Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316738890

RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING JAGUNG DUA FUNGSI DENGAN CARA


MANUAL DAN MEKANIS

Article · May 2016

CITATIONS READS

0 17,265

3 authors, including:

Yunita Djamalu Evi Sunarti Antu


Politeknik Gorontalo Politeknik Gorontalo
24 PUBLICATIONS   9 CITATIONS    13 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

evi sunarti antu View project

All content following this page was uploaded by Yunita Djamalu on 08 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 21

RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING JAGUNG


DUA FUNGSI DENGAN CARA MANUAL
DAN MEKANIS
Hendra Pangalima1),Evi Sunarti Antu 2), Yunita Djamalu 2)
1)
Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kampus Puncak Desa Panggulo Bone Bolango
2)
Tim Pengajar pada Departemen Mesin dan Peralatan Pertanian, Politeknik Gorontalo

Abstrak

Jagung merupakan salah satu pangan strategis yang bernilai ekonomi karena kedudukannya
sebagai salah satu sumber karbohidrat. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman
pangan terpenting kedua setelah padi. Dimana biji jagung sering kali digunakan sebagai
campuran beras dengan cara biji jagung dihancurkan terlebih dahulu menjadi butiran lebih
kecil melalui proses penggilingan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat yang mampu melakukan
proses penggilingan dengan hasil yang baik dan praktis. Tujuan pembuatan alat ini untuk
menghasilkan suatu alat penggiling biji jagung yang mudah digunakan. Mesin penggiling
jagung ini mempunyai dua cara pengoperasian yakni dengan cara manual dan mekanis. Pada
mesin penggiling jagung ini menggunakan motor bensin 5.5 PK. Motor bensin ini yang
berfungsi sebagai sumber tenaga utama pada pengoperasian mesin penggiling jagung.
Kapasitas efektif dari mesin penggiling jagung ini apabila menggunakan motor bensin yaitu
11 kg/jam dan di giling dengan tiga kali proses penggilingan untuk mendapatkan hasil beras
jagung. Sedangkan pada pengoperasian dengan cara manual yaitu menggunakan tuas/handel
manual dengan cara di putar sehingga jagung pipil dapat tergiling hingga menjadi beras
jagung. Kapasitas efektif mesin penggiling jagung apa bila menggunakan penggerak
manual/handel ini adalah 4 kg/jam dan di giling dengan tiga kali proses penggilingan untuk
mendapatkan hasil beras jagung. Mesin penggiling jagung pada intinya berfungsi untuk
menjadikan jagung pipil menjadi beras jagung.

Kata Kunci : Rancang Bangun, Jagung, Penggiling

I. PENDAHULUAN meningkat sebanyak 788 ribu ton (7,02


Jagung merupakan salah satu persen) dibandingkan denan produk tahun
pangan strategis yang bernilai ekonomi 2004 (BPS, 2005).
karena kedudukannya sebagai salah satu Jagung banyak dimanfaatkan
sumber karbohidrat. Di Indonesia jagung sebagai makanan pokok, jagung juga
merupakan komoditi tanaman pangan dimanfaatkan dalam kondisi muda
terpenting kedua setelah padi. maupun kering. Untuk kebutuhan industri
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, pakan, pangan dan industri lainnya
produksi jagung nasional tahun 2004 umumnya digunakan jagung kering
adalah 11,35 juta ton pipilan kering dan sebagai bahan bakunya. Teknologi dalam
tahun 2005 diperkirakan produksi ini pertanian adalah segala sesuatu yang dapat
menjadi sebesar 12,01 juta ton atau memudahkan pekerjaan dan menghasilkan

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 22

output yang lebih baik. Pembangunan saringan seringkali tersumbat, dan daya
tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. yang dibutuhkan yakni kapasitas yang
Keduanya berjalan saling mengikat, dalam besar (mesin/alat yang besar) dengan
pembangunan tentu akan sangat berbeda muatan penuh komponen-komponen di
dalam segi kepraktisan maupun hasil dalamnya terdiri dari besi sering patah, ini
bangunan apabila industri tersebut sangat menghambat produksi sehingga
mengadopsi teknologi dibandingkan ia tidak menguntungkan.
memakai cara tradisional.
Sehingga penggunaan mesins II. LANDASAN TEORI
penggiling jagung sangatlah membantu
karena lebih efisien, menghemat waktu Tanaman Jagung
dan tenaga. Untuk mendapatkan mutu Tanaman Jagung (Zea Mays L)
jagung yang baik dan bermutu tinggi diduga berasal dari Meksiko Selatan
tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh kemudian menyebar keseluruh dunia
penanganan panen yang kurang tepat, (Efendi, 1985). Di Indonesia daerah-
kurang efisien, boros waktu dan tenaga daerah penghasil utama tanaman jagung
kadangkala hasilnya masih kurang baik. adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Demikian pula pada proses Timur, Madura, D.I.Yogyakarta, NTT,
penggilingannya yang kurang tepat dapat Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
menghasilkan mutu jagung yang kurang Selatan dan Maluku (Annonimous, 2005).
baik atau rusak dan lain sebagainya. Jagung yang terbanyak ditanam di
Peluang untuk meningkatkan Indonesia dalah jagung tipe mutiara,
produktivitas dan mutu jagung melalui misalnya jagung arjuna dan tipe setengah
sentuhan teknologi mekanisasi pertanian mutiara, misalnya jagung harapan dan
dalam penanganan panen masih cukup pioneer-2. Disamping itu terdapat juga
terbuka melalui pemanfaatan potensi yang jagung berondong, jagung gigi kuda serta
ada dapat dimanfaatkan secara optimal. jagung manis.
Mesin penggiling jagung untuk Menurut sifatnya, jagung
menunjang pembangunan, dan tentunya dibedakan sebagai berikut : (Purwono dan
banyak alat lainnya. Dan dapat Hartono Rudi. 2010).
mengurangi pengunaan tenaga manusia 1. Menurut warna butir jagung : putih,
dengan dimensi yang kompak maka alat kuning, merah dan sebagian berwarna
ini diharapkan dapat membantu ungu.
mempercepat proses kerja dan 2. Menurut bentuk butiran jagung : butir
penghematan dapat dilakukan. Salah satu gepeng dan bulat
kendala dalam mendapatkan hasil gilingan 3. Menurut konsistensi biji : biji butir
yang berfariasi adalah pengunaan mesin keras (flint) dan biji lunak.
giling jagung yang belum sesuai dengan Kadar protein, lemak, phospor,
biaya operasi. dan tiamin lebih tinggi di dalam jagung
Teknologi penggilingan jagung bahkan aktivitas vitamin A jagung kuning
selama ini di dapatkan dari mesin yang menunjukkan kadar tinggi, sedangkan
bekerja dengan prisip tumbukan (hammer beras tidak mengandung vitamin A.
mill). Metode ini paling sering di gunakan, Sebaliknya perbandingan kadar Ca
ada yang kapasitas besar 2-2,5 terhadap P di dalam jagung terlalu rendah
ton/jam.dan berkapasitas kecil 300- sehingga tidak mendukung penyerapan Ca
450kg/jam jadi mesin ini dapat di katakan di dalam usus.Jagung memiliki rasa yang
efektif. Walaupun begitu mesin ini ada lebih enak karena kadar pati yang hanya
beberapa kelemahan yaitu hasil gilingan 10-11% tapi dengan kadar gula (5-6%)
yang bervariasi lama sekali didapatkan, yang lebih tinggi. Namun demikian jagung

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 23

memerlukan unsure hara lebih banyak  Mesin pemotong menghasilkan


terutama unsur N,yaitu sebesar 150-300 partikel yang ukuran dan bentuknya
kg N yang hanya membutuhkan 70 kg N, tertentu.
Sehingga tanaman jagung dapat
digolongkan sebagai tanaman yang rakus. Tujuan dari pemecahan dan
penggilingan yaitu untuk menghasilkan
Mesin Penggiling partikel-partikel kecil dari yang lebih
Mesin penggiling jagung mesin besar. Salah satu efisiensi operasi adalah
yang berfungsi untuk menghancurkan yang didasarkan atas energi yang
butiran jagung menjadi beras jagung, yang diperlukan untuk membuat permukaan
terdiri dari hopper unit penggiling, bagian tambahan. Luas permukaan satu satuan
pengeluaran hasil dan digerakkan oleh massa partikel sangat besar dengan
motor penggerak. Dalam proses diperkecilnya ukuran partikel.
penggilingan, ukuran bahan diperkecil Istilah penggiling atau mesin giling
dengan mengayak bahan tersebut. diberikan berbagai jenis mesin pemecah,
pemangkas dan dengan tugas menengah,
hasil mesin pemecah biasanya dilakukan
ke dalam mesin giling, dimana umpan
yang digiling sampai menjadi serbuk atau
tepung.
Mesin-mesin pemecah,
penggiling, dan pemotong tidak dapat
diharapkan akan beroperasi dengan baik
kecuali kalau ukuran umpan cocok dan
umpan itu masuk dengan laju yang
seragam. Dalam beberapa masalah
Gambar 1. Alat Penggiling Jagung pengecilan, bahan umpan itu terlalau sulit
pecah dengan kompresi, impact dan atrisi.
Dalam hal ini, umpan harus dipotong
Penghancuran dilakukan dengan menjadi partikel-partikel dengan dimensi
penerapan gaya tekan dan gaya tertentu. Persyaratan ini bisa dipengaruhi
pengguntingan yang akhirnya oleh piranti yang memotong, merajang,
menyebabkan bahan pecah, melepaskan atau merobek umpan itu menjadi produk
sebagian besar energi yang digunakan dengan karakteristik yang dikehendaki.
sebagai panas. Mesin untuk penghancuran
beroperasi pada umunya baik secara Perencanaan Sistem Transmisi
tekanan penggilingan ataupun pengasatan
atau juga dengan penggilingan dengan Pulli dan Sabuk – V
menggabungkan gaya pukulan dan gaya Elemen mesin yang biasa
gunting. digunakan untuk memindahkan gaya serta
Peralatan penghancur zat padat dibagi atas putaran yang berasal dari motor adalah V-
mesin pemecah, mesin penggiling, mesin belt. Beberapa alternative pertimbangan
ultra halus, dan mesin pemotong. yaitu daya dan putaran yang digunakan
 Mesin pemecah bertugas melakukan relative kecil sehingga dengan V-belt
kerja berat memecah bongkah- cukup mampu untuk memindahkan gaya
bongkah besar menjadi kepingan- dan putaran yang dipakai tersebut. Dari
kepingan kecil. segi ketersediaan di pasaran, V-belt
 Mesin penggiling memperkecil lagi banyak tersedia dan murah serta
umpan hasil pecahan menjadi serbuk. menguntungkan dan untuk segi

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 24

kenyamanan penggunaan V-belt tidak


menghasilkan bunyi bising. Sumber : Sularso, hal 166
V-belt terbuat dari karet dengan
inti dari bahan tetoron atau bahan sejenis. Sehingga kecepatan linier untuk V-belt
Penampang V-belt berbentuk trapesium. dirumuskan sebagai berikut:
V-belt dibelitkan disekeliling alur luar
pulli yang juga berbentuk V. Bagian sabuk  d  n pulli
v 
pulli
yang membelit pulli akan mengalami 60000
lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah.
V-belt dipakai untuk Keterangan :
menghubungkan poros-poros yang sejajar v = kecepatan linier V-belt
dengan arah putaran yang sama. Daya (m/s)
yang dipindahkan dapat ditingkatkan
d pulli = diameter pulli (mm)
dengan mengatur V-belt pada posisi
sebelah menyebelah. n pulli = putaran pulli (rpm)
Jarak sumbu antar poros harus
sebesar 1,5 sampai 2,0 kali diameter pulli Sumber : Wayan Berata, hal 166
besar. Putaran dari pulli yang memiliki
kecepatan sudut akan memberikan efek
berupa kecepatan linier pada V-belt. Menghitung Panjang Sabuk
Panjang sabuk yang melingkari
pulli dihitung dengan rumus:

     (d pulli2  d pulli1 ) 
2

L  2C  d pulli2  d pulli1 .    


  2   4.C 
Gambar 2. Tipe-tipe Sabuk
Keterangan :
L = panjang sabuk (mm)
Menghitung Kecepatan Linier Sabuk – V C = jarak poros (mm)
Karena V-belt pada umumnya
dipakai untuk menurunkan putaran, maka Sumber : Wayan Berata, hal 178
perbandingan yang dipakai adalah
perbandingan reduksi i (i > 1).
Perbandingan yang terjadi dirumuskan
sebagai berikut:

n1 R 1
 2 i
n2 R1 u

Gambar.3 Skema Belt Dan Pulli


Keterangan :
n1 = kecepatan pulli kecil (rpm)
n2 = kecepatan pulli besar (rpm)
R1 = radius pulli kecil (mm)
R 2
= radius pulli besar (mm)

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 25

Menghitung Jarak Antara Poros (C) F2 (Kg), maka besar gaya tarik efektif
Fe (Kg) untuk menggerak pulli adalah :
Jarak poros C dapat dirumuskan
sebagai berikut:
F e  F1  F 2
b  b 2  8(R2  R1 ) 2
C Sumber : Sularso, hal 171
4
Sumber : A. Deutschman, hal 670 Bila kita ingin memperkirakan
tegangan pada V-belt, dapat digunakan
Keterangan: rasio antara 1:3 dan 1:5, untuk saat ini
dipilih rasio 1 : 5.
b  L(R1  R2 )
F1
 5
Sumber : A. Deutschman, hal 666 F2

Keterangan :
Menghitung Putaran Motor F1 dan F 2 = gaya pada belt (Kg)
Dari perbandingan antara
kecepatan pulli kecil dan pulli besar yang Sumber : Deutschman, hal 660
setara dengan perbandingan diameter pulli
besar dan pulli kecil, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut: Menghitung Torsi pada Pulli
Torsi yang dihitung adalah torsi
R n1 yang bekerja pada pulli sebagai fungsi
2

R 1 n2 waktu. Dirumuskan sebagai berikut:
 D pulli 
Keterangan : T  F . 
 2 
R1 = radius pulli kecil (mm)
R2 = radius pulli besar (mm)
Keterangan :
T = Torsi
Sumber : A. Deutschman, hal 666
F = gaya keliling yang timbul
(kg)
Menghitung Gaya Tarik pada V-belt D pulli = diameter pulli (mm)

Bila V-belt dalam keadaan diam Sumber : A. Deutschman, hal 660


atau tidak meneruskan momen, maka
tegangan di seluruh panjang V-belt adalah Perencanaan Poros
sama. Tegangan ini disebut tegangan
awal. Bila V-belt mulai bekerja Dilihat dari fungsinya poros
meneruskan momen, maka tegangan akan merupakan elemen utama dalam
bertambah pada sisi tarik dan berkurang meneruskan daya dan putaran. Sebagian
pada sisi kendor. besar mekanisme yang mentransmisikan
Jika besar gaya pada sisi tarik dan daya dilakukan melalui putaran dan hanya
sisi kendor berturut-turut adalah F 1 dan poros yang dapat melakukan mekanisme
tersebut. Klasifikasi poros antara lain
adalah:

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 26

1. Shaft adalah poros yang ikut berputar Keterangan:


memindahkan daya dari mesin ke N = angka keamanan untuk
mekanisme yang digerakkan. bahan
2. Axle adalah poros yang tetap dan Syp = tegangan luluh bahan
mekanismenya yang berputar pada (lb/in²)
poros tersebut yang juga berfungsi  max = tegangan geser maximum
sebagai pendukung.
3. Spindle adalah poros yang pendek
Sumber : A. Deutschman, hal 339
yang terdapat pada mesin perkakas
dan aman terhadap momen bending
4. Line Shaft (poros transmisi) adalah
suatu poros yang langsung Torsi Poros, T p (Lb.In)
berhubungan dengan mekanisme yang
digerakkan dan berfungsi 63000  N
Tp 
memindahkan daya dari poros n
penggerak ke mekanisme tersebut.
5. Jack Shaft adalah poros yang pendek Keterangan :
yang biasanya dipakai pada dongkrak N = daya yang terjadi pada
mobil. silinder (Hp)
6. Flexible Shaft adalah poros yang n = putaran motor (rpm)
berfungsi memindahkan daya dari dua
mekanisme, dimana perputaran poros Sumber : A. Deutschman, hal 340
membentuk sudut poros yang lain.
Perhitungan yang dilakukan
dalam perencanaan poros adalah Diameter Poros, Dp (Rpm)
menentukan:
16
Gaya-gaya yang bekerja pada poros, F D 3p  M 2  Tp 2
( . max )
(kg)

F r  Ft tan  Keterangan :
 max = tegangan geser maksimum
Keterangan : (lb/in²)
F = (F + F ) / Tp = torsi poros (lbin)
F = gaya radial yang bekerja M = momen maksimum poros
pada (lb.in)
poros (kg)
F = gaya tangensial yang Sumber : A. Deutschman, hal 341
bekerja
pada poros (kg)
 = celah tekanan () Perencanaan Pasak
Sumber : A. Deutschman, hal 338
Pasak adalah bagian dari elemen
Tegangan Geser Maksimum mesin yang berguna untuk menjaga
hubungan putaran relatif antara poros
0 .5 penggerak dan poros yang digerakkan.
 max  Syp
N Tipe-tipe dari pasak memiliki spesifikasi
yang tergantung pada torsi transmisi yang

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 27

terjadi oleh beban yang bekerja, seperti Maka didapat dimensi pasak sebagai
beban statis, beban bervariasi dan beban berikut:
bolak-balik
W = maksimum lebar pasak
(mm)
H = Maksimum Tinggi Pasak
(Mm)

Tegangan Ijin Pasak,Ssyp (Kg/Mm²)

S Syp = 0.58 x Syp


Gambar 4. Penampang pasak
Keterangan:
Tipe-tipe pasak yang umum digunakan Syp = tegangan luluh bahan (psi)
antara lain:
1. Pasak datar segi empat (standart Sumber : Wayan Barata, hal 47
square keys)
2. Pasak datar standart (standart flat Gaya yang terjadi pada pasak, F (kg).
keys) Karena posisi gaya yang terjadi pada
3. Pasak bidang lingkaran (woodruff pasak tidak diketahui secara tepat maka
keys) diasumsikan gaya tersebut beraksi pada
diameter poros terluar.
4. Pasak Bintang (splines)
5. Pasak tirus (tapered keys)
 2 .T p 
Pasak yang sering digunakan di F   
 D 
dalam suatu perencanaan adalah pasak  p 
datar segi empat (standart square keys),
yaitu pasak memanjang yang paling sering Keterangan :
digunakan, yang mana pasak ini memiliki Tp = torsi pada poros
dimensi lebar (W) dan tinggi (H) yang (kg.mm)
sama, dan tinggi pasak tersebut separuh Dp = diameter poros (mm)
bagian terbenam kedalam poros dan
separuh lagi masuk kedalam hubungan.
Perumusan-perumusan yang
dipakai dalam perencanaan pasak, antara Panjang Pasak Yang Menerima Gaya
lain: Kompresi,Lc (Mm)
Penentuan Dimensi Dan Tipe Pasak
4 .Tp Syp
Diporos Harus Diketahui Besaran-Besaran 
Sebagai Berikut: W . L . Dp  N

Diketahui: D p = diameter poros Lc 


4 . Tp
 Syp 
 W . Dp . 
 N 
Tipe pasak yang direncanakan = persegi
(square)
Keterangan:
Tp = torsi yang terjadi pada
poros (kg/mm)

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 28

Dp = Diameter poros (mm) 2 .Tp


Ls 
W = lebar pasak (mm) Syp
W . Dp .
L = panjang pasak (mm) N
Syp = tegangan luluh bahan
(kg/mm²) Keterangan:
N = angka keamanan untuk Tp = torsi yang terjadi pada
bahan pasak poros (kg/mm)
Dp = Diameter poros (mm)
sumber : A. Deutchman, hal 367 W = lebar pasak (mm)
L = panjang pasak (mm)
Syp = tegangan luluh bahan
Luas Pasak Yang Menerima Gaya (kg/mm²)
Kompresi, Ac (Mm²) N = angka keamanan untuk
bahan Pasak
A c  0 , 5 .W . L
Sumber : Wayan Barata, hal 48

Keterangan :
W = maksimum lebar pasak Luasan pasak yang menerima gaya geser
(mm)
L = panjang pasak akibat gaya A  W .L
s c
kompresi (mm)
Keterangan :
Sumber : A. Deutchman, hal 368
W = maksimum lebar pasak
(mm)
Tegangan kompresi yang diijinkan,Sc Lc = panjang pasak akibat gaya
(kg/mm²) kompresi (mm)

F Sumber : A. Deutchman, hal 366


Sc 
Ac
Tegangan geser yang diijinkan
Keterangan:
F = gaya yang terjadi pada F
poros (kg) Ss 
As
Ac = luasan pasak yang
menerima gaya kompresi Keterangan:
(mm²) F = gaya yang terjadi pada
Sumber : A. Deutchman, hal 369 poros (kg)
As = luasan pasak yang
menerima gaya kompresi
Panjang pasak yang menerima gaya
(mm²)
geser, Ls (mm)

2 .Tp Syp Sumber : A. Deutchman, hal 366



W . L . Dp N

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 29

Panjang pasak minimum Perumusan yang dipakai dalam


Untuk mencegah hubungan dari perencanaan bantalan bola (ball bearing)
kerusakan pada poros menggunakan pasak yaitu:
jenis datar, maka panjang hubungan Penentuan dimensi dan beban yang
setidaknya 25% lebih besar dari diameter bekerja pada bantalan harus diketahui
poros dan panjang pasak minimum besaran-besaran sebagai berikut:
setidaknya sekitar 25% lebih besar dari
diameter poros. Sehingga panjang pasak Dp = Diameter bore bantalan
minimum dapat ditentukan sebagai
= diameter poros (mm)
berikut:
Bantalan rencana = seri bantalan 02 single
Lmin  D p  25%.D p row deep groove ball bearing
Maka didapat:
1.Bearing bore, d (mm)
Bantalan Gelinding (Rolling Bearing) 2.Outside diameter, D (mm)
Bantalan adalah elemen yang 3.Max flliet radius, f (mm)
berfungsi menumpu poros berbeban, 4.Lebar, B (mm)
sehingga putaran poros dapat berlangsung 5.Beban statis dasar,C0(kg)
secara halus dan aman. Bantalan dapat 6.Beban dinamis dasar, C (kg)
disamakan fungsinya dengan pondasi pada
suatu gedung. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik, maka prestasi Beban ekuivalen yang bekerja pada
mesin akan menurun. bantalan

P  ( X .V .Fr  Y .Fa )

Keterangan:
V = faktor rotasi dengan ring
dalam yang berputar
F = gaya radial bantalan (kg)
r
= 20% x F2= gaya aksial (kg)
Fa
Gambar 5. Skema bantalan gelinding bola(ball
X = faktor beban radial
bearing)
Y = faktor beban aksial
Beberapa macam bantalan gelinding yaitu:
1.Bantalan gelinding bola (ball bearing)
Beban ekuivalen pembanding yang
1. Radial ball bearing
bekerja pada bantalan
2. Angular ball bearing
3. Thrust ball bearing
2.Bantalan gelinding roll (roller bearing) P  V .F r
1. Cylinder roller bearing
2. Needle roller bearing Keterangan:
3. Tapered roller bearing V = faktor rotasi dengan ring
4. Sherical roll bearing dalam yang berputar
Fr = gaya radial bantalan (kg)
Sumber : Wayan Barata, hal 84

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 30

Lama pemakaian bantalan masyarakat dan mengetahui langkah-


langkah yang perlu dilakukan dengan
 c 
b
10 6 mencari data-data dari berbagai sumber
L 10 h     seperti buku dan internet.
 P  ( 60 . n )
Selanjutnya dilakukan
perancangan mesin penggiling jagung,
Keterangan:
dengan menetapkan kapasitas
P = beban ekuivalen bantalan
penggilingan dan menentukan jenis mesin
(kg)
penggiling jagung yang akan dibuat.
C = beban dinamis dasar (kg)
1. Identifikasi Masalah
b = 3 = konstanta ball bearing
Menguraikan tentang pengelompokan
dan pemilihan suatu masalah yang
akan di teliti.
III. METEDOLOGI PENELITIAN
2. Analisis masalah
Menguraikan tentang bagaimana cara
Diagram Alir Penelitian
menganalisis dan menyelesaikan
Tahap penelitian disajikan pada
masalah yang telah dikelompokan.
gambar di bawah ini:
3. Tinjauan Pustaka
Menguraikan tentang dasar-dasar teori
yang di gunakan dalam penyusunan
untuk menyelesaikan permasalahan.
4. Perancangan alat
Menguraikan tentang cara
merancangan alat.
5. Pembuatan Alat
Menguraikan tentang proses
pembuatan alat.
6. Pengujian Alat
Menguraikan tentang pengujian alat
yang telah dibuat dan di rancang
sedemikian rupa yang nantinya
mendapatkan ha
sil yang diinginkan.
7. Analisis dan Kesimpulan
Menguraikan tentang hasil yang di
dapat dari penelitian atau pengujian
diatas dan dapat menyimpulkan
bahwa alat/mesin penggiling jagung
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian dua fungsi dengan cara manual dan
mekanik layak digunakan.

Tahapan Penelitian Alat dan Bahan Pendukung


Alat Pendukung
Penelitian ini dilakukan atas 1. Mesin bubut
beberapa tahap, yaitu survei lapangan 2. Mesin frais
yang bertujuan untuk melihat keadaan di 3. Mesin las
lapangan, mengetahui permasalah- 4. Gerinda
permasalahan yang sering dihadapi oleh potong
5. Gerinda tang

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 31

6. Mistar baja Ket :


7. Jangka 1. Corong penampung jagung (hopper)
Sorong 2. Pully
8. Penitik 3. Poros
9. Palu Besi 4. Dudukan Pisau
10. Palu Karet 5. V-Belt
11. Mesin Bor 6. Motor Bensin 5,5 PK
7. Dinding Pengaman Gilingan (casing)
Bahan Pendukung 8. Pisau Penggiling
9. Bantalan
1. Besi U 5x5mm Tebal 3mm. 10. Pegas
2. Pelat eser 2x3m Tebal 1,5 mm 11. Penyetel
3. Elektroda E6013Ø 2,6. 12. Rangka Mesin Penggiling
4. Besi AS ST40 Ø 19. 13. Corong Tempat Keluar Jagung
5. Bearing Ø 19.
6. Bearing Ø 10
7. V-belt. Dimensi Rangka Mesin
8. Pulley Ø 19 mm
9. Baut Jumlah : 1 Buah
10. Batu gerinda potong
11. Batu gerinda rata Bahan yang di gunakan:
12. Stenliss AS Ø 2 inchi Besi U 5x5 cm dan tebal 3 mm.

Elektroda E6013 Ø2,6


Desain Gambar Mesin Penggiling
Jagung Ukuran yang dibuat :
P 56,5 cm, L 55,5 cm, T 87,5 cm
Konstruksi Mesin Pengggiling Jagung
Mesin penggiling jagung ini Mesin yang digunakan : Mesin gerinda,
konstruksinya berukuran panjang 56,5 cm : Mesin las,
lebar 55,5 cm dan tinggi 129 cm : Mesin gergaji.

Proses pengerjaan:
1. Siapkan bahan yang akan digunakan
untuk perancangan rangka
2. Mempelajari gambar dan memeriksa
ukuran benda kerja dengan ukuran
material.
3. Mengukur panjang besi U yang akan
dipotong sesuai ukuran rangka yaitu
dengan dimensi 56.5 cm x 55.5 cm x
87.5 cm kemudian menandainya.
4. Potong besi U dengan ukuran 56.5 cm
sebanyak 4 buah, 55.5 cm 4 buah, dan
87.5 cm 4 buah dengan menggunakan
mesin gergaji.
Gambar 7. Kontruksi Mesin Penggiling 5. Lakukan pengelasan las titik terlebih
Jagung dahulu pada batang besi U dan besi U

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 32

yang lain hingga seluruh komponen


200 mm 200
tersambung dengan baik.
mm
6. Melakukan las penuh pada sambungan
50
rangka.
mm
7. Menghaluskan hasil las dengan
gerinda tangan.

200 mm
70
110 mm
mm

Gambar 9. Corong / Hopper

Poros
Jumlah : 2 Buah
Bahan yang di gunakan: ST 40
Gambar 8. Rangka Mesin Penggiling Jagung
Ukuran yang di buat :
Panjang 450 mm,
Corong Penampung Jagung (Hopper). dan Ø 19 mm (1 buah)
Panjang 345 mm dan Ø 19 mm (1 Buah)
Jumlah : 1 Buah
Mesin yang digunakan : Mesin bubut
Bahan yang di gunakan: : Mesin gergaji
Plat eser tebal 1,5 mm
Elektroda E6013 Ø2,6 Proses pengerjaan:
1. Mempelajari gambar dan memeriksa
Ukuran yang di buat : ukuran benda kerja dengan ukuran
T= 22 cm. LB = 11x11 cm. material.
LA= 20x20 cm 2. Memotong benda kerja 2 buah
menggunakan mesin gergaji.
Mesin yang di gunakan : Gurinda Tangan, 3. Kemudian Melakukan bubut rata
: Mesin Las, hingga Ø 19 sebanyak 2 buah.

Proses pengerjaan: 450 mm Ø19


1. Mempelajari gambar dan memeriksa mm

ukuran benda kerja dengan ukuran


material.
2. Menandai bagian-bagian yang akan
dipotong sesuai dengan ukuran. Gambar 10. Poros
3. Memotong plat sesuai ukuran
4. Menekuk Plat agar terbentuk Pisau Penggiling
menggunakan alat penekuk plat
5. Mengelas tiap-tiap bagian hingga Jumlah : 1 Buah
menjadi bentuk Bahan yang di gunakan:
6. Kemudian membersihkan sisa trak Stenlish AS Ø 2 inchi
pada benda kerja tersebut Ukuran yang di buat :
menggunakan mesin gerinda tangan Panjang 11cm, dan Ø 2 inchi

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 33

Mesin yang digunakan : Mesin bubut, frais ST 37 yang berdiameter Ø 5 mm,


: Mesin Frais, dengan kedalaman hasil frai 5 mm.
: Mesin gergaji

Proses pengerjaan:
1. Mempelajari gambar dan memeriksa
ukuran benda kerja dengan ukuran
material.
2. Mengkartel benda kerja pada mesin Gambar 12. Dudukan Pisau
bubut
3. Mengalalur benda kerja dengan
kedalaman alur 5 mm dan jarak 5 mm Dinding Pengaman Gilingan (casing)
4. Kemudian mengefrais benda kerja
pada mesin frais menggunakan mata Jumlah : 1 Buah
frais ST 37 yang berdiameter Ø 5 mm,
dengan kedalaman hasil frai 5 mm. Bahan yang digunakan :
Plat eser tebal 1,5 mm.
110
mm
Elektroda E6013 Ø2,6
mm
50,
8

Ukuran yang di buat :


Gambar 11. Pisau Penggiling P = 36 cm x L = 34,7 cm x T = 20 cm

Mesin yang digunakan : Gurinda Tangan


Dudukan Pisau. : Mesin Las
Jumlah : 1 Buah
Proses pengerjaan:
Bahan yang di gunakan: 1. Mempelajari gambar dan memeriksa
Stenlish AS Ø 2 inchi ukuran benda kerja dengan ukuran
material.
Ukuran yang di buat : 2. Menandai bagian-bagian yang akan
Panjang 11cm, dan Ø 2 inchi dipotong sesuai dengan ukuran.
3. Memotong plat sesuai ukuran
Mesin yang digunakan : Mesin bubut, 4. Mengelas tiap-tiap bagian hingga
: Mesin Frais, menjadi bentuk
: Mesin gergaji 5. Kemudian membersihkan sisa trak
pada benda kerja tersebut
menggunakan mesin gerinda tangan
Proses pengerjaan:
1. Mempelajari gambar dan memeriksa
ukuran
2. benda kerja dengan ukuran material.
3. Mengkartel benda kerja pada mesin
bubut
4. Mengalalur benda kerja dengan
kedalaman alur 5 mm dan jarak 5 mm
5. Kemudian mengefrais benda kerja
pada mesin frais menggunakan mata Gambar 13. Casing Tampak Samping

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 34

Gambar 14. Casing Tampak Depan


Gambar 16. Corong Tempat Keluar Jagung

Finishing

Bahan yang di gunakan


- Dumpul isamu ½ Kg.
- Batu gurinda rata 2 buah.
- Cat aclose 2 kaleng ½ Kg (2
Gambar 15. Dinding Pengaman Gilingan warna).
- Tiner 1 liter.

Corong Tempat Keluar Jagung Alat yang di gunakan


- Mesin gerinda tangan.
Jumlah : 1 Buah. - Kuas 1Buah.
Bahan : Plat eser tebal
1,5 mm. Proses pengerjaan:
Elektroda E6013 Ø2,6. 1. Membersihkan tip-tiap komponen
Ukuran yang di buat : T = 17 cm, mesin yang masih kotor.
L = 12cm, 2. Menutup sudut-sudut komponen mesin
P = 60 cm seperti rangka, dinding corong dengan
Mesin yang di gunakan : Gurinda tangan. menggunakan dumpul, ini berguna
: Mesin las. agar hasil pengecetan bagian bagian
tersebut menjadi rapi.
Proses pengerjaan: 3. Mengecet komponen-komponen mesin
1. Mempelajari gambar dan memeriksa tersebut di atas.
ukuran benda kerja dengan ukuran 4. Selesai
material.
2. Menandai bagian-bagian yang akan Proses Pengerjaan
dipotong sesuai dengan ukuran. Proses pengerjaan merupakan
3. Memotong plat sesuai ukuran. urutan langkah pengerjaan dari bahan
4. Mengelas tiap-tiap bagian hingga baku sampai menjadi benda kerja yang
menjadi bentuk. dikehendaki sesuai dengan ukuran yang
5. Kemudian membersihkan sisa trak telah direncanakan. didalam pengerjaan
pada benda kerja tersebut harus memperhatikan efisiensi waktu,
menggunakan mesin gerinda tangan. kemudahan pengerjaan dan faktor
perakitan, proses pengerjaan ini berfungsi
sebagai petunjuk bagi operator dalam
membuat suatu komponen. rencana
pengerjaan mempunyai arti penting yaitu
sebagai acuan untuk menentukan waktu

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 35

perakitan sehingga pada akhirnya dapat penggiling yang berputar dan dudukan
diketahui besar biaya yang diperlukan. pisau. Jagung pipil akan langsung di giling
Selain itu juga dapat diketahui tahap-tahap melalui pisau penggling tersebut kemudia
dalam proses pengerjaan serta mesin- jagung pipil akan keluar melalui corong
mesin yang digunakan. tempat keluar jagung dengan bentuk
Dari tahap-tahap pengerjaan ini jagung yang sudah tergiling.
dapat diketahui lamanya waktu dan
besarnya biaya pengerjaan. Proses Perencanaan Sistem Transmisi
pengerjaan ini disusun secara berurutan Perencanaan Pulli dan V-Belt
dan bertahap dari awal sampai
terbentuknya benda jadi dengan 1. Kecepatan Pulli Keliling 1 Dan 2
didasarkan pada pengalaman dan teori.
V1 = 2 m/s
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN V2 = 27,19 m/s

Deskripsi Mesin Penggiling Jagung 2. Sudut Kontak 1


Secara utuh konstruksi mesin Sin α = 0,19 = 12,16
penggiling jagung dapat dilihat pada  1  155 , 68 °
gambar lampiran. Secara garis besar mesin
ini terdiri dari bagian rangka, corong 4. Gaya Keliling Yang Timbul Pada Pulli
penampung jaung, system transmisi dan 1 Dan 2
tenaga penggerak. Rangka terbuat dari F = 280,5kg
besi U 5x5 yang berfungsi sebagai
penopang utama mesin, Pisu penggiling 5. Torsi Pada Pulli 1
dan dudukan pisau merupakan bagian T1 = 10687,05 kg mm
inti pada proses kerja mesin penggilig
jagung ini, Dinding mesin penggiling 6. Torsi Pada Pulli 2
terbuat dari plat eser dengan ketebalan 0,5 T2 = 42748,2 kg mm
mm. Sedangkan pada bagian bawah
dilengkapi dengan corong keluar. 7. Panjang V-Belt 1
Transmisi berfungsi untuk meneruskan L = 1748,20mm
gerak dari penggerak utama menuju
gerakan putar poros yang terpasang pada 8. Mencari Tegangan Tarik Dan
pisau penggiling. Sistem transmisi terdiri Tegangan Kendor
dari pulley dan sabuk. Tenaga penggerak
pada mesin ini menggunakan motor  Kekendoran V-Belt (F1) Tipe Belt:
bensin 5.5 PK. Motor bensin ini yang B
berfungsi sebagai sumber tenaga utama Amin = 554
pada pengoperasian mesin penggiling
jagung.  Luasan Penampang Belt
ZA = 16,696
Sistem Kerja Mesin Penggiling Jagung  Ketegangan V-Belt (F1)
Motor bensin dijalankan dan Amax = 9600,2 psi
setelah putaran motor stabil, dilakukan
dengan cara meletakan butiran-butiran 9. Tegangan Maksimum Yang Timbul
jagung/jagung pipil kedalam corong Dari Operasi V-Belt
penampung jagung, kemudian jagung pipil  max  103 ,12 psi
akan masuk pada rumah penggiling
jagung yang di bawahnya terdapat pisau

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 36

10. Jumlah Putaran V-Belt


U  1rps 7. Reaksi Gaya Arah Vertikal

11. Umur V-belt  Fy  0


H = 388,86 jam kerja
RA + RB = 27,1358
Perencanaan Poros 8. Bidang Momen
1. Gaya Radial Yang Terjadi Pada Poros M = 0,01 lb in
Fr = 376,66 lb
 max 9. Pengecekan Tegangan Pada Poros
2. Tegangan Bahan Maksimum, (psi)
 max = 17,600 psi
 max  1584 lb/in 2
3. Torsi Poros, Tp (lb.in)
T = 123,75 lb in Syarat poros aman  s  Syp 17600

4. Tegangan Tarik Pada Pulli 1584  Syp 17600


= 20,625 lb
 AMAN
 Untuk mencari F2
F2 = 5,15 lb
Perencanaan Pasak
 untuk mencari F1 1. Gaya Yang Terjadi Akibat Torsi
Fd = 25,775 lb F = 334,45 lb

5. Reaksi Gaya Arah Horizontal 2. Ditinjau Dari Tegangan Geser


Ss = 854,27 lb/in²
RA + RB = 0,6804 + 0,6804 + 25,775 =
27,1358 lb 3. Ditinjau Dari Tegangan Kompresi
m  0 Sc = 1708,55 lb/in²
Rb = 27,0337 lb
Syarat pasak aman Sc ≤ Ssyp
Mencari RA Sc ≤ 15312
RA= 0,1021 lb
Sc 206,42 ≤ 15312  AMAN
6. Momen Lentur Horizontal

Bidang A – C Perencanaan Bantalan


1. Daya Yang Hilang (Akibat
MC = 0,1021 x 0,205 Gesekkan)
HP = 5,5
Bidang C – B
MB = 27,0337 x 0,24 2. Umur Bantalan
L10 = 419,14 jam
Bidang D – B
MB = 0,13 lb in

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 37

V. PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada 2. Ketahanan alat perlu di uji secara
penelitian rancang bangun mesin berkesinambungan (continue) untuk
penggiling jagung adalah proses mengetahui performa mesin yang
penggilingan menghancurkan butiran lebih sempurna.
jagung menjadi beras jagung 3. Perlu adanya perhitungan analisis
Mesin ini dibuat melalui hasil biaya, dengan tujuan untuk
perhitungan analisa teknik meliputi semua mengetahui biaya yang diperlukan
komponenya dengan beberapa macam dalam pembuatan alat, sebagai
bahan diantaranya adalah, besi U, plat. rekomendasi bagi masyarakat dalam
Mesin ini bekerja dengan sistem kerja penggunaan alat secara ekonomis.
continue yang dapat digunakan sesuai
fungsinya dan diuji coba menggunakan
daya 5.5 PK. Kapasitas efektif penggiling DAFTAR PUSTAKA
jagung 11 Kg/Jam dengan menggunakan
motor penggerak. Sedangkan kapasitas A.D Deutcsman ‘‘Machine Design Theory
efektif penggiling jagung dengan and Practice”, Machinilan
menggunakan tuas manual yaitu 4 Kg/jam. Publisihing, New Yourk, 1975
Dibandingkan dengan manual, Purnomo, Hari. 2005. Pengantar teknik
mesin memiliki tingkat efisiensi yang Industri penerbit. Graha Ilmu.
lebih tinggi karena mesin ini bekerja Yogyakarta.
dengan baik, desain rangka cukup kokoh Sularsono, Kiyokatsu Suga. Elemen
untuk menahan getaran dari mesin Mesin. Jilid 3. PT. Pradya Paramitha,
penggerak. Jakarta, 1997.
Wayan Barata ‘‘Elemen mesin I dan II”
Saran Jurusan Teknik Mesin, FT IITS
1. Dari hasil perancangan alat Surabaya, 1986
menunjukkan operasi mesin berjalan
baik, tetapi perlu adanya
penyempurnaan dan pembaharuan
terutama pada mekanisme
penggilingan yang memerlukan
rancangan pada pisau penggiling agar
dapat menghasilkan penggilingan
yang lebih cepat lagi.

ISSN 2502-485X Volume 1, Nomor 1, Mei 2016

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai