e-ISSN : 2621-6566
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor produksi
dari curah hujan, pupuk,dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit di PTPN IV Unit
Kebun Adolina. Data yang diperoleh adalah data sekunder yang terdiri dari 10 tahun
(2008-2017) dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan analisis regresi linier
berganda. Berdasarkan hasil regresi dan analisis data menggunakan uji t, nilai variabel
curah hujan sebesar 0,045 dan variabel pupuk sebesar 0,013 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan nilai variabel tenaga kerja sebesar
0,874 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produksi kelapa sawit. Hasil uji
koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel hasil produksi kelapa sawit
sebagai variabel dependent mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independent yaitu
curah hujan, pupuk, tenaga kerja sebesar 63,1% dan sisanya 36,9% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model. Pengujian secara simultan menggunakan uji f dimana
nilai signifikansi uji f sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan
yaitu sebesar α = 0,05. Artinya secara simultan variabel curah hujan, pupuk, tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Kebun Adolina Berdasarkan Data Tahun 2008-2017.
Kata Kunci : Produksi Kelapa Sawit, Curah Hujan, Pupuk, Tenaga Kerja, Cobb-Douglas,
Analisis Regresi Linier Berganda.
paling tinggi adalah unit kebun Pasir Utara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Mandoge dengan produksi kelapa sawit sengaja (purposive) dengan
sebesar 171,934,950 ton/thn, posisi pertimbangan bahwa PTPN IV adalah
kedua adalah unit kebun Adolina dengan perusahaan BUMN yang memiliki skala
produksi sebesar 130,160,980 ton/thn, besar dibidang perkebunan kelapa sawit.
posisi ketiga adalah unit kebun Bah Jenis data yang digunakan dalam
Jambi dengan produksi sebesar penelitian ini adalah data sekunder. Data
123,000,750 ton/thn, posisi keempat sekunder diperoleh dari Badan Pusat
adalah unit kebun Air Batu dengan Statisti (BPS), dan Kementerian BUMN
produksi sebesar 121,378,400 ton/thn dari Unit Kebun Adolina. Data tersebut
dan posisi kelima adalah unit kebun digunakan sebagai salah satu sumber
Gunung Bayu dengan produksi sebesar untuk penentuan lokasi penelitian dan
105,133,540 ton/thn. menjawab penelitian. Data time series
Unit kebun Adolina merupakan yang digunakan pada penelitian ini
posisi urutan kedua yang memiliki adalah data produksi,curah hujan, pupuk,
produksi paling tinggi dari seluruh unit tenaga kerja.
PTPN IV. Kebun Adolina memiliki kelas Penelitian dilakukan dengan
kesesuaian lahan S3. Permasalahan purposive sampling dengan besarnya
yang sering hadir terletak pada sampel (size of sample) (n) sebesar 20
penggunaan faktor produksi yang tidak sampel menggunakan data sekunder
efisien. Persoalan yang ditemukan di time series setiap semester selama dari
lapangan juga mendukung belum tahun 2008 hingga tahun 2017. Data time
maksimalnya hasil yang diperoleh oleh series yang digunakan pada penelitian ini
PTPN IV unit kebun Adolina. Pemupukan adalah data produksi,curah hujan, pupuk,
yang dilakukan juga belum mengikuti tenaga kerja.
prinsip 4T (tepat waktu, tepat dosis, tepat Metode analisis yang digunakan
sasaran, dan tepat jenis) dan tidak untuk menguji hipotesis adalah regresi
terealisasinya pemupukan sesuai linier berganda. Perhitungan analisis ini
rekomendasi. Sementara, curah hujan akan menggunakan bantuan software
yang tidak merata dan kurang juga Microsoft Excel dan SPSS versi 22. Agar
menyebabkan ketidakoptimalan hasil data yang diperoleh dapat dianalisis
yang diperoleh. Manajemen tenaga kerja menggunakan fungsi Coob-Douglas dan
yang tidak optimal dan kurang sesusai sebelum data diolah menggunakan
dengan keterampilan serta norma yang regresi linier berganda, maka data
ditetapkan oleh perusahaan variabel Independent dan data variabel
menyebabkan pengaruhnya terhadap Dependent tersebut harus diubah
jumlah kelapa sawit yang dihasilkan. kedalam bentuk logaritma natural (Ln)
Sejalan dengan meningkatnya agar bisa dianalisis dengan regresi linier
kebutuhan serta peranan kelapa sawit berganda.
