Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.

1, April 2018

PENGARUH KUALITAS PANEN TERHADAP


LOSSES DIPERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PT WANASAWIT SUBUR SUMBER
LESTARI 2

M. Agung Setya Nugraha1, Sri Gunawan2, Idum Satya Santi2


1
Mahasiswa Fakultas Pertanian STIPER
2
Dosen Fakultas Pertanian STIPER

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerugian ekonomi yang disebabkan oleh losses
tujuan lain untuk mengetahui kualitas panen dan pengaruhnya terhadap losses. Penelitian ini di
laksanakan di PT. WSSL 2 mulai tanggal 29 Juni 2017 sampai 30 juli 2017 penelitian ini
menggunakan metode diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk pengamatan dan pengambilan
sample acak sederhana. Hasil penelitan menunjukkan rata rata total losses pada semua lokasi
0,42kg/ha. Rata rata losses yang paling tinggi berada pada lokasi batang dengan berat losses sebesar
0,19kg/ha. Sedangkan berat terendah terdapat pada lokasi TPH sebesar 0,04kg/ha. Kerugian
ekonomi losses yang di alami oleh perusahaan pertahunnya jika kebun IV estate 2 terdapat 4
afdeling maka kerugian yang diakibatkan losses Rp. 493.516.800/tahun. Kualitas panen tidak
mempengaruhi terjadinya losses. Losses dipengaruhi oleh faktor pekerja panen dan kondisi lahan.

Kata kunci : kelapa sawit( Elaeis guineensis Jacq), kualitas panen ,losses.

LATAR BELAKANG
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terakhir. Pertumbuhan ini tampak dalam
merupakan salah satu tanaman perkebunan di jumlah produksi dan ekspor dari Indonesia
indonesia yang memiliki masadepan yang dan juga pertumbuhan luas area perkebunan
cukup cerah perkebunan kelapa sawit semula sawit. Didorong oleh permintaan global yang
berkembang di daerah Sumatra utara dan terus meningkat dan keuntungan yang juga
nanggro aceh darusalam. Namun sekarang naik, budidaya kelapa sawit telah ditingkatkan
telah berkembang keberbagai daerah seperti secara signifikan baik oleh petani kecil
riau, jambi, sumatra barat, sumatra selatan, maupun para pengusaha besar di Indonesia
bengkulu, lampung, jawa barat, kalimantan Mayoritas hasil produksi minyak kelapa sawit
timur, kalimantan tengah, sulawesi, maliku Indonesia diekspor (lihat di tabel di bawah).
dan papua. (Sunarko, 2007) Negara-negara tujuan ekspor yang paling
Hanya beberapa industri di Indonesia penting adalah RRT, India, Malaysia,
yang menunjukkan perkembangan secepat Singapura, dan Belanda (Gapki, 2016)
industri minyak kelapa sawit dalam 15 tahun

Tabel1. Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:


2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi
19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0¹
(juta ton)
Export
15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0¹
(juta ton)
Export
15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6¹
(dollar AS)
Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of
Agriculture
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Menurut data dari Kementerian Dengan demikin diperkebunan kelapa


Pertanian Indonesia, jumlah total luas area sawit masih ada beberapa faktor penyebap
perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini terjadinya kehilangan buah atau losis yaitu
mencapai sekitar 8 juta hektar; dua kali lipat pada tofografi lahan yang berbeda beda
dari luas area di tahun 2000 ketika sekitar 4 Baik pada lahan roling, datar, dan
juta hektar lahan di Indonesia dipergunakan rendahan. Dimana tipe dari masing-masing
untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini tanah tersebut akan mempengaruhi tingkat
diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar losis akibat memiliki tingkat kesulitan yang
pada tahun 2020.(Pahan, 2016) berbeda-beda pada pemanen yang
Perusahaan-perusahaan sawit di mengakibatkan seringnya terjadi losis /
Indonesia berencana untuk melakukan kehilangan (Hakim, 1986)
investasi-investasi besar untuk meningkatkan Losses adalah kehilangan hasil yang
kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini dapat menurunkan produksi kelapa sawit.
sesuai dengan ambisi Pemerintah untuk Salah satu penyebap terjadinya losis adalah
mendapatkan lebih banyak penghasilan dari tidak terjaganya kebersihan piringan, pasar
sumber daya dalam negeri. Indonesia selama pikul, dan TPH jika dari ketiga tempat
ini berfokus pada ekspor minyak sawit tersebut kotoran mengakibatkan brondolan
mentah (dan bahan baku mentah lainnya) tidak dikutip bersih dipiringan, brondolan
namun telah mengubah prioritasnya untuk terjatuh di pasar pikul, brondolan tinggal di
mengolah produk-produknya supaya memiliki TPH (Pahan, 2011).
harga jual yang lebih tinggi. (Gapki, 2016)
Indonesia juga merupakan produsen TATA LAKSANA PENELITIAN
kelapasawit terbesar ke dua di dunia setelah Tempat Dan Waktu Penelitian
malaysia. Sebanyak 85% pasar dunia kelapa Penelitian dilaksanakan di PT.
sawit dikuasai oleh indonesia dan malaysia. WANASAWIT SUBUR SUMBER LESTARI
Pembangunan agribisnis kelapa sawit 2 ( BEST AGRO INTERNATIONAL
merupakan industri yang diyakini dapat GROUP) Kec. Pembuang Hulu Kab. Kota
membantu pemerintah untuk mengatasi Waringin Timur Prov. KALIMANTAN
kemiskinan di indonesia. Hal ini karena TENGAH dilaksanakan mulai 29 Juni 2017
industri kelapa sawit indonesia merupakan Alat dan Bahan
sumberdaya alam yang dapat di perbaharui, 1. Alat
tenaga kerja yang produktif, dan sinar Alat yang digunakan dalam
matahari yang melimpah sepanjang tahun penelitian ini adalah timbangan ,
(Pahan, 2011) karung, kamera, kalkulator, bollpoin,
Berdasarkan hal tersebut penggaris dan buku tulis.
perludiperhatikan pada pemanenan tandan 2. Bahan
buah segar. Pekerjaan potong buah Bahan yang digunakan dalam
merupakan pekerjaan utama di perusahaan penelitian ini adalah tanaman kelapa
kelapa sawit karena langsung menjadi sumber sawit, dan brondolan sebagai objek
pemasukan uang bagi perusahaan melalui losses
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan Metode Penelitian
inti kelapa sawit (IKS). Dengan demikian Penelitian dilakukan dengan metode
tugas utama personil di lapangan yaitu survey deskriptif kualitatif yang serta
mengambil buah dari pokok pada tingkat melakukan pengambilan sempel. Perkebunan
kematangan yang sesui dan mengantarkannya yang dipilih untuk melakukan penelitian ini
ke pabrik sebanyak banyaknya dengan cara adalah perkebunan kelapa sawit yang telah
dan waktu yang tepat ( pusingan potong buah berproduksi dilakukan pengamatan sebesar
dan transpot) tanpa menimbulkan kerusakan 10% dari luas satu blok untuk mendapatkan
pada tanaman (Pahan, 2007) data pengamatan yang kemudian dilakukan
dengan penyusunan data
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Diagram 1. Diagram kualitas panen

