Anda di halaman 1dari 10

Alat Pemeliharaan Jagung

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian


Tujuan makalah untuk memahami alat pemeliharaan jagung.
Dosen Pengampu:
Ir. Tasliman, M.Eng

Disusun oleh :
Mohammad Riyansyah Luqman 191710201040
Intan Aprilia 191710201043
Novendra Fernandia Andilansara 191710201051
Fandika Firman Wijaksana 191710201184
M. Agastya Zulvi Nuruddien 191710201086
Siti Zahra Juanita 191710201187

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................3
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Alat Penyiangan Gulma...............................................................4
2.2 Cara Pengoperasian Mesin Penyiang............................................................5
2.3 Keunggulan dan kelemahan mesin penyiang gulma.....................................7
BAB 3. PENUTUP...................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting
bagikehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.
Selainsebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan
ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di !ndonesia terus meningkat. Hal
inididasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun
dansemakin meningkatnya jumlah penduduk !ndonesia.Jagung merupakan bahan
dasar atau bahan olahan untuk minyak goreng, tepungmaizena, ethanol, asam
organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas
membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 4%.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di !ndonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.
Selainvsebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauanmaupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari
biji,dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(daritepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Hasil pertanian berupa tanaman jagung di Indonesia juga cukup melimpah.
Setiap petani memiliki caranya sendiri dalam hal budidaya tanaman jagung.
Dalam membudidayakan tanaman jagung, faktor yang penting dan perlu
diperhatikan selain proses penanaman adalah proses atau tahapan pemeliharaan.
Pemeliharaan inilah yang nantinya akan menentukan kualitas dan kuantitas hasil
panen dari jagung itu sendiri.
Salah satu alat pemeliharaan yang penting dalam budidaya tanaman jagung
ialah alat penyiangan gulma. Dalam penggunaan alat penyiangan, kita harus
mengetahui cara kerja serta kelebehihan maupun kekurangan dari alat itu sendiri
agar penyiangan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan didapatkan hasil
yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dibuat, berikut adalah rumusan
masalahnya.
1. Apa pengertian alat penyiang gulma ?
2. Bagaimana pengoperasian alat penyiang gulma ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari alat penyiang gulma tersebut ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuannya sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu alat penyiang gulma.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari alat penyiang gulma.
3. Untuk mengetahui apa kelebiha dan kekurangan dari alat penyian gulma.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Penyiangan Gulma


Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Gulma
adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Penyiangan dilakukan
pada waktu tanaman jagung berumur ±15 hari setelah tanam atau pertumbuhan
tanaman mencapai setinggi lutut.

Penyiangan biasanya dilakukan secara mekanis, yakni dengan


membongkar gulma dengan menggunakan cangkul atau brujul (alat untuk
melubangi tanah, berbentuk seperti garu, ditarik oleh ternak). Penyiangan dengan
menggunakan cangkul pada umumnya lebih baik karena dengan cara ini
penyiangan dapat dilakukan dengan teliti meskipun hasilnya sedikit dan memakan
banyak waktu. Sebaliknya penyiangan dengan menggunakan brujul lebih cepat,
tetapi hasilnya kurang baik karena tanaman sering rusak terinjak-injak oleh ternak
yang menarik brujul. Kalau gulma yang tumbuh sangat banyak, perlu dilakukan
penyiangan ketiga yakni saat Kedelai berumur 60 hari. Penyiangan tidak boleh
dilakukan waktu Kedelai sedang berbunga karena akan mengakibatkan bunga
rontok (Yulianti, 2004).

Sedangkan mesin penyiang merupakan mesin yang digunakan untuk


mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanaman di lahan pertanian sekaligus
untuk mengurangi upah kerja petani dan efisiensi waktu untuk mencabut gulma
dengan cara manual. Mesin ini sangat menguntungkan untuk kegiatan pertanian.

Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua:

a) Power Weeder Roda Satu

Mesin penyiang ini hanya dapat dioperasikan untuk penyiangan gulma


pada lahan yang tergenang air sekitar 5 cm dan berlumpur dengan
kedalaman lapisan maksimum 25 cm (diukur dengan cara orang berdiri di
lumpur). untuk jarak tanam 20–25 cm dengan baris yang lurus dengan
kedalaman air sekitar 5-10 cm sehingga mesin dapat berjalan tanpa
didorong.

