Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

ALAT MESIN PERTANIAN DAN GPS

Diajukan untuk memenuhi UTS mata kuliah Mekanisasi Pertanian

Dosen : Mi’raj Fuadi STP, M.Sc.

Disusun Oleh :

Naufal Syach Zaidan 1197060058

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2

1.1 Latar Belakang...............................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB 2 ISI..........................................................................................................................3

2.1 Alat Mesin Pertanian.....................................................................................3

2.2 GPS..................................................................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisasi pertanian memiliki posisi strategis dengan makna yang kompleks.


Secara umum makna tersebut merupakan manfaat mekanisasi pertanian itu sendiri.
Pertama, peningkatan produktivitas yang dapat dicapai dengan memberikan input yang
dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Kedua, efisiensi proses yang berarti
bahwa penggunaan mekanisasi dapat meningkatkan efektivitas proses yang berdampak
pada penurunan biaya per unit. Secara ekonomi efektivitas akan menghasilkan usaha yang
lebih efisien. Ketiga, peningkatan kualitas dan pembentukan nilai tambah. Keempat,
peningkatan pendapatan yang merupakan kontribusi penurunan biaya produksi,
meningkatnya hasil dan berkurangnya susut hasil (Handaka,2002).

Pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan), yang bersifat labor saving
technology, telah menggeser penggunaan tenaga manusia dan ternak. Mesin-mesin
pertanian mempunyai hubungan saling mengganti (substitusi) dengan manusia dan
bersifat komplemen terhadap lahan (Haryami dan Ruttan, 1985 dalam Haeruman 1997).
Kedua sifat hubungan tersebut sangat jelas terlihat pada usahatani padi di Indonesia.
Alsintan mempunyai peran dan potensi sangat strategis karena kontribusinya dalam
meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumberdaya, di samping peningkatan kualitas
melalui processing dan diversifikasi produk yang menghasilkan nilai tambah tinggi dalam
mendukung program pengembangan agribisnis. (Handaka, 2001).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu alat mesin pertanian?


2. Apa itu GPS?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang alat mesin pertanian


2. Mengetahui tentang GPS

2
BAB II

ISI

2.1 Alat Mesin Pertanian

Penggunaan mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan


produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai tambah produk, serta
pemberdayaan petani. Pada hakekatnya, penggunaan mesin di pertanian adalah untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian, di mana setiap
tahapan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian
(Sukirno 1999). Dengan demikian, mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas produksi
pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe subsisten (subsistence
farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming), serta mempercepat
transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri (Wijanto 2002).

Peningkatan produksi pertanian pada dasarnya merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan efesiensi pertanian dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang tersedia secara efisien, efektif dan selektif, dengan tujuan agar
peningkatan produksi hasil pertanian dapat optimal. Pengggunaan teknologi dalam
pertanian dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian tersebut. Menurut Jamaludin
et al. (2010) ukuran lahan dan teknologi mempunyai hubungan yang positif dengan
produktivitas padi. Artinya jika bertambahnya luas lahan dan teknologi dalam usaha tani
padi maka, akan meningkatkan produksi padi itu sendiri. Sejalan dengan kemajuan
teknologi, penggunaan teknologi mekanisasi sudah dikembangkan pada subsektor
pertanian tanaman pangan. Dengan teknologi mekanisasi pertanian (alat mesin pertanian
/ alsintan), sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia akan lebih
termanfaatkan dalam rangka peningkatan produksi pertanian, yang pada gilirannya
sekaligus akan mengembangkan ekonomi masyarakat. Menurut Asih (2015) Alsintan
yang lazim digunakan di antaranya adalah traktor roda empat, traktor roda dua (hand
tractor), pompa air (water pump), perontok (power thresher) dan gilingan padi mini (Rice
Milling Unit/RMU).

