0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan12 halaman
Makalah ini membahas tentang proses pembuatan tempe dari biji kedelai melalui fermentasi dengan kapang Rhizopus. Prosesnya meliputi persiapan bahan baku, inokulasi kapang, inkubasi, hingga pengemasan. Selama inkubasi terjadi perubahan kimiawi yang menghasilkan tempe. Faktor seperti oksigen, suhu, dan waktu fermentasi mempengaruhi kualitas hasil akhir.
Makalah ini membahas tentang proses pembuatan tempe dari biji kedelai melalui fermentasi dengan kapang Rhizopus. Prosesnya meliputi persiapan bahan baku, inokulasi kapang, inkubasi, hingga pengemasan. Selama inkubasi terjadi perubahan kimiawi yang menghasilkan tempe. Faktor seperti oksigen, suhu, dan waktu fermentasi mempengaruhi kualitas hasil akhir.
Makalah ini membahas tentang proses pembuatan tempe dari biji kedelai melalui fermentasi dengan kapang Rhizopus. Prosesnya meliputi persiapan bahan baku, inokulasi kapang, inkubasi, hingga pengemasan. Selama inkubasi terjadi perubahan kimiawi yang menghasilkan tempe. Faktor seperti oksigen, suhu, dan waktu fermentasi mempengaruhi kualitas hasil akhir.
TEKNOLOGI KELOMPOK 5 PROSES PRODUK PANGAN TERBARUKAN FERMENTASI TEMPE BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang
kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe“).Tempe merupakan Contents Titlemakanan tradisional yang telah dikenal di Indonesia, Pembuatannya merupakan hasil industri rakyat.. Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu tersebut, tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Manfaat pembuatan makalah Memberi informasi kepada masyarakat mengenai keefektivan L perbandingan penambahan bekatul, dan waktu fermentasi yang dapat digunakan memperoleh kualitas tempe dengan bahan dasar kedelai i yang lebih baik.
Diharapkan dengan adanya makalah Bagi para peneliti berikutnya
ini, dapat membuat lapangan kerja baru dengan memanfaatkan kedelai P dapat digunakan sebagai dasar untuk meneliti lebih lanjut sebagai bahan dasar tempe Bab II Tinjauan Pustaka
Tempe merupakan makanan tradisional yang dihasilkan dari fermentasi
biji kedelai atau beberapa bahan lainnya. Fermentasi menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer dan beberapa jenis kapang TEMPE Rhizopus lainnya (PUSIDO,2012). Dimana pada proses fermentasi MAIN – senyawa kompleks menjadi akan terjadi hidrolisis senyawa TITTLE sederhana, sehingga baik untuk dicerna. Tempe merupakan makanan yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi (Cahyadi 2007). Bab II Tinjauan Pustaka
Selama fermentasi, mikroorganisme menghasilkan beberapa komponen
bioaktif vital dan menurunkan agen anti- nutrisi. Perubahan biokimia terjadi selama fermentasi kedelai dalam tempe yang meningkatkan kesehatan manusia ( Tamam 2019). Fermentasi tempe melibatkan Rhizopus sp, jamur dan mikroorganisme lain seperti bakteri asam laktat FERMENTASI TEMPE dan ragi ,ada empet langkah MAIN penting untuk membuat tempe termasuk merendam,merebus kacang TITTLE kedelai, inokulasi kapang menggunakan starter yang disebut ragi (mengandung banyak mikroorganisme, terutama Rhizopus spp),dan inkubasi pada suhu kamar selama 24-36 jam. Bab II Tinjauan Pustaka
Di dalam tempe kandungan Gizinya lebih baik dibandingkan dengan
kedelai dan produk turunan lainnya. Kandungan tersebut diantaranya ialah Vitamin B2, Vitamin B12, Niasin dan juga asam pantotenat,bahkan hasil analisi ,Gizi tempe menunjukkan kandungan niasin sebesar 1,13 mg/100 gram berat tempe yang dimakan. Menurut Dwinaningsih (2010) KANDUNGAN GIZI TEMPE dalam (Dewi dan Aziz,2011), MAIN kelompok vitamin yang terdapat di dalam TITTLE tempe terdiri atas dua jenis yaitu yang larut di dalam air (Vitamin B kompleks) dan larut lemak (Vitamin A, D, E dan K). Bab II Tinjauan Pustaka A. Kandungan zat bezi, flavonoid yang bersifat antioksidan sehingga mampu untuk menurunkan tekanan darah (Amani, 2014). B. Kandungan kalsium yang tinggi, sehingga mampu untuk mencegah terjdinya osteoporosis (Yoo, 2014). C. protein, asam folat, dan Vitamin B12, sehingga bsa mencegah MANFAAT TEMPE MAIN terjadinya kanker dan juga proses penuaan dini (Muji, 2011). D. Kandungan asam lemakTITTLEjenuh dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh (Hassan, 2014). E. Kandungan superoksida dismustase yang dapat mengendalikan radikal bebas,sehingga baik bagi pederita kelainan jantung (D’ Adamo, 2015). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Pengamatan Hasil Penelitian Parameter Sebelum fermentasi Sesudah fermentasi
Aroma Aroma kedelai Aroma khas tempe
Warna Putih kekuningan Putih Tekstur Agak lunak Pada bagian tempe yang ditumbuhi miselium teksturnya lunak dan padat, pada bagian yang tidak ditumbuhi miselium masih berbentuk kedelai
Bentuk Biji kedelai Terbentuk benang miselium
You can simply impress your audiencedariand kapang add a unique pada bagian atas zing and appeal to your Presentations. Get a modern tempe,designed. PowerPoint Presentation that is beautifully tetapi ada I bagian tempe hope and I believe that this Template will yang your Time, tidak ditumbuhi kapang dan Money and Reputation. masih berbentuk kedeali PEMBAHASAN Proses pembuatan tempe meliputi tahapan sortasi dan pembersihan Proses penirisan, tahapan ini bertujuan biji, hidrasi atau fermentasi asam, untuk mengurangi kandungan air dalam penghilangan kulit dapat dilakukan biji dan menurunkan suhu biji sampai setelah biji mengalami hidrasi, sesuai dengan kondisi pertumbuhan dengan cara direbus atau direndam, jamur, air yang berlebihan dalam biji penghilangan kulit biji memudahkan dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan jamur. pertumbuhan jamur dan menyebabkan pembusukan. Setelah penirisan, dilanjutkan dengan peragian..
Perubahan warna ini menunjukkan adanya reaksi
kimia pada proses inkubasi. Jamur Rhizopus sp Lalu dilanjutkan dengan pengemasan pada daun tergolong makhluk hidup. Oleh karena itu ia juga pisang dan plastik yang yang diberi lubang/ditoreh melakukan respirasi. Respirasi merupakan reaksi agar oksigen bisa masuk. Inkubasi dilakukan kimia atau perubahan kimia.Salah satu zat yang pada suhu kamar 25º-37º C selama 36-48 jam. dilepaskan dari peristiwa respirasi adalah gas Selama inkubasi terjadi proses fermentasi yang karbondioksida dan uap air menyebabkan perubahan komponen-komponen dalam biji kedelai KESIMPULAN Tahap pengolahan kedelai menjadi tempe meliputi tahap penghilangan kotoran, sortasi dan penghilangan kulit, perendaman, proses perebusan, penirisan dan penggilingan, inokulasi, pengemasan dan inkubasi atau fermentasi. Oksigen, suhu, kelembaban, waktu pemeraman dan pH sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi tempe. Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan berupa kapang antara lain Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (dapat terdiri atas kombinasi dua spesies atau ketiganya). Gangguan pada pembuatan tempe diantaranya adalah tempe tetap basah, jamur tumbuh kurang baik, dan tempe berbau busuk.
DAFTAR PUSTAKA
Mujianto, 2013, Analisis Faktor Yang
Agustina, mujiastutik. 2007. Pengaruh Mempengaruhi Proses Produksi Tempe Perendaman Ekstrak Kulit dan Bonggol Produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo, Nanas Terhadap Kadar Protein dan Jurnal Reka Agroindustri Media Teknologi Kualitas Tempe Koro; Skripsi. Surakarta: dan Manajemen Agroindustri. 1(1): 20-36 UMS. hal . Indarwati, A. R., 2010, Penambahan Konsentrasi Bakteri Lactobacillus Rengganis, N.A., Ananda, N.R., L. Izzatul, Plantarum dan Waktu Perendaman pada N. Amin. (2018). Aneka Olahan Pangan Proses Pembuatan Tempe Probiotik. Dari Tempe. Surabaya: UNUSA Press Skripsi. Malang: Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. . Suciati, A. (2012). Pengaruh Lama Hidayat, N., Wignyanto, Sri, S., dan Perendaman dan Fermentasi Terhadap Novena, A. N. (2009). Produksi Inokulum Kandungan HCN pada Tempe Kacang Tempe. Malang: Universitas Brawijaya Koro (Canavalia ensiformis L). Jurnal . Agropangan. 5(2): 68-89 hal