profil a. Pembuatan 8,5 Jam
23-05-2023 16.00 Video Profil
BBPP Ketindan
64. Rabu 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
24-05-2023 16.00 laporan
Video Profil b. Pembuatan
Video Profil
BBPP Ketindan
65 Kamis 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
25-05-2023 16.00 laporan
66. Jumat 07.30 – Laporan a. Pengerjaan 9 Jam
26-05-2023 16.30 laporan
67. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
27-05-2023 16.00 laporan
68. Minggu 08.00 – Laporan b. Pengerjaan 8 Jam
28-05-2023 16.00 laporan
69. Senin 07.30 - Video Profil a. Pembuatan 8,5 Jam
29-05-2023 16.00 Video Profil
BBPP Ketindan
Laporan b. Pengerjaan
laporan
70. Selasa 07.30 - Video Profil a. Pembuatan 8,5 Jam
30-05-2023 16.00 Video Profil
BBPP Ketindan
Laporan b. Pengerjaan
laporan
71. Rabu 07.30 - Video Profil a. Pembuatan 8,5 Jam
31-05-2023 16.00 Video Profil
BBPP Ketindan
Laporan b. Pengerjaan
laporan
72. Kamis 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
01-06-2023 16.00 laporan
73. Jumat 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
02-06-2023 16.00 laporan
74. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
03-06-2023 16.00 laporan
75. Minggu 08.00 - Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
71

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Output Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
04-06-2023 16.00 Laporan magang
76. Senin 07.30 - Video Profil a. Pembuatan 8,5 Jam
05-06-2023 16.00 Video Profil
BBPP Ketindan
Laporan b. Pengerjaan
laporan
77. Selasa 07.30 - Mengisi Daftar a. Mengisi daftar 8,5 Jam
06-06-2023 16.00 Hadir hadir
PEMKARYA
Laporan b. Pengerjaan
laporan
78. Rabu 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
07-06-2023 16.00 laporan
79. Kamis 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
08-06-2023 16.00 laporan
80. Jumat 07.30 - Supervisi a. Supervisi (Dosen 9 Jam
09-06-2023 16.30 Pembimbing)
Bimbingan b. Konsultasi
pembimbing
lapang
Laporan c. Pengerjaan
laporan
81 Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
10-06-2023 16.00 laporan
82. Minggu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
11-06-2023 16.00 laporan
Pemasaran b. Memasarkan
produk jahe
instan
83. Senin 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
12-06-2023 16.00 laporan
84. Rabu 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
14-06-2023 16.00 laporan
85. Kamis 08.00 – Ujikom a. Uji Kompetensi 8 Jam
15-06-2023 16.00 Komputer
86. Jumat 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 7 Jam
16-06-2023 16.30 laporan
87. Sabtu 08.00 – Laporan a. Pengerjaan 8 Jam
17-06-2023 16.00 laporan
88. Minggu 08.00 - Pembekalan a. Pembekalan 4 Jam
18-06-2023 16.00 Penyuluh
Pertanian
72

Jumlah
Hari
No Jam Kegiatan Ouput Kegiatan Jam
Tanggal
Kerja
89. Senin 07.30 - Informasi a. Mencari 8,5 Jam
19-06-2023 16.00 Sertifikasi Informasi
Sertifikasi
Laporan b. Pengerjaan
laporan
Bimbingan c. Konsultasi
pembimbing
lapang
90. Selasa 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 4,5 Jam
20-06-2023 16.00 laporan
91. Rabu 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 4,5 Jam
21-06-2023 16.00 laporan
92. Kamis 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 4,5 Jam
22-06-2023 16.00 laporan
93. Jumat 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 5 Jam
23-06-2023 16.30 laporan
94. Sabtu 07.30 – Ujikom a. Uji Kompetensi 8,5 Jam
24-06-2023 16.00 Penyuluh
Pertanian
95. Minggu 07.30 – Ujikom a. Uji Kompetensi 4 Jam
25-06-2023 16.00 Penyuluh
Pertanian
96. Senin 07.30 - Laporan a. Pengerjaan 8,5 Jam
26-06-2023 16.00 laporan
97. Selasa 07.30 - PPT a. Membuat PPT 4 Jam
27-06-2023 16.00
98. Sabtu 08.00 – PPT a. Membuat PPT 4 Jam
01-07-2023 16.00
99. Minggu 08.00 – PPT a. Membuat PPT 4 Jam
02-07-2023 16.00
10 Senin 07.30 - Presentasi a. Presentasi 4 Jam
0. 03-07-2023 16.00 Magang
Jumlah 770
73

Lampiran 6. Daftar Hadir Harian PKL

1. Bulan Maret

2. Bulan April
74

3. Bulan Mei

4. Bulan Juni

Anda mungkin juga menyukai