b) Power Weeder Roda Dua

Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar pada tanah
kering dan juga cocok untuk lahan basah dengan menggunakan mesin
bertenaga 8.3 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli
pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris
piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah
sebagai alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar
mengaktifkan pemotong dan menggemburkan tanah.
2.2 Cara Pengoperasian Mesin Penyiang
Adapun cara pengoperasian mesin penyiang antara lain sebagai berikut :
1) Menghidupkan engine
a) Tuangkan bahan bakar ke dalam tangki
b) Gunakan bensin campur dengan perbandingan
c) Bensin : oli samping (2T) = 25 : 1
d) Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi open
e) Tarik tuas gas sedikit sebelum melakukan start ( menarik tali start)
f) Tarik tali starter, jangan lakukan tareikan sampai
maksimum/penuh, apabila sekali tarikan belum hidup lakukan
tarikan lagi.
g) Apabila engine masih sulit hidup putar tuas choke ke posisi close
h) Setelah engine hidup kembalikan lagi tuas gas ke posisi netral.
2. Mematikan engine
a) Kembalikan tuas gas pada posisi netral atau idel
b) Tekan tombol “STOP” sampai engine mati
c) Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi “close”
3. Pengoperasian di lahan
a) Tempatkanlah unit power weeder pada tengah-tangah alur tanaman
( cakar kiri dan kanan berada pada ruang kosong diantara alur
tanaman).
b) Engine distart dan setelah hidup kembalikan posisi tuas gas ke idel
( gas posisi rendah ), pada posisi ini putaran dari engine tidak
diteruskan ke poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak
berputar, hal ini dikarenakan pada engine terdapat kopling sistem
sentrifugal, putaran dari engine akan diteruskan bila rpm engine
cukup tinggi.
c) Dengan posisi operator dibelakng mesin penyiang sambil
memegang kedua stang, mulai atur posisi gas menjadi tinggi
sampai cakar penyiang berputar.
d) Apabila kondisi Lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang
terbenam naikkan posisi cakar penyiang, dengan cara menekan
stang kebawah ( kaki pengapung sebagai bidang tumpu).
e) Dengan menekan stang kebawah dan kakai pengapung sebagai
bidang tumpu adakalanya mengakibatkan cakar berputarditempat,
karena kaki pengapung terbenam kedalam Lumpur, bila hal ini
terjadi angkatlah stang sampai mesin penyiang dapat berjalan ke
depan.
f) Mekanisme pengoperasian mesin penyiang padi sawah , sehingga
dapat berjalan ke depan adalah terjadinya slip padapiringan cakar
penyiang ( slip berkisar 50 –60 %), slip inilah yang mengakibatkan
Lumpur padi sawah teraduk dan diharapkan gulma yang tumbuh
diantara alur tanaman akan tercabut dan tergulung.
g) Pada saat pengoperasian di lapang operator yang sudah terbiasadan
terlatih akan memeliki perkiraan ( feeling) kapan saatnya stang
harus diangkat dan ditekan sehingga mesin penyaing dapat melaju
ke depan dengan kecepatan sesuai dengan kecepatan jalan operator
di lahan ( 2 –2,5 km/jam)
h) Setelah sampai pada ujung lahan, gas dikecilkan sehingga engine
tetap hidup tetapi cakar penyiang diam, untuk berpindah alur unit
mesin penyiang dapat diangkat.
i) Untuk mengangkat mesin penyaing ini cukup dilakukan satu orang
( berat 19 kg), tangan sebelah memegang pipa rangka dan
tangansebelah memegang pegangan gear box.
j) Setelah mesin terpindahkan ke alur berikutnya ulangi lagi proses
menjalankan mesin penyiang seperti diatas.

2.3 Keunggulan dan kelemahan mesin penyiang gulma

Adapun keunggulan dari mesin penyiang gulma diantaranya :


• Berat alat termasuk mesin adalah 21 kg, tergolong ringan, mudah
dioperasionalkan oleh 1(satu) orang operator.
• Meningkatkan kapasitas kerja penyiangan, dibandingkan dengan
penyiangan cara manual 50 – 80 jam per hektar, mesin penyiang (power
weeder) mempunyai kapasitas kerja 15 – 27 jam per hektar
Sementara itu juga terdapat kelemahan, mesin penyiangan secara mekanis
menggunakan Power weeder hanya dilakukan dalam satu arah saja.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Alat penyiang gulma ialah alat yang digunakan untuk mencabut gulma yang
brada di sela-sela tanaman yang bertujuan untuk membersihkan tanaman yang
sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi
anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinaran matahari. Alat penyiang
gulma (Power Weeder) itu seendiri terdiri dari du macam, yakni Power Weeder
roda 1 dan Power Weeder roda dua.

2. Cara kerja alat penyiang jagung seperti alat penyiang pada umumnya. Untuk
garis besarnya, cara kerja alat penyiang terdiri dari 3 tahapan yaitu, menghidupkan
engine (mesin), pengoperasian di lapang, serta mematikan engine (mesin).

3. Kelebihan dari alat atau mesin penyiang jagung tersebut adalah beratnya cukup
ringan dan kapasitas kerjanya juga cukup baik. Sedangkan kelemahannya yaitu,
alat tersebut hanya dapat dioperasikan dalam satu arah saja.
DAFTAR PUSTAKA

Tongasa, Hermansyah. 2016. Budidaya Tanaman Jagung. Universitas Halu Oleo.


Kendari.
BPPMP. 2005. Mesin PenyiangPadi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20,
Lambaga Riset dibawah Badan Litbang Departemen Pertanian.
Sandi K, 2014. Jurnal Praktikum Dasar-dasar Agronomi Penumbuhan pada
Tanaman Jagung. Universitas Islam Sumatera Utara.
Yulianti. 2004. Riset Mengenai Mekanisme Penyiangan Gulma Padi di Lahan
Kering dan Basah.Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Brawijaya. Malang

Anda mungkin juga menyukai