KUALITAS
PANEN

PASAR JUMLAH
PIKUL
BATANG TPH PIRINGAN
PELEPAH

PANJANG PELEPAH BUAH BUAH


TANGKAI SENGKLEH BUSUK MENTAH

Pelaksanaan 2. Dari data yang sudah diperoleh


Pelaksanaan pengambilan data dilakukan penjumlahan losses
dilakukan di waktu sore hari setelah pekerjaan brondolan
panen selesai, agar tidak mengganggu proses Losses = jumlah kg brondolan yang
pekerjaan panen yang sedang berjalan. ditinggalkan dipiringan + TPH +
Pasar Pikul + Pokok
Parameter 3. Untuk mencari jumlah losses dalam 4
1. Pencatatan dilakukan dengan mencatat kali pengumpulan adalah dengan cara
jumlah brondolan yang ditinggal mencari rata-rata dari jumlah losses
disetiap piringan (PR) /blok dengan penghitungan sebagai
2. Pengamatan pada batang (BT) dengan berikut :
menggunakan alat egrek dengan cara Rata-rata losses =
mendongkel pada ketiak batang 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒈 𝑩𝒓𝒐𝒏𝒅𝒐𝒍𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
3. Pengamatan brondolan pada pasar pikul 𝟒
4. Menghitung kerugian yang terjadi
(PP) dengan cara mengamati tiap-tiap
akibat losses, dapat menggunakan
pasar pikul atau gawangan pada blok
rumus:
yang telah ditentukan
kerugian = julah kg brondolan x
4. Pengamatan brondolan pada tempat
harga TBS/kg dengan demikian, kita
penampungan hasil (TPH) dengan cara
kita akan mengatahui kerugian yang
mengamati brondolan yang tertinggal
akan diakibatkan oleh losses brondolan
TPH disetiap blok sampel yang telah
pada per Blok maupun pada perkebunan
ditentukan.
kelapa sawit
5. Panjang tangkai (PT)
5. Untuk menghitung uji signifikan
6. Buah mentah (BM)
menggunakan uji least significant
7. Buah busuk (BB)
difference (LSD)
8. Pelepah sengkleh (PS)
9. Jumlah pelepah (JP)
PROFIL. PT. WANASAWIT SUBUR
SUMBER LESTARI 2
Analisis Data
Gambaran Umum Adminitratif
1. Kualitas panen dapat dilihat dengan
PT. Wanasawit subur sumber lestari 2
Kualitas Panen = Jumlah Pelepah
merupakan perusahaan swasta yang bergerak
+Jumlah BM dan BB+ Jumlah PS +
di bidang perkebunan kelapa sawit yang
panjang tangkai (PT)
berlokasi didesa pembuang Kec. Pembuang
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Hulu Kab. Kota Waringin Timur Prov. karena menjadi sumber pemasukan bagi
KALIMANTAN TENGAH luas arel PT. perusahaan melalui penjualan minyak kelapa
WSSL 2 adalah kurang lebih 23.198,24Ha sawit ( CPO ) jadi panen harus diperhatikan
Adapun tahun tanam PT. WSSL 2 dimulAI dengan baik agar pemanen benar benar
PADA TAHUN 1990 sampai tahun tanam memanen buah yang sudah masak sesuai
2006 PT. WSSL 2 msih dibawah naungan dengan setandar yang telah ditentukan oleh
BEST AGRO INTERNATIONAL pihak perusahaan. Pengawasan panen
Karyawan pabrik dan kebun sebagian dilakukan oleh mandor panen sesuai dengan
tenaga kerja berasal dari daerah transmigrasi ancak masing masing . setiap kemandoran
seperti jawa, batak, sunda, dan flores. mengawasi 20-25 kariawan panen termasuk
Afdeling IV merupakan tempat pelaksanaan pembrondol untuk melaksanakan infeksi
penelitian wilayah afdeling IV memiliki panen. Mandor panen bertanggung jawap jika
tofografi datar dan luas afdeling 713,16Ha ada kesalahan dalam panen (buah matang
yang terdiri dari 24 blok dan terbagi menjadi tidak dipanen, kutip brondolan kurang bersih )
6 kaveld panen dimana tahun tanam pada jika ada kesalahan panen mandor panen wajib
tahun 1990 dengan faretas yang digunakan di menegur pada saat yang sama apabila ada hal
PT. WSSL 2 kebun 3 adalah bibit farietas hal yang perlu diluruskan
soefindo dan dan farietas marihat.
HASIL PENELITIAN DAN
Gambaran kebun produksi PEMBAHASAN
Kebun produksi PT. WSSL 2 kebun 3 HASIL PENELITIAN
termasuk kategori kebun berlahan datar 1. Kualitas Panen
dengan jenis tanah mineral. Data curah hujan Kualitas panen merupakan suatu
di PT. WSSL 2 selama 8 tahun terahir dengan hal yang penting dalam perkebunan
rata rata 1900 – 3500 mm/tahun diwilayah kelapa sawit. Untuk memperoleh
kebun 3 PT. WSSL 2 termasuk baik dimana kualitas panen yang baik kita perlu
hari hujan umumnya tinggi dimana bulan memperhatikan hal-hal yang
basah cukup panjang. Namun pada saat menyangkut standar kriteria kualitas
musim penghujan efakuasi buah masih sangat panen.Kualitas panen yang baik tentu
sulit karena kondisi jalan yang sering dipengaruhi oleh beberapa faktor.
tergenang air pada saat hujan, tapi masalah ini Faktor yang mempengaruhi kualitas
sudah teratasi dengan pengolahan air yang panen yaitu diantaranya Panjang tangkai
baik buah (PT), buah mentah (BM), Buah
Busuk (BB), Pelepah Sengkleh (PS) dan
Menejemen Panen di PT. WANASAWIT Jumlah Pelepah (JP).
SUMBER SUBUR LESTARI 2 Kriteria kualitas panen yang baik
Panen merupakan kegiatan puncak yang a. Panjang tangkai buah (PT)
ditunggu tunggu dalam budidaya pertanian, maksimal 3 cm
karena dari panen itulah perkebunan b. Tidak terdapat Buah Mentah (BM)
mendapat keuntungan. Pemanen di PT.WSSL dan Buah Busuk(BB)
2 dilakukan didalam suatu areal adalah c. Minimnya pelepah yang
dengan menggunakan sistem 6/7 artinya sengkleh(PS) akibat pemanenan
dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen dan buah kelapa sawit
masing masing ancak panen diulangi d. Jumlah pelepah diantara 45 -50
(dipanen) 7 hari berikutnya. Pemane di PT. pelepah (tergantung umur tanaman)
WSSL 2 mempunyai sistem panan yakni Berikut data hasil panen pada
sistem ancak giring tetap. beberapa blok
Pekerjaan panen merupakan pekerjaan
utama disuatu perkebunan kelapa sawit
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 2. Kualitas panen per blok


