Teknologi Mekanisasi
Budidaya Tanaman Jagung
KELOMPOK II :
1 . CORILIA DAWITERATIKA
2. MISRATUL AINI
3. MELISA BR. SIAHAAN
4. ELIZA CRISHTIANTI
5. FERI HARIANTO
6. MUARA ANDES
7. LEE HERRY
2. Pengolahan Konservasi
Lahan sisa tanaman sebelumnya dihamparkan
dipermukaan tanah.
Pengolahan Tanah
Permasalahan dan kendala dalam pengembangan mekanisasi antara lain :
1. Sempitnya kepemilikan lahan
2. Lemahnya modal usaha tani
3. Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan petani
4. Budaya sistem usaha tani yang masih subsistensi dan tradisional
5. Belum memadainya prasarana penunjang khususnya jalan ke lokasi usaha
tani
6. Belum memadainya kelembagaan penunjang terutama lembaga
penyuluhan dan jasa
Alat mesin pengolah tanah
Pada pengolahan tanah untuk berbudidaya
jagung terutama pada lahan yang sudah
sering digarap dan tinggal melakukan
pengolahan tanah kedua dapat dilakukan
dengan traktor bajak rotary supaya hasil
tanah olahannya menjadi hancur dan
gembur.
Langkah selanjutnya dalam pengolahan tanah ada
beberapa hal yang harus diperhatikan juga antara lain :
Fungsi Alat Mesin
Tanam Jagung (corn
planter)
untuk mempercepat proses
penanaman pada lahan jagung
dan mempermudah para petani
jagung saat menanam serta
tidak memakan waktu yang
lama.
Corn Planter
Apa saja ya, kelebihan dan kekurangan dari alat corn planter ini ? Yuk kita simak !!
Kelebihan
● Prototipe mesin tersebut dapat melakukan
Kelemahan
proses pengolahan tanah menggunakan ● Kendala utama yang dihadapi pada
pisau rotari dengan lebar kerja 75 cm dan prototipe ini adalah terjadinya kemacetan
membuat guludan. pada penjatahan pupuk dan benih
● Bisa sekaligus saat pemupukan awal disebabkan oleh beban yang harus diatasi
dilakukan dengan tiga jenis pupuk. oleh roda bantu. Oleh sebab itu segera
● Penanaman lebih efisien karna dilakukan mungkin untuk dilakukan pengembangan
satu alur dalam satu lintasan dengan jarak mesin penanam jagung terintegrasi guna
tanam 20 cm dalam barisan dan 75 cm meningkatkan lagi kenerjanya.
antar baris.
● Mekanisme penjatahan pupuk dan
penjatahan benih menggunakan transmisi
rantaisproket dari roda bantu.
Corn Planter
Untuk menggunakan alat ini, harus
digandengkan dengan mesin trakor. Mesin
tanam dapat menyebarkan biji ke dasar
selama penaburan dan dapat ditekan pada saat
yang bersamaan. Di dalam gigi penggerak ada
mekanisme anti-balik untuk menghindari
kerusakan alat alat mesin yang disebabkan
oleh pembalikan.
-
Spesifikasi umum alat
mesin tanam jagung
kedalaman tanam : 2-8 cm
Baris /alur : 4 pcs
Kedalaman pemupukan : 2-8 cm
Jarak antar baris : 70-80 cm
-
Berat unit : 310 kg
Sketsa Corn Planter
Hopper
Berfungsi sebagai wadah untuk
menampung benih atau pupuk yang akan
diaplikasikan.
Metering Device
Berfungsi untuk mengatur penjatahan benih
atau pupuk sesuai dengan kebutuhan.
Perancangan ini telah dimaksimalkan sesuai dengan
luasan dari dek rotari sehingga tidak mengganggu
kinerja dari traktor. Kapasitas pupuk ini lebih besar
dengan yang telah dirancang sebelumnya yakni total
dapat menampung pupuk urea, TSP dan KCL
sebesar 5.84 kg. Dimensi ukuran hopper benih
didesain sehingga mampu menampung 1 kg benih.
Keseluruhan mekanisme tersebut ditopang oleh
rangka dari mesin penanam dan pemupuk jagung
terintegrasi yang telah dipasang.
Mekanisme untuk menggerakkan poros rotor pupuk dan
poros penjatah benih berasal dari poros roda traktor. Poros
roda traktor diberi sprocket dengan jumlah gigi 28 seperti
pada Gambar 8. Poros antara diberi 2 buah sproket dengan
masing-masing jumlah gigi sproket adalah 18. Poros pupuk
diberi 2 buah sproket dengan masing-masing jumlah gigi
sprocket adalah 14. Poros benih diberi 1 buah sproket
dengan jumlah gigi sproket adalah 18.
Berdasarkan tahap-tahap
pascapanen jagung ->
1. Pemipilan Butir Jagung
Pemipilan jagung berfungsi untuk memisahkan biji jagung dari
tongkolnya. Alat pemipil jagung mekanis (corn sheller) memiliki
banyak variasi disesuaikan dengan kapasitas pengolahan yang
diinginkan dan faktor-faktor lainnya.
2. Pengeringan jagung
Jagung yang berasal dari proses pemanenan biasanya memiliki kadar
air yang terlalu tinggi dan amat berbahaya pada proses penyimpanan.
Pengeringan diperlukan untuk mengurangi kadar air bahan sehingga
aman untuk disimpan. Dengan pengeringan jagung juga lebih mudah
untuk dipipil. Pengeringan pada jagung dapat dilakukan dalam
beberapa tahap yaitu a) pengeringan jagung tongkol di lahan, cara ini
biasanya digunakan para petani di daerah yang memiliki karakteristik
tadah hujan dan kering yang periode perisapan penanaman
berikutnya tidak mendesak, b) pengeringan dalam bentuk jagung
tongkol, dan c) pengeringan dalam bentuk jagung pipilan.
Dalam pengeringan jagung dengan cara modern dengan
menggunakan alat pengeringan khusus jagung contoh bed dryer,
recirculation batch dryer, dan continuous mix flow dryer, dan lain
sebagainya. Pengeringan jagung dalam bentuk tongkol tanpa kelobot
diusahakan mencapai kadar air 17-18% dan pengeringan jagung pipil
dilakukan hingga mencapai 14-15%.
Bed Dryer
Produk akhir jagung sangat bermacam-macam, mulai dari tepung
maizena hingga pakan ternak. Sebelum digiling, dilakukan proses
pengeringan. Proses ini dilakukan di tingkat petani setelah proses
pemipilan jagung. Tentu saja mengurangi kadar air berarti mengurangi
kelembapatan jagung, sehingga jagung lebih tahan lama tidak berjamur.
Biasanya proses pengeringan bisa dilakukan dengan pengeringan di
bawah sinar matahari. Kekurangannya adalah, proses menjadi terhambat
saat musim hujan.
Spesifikasi Box Dryer Jagung:
*Kapasitas 2000-3000 kg/proses
*Material body : Plat steel dilapisi cat tahan panas
*Penampang terbuat dari bahan pelat stainless perforasi
*Tungku bakar : (Bisa dipilih) solar atau gas
*Unit Blower : Diameter 400 mm, Putaran kipas 2500 rpm
*Penggerak Blower : (Bisa dipilih) mesin bensin 5.5 Hp, mesin diesel 6
*Hp, atau motor listrik 2 HP
3. Sortasi dan Pembersihan
Sortasi dilakukan untuk mendapatkan bahan dengan kualitas
yang seragam dan mengelompokkan bahan dengan kualitas
yang sama. Sortasi jagung memisahkan biji jagung sehat (baik)
dari biji-biji pecah, rusak, dan hampa serta untuk
menyeragamkan ukuran butirannya. Proses pembersihan
bertujuan untuk membersihkan butiran jagung dari kotoran
seperti sisa tongkol, seresah, dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk cara mekanis dapat dilakukan dengan menggunakan
blower/winowwer. Prinsip kerja blower/winowwer adalah
menghembuskan udara pada pipilan jagung sehingga kotoran-
kotoran, jagung berukuran kecil, dan hampa akan terpisah satu
sama lain.
4. Penyimpanan dan Pengemasan
Setelah butir jagung bersih dan memiliki kadar air yang sesuai
untuk proses penyimpanan maka proses selanjutnya adalah
penyimpanan. Tujuan dari penyimpanan adalah untuk menjaga
kualitas yang dimiliki oleh biji-bijian, kualitas dari bijian tidak
dapat ditingkatkan selama proses penyimpanan sehingga
menjaga agar kualitas butir jagung baik harus dilakukan dari
awal proses pascapanen. Tak dipungkiri kerusakan bijian akan
terjadi selama proses penyimpanan apalagi jagung adalah
bahan biologis yang mengalami proses metabolisme dan kadar
air, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan seperti suhu dan
kelembaban. Terdapat beberapa faktor penyebab kerusakan
bijian, salah satunya adalah jamur, serangga, tikus, respirasi
bijian, dan migrasi air.
Terimakasih