Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Cara kerja dan pengertian Thresher

Threser adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian

integral dari proses penanganan pasca panen padi, di mana padi yang telah layak

di panen dirontokan untuk memisahkan bulir – bulir pada jeraminya. Prinsip kerja

thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi ( jerami ) sehingga bulir

– bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk di pasarkan,

biji – biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuh nya.Semua tananan padi –

padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya.

Adapun besarnya daya Threser yang di butuhkan dalam perontokan padi di

pengaruhi oleh ukuran. Variable-variable lain yang mempengaruhi seperti berat

gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas padi. Besarnya daya Thresher

(mesin perontok benih padi) yang diperlukan dalam proses perontokan padi

dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan

dirontokkan. Mekanisme perontokan padi yang memisahkan gabah dengan

tangkainya terutama terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan.

Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan didepan silinder dan ujung atas

dari penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan bulir-

bulir ke mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari batangnya atau

jerami melalui blower yang menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan suatu

daya untuk dapat memisahkan antara padi dan jerami. Padi yang penuh isinya
2

akan dikeluarkan dibawah thresher dan jerami serta gabah yang kosong akan

dipisah dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah kecepatan (Rpm)

yang disesuaikan dengan jenis padi ( Nugraha, 2014 ).

Gambar 2.1 Mesin Perontok Padi ( Power Thesher )

2.2.1 Jenis Mesin Perontok Padi

a) Mesin Perontok Padi Papan Kayu

Dahulu untuk merontokan padi para petani memukul-mukulkan batang padi

ada balok kayu ( mirip kayu untuk cuci baju ). Cara ini dilakukan saat teknologi

belum menyentuh ke bidang pertanian, terutama di desa-desa dan daerah

terpencil.Cara ini membutuhkan tenaga yang ekstra karena murni menggunakan

tenaga manusia dan proses nya memakan waktu yang relatif lama. Apalagi bila

jumlah padi yang mau dirontokkan cukup banyak. Seiring berjalanya waktu, cara

ini mulai dianggap kurang eektif dan efisien maka diciptkanlah alat perontok padi

manual.
3

Gambar 2.2.1.a Perontok Padi Papan Kayu


( Sulaemah, 2016 )

b) Mesin Perontok Padi Manual ( Kayuh )

Alat perontok padi manual ini dibuat dari kayu yang berbentuk silinder dan

diberi paku paku. Silinder paku paku ini diberi AS dan dihubungkan dengan

kayuh melalui rantai. Cara kerja alat perontok padi manual ini adalah saat batang

dikayuh, maka silinder yang berpaku tersebut akan berputar ( mirip sepeda )

kemudian batang batang padi didekatkan ke silinder. Maka silinder berpaku akan

bekerja seperti menyisir bulir bulir padi sehingga terpisah dengan batangnya. Di

jawa alat perontok padi manual ini disebut dengan DOS.

Gambar 2.2.1.b Perontok Padi Manual ( Kayuh )


( Sulaemah, 2016 )
4

c) Mesin Perontok Padi Diesel (Power Thesher)

Seiring dengan perkembangan teknologi, tenaga menusia untuk

mengayuh mesin perontok padi manual mulai ditinggalkan dan digantikan dengan

mesin diesel. Sehingga proses perontokan padi menjadi lebih mudah, cepat, dan

efisien. Mesin perontok diesel ini cocok untuk petani yang mempunyai sawah

yang luas dan hasil panen yang banyak sehingga proses perontokan padi bisa

dilakukan dengan cepat dan gabah siap dijemur untuk digiling menjadi beras.

Gambar 2.2.1.c Mesin Perontok Padi ( Power Thesher )


( Sulaemah, 2016 )

d) Alat perontok padi mesin modern

Jenis alat perontok padi mesin modern banyak sekali jenis dengan berbagai

merknya. Di bawah ini salah satu contoh mesin perontok padi modern.
5

Gambar 2.2.1.d Mesin Perontok Padi Modern


( Sulaemah, 2016 )

2.2.2 Pengoperasian Mesin Perontok Padi

a) Mesin Perontok Padi di rancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja

dan meningkatkan efesiensi kerja sehingga akan di peroleh mutu hasil yang

baik dan susut tercecer yang kecil. Beberapa kiat pengoperasian mesin

perontok padi yang akan di uraikan di bawah ini di maksudkan untuk tujuan

dari hasil perancangan mesin perontok padi tersebut. aruhlah mesin ditempat

yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan dirontok, bila perlu

taruhlah alas terpal atau lembaran plastik di bawah mesin, untuk

mengurangi susut karena tercecer.

b) Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan

keluar searah dengan arah angin.

c) Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding atau

buatlah dinding buatan berupa lembaran plastik atau anyaman bambu

didepan mesin sedemikian rupa sehingga butiran bijian yang terlempar

dapat dikumpulkan.
6

d) Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi perontok, konkaf,

bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya

akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator.

Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas

atau bersentuhan atau bergesekan.

e) Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk pulley, bila sabuk tidak dalam

satu garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat

rusak sebelum waktunya. Untuk permukaan pulley yang kasar sebaiknya

diamplas dan bila pulley retak, sebaiknya segera diganti.

f) Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas,

periksa juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut

yang kendor. Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.

g) Setelah semuanya siap, star atau hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin

tanpa muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai

bergeser akibat getaran atau berpindah tempat.

h) Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah

kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian

yang belum terontok.

i) Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan

dirontok ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa

menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif

mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.
7

j) Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama

untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau slip

karena overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan

bagian dalamnya.

k) Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu

meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan

posisi dudukan mesin perontok.

l) Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut,

kawat dsb) yang masuk kedalam mesin.

m) Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas

penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat

saringan atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan, bila perlu

gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu

pengeluaran gabah.

n) Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan

(terutama bagian dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan

kering, bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat. Menyimpan mesin

dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan

penyakit.
8

2.3 Jenis bahan bakar

2.3.1 Gas LPG

Sebelum dicairkan dari alam, LPG masih berupa cairan gas dengan

beberapa unsur seperti etana dan hidrokarbon baru kemudian berubah menjadi gas

setelah mengalami penekanan dan penurunan suhu. Beberapa kandungan utama

LPG adalah sebagai berikut :

• C5H12 (Pentana) ,

• C2H6 (Etana)

• C4H10 (Butana)

Kondisi elpiji memiliki volume lebih kecil dalam bentuk cair dibandingkan

dengan keadaan sebelumnya saat masih dalam bentuk gas, kendati beratnya tidak

berubah.Ia memiliki sifat cepat memanas (thermal expansion) dari cairan yang

dikandungnya,

maka dari itu tabung elpiji tidak diisi secara penuh melainkan 80-85% dari

kapasitasnya, beberapa sifat gas elpiji antara lain tidak beracun, memiliki bau khas

yang menyengat sebagai indikator jika terjadi kebocoran supaya mudah diketahui

( Karuhun, 2014 ).

2.3.2 Manfaat Gas LPG

Elpiji sekarang ini memiliki banyak manfaat sebagai buah dari

perkembangan teknologi menggantikan posisi minyak tanah dan sebagai bahan

bakar pengganti bbm ,meski demikian gas cair ini memiliki resiko cukup tinggi
9

pada penggunaannya yaitu kebocoran pada tabung bisa mengakibatkan ledakan

karena salah satu sifatnya yang mudah terbakar ( Karuhun, 2014).

Berikut adalah beberapa manfaat teknologi gas LPG :

a) Pada umumnya elpiji digunakan sebagai alat bahan bakar untuk keperluan

memasak rumah tangga

b) LPG juga sering digunakan sebagai bahan baku khusus untuk keperluan

industri

c) Bisa digunakan untuk mandi hangat sebagai bahan bakar pemanas air gas

LPG sangat ramah lingkungan dan easy using sehingga sangat cocok

digunakan untuk kebutuhan (hajat) orang banyak, hal ini patut disyukuri sebagai

hasil dari kemajuan teknologi adapun perihal resiko masih bisa diatasi, solusinya

adalah dengan meningkatkan sdm dan pengetahuan masyarakat dengan mengenal

gas elpiji (LPG), berikut keuntungan gas LPG sebagai pengganti bbm :

a) BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan dengan

menggunakan bensin. Hal ini disebabkan rantai karbon bahan bakar gas

lebih pendek dibandingkan yang dihasilkan BBM dimana angka oktan yang

lebih tinggi yaitu sekitar 120- 130, dan emisi CO2 yang yang lebih rendah

jika dibandingkan dengan BBM.

b) Tentunya dari segi ekonomis, dimana harga jual BBG per Liter setara

premium di Indonesia berada dibawah BBM, bahkan pada kondisi minyak

dunia berada pada level terendah dalam 1 abad terakhir ini, BBG masih

berada pada harga pasaran dibawah BBM.


10

c) Bagi masyarakat umum khususnya di Indonesia belum memahami adalah

bahwa bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung

bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi penguna

maupun kendaraannya," tambahnya.

Gambar 2.3.1 Contoh Gas Sebagai Bahan Bakar Mesin Diesel Serbaguna

2.4. Thresher ( Mesin Perontok Padi )

Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian

integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak

dipanen dirontokan untuk memisahkan bulir pada jeraminya. Prinsip kerja

thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi ( jerami ) sehingga bulir

terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji – biji

perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tamanan padi – padian

dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya.

2.5. Beberapa Kiat Pengoperasian Mesin Perontok Padi

Mesin Perontok Padi dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja

dan meningkatkan efesiensi kerja sehingga akan diperoleh mutu hasil yang baik
11

dan susut tercecer yang kecil. Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi

yang akan diuraikan di bawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil

perancangan mesin perontok padi tersebut. Sebagian besar kiat – kiat ini berlaku

terutama untuk jenis tresher padi berkapasitas 500 / 600 kg/jam dan biasanya

menggunakan tenaga Diesel Engine 4 s/d 5 PK berbahan bakar Gas Lpg 3 Kg.

2.6. Perbedaan Drum Tertutup Dan Terbuka

Tipe Drum Tertutup dirancang untuk merontokkan padi secara “ Hold On “

yaitu pada saat panen, tegakan jerami padi dipotong bawah ( + 75 cm ) dan

dirontok dengan cara dipegang oleh tangan ( Hold On ) dengan maksud diperoleh

jerami utuh agar jerami tersebut dapat dimanfaatkan secara khusus.

Tipe Drum Terbuka dirancang untuk merontok padi secara “ Throw In “

yaitu saat panen tegakan jerami dipotong atas ( + 30 cm ) dan dirontok dengan

cara seluruh potongan atas jerami tersebut langsung dimasukan kedalam mesin

perontok dan dilepas masuk tanpa dipegang oleh tangan.

Perbedaan fisik yang dapat dilihat pada thresher dengan tipe Drum tertutup

adalah pada komponen pintu pengumpanan yang lebar selebar keseluruh deretan

gigi perontok pada Drum perontok, sedangkan pada tipe Drum terbuka, pintu

pemasukan sempit kurang lebih ½ sampai ¹/3 dari tipe Drum tertutup.
12

Gambar 2.6 Drum Tertutup Dan Terbuka

( Koes Sulistiadji, 2007 )

2.7. Clearance Gigi Perontok

Yang dimaksud dengan “ Clearance Gigi Perontok “ adalah jarak ( terdekat

) antar ujung gigi perontok terhadap concave perontok ( Saringan di bawah gigi

perontok ), jarak ini tidak boleh lebih atau kurang dari satu inchi atau 2,45 cm.

Apabila jarak Clearance ini lebih besar dari satu inchi proses perontokan tidak

sempurna, sedangkan apabila kurang dari satu inchi banyak butir gabah yang

retak.

Gambar 2.7. Sketsa Clearance Gigi Perontok

( Koes Sulistiadji, 2007 )


13

Pengaturan jarak Clearance ini dimungkinkan karena leher gigi perontok

pada umumnya dibuat ulir ( terdiri atas mur dan baut ) yang dapat diatur panjang

pendeknya terhadap dudukan gigi perontok nya.

Gambar 2.7. Jarak antar Gigi Perontok

( Koes Sulistiadji, 2007 )

2.7. 1 Tingkat Ke Ausan Gigi Perontok

Bagian mesin perontok yang cepat aus adalah pada bagian gigi perontok,

lakukan proses “ Pengerasan Logam “ terhadap gigi – gigi perontok ini, ada

berbagai macam cara “Pengerasan Logam” yang paling sederhana adalah

memberikan tambahan logam menggunakan kawat “ Las Listrik “ di separuh

tubuh masing – masing gigi perontok yaitu separuh tubuh yang menghadap arah

putaran atau dengan kata lain di permukaan gigi perontok yang bersentuhan

langsung dengan jerami.

Gambar 2.7.1 Sketsa Pengerasan Gigi Perontok

( Koes Sulistiadji, 2007 )


14

2.8. Pengubahan Mesin Diesel Karburator Ke Regulator Gas

Sebenarnya cara merubah komponen dari karburator ke regulator gas itu

sangatlah mudah, bahkan biaya yang harus dikeluarkan sangat murah dan mudah

dicakup oleh kalangan masyarakat umum, selain itu juga dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu sesuai dengan selera pemakai mau pakai yang cara praktis atau

ribet. Langsung saja, yang Pertama yaitu dengan cara melepas komponen

Karburator dengan cara membuat plat dengan bentuk dan posisi yang sama persis

dengan lubang manipol pada mesin Diesel, dan melubangi bagian plat tersebut

dengan tiga lubang pada bagian sisi kiri dan sisi kanan serta sisi tengah plat

tersebut.

Lubang pada sisi kiri dan sisi kanan plat yaitu berguna untuk memasukan

baut dan mengancingnya dengan mur, sedangkan untuk lubang pada sisi tengah

yaitu untuk dimasukannya selang penghubung antara Regulator dan Gas Elpiji 3

Kg. Sedangkan cara yang kedua yaitu tanpa melepas Karburator, dengan cara

menyambungkan langsung selang yang terhubung ke regulator disambungkan

pada bagian bawah lubang masuk bahan bakar pada karburator. Untuk

penggunaan regulator yaitu dengan menggunakan regulator untuk setting besar

kecil nya Gas Lpg 3 Kg yang dikeluarkan masuk kedalam Mesin Diesel, agar

penyetelan Gas dan angin pada Mesin tersebut bisa disetel secara otomatis pada

bagian regulator yang tersambung pada Gas Lpg 3 Kg tersebut.


15

Gambar 2.8 Mesin Diesel Karbulator Berbahan bakar Gas

( Ade, 2011 )

1.8.1 Komponen Tambahan

Dalam proses perubahan bahan bakar bensin ke Gas LPG memerlukan

komponen tambahan, yaitu :

R Soft Secondary

Merupakan plat perpack yang berbentuk seperti manifold yang dibuat dua

lubang kecil dengan ukuran lubang 1 mm, untuk masuknya bahan bakar gas

menuju ke ruang bakar mesin melalui karbulator.

Gambar 2.8.1 R Soft Secondary


16

2.8.2.Cara Kerja Mesin Berbahan Bakar Gas

Bahan bakar gas masuk melalui selang menuju ke karbulator melalui supyer

jet dan diteruskan masuk langsung menuju ke ruang bakar sehingga terjadi

tekanan kompresi bahan bakar yang mengakibatkan percikan busi dan

menimbulkan mesin menyala. Udara yang di keluarkan oleh karbulator sebelum

menuju saringan ( filter ) diperkecil menggunakan plat perpack manifold dengan

lubang dua yang berukuran 1 mm, sehingga udara yang di keluarkan tidak terlalu

banyak karena berpengaruh pada bahan bakar gas yang mengakibatkan mesin

tidak mau menyala karena kebanyakan mengeluarkan udara.

2.9. Uji Emisi Gas Buang

Uji emisi gas buang adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji

sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam, untuk

mengetahui kandungan CO atau disebut juga karbon monoksida yang beracun,

CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOX

senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa hidrat arang sebagai akibat ketidak

sempurnaan proses pembakaran serta partikal lepas.

2.9.1. Efek Kandungan Karbon Monoksida ( CO )

Karbon monoksida ( CO ) merupakan senyawa gas beracun yang terbentuk

akibat pembakaran yang tidak sempurna dalam proses kerja pembakaran mesin

dalam. Karbon monoksida ( CO ) dapat menyebabkan efek berkurangnya

kemampuan darah dalam menyerap oksigen yang dibutuhkan organ tubuh yang
17

sangat vital yakni otak, karena kestabilan karboksimoglobin kira – kira 140 kali

kestabilan oksimoglobin sehingga darah akan lebih mudah mengikat CO daripada

O2 yang secara otomatis fungsi darah sebagai pengangkut oksigen untuk bagian

vital tubuh yakni otak menjadi terganggu.

Kandungan CO yang besar dapat disebabkan oleh kesalahan dalam

penyetelan karbulator sehingga homogenitas campuran menjadi jelek, filter udara

yang kotor juga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kedalam silinder.

Anda mungkin juga menyukai