kualitas panen per blok
Jumlah
BLOK Panen/kg Panjang Buah Buah Pelepah Jumlah
tandan
tangkai mentah busuk sengkleh pelepah
H 26 79 1738 3,23 0 0 8 39,9
H 27 88 1936 3,45 0 0 8,5 39,9
H 28 89 1958 3,54 0 0 9 39,9
Total 256 5632 10,22 0 0 25,5 119,7
Rerata 85,33 1877,33 3,41 0,00 0,00 8,50 39,90
Sumber : Data primer diolah, 2017

Hasil penelitian menunjukan Losses merupakan kehilangan


bahwa kualitas panen yang baik hasil yang terjadi pada kebun berupa
ditunjukan pada data blok H 26. Pada tandan buah segar (TBS) atau
blok tersebut dapat dikatakan baik brondolan yang dapat merugikan
karena di blok H26 memiliki panjang perusahaan. Dalam penelitian ini losses
tangkai yang paling mendekati 3 cm, diamati di beberapa lokasi, yaitu
tidak terdapat buah mentah (BM) dan piringan, pasar pikul, pokok, dan TPH.
buah busuk (BB), serta minimnya Hasil penelitian menunjukkan losses
jumlah pelepah yang sengkleh. brondolan yang terjadi selama panen
2. Lokasi Losses Brondolan pada berbagai lokasi losses disajikan
pada Tabel 3

Tabel 3. Berat losses brondolan per blok panen pada berbagai lokasi losses
Berat Brondolan Pada Lokasi (kg/Ha)
jumlah
BLOK Panen/kg Pasar
tandan Piringan Batang TPH Total
pikul
H 26 79 1738 0,18 0,28 0,06 0,02 0,54
H 27 88 1936 0,10 0,20 0,08 0,05 0,43
H 28 89 1958 0,09 0,10 0,05 0,04 0,28
Total 256 5632 0,37 0,58 0,19 0,11 1,25
Rerata 85,33 1877,33 0,12 0,19 0,06 0,04 0,42
Sumber : Data primer diolah, 2017

Hasil penelitian menunjukan rata- Selanjutnya dilakukan


rata total losses pada semua lokasi penghitungan prosentase losses
sebesar 0,42 kg/Hektar. Rata-rata losses brondolan dengan cara membagi berat
yang paling tinggi berdasarkan lokasi losses dengan berat buah yang diperoleh
losses berada pada batang (BT) sebesar dari setiap tonase panen dari setiap
0,19 kg/Hektar, sedangkan berat sempel pemanenan. Hasil perhitungan
terendah terdapat pada lokasi TPH presentase losses brondolan disajikan
sebesar 0,04 kg/hektar. pada Tabel 4
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 4. Presentase Berat Losses Brondolan pada Lokasi (%)