dapat dilihat bahwa masih ditemukan Analisis ini dilakukan melalui
beberapa permasalahan di lapangan, pendekatan fungsi produksi bertipe
maka dilakukanlah usaha-usaha untuk Cobb-Douglas yaitu suatu fungsi atau
peningkatan produksi kelapa sawit. persamaan yang melibatkan dua variabel
atau lebih, variabel yang satu disebut
METODE PENELITIAN variabel independent (Y) dan yang lain
Penelitian dilakukan di PTPN IV disebut variabel dependent (X) yang
Unit Kebun Adolina yang terletak di secara matematis formulasinya dapat
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten dituliskan sebagai berikut :
Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Y = β0 + β 1 X1 + β 2 X 2 + β 3 X3 +
3
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566
Sumatera Utara tepatnya di pinggir jalan 0,05 yaitu 0,200 maka dapat disimpulkan
raya Medan-Pematang Siantar dengan distribusi data adalah normal (Ghozali,
koordinator LU: 0478633° dan LS: 2013). Selanjutnya untuk uji autokorelasi
0370526° berjarak ± 38 Km dari Kota menggunakan uji statistik run tes
Medan. Total areal kebun kelapa sawit menunjukkan nilai asymp.sig (2-tailed)
unit Adolina seluas 8.961.08 ha terbagi lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05
menjadi 9 bagian afdeling dan 1 Benih. yaitu 0,251 maka dapat disimpulkan tidak
Daerah kerja kebun kelapa sawit unit terdapat autokorelasi (Duwi Priyatno,
Adolina berada di 2 kabupaten, 2014). Uji multikolinearitas dengan
8 Kecamatan dan dikelilingin oleh 27 menggunakan Variance Inflation Factor
Desa. (VIF) Diketahui nilai VIF dari curah hujan
Analisis dilakukan terhadap satu adalah 1,377, nilai VIF dari pupuk adalah
variabel terikat yaitu produksi kelapa sawit 1,601, dan nilai VIF dari tenaga kerja
dan tiga variabel bebas yaitu pupuk, curah adalah 1,213. Menunjukkan bahwa
hujan, dan tenaga kerja. Pemilihan faktor- masing-masing veriabel independen
faktor produksi tersebut didasarkan pada mempunyai nilai VIF < 10, ini berarti
asumsi bahwa Perkebunan kelapa sawit bahwa tidak terdapat multikolinieritas
PTPN IV Unit Kebun Adolina adalah yang dalam model. Untuk uji heteroskedatisitas
diteliti pada penelitian dengan produksi dilakukan dengan Uji Glejser dengan hasil
kedua terbesar di semua kebun PTPN IV pengujian diperoleh nilai variabel curah
dengan jumlah produksi sebesar hujan, pupuk, dan tenaga kerja memiliki
130,160,980 Ton/thn dan produktivitas nilai sig 0,915, 0,367, 0,803 > 5%. Hal ini
sebesar 17135.463 kg/thn dan kelengkapan membuktikan bahwa tidak terjadi
data yang tersedia di kebun. heteroskedastisitas pada model yang
Model yang dihasilkan cukup baik digunakan.
dibuktikan dengan model yang terbebas Hasil analisis faktor-faktor yang
dari asumsi klasik yaitu normalitas, mempengaruhi produksi kelapa sawit di
autokorelasi, multikolinieritas dan PTPN IV unit kebun Adolina berdasarkan
heteroskedastisitas. Uji normalitas dengan data tahun 2008-2017 dapat dilihat pada
uji statistik Kolmogorov-Smirnov(K-S) Tabel 2.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi >
Berdasarkan output SPSS pada Tabel sawit dan penting bagi pertumbuhan
di atas, maka secara matematis dapat bunga betina menjadi buah, Menurut
ditulis model regresi antara variabel Mangoensoekarjo (2007), jumlah curah
produksi dengan variabel yang hujan yang baik bagi tanaman kelapa
mempengaruhinya dalam persamaan sawit adalah 1250 – 2500 mm/tahun; tidak
berikut: mempunyai defisit air dan hujan relatif
Ln Y = 6.643 + 0,197 lnX1 + 0,187 lnX2 + merata sepanjang tahun.
