Miss. Mariana
DISUSUN OLEH
Hugo Cuandri
11 IPA F
PELAJARAN PDK
2019/2020
1. Latar Belakang.
Kebutuhan akan mekanisasi pertanian semakin meningkat seiring dengan makin langkahnya
tenaga kerja pertanian dan adanya kenaikan upah yang nyata di pedesaan terutama didaerah dengan
intensitas tinggi. Indikator paling sederhana untuk mengukur bahwa mekanisasi pertanian makin
dibutuhkan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah alsintan yang digunakan terutama di daerah
intensifikasi
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka
mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan ter-
capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering
dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan
pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan
rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan
penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan kehilangan hasil dan
mempertahankan mutu hasil gabah/ beras.
Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat
ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya,sehingga
penggunaan pedal thresher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen.Terdapat dua jenis thresher
berdasar alat penggeraknya yaitu (1) Secara manual denganmenggunakan pedal (pedal thresher) dan (2)
digerakkan dengan mesin (power threser).Penggunaan threser untuk merontok padi tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan varietas unggul baru berumur pendek dan mudah rontok.Mesin
perontok padi dikenal juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti
handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan diIndonesia. Mesin perontok jenis ini
telah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara karena keunggulannya yang praktis dan mudah
dipindahkan dari lahan satu lainnya.Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.
2. Komponen Alat
A. Agrindo Model :Tpa 1000-Mg
Spesifikasi:
Merk (Brand Name) AGRINDO
Spesifikasi :
Kapasitas :
Kapasitas Gabah : 800 kg / jam
Kapasitas Kedelai : 350 kg / jam
Kapasitas jagung basah : 1250 kg / jam
Kapasitas jagung kering : 2000 kg / jam
Putaran poros utama : 500-700 rpm
Tenaga penggerak motor diesel : 7 PK / 2200 watt
Dimensi : 115x78x132 cm
Berat (tanpa mesin) : 138 kg
Panjang jerami : 450-500 mm
Panjang tangkai kedelai : 550-600 mm
2. Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling
membentuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri
dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang
melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm,
panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah.
Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing
yang posisinya duduk pada kerangka utama.
3. Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong
jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel
pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah
belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm.
Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja
atau besi baja 0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkar-an, jarak
antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan
minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak
terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm denngan
ukuran 15 – 15 mm.
5. Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
6. Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder
perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V belt yang digunakan adalah tipe B.
Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM