Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Reynaldi Rahmawan

NIM : 07.16.22.097

Prodi : Teknologi Hasil Pertanian B

Matkul : Prinsip Kerja Mesin Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Dosen Pengampu : Dr. Enrico Syaefullah, S.TP., M.Si

Jagung

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak diusahakan petani karena
merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras. Pemanfaatan jagung selain sebagai bahan
subtitusi beras juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Penggunaan
jagung sebagai bahan baku industri pertanian lebih luas dari beras. Hampir semua bagian
tanaman jagung mempunyai kegunaan. Batang dan daun jagung dapat digunakan untuk kertas
dan papan dinding. Tongkol dapat digunakan untuk bahan bakar, silosa dan furfural. Sedangkan
biji jagung dapat diolah menjadi tepung dan pati jagung. Selanjutnya pati jagung dapat dolah
lebih lanjut menjadi dekstrin, sirup gula, dan bahan lainnya

Jagung ( Zea mays ) berasal dari Amerika. Dalam penemuannya ternyata Peru dan
Meksiko telah membudidayakannya sejak ribuan tahun yang lalu, tanaman jagung ini
berkembang ke Spanyol, Portugal, Italia dan bagian utara Afrika. Pada awal abad ke 16
menyebar ke India dan Cina dan kemudian berkembang di Indonesia yang sudah dikenal kira –
kira 400 tahun yang lalu 3 . Jagung termasuk komoditas unggul dibandingkan komoditas pangan
lain. Di Indonesia, jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras.
Kandungan kimia jagung terdiri atas air sebanyak 13.5%, protein 10%, lemak 4.0%, karbohidrat
61.0%, gula 1.4%, pentosa 6.0%, serat kasar 2.3%, abu 1.4%, dan zat-zat kimia lainnya 0.4%.
Mencermati kandungan dan komposisi kimia tersebut, jagung selain merupakan sumber kalori,
juga mensuplai nutrisi untuk memperoleh keseimbangan gizi penduduk
Proses Pemipilan

Pemipilan merupakan cara penanganan pascapanen jagung yang perlu mendapat


perhatian. Pemipilan adalah suatu proses perontokan biji jagung dari tongkolnya. Saat yang tepat
untuk memipil jagung adalah ketika kadar air jagung berkisar antara 18-20%. Selain
mempertahankan fungsi jagung untuk jangka waktu yang cukup lama, penanganan tersebut juga
akan meningkatkan nilai jual jagung yang member dampak peningkatan pendapatan petani.

Tujuan pemipilan adalah untuk menghindarkan kerusakan, kehilangan, dan memudahkan


pengamgkutan serta pengolahan selanjutnya. Oleh karena itu proses pemipilan dilakukan secara
tepat. Di Indonesia terutama didaerah pedesaan, pemipilan harus dilakukan secara tradisional,
yaitu dengan tangan. Hasil pemipilan dengan cara tradisional ini kurang efisien dan
membutuhkan waktu yang lama. Jadi untuk meningkatkan hasil pemipilan yang tinggi, maka ada
berbagai cara dilakukan untuk pemipil jagung. Dimana hasil dari pemipilan jagung tersebut
semakin meningkat dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung
dipanen sampai menghasikan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan.
Dengan demikian, penanganan pasca panen jagung meliputi serangkaian kegiatan berikut, yaitu
pemanenan, pengupasan, pengeringan jagung tongkol, pemipilan, pengeringan jagung pipilan,
penyimpanan dan pengemasan serta pengolahan jagung.

Jagung bertongkol adalah hasil panen tanaman jagung yang telah dikupas dibersihkan
dan dikering-kan. Jagung pipilan adalah hasil panen tanaman jagung yang telah dipipil,
dikeringkan dan dibersihkan. Pasca Panen adalah semua kegiatan mulai dari panen sampai
dengan menghasilkan produk setengah jadi (intermediate product). Produk setengah jadi adalah
produk yang tidak mengalami perubahan sifat dan komposisi kimia.

Tingkat kadar air awal jagung tongkol berpengaruh nyata (P > 0.05) terhadap total susut
hasil pemipilan jagung berkelobot, sedangkan kecepatan putar silinder pemipil tidak berpengaruh
nyata terhadap total susut hasil pemipilan khususnya pada kadar air tinggi. Pada kadar air rendah,
putaran silinder pemipil berpengaruh nyata terhadap total susut hasil pemipilan. Total susut hasil
pemipilan maksimal sebesar 2.21% terjadi pada putaran silinder perontok 800 rpm dan kadar air
awal biji 19.9%. Susut hasil pemipilan terdiri dari biji tidak terpipil maksimal sebesar 0,43%
terjadi pada putaran silinder perontok rendah dan kadar air rendah, dan biji tercecer maksimal
sebesar 1,98 % yang terjadi pada putaran silinder perontok tinggi dan kadar air rendah.

Pemanenan merupakan tahap awal yang sangat penting dari seluruh rangkaian kegiatan
penanganan pasca panen jagung, karena berpengaruh terhadap kuantitas hasil. Pemanenan yang
terlalu awal, memberikan hasil panen dengan persentase butir muda yang tinggi sehingga
kualitas biji dan daya simpannya rendah. Sedangkan pemanenan yang terlambat mengakibatkan
penurunan kualitas dan peningkatan kehilangan, sebagai akibat pengaruh cuaca yang tidak
menguntungkan maupun infestasi hama dan penyakit dilapang.

Mutu biji jagung pipilan yang dihasilkan memiliki tingkat kebersihan biji mencapai lebih
dari 99% dan tingkat kerusakan biji maksimal sebesar 2.77%. Tingkat kerusakan biji jagung
hasil pipilan dipengaruhi oleh kadar air biji jagung saat dipipil dan kecepatan putar silinder
pemipil. Makin tinggi kadar air jagung saat dipipil, makin besar tingkat kerusakan bijinya.

Mekanis Pemipilan

Secara Mekanis Pemipilan secara mekanis yaitu dengan menggunakan mesin pemipil
jagung (corn sheller). Keuntungan dari penggunaan mesin adalah kapasitas pemipilan lebih besar
dari cara manual. Namun apabila cara pengoperasiannya tidak benar dan kadar air jagung yang
di pipil tidak sesuai, maka akan mempengaruhi viabilitas benih. Mesin pemipil jagung telah
banyak dihasilkan dan dikenal masyarakat namun banyak menghasilkan jagung pipil utnuk
bahan baku pakan maupun pangan. Pemipilan dengan tenaga mekanis umumnya dilakukan oleh
petani pada pusat-pusat produksi jagung, dengan cara menyewa mesin pemipil tersebut.

Pemipil jagung mekanis telah banyak dibuat di Indonesia baik oleh industri alat pertanian
skala besar maupun oleh bengkel lokal di pedesaan. Mutu dan harga 6 pemipil jagung buatan
lokal dapat bersaing dengan buatan industri alat pertanian. Harga sebuah pemipil jagung mekanis
tergantung pada merk dan buatan, kapasitas (0,1–2,0 ton jagung pipil/jam), serta penggunaan
kipas pembersih. Mesin pemipil jagung mekanis biasanya digerakkan oleh motor diesel 5 PK
untuk mesin tanpa kipas dan 7 PK untuk mesin dengan kipas. Sebaliknya sebuah mesin pemipil
lain yang bekerja tanpa motor hanya berkapasitas 1,0 ton jagung pipil/jam. Dengan pemipil ini,
tongkol yang telah dipipil di-masukkan kembali ke dalam mesin pemipil. Walaupun demikian,
diperkirakan terdapat 0,5% susut tercecer akibat adanya butiran jagung yang masih melekat pada
tongkol. Yang perlu diperhatikan adalah mesin pemipil jagung dengan konstruksi gigi khusus
seingga dapat digunakan untuk pemipilan jagung pada kadar air sekitar 35%. Mesin pemipil
model ini bekerja di daerah produksi jagung yang menghasilkan jagung pipil dengan mutu yang
baik dan biaya yang rendah bagi petani.

Macam-macam Mesin Pemipil Jagung

1. Mesin Pemipil Tanpa Kelobot Mesin pemipil tanpa kelobot proses kerja dari mesin ini
mengupas sampai bersih kulit jagung (kelobot) terlebih dahulu. Tetapi ada juga jagung
yang dikupas hanya dengan mengupas kulitnya kemudian ditarik sampai ke pangkal
tongkol sehingga bijinya kelihatan, tanpa harus membuang kulitnya. Kulit jagung ini
digunakan untuk mengikat jagung satu dengan lainnya. Tujuan pengupasan jagung adalah
untuk menurunkan kadar air dan kelembaban sekitar biji. Kelembaban pada biji jagung
akan menyebabkan kerusakan biji dan tumbuhnya cendawan.
2. Mesin Pemipil Berkelobot. Mesin pemipil berkelobot, mesin yang dimodifikasi sendiri
oleh petani di Desa Banyu Urip dan cukup layak untuk dikembangkan. Proses kerja dari
mesin ini hampir sama dengan yang pertama. Yang membedakannya dari segi waktu,
tenaga dan biaya terutama dari kegiatan pengupasan dan pengeringan tongkol jagung
karena jagung sudah bisa dipipil tanpa harus mengupas kulit jagung (kelobot), setelah
dipanen jagung langsung dimasukan kedalam mesin pemipil tanpa harus mengupas kulit
jagung terlebih dahulu. Untuk penggunaan tenaga kerja pada proses pemipilan jagung
berkelobot ini menggunakan 3 orang tenaga kerja luar, sedangkan untuk penggunaan
mesin pemipil tanpa kelobot dari proses penjemuran sampai proses pemipilan
menggunakan 6 orang tenaga kerja. Sehingga biaya tenaga kerja yang di keluarkan petani
yang menggunkan mesin pemipil berkelobot lebih sedikit dibandingkan dengan petani
yang menggunakan mesin pemipil tanpa kelobot
Mesin Pemipil Jagung

Mesin Jagung / Mesin Pemipil Jagung / Mesin Perontok Jagung adalah alat mesin
pertanian yang digunakan sebagai mesin pemipil jagung. Alat mesin ini bisa memisahkan biji
jagung dari tongkolnya menjadi jagung pipilan dengan kapasitas output kurang lebih 100 kg/jam.
Mesin pertanian ini berfungsi sebagai mesin pemipil jagung; yang bisa menghasilkan jagung
pipilan dalam jumlah banyak dalam waktu yang cepat.

Thresher adalah alat perontok benih jagung. Perontokan merupakan bagian integral dari
proses penanganan pasca panen jagung, dimana jagung yang telah layak dipanen dirontokkan
untuk memisahkan bulir-bulir jagung jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan
memukul bagian tangkai jagung (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan
banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat
tumbuhnya. Semua tanaman jagung-jagungan dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari
tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus
dipisahkan dari rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai
tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda.. Adapun besarnya daya threser yang di
butuhkan dalam perontokan jagung di pengaruhi oleh ukuran. Fariable-fariable lain yang
mempengaruhi seperti berat jagung, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas jagung.Besarnya
daya thresher s(mesin perontok benih jagung) yang diperlukan dalam proses perontokan jagung
dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan.
Variabel-variabel lain yang mempengaruhi dalam perontokkan adalah berat jagung, tingkat
kematangan, kadar air dalam jagung dan varietas jagung..

Mekanisme perontokan jagung yang memisahkan jagung dengan tangkainya terutama


terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya
ditempatkan didepan silinder dan ujung atas Dari penyalur pengangkat untuk membantu
penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Jagung akan dipisahkan dari
batangnya atau jerami melalui blower yang menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan
suatu daya unutk dapat meemisahkan antara paid dan jerami. Jagung yang penuh isinya akan
dikeluarkan dibawah thresher dan jerami serta jagung yang kosong akan dipisah dari jagung
yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah kecepatan (Rpm) yang disesuaikan dengan jenis
jagung.
Prinsip Kerja Alat Pemipil

Jagung Dengan menggunakan alat pemipil jagung, telah didapatkan solusi untuk
memudahkan atau meringankan pekerjaan petani dan juga dapat meningkatkan hasil produksi.
Prinsip kerja alat pemipil jagung mekanis ini adalah merontokkan jagung dari bonggolnya.
Mekanisme pemipilan di lakukan oleh silinder pemipil dan silinder penahan. Silinder pemipil
berfungsi untuk menggerakan tongkol jagung dan melepaskan biji jagung dengan gaya gesek
yang di timbulkannya. Silinder penahan berfungsi untuk menahan jagung yang akan di pipil
sehingga peroses pemipilan dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, silinder penahan
berfungsi untuk celah keluarnya bonggol dan jagung yang telah terpipil.

Prinsip Kerja Alat Pemipil Jagung

Alat pemipil jagung digerakkan oleh duapuli, yaitu puli pemipil dan puli motor
penggerak.Mekanisme alat ini ketika alat digerakkan olehmotor penggerak maka puli pemipil
dan puli motor penggerak berputar dengan bersamaan. Puli pemipilberfungsi memutar rotor yang
dihubungkan olehsabuk V dengan puli motor penggerak dan memutar poros pemipillangsung,
rantai yang terpasang pada poros pemipil memutar dan memukul jagung sehingga biji
dantongkol terpisah, kemudian keluar melalui saluranpengeluaran biji dan saluran
pengeluarantongkol.

Keunggulan dan Kelemahan Perontok Jagung

Keunggulan

Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Jagung) adalah jenis mesin perontok yang telah
terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.

Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok jagung) dapat memberi kontribusi yang cukup
berarti dalam  rangka meningkatkan keuntungan usaha tani jagung sawah. Unsur-unsur yang
mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan dan pembersihan
sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power thresher terbukti dapat mengurangi
kehilangan jagung saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir jagung sehingga
petani memperoleh nilai tambah dalam usaha taninya, selain itu mempunyai kelebihan yang lain
yaitu :

1. Mobilitas tinggi (menggunakan  roda transportasi).


2. Pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input.
3. Metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok.
4. Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami dipegang dengan tangan.
5. Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter
pully kipas penghembus.

Kekurangan

1. Biaya awal lebih mahal.


2. Biaya perawatan lebih mahal

Cara Kerja Alat

Prosedur Sebelum Pemakaian

1. Taruhlah mesin ditempast yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan dirontok,
bila perlu taruhlah alas terpal atau lembaran plastik di bawah mesin, untuk mengurangi
susut karena tercecer.
2. Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar searah
dengan arah angin.
3. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding atau buatlah
dinding buatan berupa lembaran plastic atau anyaman bambu didepan mesin sedemikian
rupa sehingga butiran bijian yang terlempar dapat dikumpulkan.
4. Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi perontok, konkaf, bersihkan
bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya akan mengganggu dan
merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator. Putarlah drum perontok dengan tangan
sehingga yakin tidak ada yang lepas atau bersentuhan atau bergesekan.
5. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk pulley, bila sabuk tidak dalam satu garis lini
dan ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat rusak sebelum waktunya.
Untuk permukaan pulley yang kasar sebaiknya diamplas dan bila pulley retak, sebaiknya
segera diganti.
6. Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, periksa juga
secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor. Periksalah
mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.

Cara Kerja Mesin Perontok Jagung

1. Setelah semuanya siap, star atau hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan.
Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau
berpindah tempat.
2. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan
putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang belum terontok.
3. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu
pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah
bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk
melayani mesin ini.
4. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan
yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau slip karena overloading, matikan
mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
5. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau
kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin
perontok.
6. Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang
masuk kedalam mesin.
7. Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus
harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur
dengan jagung bersih hasil perontokan, bila perlu jagung ditampung langsung
menggunakan karung di depan mulut pintu pengeluaran jagung.
8. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian
dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar
tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin
sebagai sarang hama dan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

A’ayuni, Q. (2017). makalah Alat dan Mesin Pertanian. Mesin Pemipil Jagung dan Alat Pemipil
Tradisional, 23.

anonim. (n.d.). Makalah Alat Pemipil Jagung. Makalah Alat Pemipil Jagung, 17.

Haeruddin. (2018). Analisis Efisiensi Pemanfaatan Alat Pemipil Jagung (Corn Sheller) Bantuan
dan Non-Bantuan Berbasis Kelompok Tani. 87.

KAHAR, & KURNIAWAN, B. (2020). Desain dan Uji Kinerja Mesin Pemipil Jagung Tipe
Pemintal Rantai Dengan Motor Penggerak Motor Bakar, 47.

Kurniadi, D., Abubakar, R., & Afriyatna, S. (2015). Societa. STUDI KOMPARATIF
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN MESIN PEMIPIL JAGUNG BERKELOBOT DENGAN
MESIN PEMIPIL JAGUNG TANPA KELOBOT DI DESA BANYU URIP KECAMATAN
TANJUNG LAGO KABUPATEN BANYUASIN, 67-73.

Perteta. (2018). Jurnal Keteknikan Pertanian. Evaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Pemipil
Jagung Berkelobot, 11.

Anda mungkin juga menyukai