0,048 lnX3 + . Pupuk berpengaruh positif dan
Hasil analisis regresi model signifikan terhadap produksi kelapa sawit
menunjukkan bahwa nilai koefisien dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013
determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,631 < 0,05 dan nilai koefisien pupuk sebesar
artinya secara bersama-sama variabel 0,187 sekaligus menunjukkan besarnya
curah hujan, pupuk, dan tenaga kerja elastisitas input pupuk terhadap produksi
mempengaruhi produksi kelapa sawit kelapa sawit pada PT. Perkebunan
sebesar atau 60,1% sedangkan sisanya Nusantara IV Unit Adolina yang artinya
dipengaruhi oleh faktor lain yang belum jika kenaikan pupuk setiap satu persen
dimasukkan dalam model. Berdasarkan maka produksi kelapa sawit akan naik
hasil analisis data diperoleh signifikansi uji sebesar 0,187 persen dengan asumsi
F sebesar 0,001 atau lebih kecil dari bahwa variabel bebas yang lain dari
kriteria signifikansi yang telah ditetapkan model regresi adalah tetap. Dimana
yaitu sebesar α = 0,05. Dengan demikian pupuk merupakan kegiatan yang sangat
dapat diambil keputusan tolak H0, yang penting di dalam perkebunan kelapa sawit
artinya secara bersama-sama variabel karena mengingat biaya pemupukan ±
bebas (curah hujan, pupuk, dan tenaga 50% dari total pembiayaan pemeliharaan
kerja) berpengaruh signifikan terhadap maka efektivitas pemupukan harus
variabel terikat (produksi kelapa sawit). dijamin dilaksanakan dengan baik. Oleh
Secara parsial analisis terhadap karena itu aplikasi pemupukan yang tidak
variabel bebas yang mempengaruhi dilakukan dengan benar (4 tepat = 4 T
produksi menunjukkan bahwa variabel yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat
curah hujan dan pupuk berpengaruh sasaran, tepat jenis), maka pemupukan
signifikan terhadap jumlah produksi kelapa menjadi tidak efektif dan hal ini berarti
sawit. Sedangkan variabel tenaga kerja biaya besar yang telah dikeluarkan
tidak berpengaruh signifikan terhadap menjadi sia-sia dan berdampak pada
produksi kelapa sawit. produksi dan produktivitas yang rendah
Curah hujan berpengaruh positif (SPO, PTPN IV 2007).
dan signifikan terhadap produksi kelapa Tenaga kerja berpengaruh positif
sawit dengan tingkat signifikansi sebesar tetapi tidak signifikan terhadap produksi
0,045 < 0,05 dan nilai koefisien curah kelapa sawit dengan tingkat signifikan
hujan sebesar 0,197 sekaligus 0,874 > 0,05 dan nilai koefisien tenaga
menunjukkan besarnya elastisitas input kerja sebesar 0,048 artinya jika kenaikan
curah hujan terhadap produksi kelapa jumlah tenaga kerja setiap satu persen
sawit pada PT. Perkebunan Nusantara IV maka produksi kelapa sawit akan naik
Unit Adolina yang artinya jika kenaikan sebesar 0,048 persen dengan asumsi
jumlah curah hujan setiap satu persen bahwa variabel bebas yang lain dari
maka produksi kelapa sawit akan naik model regresi adalah tetap, dan nilai
sebesar 0,197 persen dengan asumsi signifikan untuk faktor tenaga kerja adalah
bahwa variabel bebas yang lain dari 0,874. Nilai signifikan ini membuktikan
model regresi adalah tetap. Dimana curah faktor tenaga kerja tidak mempunyai
hujan merupakan syarat tumbuh kelapa pengaruh yang nyata terhadap produksi
6
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566