Presentase Losses pada Lokasi (%)
BLOK Pasar
Piringan Batang TPH Total
pikul
H 26 0,0092 0,0143 0,0031 0,0010 0,0276
H 27 0,0052 0,0103 0,0041 0,0026 0,0222
H 28 0,0052 0,0058 0,0029 0,0023 0,0161
Total 0,0195 0,0304 0,0101 0,0059 0,0659
Rerata 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02
Maksimum 0,0092 0,0143 0,0041 0,0026 0,0276
Minimum 0,0052 0,0058 0,0029 0,0010 0,0161
Sumber : Data primer diolah, 2017

3. Kerugian Ekonomi Losses Brondolan besaran losses brondolan per rotasi


Kerugian ekonomi dari losses dalam satu afdeling adalah :
brondolan dapat ditentukan bedasarkan 357 kg/hari x 6 hari/rotasi = 2.142
presentase perbandingan berat losses kg/rotasi
yang diperoleh dari setiap tonase panen Karena dalam satu bulan terdapat
dari setiap sempel pemanenan dengan 4 rotasi maka losses brondolan per
luas blok sampel. Luas sempel dari bulan untuk 1 afdeling adalah :
setiap ulangan diambil sebanyak 10% 2.142 kg/rotasi x 4 rotasi/bulan = 8.568
dari luasan blok sampel, maka berat kg/bulan
losses untuk setiap blok sempel adalah: Maka losses dalam satu tahun
• 𝐵𝑙𝑜𝑘 𝐻26 = adalah :
100% 2.142 kg/rotasi x 48 rotasi/tahun =
0,54 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 𝑥 10% = 5,4 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎
102.816 kg/tahun
• 𝐵𝑙𝑜𝑘 𝐻27 = Dengan harga TBS Rp 1.200 /kg ,
100%
0,43 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 𝑥 10% = 4,3 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 maka kerugian TBS akibat losses yang
• 𝐵𝑙𝑜𝑘 𝐻28 = dialami selama satu tahun untuk satu
100% afdeling adalah :
0,28 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 𝑥 = 2,8 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎
10% 102.816 kg/tahun x Rp 1.200 /kg = RP
123.379.200 /tahun
Rata-rata berat losses dari setiap Jika kebun IV Estate 2 terdapat 4
blok adalah : Afdeling, maka kerugian ekonomi per
5,4 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 + 4,3 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 + 2,8 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 tahun yang dialami akibat losses
3 brondolan adalah:
12,5 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 Rp 123.379.200 /tahun x 4 = Rp
=
3 493.516.800 /tahun.
= 4,2 𝑘𝑔⁄𝐻𝑎 4. Pengaruh Kualitas Panen Terhadap
Selanjutnya dihitung losses Losses
brondolan / hari dapat dengan cara Kualitas panen merupakan
mengalihkan berat losses rata rata per ketentuan atau pun standar yang
hektar dengan luas pemanenan. Dalam 1 diberikan oleh pihak perusahaan
hari dapat dilakukan pemanenan perkebun kelapa sawit agar kebun
sebanyak 3 blok dengan luas 85,1 Ha, kelapa sawit memiliki setandar mutu
maka besar losses per hari adalah: yang bagus dan dapat meminimalisir
4,2 kg/ha x 85,1 ha/hari = 357 kg/hari terjadinya kesalahan kerja panen
Satu rotasi panen dapat maupun perawatan perkebunan kelapa
diselesaikan dalam waktu 6 hari maka sawit agar dapat mengurangi resiko
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

terjadinya losses, berikut ini data yang terhadap terjadinya losses di


menunjukan pengaruh kualitas panen perkebunan kelapa sawit.

Tabel 5. Pengaruh Kualitas Panen terhadap Losses


Kualitas Panen Per Blok Total
BLOK Jumlah Panjang Buah Buah Pelepah Jumlah Losses
Buah Tangkai Mentah Busuk Sengkleh Pelepah (kg/Ha)
H 26 79 3,23 0 0 8 39,9 0,54
H 27 88 3,45 0 0 8,5 39,9 0,43
H 28 89 3,54 0 0 9 39,9 0,28
Total 256 10,22 0 0 25,5 119,7 1,25
Rerata 85,33 3,41 0,00 0,00 8,50 39,90 0,42
Sumber : data Primer diolah, 2017

Bedasarkan tabel 5 menunjukan disimpulkan bahwa kualitas panen tidak


bahwa pada blok H26 memiliki kualitas sepenuhnya mempengaruhi terjadinya
panen yang baik dibandingkan dengan losses di lokasi panen.
blok yang lain. Namun Blok H26 Dengan data yang telah di olah
memiliki total losses yang paling besar seperti di atas dapat disimpulkan
diantara blok yang lain. Pada blok H28 kerugian (Rp) yang terjadi di setiap blok
memiliki kualitas panen yang kurang panen masing masing luas yang berbeda
baik dibandingkan yang lain, namun dan dengan harga CPO Rp 7330 dapat
pada blok ini memiliki tingkat losses di hitung dengan rumus :
yang paling rendah. Jadi dapat

𝒌𝒈 𝒃𝒓𝒐𝒏𝒅𝒐𝒍 𝑥 𝑹𝒆𝒏𝒅𝒆𝒎𝒆𝒏 𝒃𝒓𝒐𝒏𝒅𝒐𝒍𝒂𝒏 (𝟒𝟓%) 𝑥 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑪𝑷𝑶 𝑥 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏

Tabel 6. Kerugian CPO akibat Losses


Blok Losses Rendemen Harga Luas (Ha) Kerugian
(kg/Ha) Brondolan
H 26 5,4 45% Rp 7.330 29,7 Rp. 529.013
H 27 4,3 45% Rp 7.330 28,3 Rp. 401.394
H 28 2,8 45% Rp 7.330 27,1 Rp. 250.290
Total Kerugian dalam satu hari di AFD 4 kebun 2 Rp.1.180.697

Maka kerugian per rotasi= Rp. 1.180.697x 6 = 𝑅𝑝. 7.084.182


Karena dalam 1 bulan terdapat 4 rotasi maka :
𝑅𝑝. 7.084.182 𝑥 4𝑅𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 28.336.728/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Maka losses dalam 1 tahun (48 rotasi) terdapat :
𝑅𝑝. 7.084.182 𝑥48 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 𝑅𝑝. 340.040.736
jika kebun IV estate 2 terdapat 4 Afdeling maka kerugian ekonomi per tahun yang dialami
adalah:
𝑅𝑝. 340.040.736 𝑥 4 = 𝑅𝑝. 1.360.162.944
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

PEMBAHASAN tertutup oleh semak pada piringan.