3
A. Traktor Roda Empat

Gambar 1. Traktor Roda Empat

Traktor roda empat merupakan mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel, beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar dari baja) yang
mempunyai tiga titik gandeng, berfungsi untuk menarik, menggerakkan, mengangkat,
mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak. Traktor
pertanian lebih merupakan sebagai sumber daya utama dalam bidang pertanian di negara–
negara yang telah maju. Di Indonesia dimana daya manusia dan hewan masih merupakan
sumber daya utama pada pertanian rakyat di pedesaan traktor pertanian telah
diintroduksikan pula, sedangkan pada perusahaan–perusahaan pertanian, traktor–traktor
pertanian telah menjadi sumber daya utama (Muliono, 1978).

B. Traktor Roda Dua

Traktor roda dua two wheel drive atau traktor tangan hand tractor adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan pekerjaan pertanian
lainnya, alat pengolahannya digandengkan atau dipasang di bagian belakangnya. Mesin
ini mempunyai efisiensi yang tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat
dikerjakan dalam waktu bersamaan Hardjosentono et al. 1985.

Menurut Sembiring et al. 2000, berdasarkan cara pemanfaatan tenaga untuk alat-
alat yang dipergunakan, secara umum traktor roda dua dapat dibedakan menjadi :

4
1. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini dapat menarik alat atau implemen
yang digandengkan pada bagian belakang traktor.
2. Traktor roda dua tipe penggerak Drive Type atau sering dikatakan sebagai Power
Tiller. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini memerlukan suatu sistem
transmisi, karena implemen yang dipasangkan adalah implemen yang bergerak,
misalnya bajak rotari.
3. Traktor roda dua tipe kombinasi. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini
adalah kombinasi dari traktor roda dua yang tersebut di atas.

Gambar 2. Traktor Roda Dua

C. Pompa Air

Pompa air merupakan salah satu alat mesin pertanian yang mengubah energi
mekanik dari mesin penggerak pompa menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu
memindahkan fluida ke tempat yang lebih tinggi elevasinya (Kalsim, 2003). Pompa
berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi fluida dan
tekanan (Wahyudi, 2007). Cara kerja pompa ini dengan menarik air dari area yang lebih
rendah (sumur dan atau air tanah) untuk dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Pompa-
pompa air pertanian yang tersedia di pasaran cenderung telah mengadopsi sistem
otomatis. Jadi, terdapat sejumlah sensor khusus yang bekerja pada pipa ataupun saluran
air tertentu yang membuat pompa air pertanian dapat menyala dan mati secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan. Saat pompa air pertanian dihidupkan, maka bagian dalam

5
pompa akan berputar dengan maksud membuat perbedaan tekanan. Ketika mesin pompa
air pertanian aktif, rotor serta baling-baling juga cenderung aktif berputar. Gerakan
putaran tersebut umumnya dibatasi dengan cincin yang membuat air terhisap segera dapat
dipindahkan ke area tujuan.

Gambar 3. Pompa Air

D. Perontok

Gambar 4. Perontok Padi

Power thresher merupakan teknologi di bidang pertanian yang berguna untuk


merontokan padi yang sudah dipanen sebelumnya. Banyak petani yang menggunakan
teknologi power thresher karena dengan menggunakan teknologi tersebut, petani dapat
menghemat tenaga kerja yang dikeluarkan, hasil rontokan gabah lebih bagus, biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit, mempercepat proses pascapanen dan dapat menekan tingkat
kehilangan hasil dalam perontokan.

6
Kegunaan mesin power thresher selain untuk merontokan padi juga dapat
digunakan untuk merontokan biji-bijian seperti jagung dan kedelai. Perbandingan cara
perontokan gabah antara gebot, pedal thresher dan power thresher menunjukan bahwa
dengan menggunakan mesin power thresher persentase gabah tidak rontok sangat rendah
jika dibandingkan dengan yang lain.

E. Penggiling Padi

Penggilingan padi merupakan proses pengolahan gabah menjadi beras dengan


batas kadar air 13-14%. Umumnya proses penggilingan padi dapat dipisahkan antara
pengolahan gabah menjadi beras pecah kulit (BPK) dan proses penyosohan yakni
pengolahan beras pecah kulit menjadi beras sosoh. Pemisahan proses ini menggunakan
alat yang terpisah juga yakni husker (pemecah kulit) dan whitener (pemutih =
penyosoh). Berdasarkan penggunaan alat pada penggilingan secara umum, penggilingan
padi cenderung untuk mening-katkan mutu, terutama pada penggilingan yang berskala
kecil. Penggilingan padi dapat dikatagorikan antara lain penggilingan skala besar
(kapasitas 2-4 ton beras /jam), skala menengah (kapasitas 1-2 ton beras/jam) dan skala
kecil (kapasitas < 1 ton beras/jam) (Umar, 2011).

Gambar 5. Penggiling Padi

2.2 GPS

GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi,
kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroprasi secara penuh didunia saat ini. GPS
menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS
receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit. GPS receiver harus berada dalam

7
line-of sight (LoS) terhadap ketiga satelit tersebut untuk menentukan posisi, sehingga
GPS hanya ideal untuk diguakan dalam outdoor positioning.

GPS juga digunakan mengetahui posisi letak keberadaan seseorang secara pasti,
hanya data mengguakan sensor GPS ( Global Position System ). GPS adalah sistem satelit
navigasi yang paling popular dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di darat, laut,
udara, maupun angkasa dan juga dapat di gunakan untuk mengukur koordinat
suatu lahan. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang
cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika,
geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian,
kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara
terus menerus.

Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai
bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan
ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian
bervariasi dari beberapa millimeter sampai dengan puluhan meter. Dengan GPS kita dapat
mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut),
jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan
tepat.

Manfaat GPS dalam pertanian adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan sampel tanah: GPS menyediakan data yang diperlukan untuk


secara akurat menentukan variabilitas tanah dan menentukan apakah jenis
tanah tertentu ideal untuk pertumbuhan tanaman tertentu.
b. Lokasi gulma: GPS dapat digunakan untuk melihat lokasi gulma di daerah yang
luas. Gulma dapat menghambat pertumbuhan efektif suatu tanaman sehingga
dapat mengurangi hail akhir produksi.
c. Penanaman yang akurat: GPS juga berguna saat merencanakan penanaman
tanaman tertentu. Setiap biji memiliki jarak dan kedalaman spesifik yang
diperlukan tergantung pada jenis tanah. Dengan menggunakan GPS, lebih

8
mudah untuk mengetahui jarak tanam yang diperlukan dan seberapa dalam
benih harus ditanam untuk mendapatkan hasil maksimal.
d. Penentuan rasio penanaman: GPS juga dapat digunakan dalam penentuan rasio
penanaman benih. Beberapa benih memiliki rang khusus di antara mereka
sementara yang lain dapat ditanam bersama dengan benih lainnya. GPS dapat
membantu menentukan rasio penanaman jenis ini.
e. Pembuatan peta hasil: GPS memainkan peran penting dalam pembuatan peta
hasil berdasarkan karakteristik lahan dan karakteristik benih.
f. Pemanenan: GPS memainkan peran penting dalam menentukan area pertanian
yang siap dipanen dan bagaimana panen akan dilakukan. GPS juga akan
memberikan perkiraan ukuran area yang dipanen.
g. Pengendalian lingkungan: Menentukan jumlah pemakaian herbisida atau
pestisida berdasarkan las lahan secara tepat schingga dapat menghindari
kelebihan limpahan bahan kimia.
h. Perencanaan pertanian: GPS memainkan peran penting dalam perencanaan
lahan pertanian yang sip untuk ditanam. GPS akan memberikan ukuran
keseluruhan area dan membantu dalam menentukan tanaman apa yang cocok
ditanam dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti karakteristik tanah
dan karakteristik
i. Pemetaan lapangan: GPS memberikan perkiraan tepat dari lahan yang sedang
dipersiapkan untuk pertanian, schingga petani dapat mengetahui bagian mana
dari lahan yang tepat untuk digunakan untuk kegiatan pertanian dan lahan
untuk kegiatan non-pertanian.
j. Pengambilan sampel tanah: Pengambilan sampel tanah adalah salah satu
penggunaan GPS yang paling penting dalam pertanian. Penting untuk
mengetahui jenis tanah apa yang tersedia di lahan pertanian tertentu karena ini
akan membantu dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanam di
pertanian tersebut.
k. Crop scouting: GPS memberikan pemetaan yang tepat dari suatu area sehingga
petani dapat menentukan sifat dan jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
suatu daerah tertentu dan membantu meningkatkan kualitas tanaman itu

9
l. Pemetaan hasil: Setelah tanaman ditanam dan siap dipanen, GPS dapat
digunakan untuk membuat estimasi hail lahan pertanian yang diberikan. Hal
ini dapat dicapai melalui pemetaan udara.
m. Identifikasi area yang cocok untuk budidaya: GPS memainkan peran penting
untuk memilih lahan pertanian tertentu yang coco untuk budidaya. Ini
dilakukan melalui pemetaan udara pada area yang ditanami dan analisis sampel
tanah untuk menentukan viabilitas tanah.
n. Mengetahui ketersediaan air di suatu wilayah: GPS juga digunakan untuk
mengetahui ketersediaan air atau sumber air di wilayah tertentu. Sumber air
seperti sungai atau kanal dapat dengan mudah dipilih dengan menggunakan
GPS.

Gambar 6. GPS

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan


produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai tambah produk, serta
pemberdayaan petani. Alat mesin pertanian yang biasa digunakan oleh petani di Indonesia
adalah traktor roda empat, traktor roda dua, pompa air, mesin perontok dan mesin
penggiling.

Global Positioning System 'GPS' adalah sistem navigasi (sistem untuk


menentukan posisi permukaan bumi) yang menggunakan sinyal satelit. Pemanfaatan GPS
dalam bidang pertanian khususnya mekanisasi pertanian adalah untuk membuat peta
lahan yang akan diolah, peta yang telah dibuat sangat membantu dalam menentukan letak
lokasi lahan, gudang penyimpanan, kantor, rumah tinggal dan tempat pengolahan produk
hasil pertanian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Haeruman, Maman. 1997. Perkembangan Pemanfaatan Mekanisasi Pertanian di Jawa


Barat. Prosiding Seminar Nasional Perspektif Pemanfaatan Mekanisasi
Pertanian Dalam Peningkatan Daya Saing Komoditas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor.

Handaka. 2001. Mendorong Bisnis Alsintan: Kontribusinya, Tingkatkan Nilai Tambah


Pada Agribisnis. Sinar Tani No. 2903 Tahun XXXI Tanggal 25-31 Juli 2001

Handaka. 2002. Kontribusi Mekanisasi Pertanian Dan Teknologi Pasca Panen.

Jamaludin, et al. 2010. A Study on Factors Affecting Rice Production in Malaysia.


Faculty of Business Management, UiTM Shah Alam.

Kalsim, Dedi, K., Budi, IS., Asep S., Prastowo, Erizal. 2003. Perancangan Irigasi dan
Drainase Interaktif Berbasis Teknologi Informasi. Bogor. Departemen Teknik
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Priyati, Asih et al. (2015). Studi Keberadaan Usaha Pelayanan Jasa Alat Dan Mesin
Pertanian (Upja) Kaliaji Di Desa Monggas Kecamatan Kopang Lombok
Tengah. Study on the Existence of Kaliaji UPJA at Desa Monggas, Kopang
District, Central Lombok.

Suastawa, I. N., W. Hermawan, dan E. N. Sembiring. 2000. Konstruksi dan Pengukuran


Kinerja Traktor Pertanian. Teknik Pertanian. Fateta.IPB. Bogor.

Sukirno MS. 1999. Mekanisasi pertanian: pokok bahasan alat mesin pertanian dan
pengelolaannya. Diktat Kuliah UGM. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah
Mada.

Umar, Sudirman. 2011. Pengaruh Sistim Penggilingan Padi Terhadap Kualitas Giling Di
Sentra Produksi Beras Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi

Pertanian Universitas Mulawarman. Banjar Baru. Vol. 7 No. 1:1858-2419.

12
Wijanto. 2002. Mesin dan peralatan usaha tani. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.

Wahyudi H. 2007. Optimasi Debit Pemompaan dan Penggunaan Lahan pada Areal Irigasi
Pompa dengan Berbagai Pola Tanam di P2AT Kabupaten Kebumen. Skripsi.
Departemen Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.

13

Anda mungkin juga menyukai