Disusun oleh :
Mohammad Riyansyah Luqman 191710201040
Intan Aprilia 191710201043
Novendra Fernandia Andilansara 191710201051
Fandika Firman Wijaksana 191710201184
M. Agastya Zulvi Nuruddien 191710201086
Siti Zahra Juanita 191710201187
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuannya sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu alat penyiang gulma.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari alat penyiang gulma.
3. Untuk mengetahui apa kelebiha dan kekurangan dari alat penyian gulma.
BAB 2. PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua:
Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar pada tanah
kering dan juga cocok untuk lahan basah dengan menggunakan mesin
bertenaga 8.3 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli
pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris
piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah
sebagai alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar
mengaktifkan pemotong dan menggemburkan tanah.
2.2 Cara Pengoperasian Mesin Penyiang
Adapun cara pengoperasian mesin penyiang antara lain sebagai berikut :
1) Menghidupkan engine
a) Tuangkan bahan bakar ke dalam tangki
b) Gunakan bensin campur dengan perbandingan
c) Bensin : oli samping (2T) = 25 : 1
d) Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi open
e) Tarik tuas gas sedikit sebelum melakukan start ( menarik tali start)
f) Tarik tali starter, jangan lakukan tareikan sampai
maksimum/penuh, apabila sekali tarikan belum hidup lakukan
tarikan lagi.
g) Apabila engine masih sulit hidup putar tuas choke ke posisi close
h) Setelah engine hidup kembalikan lagi tuas gas ke posisi netral.
2. Mematikan engine
a) Kembalikan tuas gas pada posisi netral atau idel
b) Tekan tombol “STOP” sampai engine mati
c) Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi “close”
3. Pengoperasian di lahan
a) Tempatkanlah unit power weeder pada tengah-tangah alur tanaman
( cakar kiri dan kanan berada pada ruang kosong diantara alur
tanaman).
b) Engine distart dan setelah hidup kembalikan posisi tuas gas ke idel
( gas posisi rendah ), pada posisi ini putaran dari engine tidak
diteruskan ke poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak
berputar, hal ini dikarenakan pada engine terdapat kopling sistem
sentrifugal, putaran dari engine akan diteruskan bila rpm engine
cukup tinggi.
c) Dengan posisi operator dibelakng mesin penyiang sambil
memegang kedua stang, mulai atur posisi gas menjadi tinggi
sampai cakar penyiang berputar.
d) Apabila kondisi Lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang
terbenam naikkan posisi cakar penyiang, dengan cara menekan
stang kebawah ( kaki pengapung sebagai bidang tumpu).
e) Dengan menekan stang kebawah dan kakai pengapung sebagai
bidang tumpu adakalanya mengakibatkan cakar berputarditempat,
karena kaki pengapung terbenam kedalam Lumpur, bila hal ini
terjadi angkatlah stang sampai mesin penyiang dapat berjalan ke
depan.
f) Mekanisme pengoperasian mesin penyiang padi sawah , sehingga
dapat berjalan ke depan adalah terjadinya slip padapiringan cakar
penyiang ( slip berkisar 50 –60 %), slip inilah yang mengakibatkan
Lumpur padi sawah teraduk dan diharapkan gulma yang tumbuh
diantara alur tanaman akan tercabut dan tergulung.
g) Pada saat pengoperasian di lapang operator yang sudah terbiasadan
terlatih akan memeliki perkiraan ( feeling) kapan saatnya stang
harus diangkat dan ditekan sehingga mesin penyaing dapat melaju
ke depan dengan kecepatan sesuai dengan kecepatan jalan operator
di lahan ( 2 –2,5 km/jam)
h) Setelah sampai pada ujung lahan, gas dikecilkan sehingga engine
tetap hidup tetapi cakar penyiang diam, untuk berpindah alur unit
mesin penyiang dapat diangkat.
i) Untuk mengangkat mesin penyaing ini cukup dilakukan satu orang
( berat 19 kg), tangan sebelah memegang pipa rangka dan
tangansebelah memegang pegangan gear box.
j) Setelah mesin terpindahkan ke alur berikutnya ulangi lagi proses
menjalankan mesin penyiang seperti diatas.
3.1 Kesimpulan
1. Alat penyiang gulma ialah alat yang digunakan untuk mencabut gulma yang
brada di sela-sela tanaman yang bertujuan untuk membersihkan tanaman yang
sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi
anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinaran matahari. Alat penyiang
gulma (Power Weeder) itu seendiri terdiri dari du macam, yakni Power Weeder
roda 1 dan Power Weeder roda dua.
2. Cara kerja alat penyiang jagung seperti alat penyiang pada umumnya. Untuk
garis besarnya, cara kerja alat penyiang terdiri dari 3 tahapan yaitu, menghidupkan
engine (mesin), pengoperasian di lapang, serta mematikan engine (mesin).
3. Kelebihan dari alat atau mesin penyiang jagung tersebut adalah beratnya cukup
ringan dan kapasitas kerjanya juga cukup baik. Sedangkan kelemahannya yaitu,
alat tersebut hanya dapat dioperasikan dalam satu arah saja.
DAFTAR PUSTAKA