Hasil analisis data menunjukkan tidak Perlu adanya perawatan piringan
adanya beda nyata antara kualitas panen dan secara khusus untuk mengurangi
losses pada perkebunan kelapa sawit bahwa terjadinya losses produksi kelapa
kualitas panen tidak sepenuhnya sawit yang besar di perkebunan.
mempengaruhi terjadinya losses diperkebunan
kelapa sawit. Karena pada dasarnya losses b. Batang kelapa sawit
terjadi karena kelalaian pekerja panen dan Losses produksi yang
pembrondol, keteranan ini dapat di tunjukan terdapat di batang kelapa sawit
bedasarkan data yang yang telah di analisis terjadi karena sulitnya proses
seperti pada kasus yang ada di blok H. 26 dan pengutipan brondolan yang
H.28 di blok H.26 menunjukan kualitas panen tersangkut. Perlu kesabaran dalam
dengan data yang didapat mendapatkan hasil pengutipan brondolan karena
51,13 dengan tingkat losses sebesar 0,54 adanya gulma yang merambat di
kg/ha sedangkan di blok H.28 menunjukkan batang pohon kelapa sawit.
kualitas panen dengan hasisil 52,44 dangan Padahal pekerja ingin melakukan
tingkat losses sebesar 0,28 kg/ha. pekerjaannya dengan cepat
Setelah dilakukan pengamatan dan sehingga banyak terdapat losses di
didukung dengan data data yang diperoleh ketiak pelepah dan di batang
berupa data primer, kualiatas panen tidak pohon kelapa sawit
sepenuhnya mempengaruhi adanya losses c. Pasar pikul
diperkebunan kelapa sawit. Pada dasarnya Pasar pikul merupakan
losses sering terjadi karena kelalain pekerja akses jalan dari dalam blok untuk
dan bukan karena baik buruknya kualitas membawa buah kelapa sawit
panen pada perkebunan kelapa sawit. pampai ke tempat penampungan
Dengan harga TBS Rp 1.200 /kg , maka hasil (TPH). Kondisi pasar pikul
kerugian TBS akibat losses yang dialami hendaknya bersih dari segala jenis
selama satu tahun untuk satu afdeling adalah gulma maupun tunggak kayu yang
102.816 kg/tahun x Rp 1.200 /kg = RP dapat mengganggu proses
123.379.200 /tahun Jika kebun IV Estate 2 pengangkutan tandan buah segar
terdapat 4 Afdeling, maka kerugian ekonomi ke tempat penampungan hasil
per tahun yang dialami akibat losses (TPH) kondisi pasar pikul yang
brondolan adalah Rp 123.379.200 /tahun x 4 tidak bersih dapat menyabapkan
= Rp 493.516.800 /tahun. losses brondolan kelapa sawit,
Bedasarkan data data yang diperoleh karena saat proses pengangkutan
dapat mendeskriptifkan faktor faktor pemanen dapat saja brondolan
penyebap terjadinya losses selengkapnya terjatuh
adalah sebagai berikut : d. Tempat pengumpulan hasil
1. Sarana dan Kondisi Blok (TPH)
a. Piringan TPH yang banyak di penuhi
Fungsi piringan pada proses gulma dapat mempersulit proses
pemanenan tanaman kelapa sawit pengangkutan karenakan saat
adalah untuk tempat jatuhnya proses penggarukan brondolan
tandan buah segar dan banyak brondolan yang
pemungutan brondolan. Keadaan tersangkut. Brondolan yang
piringan yang tidak bersih tertinggal tersebut menjadi losses
merupakan faktor terjadinya produksi di tempat pengumpulan
losses karena tandan buah segar hasil. Hendaknya TPH harus
yang membrondol tidak terkutip. bersih dari segala jenis gulma .
Losses terjadi karena tandan yang Brondolan diberi alas agar lebih
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

mudah dalam proses kavel panennya. Mandor panen


pengangkutan. juga melakukan inspeksi panen
e. Pemotongan tangkai buah setelah proses pemanenan untuk
Pada proses pemotongan evaluasi kerja panen. Mandor
tangkai hendaknya menggunakan panen juga berhak memberi
kampak khusus yang dapat sangsi kepada pemanen jika
membentuk huruf (V) atau biasa pekerja panen melakukan
disebut dengan cangkem kodok. kesalahan dalam melakukan
Proses ini dilakukan agar tangkai pemanenan. Krani panen bertugas
buah tidak terlalu panjang. mencatat semua hasil panen pada
Tangkai yang terlalu panjang hari itu ( jumlah janjang yang
menyebabkan kerugian pada saat dipanen dan julah kg brodolan
proses di pabrik perkebunan yang di kutip). Krani panen juga
kelapa sawit. mencatat dan melaporkan tonase
pengiriman TBS.
f. Pemanenan buah 2. Pemanan dan pembrondol
Pada proses pemanenan Tugas dari pemanenan
hendaknya pemanen adalah memanen buah yang sudah
melakukannya dengan benar agar masak dengan kriteria buah yang
tidak melukai pelepah. Pekerja matang memuaskan yaitu dengan
harus melakukan secara teliti agar brondol 5 di piringan sedangkan
tidak ada pelepah yang pembrondol mengutip semua
sengkleh.Banyak pelepah yang brondolan yang terlepas dari
sengkleh dapat mempersulit tandan buah segar kelapa sawit
pemanenan dan juga berbahaya baik di piringan pasar pikul dan
bagi pemanen. Pemanen juga menyusun atau memberi alas pada
harus jeli dalam melihat buah saat di telakkan di TPH . buah
yang benar benar masak atau dipotong mengunan egrek untuk
masih mentah agar tidak terjadi tinggi tanaman yang tinggi nya
kesalah dalam memetik buah melebihi 2 meter atau
menggunakan dodos untuk
2. Organisasi Panen tanaman yang dibawah 2 meter.
Organisasi panen merupakan Pekerjan panen tergolong
acuan dasar penentu keberhasilan proses pekerjaan yang sangat sulit
pemanenan dan pengangkutan tandan karenan membutuhkan tenaga
buah segar kepabrik. Selain itu yang sangat besar dan ketelitian
organisasi panen dapat menentukan yang sangat jeli selain alat yang
besar kecilnya losses produksi struktur mendukung juga disertai kondisi
organisasi panen iyalah asisten divisi, tubuh yang prima karena akan
mandor 1, mandor panen, krani mempengaruhi hasil panen.
transpotasi, pemanen, pembrondol, Banyak kesalahan pemanan yang
dimana semuanya bekerja sama untuk yang dapat menybabkan
mencapai kegiatan panen yang baik. terjadinya penurunan kualitas
1. Pengawasan kerja panen maupun losses produksi
Asisten berfungsi sebagai perkebunan kelapa sawit seperti
pengawas mandor panen di buah matang yang tidak terpanen
lapangan dan juga membantu dan buah mentah yang telah
permasalahan yang ada. Mandor terpanen.
panen bertugas mengawasi proses Kejujuran dan profesional
pemanenan dan pembrondolan di dalam bekerja harus ditanamkan
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

di setiap pekerja baik pemanen 3. Semakin buruk kondisi piringan, batang


maupun pembrondol karena pohon kelapa sawit, pasar pikul, dan
banyak didapati buah tinggal dan TPH maka semakin banyak pula losses
brondolan tinggal akibat kelalaian yang terjadi
pemanen. Ataupun buah dan
brondolan yang terjatuh kedalam DAFTAR PUSTAKA
sungai ataupun rawa yang tidak Gapki, Indonesia Ministry of Agriculture
memungkinkan untuk diambil. 2019. Produksi Minyak Kelapa Sawit
Selain itu banyak dijumpai Indonesia 2008 – 2016. Jakarta
kesalahan pemanan yang Hakim. 1986. Buku Pintar Kelapa Sawit .
meletakkan tandan buah segar Agromedia Pustaka, Jakarta
tidak pada tempat yang Hakim. 2013. Proses Pruning Diperkebunan
seharusnya di tempat Kelapa Sawit. Jakarta
pengumpulan hasil (TPH) Haryono, Semanggu. 2005. Manajemen
melainkan dijalan CR yang dapat Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada
menyebapkan losses TPH. University Press, Yogyakarta
Sedangkan pembrondol banyak Lubis,A, U. 2012. Kelapa Sawit di indonesia.
dijumpai peletaan brondolan di Pusat Penelitian Kebun Marihat
TPH tidak diberi alas atau pun Bandar Kuala. Marihat Ulu,
tidak dimasukan di karung Pemantang Siantar, Sumatra Utara.
sehingga sangat rentan tertinggal Lakitan. 1995. Pengaruh Curah Hujan
saat proses pengangkutan di truk Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit.
angakut. Bandung
Pahan.2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit
KESIMPULAN Manajemen Agrobisnis Dari Hulu
Bedasarkan hasil analisis dan hingga Hilir. Penebar Swadaya,
pembahasan mengenai pengaruh kualitas Jakarta
panen terhadap losses di perkebunan kelapa Pahan .2011. Syarat Tumbuh Tanaman
sawit di PT. Wanasawit Sumber Subur Kelapa Sawit dan Penyinaran Kelapa
Lestari, dapat diambil kesimpulan sebagai Sawit. Jakarta
berikut : Pahan, Iyung. 2016. Panduan Lengkap
1. Losses produksi terjadi bukan hanya Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.
karena kualitas panen yang buruk tapi Jakarta
kelalain pemanen dan pembrondol yang Semanggun. 2003. Pengaruh ketenagakerjan
dapat menyebabkan losses diperkebunan Kelapa Sawit Dalam
2. Kualitas panen yang bagus belum tentu Proses Pemanenan Kelapa Sawit.
memiliki losses yang rendah. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai