Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PEMBANGUNAN RICE MILLING MODERN


Diajukan oleh Kelompok Tani WARGI MUKTI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi merupakan tanaman penghasil beras yang banyak dibudidayakan di Indonesia,
karena merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama selain jagung dan
gandum. Penanganan pasca panen padi merupakan salah satu upaya yang sangat
strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi
penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari
penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/ beras sesuai standar yang
ada di Indonesia.

Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan untuk mengurangi susut panen
dan mempertahankan kualitas sejak padi dipanen sampai menghasilkan produk
antara (intermediate product) yang siap dipasarkan.

Kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu
proses pemanenan, penumpukan, pengumpulan, perontokan, pembersihan,
pengangkutan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Besarnya susut yang
terjadi dikarenakan kebiasaan pasca panen yang sering dilakukan petani serta
kebudayaan suatu daerah tertentu selain itu juga ditentukan oleh varietas padi,
kondisi iklim setempat dan kondisi pertanian di masing-masing negara.

Secara nasional masalah panen dan pascapanen padi telah mengakibatkan kerugian
yang sangat besar, khususnya bagi petani. Secara umum masalah yang ada antara
lain adalah sebagai berikut :
 Tingginya kehilangan hasil padi
 Rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan
 Tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir mengapur yang
mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling
 Butir mengapur selain dipengaruhi oleh faktor genetika, juga dipengaruhi oleh
teknik pemupukan dan pengairan, sedangkan kadar kotoran dipengaruhi oleh
faktor teknis, yaitu cara perontokan.
 Sebagian besar pemanen merontok padinya dengan cara dibanting atau dengan
menggunakan pedal thresher, maka gabah yang diperoleh mengandung kotoran
dan gabah hampa cukup tinggi.

Permasalahan pada pasca panen padi yang paling tinggi adalah tingkat kehilangan
hasil pasca padi masih tinggi. Menurut data BPS 1994/1995, tingkat kehilangan hasil
pasca panen padi tercatat 20,51 %. Hal ini karena kualitas gabah masih rendah yang
tercermin dari kadar air yang masih tinggi. Kondisi tersebut disebabkan oleh
berbagai faktor yaitu Penanganan pasca panen yang masih tradisional, kurangnya
kesadaran dan kepedulian para pelaku pasca panen terhadap kehilangan hasil dan
kualitas hasil, kurangnya penerapan teknologi dan dukungan sarana pasca panen,
belum adanya SOP dan GHP, dan kurangnya dukungan kebijakan.

Tujuan
Mengetahui alat-alat mesin pengolah padi menjadi beras (rice milling plant).
Mempelajari cara kerja pembersihan (paddy cleaning) dan pengeringan (paddy
drying).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi
agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Penggilingan beras berfungsi untuk
menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya
agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah
gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah
tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang
menempel pada beras. Selama penyosohan, terjadi penekanan terhadap butir beras
sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi
bentuk yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988). Penggilingan
dengan kapasitas besar dan continue, umumnya menghasilkan beras dengan mutu
bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi (63-67%).

Beras merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian penduduk Asia, untuk
mendapatkan beras tersebut harus melalui tahapan-tahapan yang sistematis
sehingga memperoleh hasil yang optimal. Dalam pengertian sehari-hari yang
dimaksud beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara
digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling (huller) serta
penyosoh (polisher). Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luarnya (sekam),
disebut beras pecah kulit (brown rice). Sedangkan beras pecah kulit yang seluruh
atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan, disebut
beras giling (milled rice). Beras yang biasa dikonsumsi atau dijual di pasar adalah
dalam bentuk beras giling.

Gabah yang biasanya digunakan oleh pabrik-pabrik atau bulog terdapat dua macam
gabah yaitu gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). Gabah kering
panen (GKP) adalah gabah kering hasil langsung dari panen tanpa proses
pengeringan lebih lanjut. Sedangkan gabah kering giling (GKG) adalah gabah yang
siap untuk langsung digiling. Pada jenis gabah GKP, kadar air yang terkandung masih
sangat tinggi yaitu sektar 22%-25%. Gabah dengan kadar air demikian tidak dapat
langsung digiling karena kulitnya masih cukup basah sehingga sukar pecah dan
terkupas. Oleh karena itu gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya berkisar 14%
basis basah.

Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri penggilingan padi
bila ditinjau dari kapasitasnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rice milling unit
(RMU) dan rice milling plant (RMP). Perbedaan yang mendasar antara keduanya
adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses penggilingan yang
dilakukan. RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang lebih besar daripada RMU
yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam.

Pada prinsipnya, RMU dan RMP (Rice Milling Plant) adalah dua nama yang sama bila
ditinjau dari segi fungsi, yaitu mesin-mesin penggilingan padi yang berfungsi
mengkonversi gabah kering menjadi beras putih yang siap untuk dikonsumsi. Bila
RMU merupakan satu mesin yang kompak dengan banyak fungsi, maka, RMP
merupakan jenis mesin penggilingan padi yang terdiri dari beberapa unit mesin yang
terpisah satu sama lain untuk masing-masing fungsinya dalam proses penggilingan
beras. Karena terpisah, unit-unit pada RMP dapat memiliki kapasitas yang berbeda,
sehingga waktu operasional tiap unit tidak sama untuk jumlah padi yang sama.

Penggilingan padi secara mekanis dapat dikatakan memadai, apabila terdiri dari
beberapa bagian mesin seperti berikut :
Mesin Pembersih Gabah (Paddy Cleaner)
Berfungsi unuk memisahkan kotoran/ benda asing yang bercampur di dalam gabah.
Setelah melalui mesin ini akan mengalami penyusutan berat yang besarnya sangat
tergantung pada jumlah kotorannya.

Bucket Elevator
Bucket Elavator adalah suatu pesawat pemindah bahan yang terdapat pada bagian
mesin pengering gabah. Berfungsi untuk memindahkan material curah maupun
material unit dengan jarak pemindahan yang panjang, mempunyai beberapa
kelebihan dan keuntungan, seperti lebih ekonomis, lebih aman, lebih beragam
penggunaannya, variasi kapasitas yang lebih luas dan kontinyu.
Mesin Pecah Kulit (Paddy Husker)

Berfugsi untuk mengupas kulit gabah. Pada mesin pecah kulit yang berkualitas baik,
ratio pengupasan ditentukan antara 85-90% gabah sudah terkupas dan 10-15%
gabah belum terkupas. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ratio pengupasan
adalah kualitas roll karet yang digunakan.

Separator
Berfungsi untuk memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit.
Dengan adanya separator maka daya tahan komponen utama pada mesin pemutih
menjadi awet, karena proses pengelupasan kulit ari selama masih di dalam ruang
pemutihan, murni, hanya berdasarkan pergesekan antar beras pecah kulit.
Mesin Pemisah Batu (De-Stoner)
Berungsi untuk memisahkan batu yang bercampur dengan beras pecah kulit.
Mesin Pemutih Batu (Abrassive)
Berfungsi sebagai pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan kulit
ari beras yang menutup biji beras dari setiap pemutihan yang lebih dari satu pass.
Dengan memakai mesin pemutih batu, disamping tingkat butir patah dapat ditekan
pada presentase yang terkecil juga tingkat derajat sosoh diatur sejak dari fase ini.
Sehingga untuk fase selanjutnya beban gaya gesek beras menjadi berkurang.
Mesin Pemutih Besi (Friction)
Berfungsi sebagai pemutih akhir dari rangkaian proses pemutihan beras 2 atau 3 kali
proses/ pass pemutihan/ penyosohan.
Mesin Pengkilap (Rice Refiner)
Mesin pengkilap berfungsi untuk membersihkan permukaan beras, dimana
umumnya masih terdapat bekatul yang menempel. Mesin yang digunakan untuk
mencuci beras agar tampilan beras menjadi mengkilap seperti kristal dengan sistem
pengabutan air bertekanan dan hasil berasnya bersih dan mengkilap seprti kristal
serta dapat disimpan lebih lama.

Mesin Pemisah Menir (Rice Sifter)


Mesin pemisah menir berfungsi untuk memisahkan kandungan menir yang
tercampur di dalam beras kepala maupun beras patah.

Mesin Pemisah Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader)


Mesin pemisah beras kepala dan beras patah berfungsi untuk memisahkan beras
kepala dari percampuran beras patah. Keberadaan mesin ini terutama
diperuntukkan untuk membuat beras berkualitas ekspor/super.

Pada proses penggilingan, dihasilkan beras sosoh yang dipisahkan menjadi beberapa
ukuran, yaitu beras kepala, beras patah, dan menir. Mutu beras giling dikatakan baik
apabila hasil dari proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan
beras patah dan menir minimal (Waries, A. 2006). Namun, beras patah dan menir
yang dihasilkan memang tidak dikehendaki. Yang dikehendaki adalah sebanyak
mungkin beras kepala. Namun timbulnya beras patah dan menir tidak dapat
dihindari terutama terjadi pada proses penyosohan, yaitu pada saat menggosok
permukaan beras untuk melepaskan bagian bekatul. (Ritonga, 2008).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah dibagi 2 yaitu, gabah kering giling
dan gabah kering panen. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5% kulit
ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan 2-3% lembaga. Sekam membentuk
jaringan keras sebagai perisai pelindung bagi butir beras terhadap pengaruh luar.
Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen, CO2 dan uap air, sehingga dapat
melindungi butir beras dari kerusakan oksidasi dan enzimatis. Lapisan katul
merupakan lapisan yang paling banyak mengandung vitamin B1. Selain itu katul juga
mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin. Endosperm merupakan bagian
utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah pati. Selain pati, endosperm juga
mengandung protein dalam jumlah cukup banyak, serta selulosa, mineral dan
vitamin dalam jumlah kecil. Sekam merupakan 15-30% bagian gabah. Fungsi sekam
antara lain melindungi kariopsis dari kerusakan, serangan serangga dan serangan
kapang. Sekam terdiri dari palea dan lemma. Struktur palea/lemma yaitu epidermis
luar, sklerenimia (mengandung lignin), parenkimia, dan epidermis dalam. Kariopsis
terdiri dari kulit luar dan endospem. Kulit luar terdiri dari perikarp (10µm), seed coat
(0.5µm), nucellus (2.5µm), dan aleuron (5.0µm). Sedangkan endosperm terdiri dari
sub aleuron, pati dan terdapat rongga udara pada beras pera sehingga mudah patah
waktu digiling (winarno ,1987).
Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang
(lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari
5 mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar),
beras dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (4-3.0),
agak bulat (2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2).
Jenis pengujian mutu beras meliputi beras kepala, beras patah, butir menir, butir
kapur, serta butir kuning dan rusak dengan penjelasan sebagai berikut:
Beras kepala, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih
besar atau sama dengan 75% bagian dari butir beras utuh.
Beras patah, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 25% sampai dengan lebih kecil 75% bagian dari butir beras utuh.
Butir menir, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih
kecil dari 25% bagian butir beras utuh.
Butir kapur, yaitu butir beras yang separuh bagian atau lebih berwarna putih seperti
kapur dan bertekstur lunak yang disebabkan faktor fisiologis.
Butir kuning, yaitu butir beras utuh, beras kepala, beras patah, dan menir yang
berwarna kuning atau kuning kecoklatan (BPTP Sumatera Selatan 2006).

Tinggi rendahnya mutu beras tergantung kepada beberapa factor, yaitu spesies dan
varietas, kondisi lingkungan, waktu pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan,
metode pengeringan, dan cara penyimpanan. Persyaratan mutu beras yang
ditetapkan oleh Bulog 1983
Mesin penggiling padi yang dimiliki oleh Bulog Sokaraja adalah rice milling plant.
Sumber tenaga dari mesin ini berasal dari genset buatan Perkin, Inggris berbahan
bakar solar yang menghasilkan arus dengan kapasitas 350 kVa. Pada saat memulai
proses penggilingan, penyalaan mesin dimulai dari mesin yang paling terakhir, hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya mesin yang belum menyala saat proses
penggilingan berlangsung.
Penggilingan merupakan langkah penting dalam pasca produksi padi, dimana
tujuan dasar dari sistem penggilingan padi adalah untuk mengupas kulit dan lapisan
dedak dan menghasilkan kernel serta dalam perkembangannya juga bertujuan untuk
peningkatan kualitas beras yang dihasilkan.
Teknologi penggilingan padi yang dikenal pada saat ini dapat di golongkan menjadi
dua macam, yaitu

sistem penggilingan padi secara bertahap (discontinyu), yaitu sistem penggilingan


dimana proses gabah menjadi beras dilakukan secara bertahap, proses pemecah
kulit dan penyosohan dilakuakan secara terpisah dan pengumpanan dilakukan secara
manual. Biasanya banyak dilakukan pada pengilingan padi skala kecil dan sederhana.
Sistemnya hanya terdiri dari 1 unit mesin pemecah kulit, 1 unit mesin penyosoh dan
1 unit diesel penggerak. Beras yang dihasilkan masih kotor dengan persentase beras
kepala yang rendah, persentase beras pecah tinggi dan derajat sosoh yang masih
rendah pula.
sistem penggilingan langsung (kontinyu), yaitu sistem pengilingan dimana proses dari
gabah menjadi beras giling dilakukan sekali jalan. Sistem ini menggunakan ban
berjalan, sehinga proses pemecah kulit gabah dan proses penyosohan diakukakan
secara berurutan dan bersamaan. Biasanya diterapkan pada penggilingan skala
besar, karena memerlukan unit alat yang lebih banyak dibandingkan dengan sisitem
bertahap yaitu 2 unit mesin pemecah kulit, 2 unit mesin penyosoh,unit elevator, unit
grader dan unit tenaga penggerak
1. Perontokan padi
Alat yang digunakan adalah rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”;
sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potongan merang, kerikil, pasir, logam,
dan lain- lain).
2. Pengeringan
proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai yang diinginkan yaitu siap
untuk digiling atau aman untuk disimpan. Tujuan pengeringan adalah untuk
mendapatkan gabah kering yang tahan simpan dan memenuhi persyaratan kualitas
gabah yang akan dipasarkan yaitu dengan cara menguangi kadar air pada bahan
(gabah) sampai kadar air yang dikehendaki.. Mekanisme pengeringan adalah dengan
penghembusan udara panas terhadap gabah. Kapasitas dari mesin pengeringan pada
praktikum yang di lakukan adalah sebesar 8 ton dengan total waktu pengeringan
mencapai ±10 jam. Proses pengeringan dilakukan secara berulang, dalam artian
gabah pada bagian terbawah akan di bawa oleh elevator kembali ke bagian atas
pengering dengn berulang-ulang sehingga seluruh bagian gabah dapat dikeringkan
secara merata. Pengeringan ini akan menurunkan kadar air bahan hingga mencapai
14-14,5 % sehingga siap menjadi gabah kering siap giling. Selanjutnya akan
memasuki tahapan sortasi 2.
2. Pembersihan gabah kotor
Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah),
saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik
logam; bahannya gabah kotor; untuk beras yang sudah dikerimgkan lalu disortasi
sehingga dihasilkan gabah bersih.
3. Pemecahan kulit (husking)
Alat yang digunakan adalah pemecah kulit tipe silinder; bahannya gabah; sehingga
dihasilkan beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang lolos, lolosan (pesak
halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.
4. Pemisahan pesak
Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan pesak, dan
saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga dihasilkan
beras pecah kulit bersih, dan gabah.
5. Pemisahan gabah (paddy separation)
Alat yang digunakan adalah paddy separator atau disebut gedongan; prinsipnya
adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan
permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit
akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar.
6. Penyosohan
Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I), mesin II
(penyosohan II), alat terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet,
karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesama
beras maka beras akan tersosoh; bahannya adalah beras pecah kulit; sehingga
dihasilkan beras sosoh, dedak (mesin sosoh I),bekatul (mesin sosoh II); dedak dan
bekatul langsung dipisahkan dengan aspirator.
7. Grading
Alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); memisahkan beras kepala,
beras patah dan menir.

Dalam pengertian sehari-hari, yang dimaksud dengan beras adalah gabah yang
bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat
pengupas dan penggiling (“huller”) serat alat penyosoh (“polisher”). Gabah yang
hanya terkupas bagian kulit luar (sekam)-nya, disebut beras pecah kulit (“brown
rice”). Sedangkan beras pecah kulit yang seluruh atau sebagian dari kulit arinya telah
dipisahkan dalam proses penyosohan, disebut beras giling (“milled rice”). Beras yang
biasa dikonsumsi atau dijual di pasar adalah dalam bentuk beras giling.

Dalam proses penyosohan beras pecah kulit akan diperoleh hasil beras giling, dadak
dan bekatul. Sebagian dari protein, lemak, vitamin dan mineral akan terbawa dalam
dadak, sehingga kadar komponen-komponen tersebut di dalam beras giling menjadi
menurun. Beras giling yang diperoleh berwarna putih karena telah terbebas dari
bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7% dari
berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan maka makin
putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras tersebut akan
zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. (kusuma, 1983)
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari Praktikum kunjungan ke pabrik bulog, kami dapat mengetahui dan mempelajari
alat alat yang mengolah padi hingga menjadi beras (rice milling plant). Diantaranya
yaitu Mesin Pembersih Gabah (Paddy Cleaner), Bucket Elevator, Mesin Pecah Kulit
(Paddy Husker), Separator, Mesin Pemisah Batu (De-Stoner), Mesin Pemutih Batu
(Abrassive), Mesin Pemutih Besi (Friction), Mesin Pengkilap (Rice Refiner), Mesin
Pemisah Menir (Rice Sifter), Mesin Pemisah Beras Kepala dan Beras Patah (Rice
Grader).
Kami mempelajari lebih dalam saat pembersihan dan pengeringan padi, sehingga
dapat kami simpulkan Paddy Cleaner Berfungsi unuk memisahkan kotoran/ benda
asing yang bercampur di dalam gabah. Setelah melalui mesin ini akan mengalami
penyusutan berat yang besarnya sangat tergantung pada jumlah kotorannya. Paddy
drying merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai yang
diinginkan yaitu siap untuk digiling atau aman untuk disimpan. Tujuan pengeringan
adalah untuk mendapatkan gabah kering yang tahan simpan dan memenuhi
persyaratan kualitas gabah yang akan dipasarkan yaitu dengan cara menguangi kadar
air pada bahan (gabah) sampai kadar air yang dikehendaki. Mekanisme pengeringan
adalah dengan penghembusan udara panas terhadap gabah.

Saran
Pada praktikum Satuan Operasi Industri berikutnya sebaiknya mengunjungi lebih dari
satu pabrik atau tempat pengolahan yang berbeda, Dan untuk pembagian laporan
perkelompok setelah praktikum dilaksanakan agar lebih banyak referensi dan
pengetahuan serta memaksa praktikan memahami lebih dari satu pabrik.
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan pada saat praktikum pabrik dalam keadaan
sedang beroperasi semuanya, tidak sebagian. Agar kita dapat mengetahui dan
mengamati semua proses yang ada di pabrik pengolahan yang kita kunjungi.
Pembicara pabrik saat memandu praktikum seharusnya memiliki alat pengeras suara
saat di lokasi praktikum agar semua praktikan dapat jelas memahami.
Review materi setelah di lokasi pabrik sangat membantu, mungkin sebaiknya ada
review gambar juga, sehingga praktikan tidak tergantung pada diktat yang
gambarnya terlalu kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Ambiya, Elradhie Nour. 2011. Proses Penggilingan Padi Menggunakan Rice Milling
Unit. Sebagai Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Program Diploma III
pada Program Studi Teknologi Pengolahan. Politeknik Agroindustri : Subang

Ardiawan, Arif. 2010. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian. Universitas Jenderal


Soedirman : Porwokerto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. 2006. Laporan


Pelatihan dan Pedoman Penanganan Pascapanen Padi, Palembang, 27-28 Februari
2006. Kerja Sama IRRI - SSFFMP - BPTP Sumatera Selatan. hlm. 9-13

Damardjati, DS. 1988. Struktur Kandungan Gizi Beras. Dalam: M. Ismunadji et al.
(Eds). Padi Buku 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

F.G. Winarno. 1987. Haruskah Kita Peduli rasa Nasi?. FTDC-IPB.

Kusuma. 1983. Kandungan Amilum Pada Bahan Pangan. Jakarta : Erlangga

Ritonga, Arya Widura. 2008. Laporan Praktikum Penggilingan Padi.Bogor: Program


Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Terimakasih kunjungannya, selamat berproses, selamat belajar


tidak semua dari laporan ini benar, sudah pasti banyak kesalahan dan kekurangan.
Fika Puspita / fikapuspita.blogspot.com / fika_puspita

Anda mungkin juga menyukai