Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG GAP (SL-GAP) BUAH-BUAHAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

SEKSI BUAH-BUAHAN BIDANG PRODUKSI HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR SURABAYA

PETUNJUK PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG GAP BUAH-BUAHAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN Tuntutan pasar akan mutu dan persyaratan kesehatan semakin tinggi. Tuntutan pasar akan produk pertanian segar, termasuk sayuran dan buah-buahan, bukan saja bebas pestisida tetapi telah berkembang tuntutan produk pertanian yang bebas bahan kimia dan proses produksinya yang tidak merusak lingkungan. Salah satu kunci keberhasilan dalam persaingan global adalah penerapan budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices GAP) untuk menghasilkan produk bermutu dan aman konsumsi. Penerapan GAP tersebut dilengkapi dengan tersedianya Standar

Operational Procedure (SOP) budidaya yang bersifat lokal spesifik sebagai panduan petani dalam melakukan usahataninya di lahannya masing-masing. Buku SOP budidaya yang disusun bersama antara petani dan petugas, pada dasarnya merupakan petunjuk teknis baku yang bersifat spesifik (komoditas dan lokasi), jelas dan praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk menjamin kualitas produk akhir yang dihasilkan. Sosialisasi prinsip-prinsip GAP/SOP hortikulturaJawa Timur telah di dilakukan sejak periode tahun 2004-2005, yang dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan SOP maupun penerapan GAP di masing-masing daerah. Penerapan
============================================================ 2
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

budidaya berdasarkan standarisasi proses produksi tersebut dilakukan melalui metode siklus pembelajaran petani secara langsung di lahan usahataninya dengan konsep Sekolah Lapang (SL) Sekolah Lapang GAP (SLGAP) merupakan salah satu pendekatan dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani tentang prinsip-prinsip GAP/SOP melalui pola pembelajaran lewat pengalaman dengan menggunakan lahan sebagai tempat belajar. Melalui SL, diharapkan petani dapat memantau pertanamannya secara teratur sekaligus dapat mengkaji dan membahasnya sehingga menjadi ahli dan dapat mengambil keputusannya sendiri. Mengingat penyelengggaran SL-GAP merupakan komponen yang penting dalam penerapan GAP, maka perlu adanya Petunjuk

Pelaksanaan yang dimaksudkan untuk menyamakan persepsi, wawasan dan pengetahuan sekaligus diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas/petani dalam melaksanakan kegiatan SL-GAP tersebut. II. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan SL-GAP ini adalah : - Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan budidaya yang baik dan benar melalui pola pembelajaran lewat pengalaman di lapang dan menumbuhkan

kemandirian dalam pengambilan keputusan. - Meningkatkan kompetensi dan pengembangan sikap petani sebagai pelaku usaha yang berorientasi kepada keuntungan, namun tetap

============================================================ 3
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan serta pelestarian alam secara berkelanjutan. III. S A S A R A N Sasaran dari penyelenggaraan SL-GAP ini adalah petani atau kelompok tani hortikultura di lokasi kegiatan penerapan GAP yang telah memiliki buku panduan budidaya spesifik lokasi (SOP) serta diutamakan pada kelompok tani yang telah memiliki pengalaman dalam menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau alumni SLPHT tingkat dasar maupun tingkat lanjut. IV. POLA PENERAPAN GAP HORTIKULTURA 4.1. Plot/Kebun Percontohan Model atau pola penerapan GAP hortikultura dilakukan pada kebun/plot percontohan di lahan milik petani dengan luasan disesuaikan dengan kelompok komoditas yang diusahakan. Untuk kelompok komoditas buahbuahan penerapan GAP tersebut dilakukan pada plot percontohan dengan 25 sampai dengan 50 pohon untuk tanaman tahunan atau pada lahan seluas 0,5 - 2 hektar untuk tanaman semusim, yang berada di tengahtengah hamparan areal dampak seluas minimal 250 500 pohon atau 5 (lima) hektar. 4.2. Pengelola Kelompok Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan penerapan GAP, maka ditingkat kelompok harus ditunjuk seorang manajer yang mampu mengelola

kelompok tani serta memahami prinsip-prinsip GAP. Pada tahap awal manajer beserta pembantunya mendapatkan insentif bayaran dari bantuan
============================================================ 4
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

pemerintah,

namun

untuk

seterusnya

harus

mampu

digaji

secara

profesional oleh kelompok yang bersangkutan.

Adapun tugas utama dari Manajer atau pengelola kelompok tersebut adalah sebagai berikut : - Melakukan negosiasi dan kontrak dengan pembeli. - Menyusun SOP budidaya spesifik lokasi sesuai keinginan pembeli. - Membimbing petani untuk melaksanakan budidaya sesuai dengan SOP dan melakukan pencatatan setiap tahapan kegiatan usahatani. - Memasarkan produk dan membantu akses permodalan bagi petani. 4.3. Bantuan Stimulan dan Insentif Pengelola Kelompok Pada tahap awal penerapan GAP p kebun/plot percontohan tersebut ada akan difasilitasi bantuan stimulan sarana produksi (saprodi) maupun peralatan pendukung. Bantuan stimulan yang berasal dari APBD maupun APBN tersebut diberikan secara langsung kepada kelompok tani pelaksana dengan monitoring secara intensif oleh petugas lapangan setempat, sehingga pemanfaatannya dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun administrasi. Bantuan saprodi yang diberikan dapat berupa benih, pupuk, pestisida dan saprodi lainnya sesuai komoditas yang diusahakan. Sedangkan peralatan pendukung dapat berupa alsintan budidaya (sprayer, traktor, dll), peralatan pasca panen maupun pengolahan hasil. Selain itu, juga diberikan bantuan Insentif berupa honorarium pengelola kelompok maupun bantuan Alat Tulis Kantor (ATK). Insentif ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan motivasi dan memacu
============================================================ 5
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

kinerja pengurus kelompok maupun untuk melengkapi dokumen administrasi kelompok dan pencatatan aktivitas usahatani yang harus dilakukan oleh kelompok tani. V. OPERASIONAL PENYELENGGARAAN SL-GAP SAYURAN Pola Penyelenggaraan Secara umum terdapat 4 (empat) persyaratan dasar untuk

dilakukannya Sekolah Lapang, yakni : i). Mempunyai peserta dan pemandu lapang ii). Peserta mempraktekkan/menerapkan secara langsung apa yang dipelajari di lapangan iii). Mempunyai kurikulum yang jelas iv). Melaksanakan tahapan pembukaan, pelaksanaan dan diakhiri dengan temu lapangan petani (Field Day). Pola yang diterapkan dalam SL-GAP adalah cara belajar lewat pengalaman dengan lahan pertanaman sebagai sarana dan tempat belajar, melakukan perencanaan dari bawah, melakukan pengkajian lapangan atau analisis agroekosistem, pengambilan keputusan, latihan selama musim tanam atau sepanjang perkembangan tanaman (dari sehabis panen sampai dengan panen untuk tanaman tahunan) dengan kurikulum yang rinci, evaluasi dan

penyempurnaan. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan PenyelenggaraanSL-GAP atau pertemuan lapangan dilakukan minimal sebanyak 10 (sepuluh) kali , mulai persiapan tanam hingga panen dan
============================================================ 6
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

disesuaikan

dengan

jenis

komoditasnya

dan

kondisi

pertanaman.

Pertemuan dilaksanakan dengan interval waktu 1(satu) minggu sekali (untuk buah tanaman semusim) dan setiap perkembangan tanaman (untuk buah tahunan) . Tempat pertemuan bisa dilakukan di sekretariat atau gubuk milik kelompok maupun tempat lainnya sesuai kesepakatan peserta dan diusahakan yang berada tidak jauh dari hamparan

pertanaman yang diusahakan. 5.3. Peserta Pertemuan Peserta SL-GAP adalah petani atau pelaku usaha atau anggota kelompok tani di lokasi kegiatan penerapan GAP maupun kelompok sekitarnya, dengan jumlah peserta banyak 20 25 orang. Dalam pelaksanaan SLse GAP, peserta tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil (sub kelompok), utamanya untuk melaksanakan komponen kegiatan pengamatan petak studi atau lahan studi, penggambaran dan presentasi hasil pengamatan. Adapun persyaratan peserta adalah sebagai berikut : Berbadan sehat, usia 18 50 tahun Bisa membaca dan menulis Sangggup mengikuti pertemuan dari awal hingga akhir Mau dan mampu menularkan pengetahuan maupun

ketrampilan yang diperolehnya kepada petani lain. 5.4. Petugas Pendamping/Pemandu Lapang Pelaksanaan SL GAP memerlukan Pemandu Lapang (PL) yang bertugas menjadi fasilitator selama kegiatan SL tersebut. Pemandu Lapang tersebut
============================================================ 7
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

terdiri

dari

Pemandu

Lapang

tingkat

provinsi

(PL-I)

dan

tingkat

kabupaten/lapangan (PL-II). PL-I adalah petugas dari Dinas Pertanian Provinsi yang bertugas membimbing dan mengawal PL-II dalam

pendampingan penerapan GAP. Sedangkan PL-II adalah PPL atau Mantri Tani atau Petugas Dinas Pertanian Kabupaten yang telah mendapat sosialisasi tentang GAP, tugasnya sebagai pemandu dan pembimbing langsung dalam penerapan GAP di lokasi. 5.5. Perencanaan Kegiatan Tahap awal yang dilakukan dalam penyelenggaraan SL-GAP adalah survei lapangan oleh PL-1 dan PL-2, untuk mendata calon lokasi dan calon petani peserta sekaligus membuat kerangka pelaksanaan SLGAP. Selanjutnya PL-2 melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat desa dan kecamatan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan. Melalui koordinasi tersebut dapat disusun perencanaan pertemuan di tingkat desa maupun kelompok tani, sekaligus perencanaan biaya dan kebutuhan sarana prasarana maupun bahan/materi penunjang SL-GAP. 5.6.Pertemuan Persiapan dan Pembukaan Pertemuan persiapan setidaknya dilaksanakan 2 (dua) kali yakni di tingkat desa maupun di kelompok tani pelaksana. Pertemuan di tingkat desa dimaksudkan untuk memperoleh

dukungan dari aparat tingkat desa/kecamatan. Dalam pertemuan ini diundang aparat desa, ketua kelompok tani, petugas lapangan (Mantri Tani, PPL, PHP), PL-1, PL-2, Dinas Pertanian Kabupaten,
============================================================ 8
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

pejabat

terkait

dan

tokoh

masyarakat

terkait.

Materi

yang

disampaikan dalan pertemuan ini antara lain : penjelasan rencana pelaksanaan SL-GAP, persiapan lokasi/calon peserta dan persiapan pertemuan di tingkat kelompok tani. Sedangkan pertemuan di tingkat kelompok tani dihadiri oleh para calon peserta SL-GAP, PL-1 dan PL-2 maupun petugas lapangan. Adapun materi yang disampaikan dalam pertemuan ini adalah : Penjelasan kegiatan SL-GAP Pemilihan peserta, waktu dan tempat pelaksanaan SL-GAP Pendataan dan pemetaan potensi wilayah Penentuan petak studi (konvensional dan penerapan GAP) Penentuan topik dan penyusunan jadwal materi SL-GAP Pemilihan topik khusus

Setelah dilakukan pertemuan persiapan di tingkat desa maupun kelompok tani pelaksana, maka kegiatan SL-GAP dapat dimulai dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh Dinas Pertanian Propinsi maupun Kabupaten/Kecamatan, pemandu lapang, aparat desa/ kecamatan dan peserta SL-GAP. 5.7.Uji Ballot Box dan atau Test Tertulis Sebagai upaya evalusi untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan peserta tentang GAP/SOP, maka perlu dilakukan penilaian yang dapat dilaksanakan dengan cara Uji Ballot Box dan atau Test Tertulis. Untuk kepentingan penilaian tersebut dapat dilaksanakan beberapa pilihan sebagai berikut :

============================================================ 9
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

a. Uji Ballot Box saja (tanpa test tertulis). b. Test Tertulis saja (tanpa uji ballot box). c. Uji Ballot Box dan Test Tertulis (kedua metode penilaian dilaksanakan seluruhnya) Uji Ballot Box Penyelenggaraan Uji Ballot Box dilakukan 2 (dua) kali yakni pada awal dan akhir pelaksanaan SL-GAP. Uji Ballot Box awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan peserta dan materi pelatihan yang perlu mendapat tekanan lebih dalam pelaksanaan pertemuan selanjutnya. Sedangkan Uji Ballot Box akhir dilakukan untuk mengetahui sejauh mana SL-GAP telah diketahui oleh peserta. Adapun soal atau pertanyaan utama dalam Uji Ballot Box ini berupa pengetahuan tentang jaminan mutu dan keamanan pangan, GAP/SOP, teknis budidaya tanaman, pengenalan hama penyakit dan bahaya terhadap keamanan pangan serta

pengambilan keputusan yang dihubungkan dengan prinsip PHT dan keamanan pangan. Nilai hasil Uji Ballot Box ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan SL-GAP. Dalam SL-GAP, seluruh proses Uji Ballot Box, yang meliputi : persiapan bahan/materi, pelaksanaan dan penghitungan hasil pengisian, sepenuhnya menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemandu Lapang. Sehingga pemandu perlu dibekali dengan

kemampuan bagaimana mempersiapkan materi, mengevaluasi hasil dan menyusun rencana materi SL-GAP sesuai hasil Uji Ballot Box.
============================================================ 10
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Test Tertulis Sama halnya dengan uji ballot box, evaluasi peserta adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai GAP/SOP dan prinsip-prinsip jaminan mutu dan keamanan pangan, teknis budidaya serta pengenalan hama/penyakit dan bahaya terhadap keamanan pangan serta pengambilan keputusan sesuai prinsipprinsip PHT dan keamanan pangan. Test tertulis minimal

dilaksanakan 2 kali sebelum pelaksanaan SL dan pada akhir pelaksanaan SL. Test ini dapat pula dilakukan pada saat

pertengahan pelaksanaan SL. 5.8. Kebun/Petak Studi Kebun/Petak studi sebagai sarana belajar SL-GAP, masing-masing mencakup 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut : Kebun Study (untuk tanaman buah tahunan) 1. Kebun GAP yang merupakan kebun dalam satu kesatuan pengusahaan bersama terdiri dari 25 50 pohon buah-buahan dengan umur dan varietas yang sama, dengan penerapan prinsip GAP. 2. Kebun Konvensional yang merupakan kebun terdiri dari 25 50 tanaman dimana kebun ini diambil dari kebun perlakuan petani yang diperlakukan sebagai pembanding.

============================================================ 11
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Petak Study 1. Petak GAP yang merupakan lahan milik petani dengan luas lebih kurang 500 m2 dengan pengelolaan berdasarkan prinsip-prinsip GAP 2. Petak konvensional, yang merupakan lahan milik petani yang pengelolaannya berdasarkan pada kebiasaan petani setempat. 5.9.Field Day (Temu Lapangan Petani) Temu Lapangan Petani yang dilakukan di akhir pelaksanaan sekolah lapang ini merupakan media pertemuan antara petani peserta dengan petani non peserta SL-GAP serta aparat terkait. Tujuan dari acara ini adalah sebagai ajang komunikasi horisontal dan vertikal bagi petani, sosialisasi kegiatan SL-GAP dan mengekspresikan hasil kegiatan. Pada acara ini, petani menunjukkan proses dan hasil belajar mereka selama SL sesuai fenologi tanaman, yang meliputi : i). Hasil analisis tahapan GAP (control point), ii). Hasil analisis agroekosistem lahan/petak studi, dan iii). Topik khusus.

VI. KURIKULUM/MATERI SL-GAP BUAH-BUAHAN Materi yang disampaikan disetiap kali pertemuan dititikberatkan pada

pemahaman/penerapan setiap tahapan kegiatan yang terdapat dalam SOP masing-masing komoditas, termasuk upaya menumbuhkan kebiasaan

pencatatan kegiatan usahatani yang harus dilakukan oleh petani. Materi SL-GAP tersebut pada dasarnya terdiri dari 3 (tiga) jenis, yakni :
============================================================ 12
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

i).

Materi Pokok, yang berupa penjelasan setiap titik kendali (control point tahapan GAP/SOP, pengamatan agroekosistem petak studi, ) penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok, presentasi/ diskusi kelompok, pencatatan dan rencana tindak lanjut.

ii). Materi Tambahan, yang disesuaikan dengan kebutuhan kelompok dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi . petani iii.) Dinamika Kelompok, utamanya untuk membangun hubungan

yang harmonis dan efektif antara Pemandu Lapangan sebagai fasilitator dengan anggota kelompok tani sebagai partisipan. 6.1. Penjelasan Titik Kendali (Control point) Tahapan GAP/SOP Materi pokok SL-GAP ini disampaikan secara bertahap setiap kali pertemuan sesuai tahapan yang terdapat di dalam SOP budidaya masing-masing komoditas. Penyampaian materi setiap tahapan SOP dilakukan dengan cara belajar lewat pengalaman maupun praktek secara langsung. Dengan metode ini, diharapkan peserta dapat memahami setiap tahapan SOP berdasarkan pengamatan dan pengalaman sendiri, sehingga dapat lebih mudah diterapkan. 6.2. Pengamatan Agroekosistem Petak Studi Lahan/Petak studi perlu diamati kondisi agroekosistemnya, agar para peserta dapat mempelajari apa yang terjadi pada masing-masing lingkungan tumbuh pertanaman, terutama hal-hal yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan kelestarian lingkungan. Beberapa hal yang perlu dijadikan parameter pengamatan adalah tingkat pertumbuhan tanaman, keberadaan organisme pengganggu
============================================================ 13
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

tanaman maupun musuh alami, sarana dan prasarana yang tersedia di pertanaman (sumber air, sarana irigasi) serta kondisi lingkungan pertanaman (suhu, kelembaban udara, kebersihan lahan, dll). 6.3. Penggambaran Hasil Pengamatan Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta dapat mengeksplorasi hasil pengamatan pada lahan/petak studi yang selanjutnya akan

didiskusikan di tingkat sub kelompok maupun kelompok. Supaya menarik, hasil pengamatan dituangkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan kertas dan pensil warna secara ringkas, jelas dan informatif. Penggambaran hasil pengamatan tersebut dapat berupa : petak Gambar keadaan cuaca pada saat pengamatan Gambar tanaman yang cacat/rusak Gambar OPT (hama/penyakit), musuh alami dan gulma Gambar perlakuan yang dilakukan petani (pemupukan, Gambar tanaman lengkap Gambar sarana/prasarana yang berada di masing-masing

penyemprotan, penyiangan, dll) 6.4. Diskusi Sub Kelompok Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil pengamatan yang telah disajikan dalam bentuk penggambaran secara sistematis dan mendalam, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai dasar pengambilan keputusan pengelolaan lahan dan pertanaman pada periode selanjutnya. Secara umum isi diskusi sub kelompok

============================================================ 14
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

mencakup pertanyaan dasar seperti : APA, DIMANA. MENGAPA DAN BAGAIMANA serta pertanyaan lain yang berkembang sesuai kondisi pertanaman. 6.5. Presentasi dan Diskusi Kelompok Setelah penggambaran hasil pengamatan dan diskusi di tingkat sub kelompok, maka selanjutnya dilakukan presentasi dan diskusi di tingkat kelompok. Setiap sub kelompok diwakili oleh salah seorang anggotanya (bergilir setiap pertemuan), untuk mengemukakan/ memaparkan hasil temuan sub kelompoknya melalui gambar yang telah dibuat, kemudian didiskusikan atau dibahas bersama. Pada presentasi dan diskusi kelompok ini pemandu hanya berfungsi sebagai fasilitator yang mendorong terjadinya diskusi yang dinamis antar peserta dan menghasilkan kesimpulan sebagai hasil keputusan bersama untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan

penerapan GAP. Dalam pengambilan keputusan, peserta memahami betul tindakan apa yang akan dilakukan, mengapa harus dilakukan, kapan melakukannya dan bagaimana kalau tindakan tersebut tidak dilaksanakan. 6.6. Pencatatan Pencatatan kegiatan (Record Keeping) merupakan salah satu prinsip dasar penerapan GAP yakni prinsip ketertelusuran balik

(traceability).Pencatatan ini dilakukan pada setiap tahapan budidaya dari mulai persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan hingga panen dan penanganan pasca panen termasuk distribusi/pemasarannya.
============================================================ 15
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Tujuan

dari

kegiatan

pencatatan

adalah

untuk

memudahkan

penelusuran semua aktivitas proses produksi, sehingga dapat melacak kembali bila terjadi masalah. Pencatatan ini akan sangat bermanfaat bilamana terjadi penyimpangan atau kesalahan tindakan yang tidak dikehendaki dan memerlukan tindakan/perbaikan secara dini. Dengan demikian, kesalahan serupa dapat dihindari dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah. 6.7. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta dapat belajar dan terlatih untuk memberikan respon pada setiap kegiatan yang telah dilakukan. Hal tersebut akan mengembangkan cara berfikir untuk memperoleh gagasan baru, sehingga pelaksanaan SL-GAP akan berjalan dinamis. Kegiatan RTL dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan yang dapat menjadi masukan untuk materi khusus pertemuan berikutnya. RTL juga dilakukan di akhir pelaksanaan SL-GAP yang merupakan rangkuman RTL selama satu periode tanam dan dipresentasikan pada acara Temu Lapangan Petani (Field Day). 6.8. Dinamika Kelompok Materi yang disampaikan dalam penyelenggaraan SL-GAP akan dapat diterima dan dipahami oleh peserta, apabila mereka merasa nyaman dengan suasana sekolah lapang tersebut. Salah satu metode untuk membuat suasana nyaman dan akrab yang telah banyak

dipraktekkan dalam berbagai pelatihan adalah dinamika kelompok.

============================================================ 16
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Dinamika kelompok bertujuan antara lain untuk mempercepat hubungan atau kerjasama antara peserta, memancing kreatifitas, penyegaran suasana, memperlancar komunikasi, latihan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara berkelompok. Materi dinamika kelompok ini bisa berupa permainan fisik maupun

visualisasi gambar/tulisan tertentu disesuaikan dengan tujuannya. VII. AGENDA HARIAN SL-GAP BUAH-BUAHAN Kegiatan SL-GAP buah-buahan dilaksanakan selama 1 (satu) kali periode perkembangan tanaman mulai dari penyiapan tanam hingga panen (untuk tanaman semusim) serta setelah panen sampai panen berikutnya (untuk tanaman tahunan), sebanyak minimal 10 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan berjalan sekitar 5 jam efektif atau 6 jam termasuk ISHOMA. Adapun Rincian agenda kegiatan setiap kali pertemuan dapat diberikan sebagai berikut : Penjelasan titik kendali (control point) tahapan GAP/SOP, selama 45 menit Pengamatan titik kendali (control point) tahapan GAP dan agroekosistem petak studi selama 60 menit Penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok dan presentasi/diskusi kelompok selama 90 menit Pencatatan selama 15 menit Topik khusus selama 60 menit Dinamika kelompok selama 15 menit

============================================================ 17
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Rencana Tindak Lanjut (RTL) selama 30 menit

Penentuan jam pelaksanaan kegiatan harian tersebut disepakati oleh peserta didalam kontrak belajar diawal pelaksanaan SL-GAP. Berikut ini ditampilkan contoh agenda harian setiap kali pelaksanaan pertemuan SL-GAP :
No 1 2 3 4 Waktu 07.00 07.45 07.45 08.45 08.45 09.00 09.00 10.30 Acara Kegiatan Penjelasan titik kendali (control point) Tahapan GAP/SOP (45 menit) Pengamatan titik kendali (control point) Tahapan GAP/SOP dan agroekosistem petak studi (60 menit) Istirahat (15 menit) Penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok dan presentasi/diskusi kelompok (90 menit) Dinamika kelompok Pencatatan Topik khusus ISHOMA Rencana Tindak Lanjut (RTL)

5 6 7 8 9

10.30 10.45 10.45 11.00 11.00 12.00 12.00 13.00 13.00 13.30

Rincian jadwal kegiatan SL-GAP setiap kali pertemuan, selengkapnya terdapat pada Lampiran. VIII. BIMBINGAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 8.1. Bimbingan dan Monitoring Pelaksanaan bimbingan dan monitoring dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten dan petugas lapangan maupun Propinsi secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk membimbing dan memantau pelaksanaan SL-GAP sehingga agar kegiatan tersebut dapat

============================================================ 18
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

terlaksana dengan lancar dan mencapai tujuan maupun sasaran yang ditetapkan. Selain itu juga agar diperoleh informasi tentang permasalahan atau kegagalan kegiatan yang bersangkutan beserta upaya pemecahannya. Beberapa hal yang dipantau adalah materi sekolah lapang, kapasitas pemandu lapang, respon dan perubahan sikap peserta terutama dalam penerapan GAP. 8.2. Evaluasi Evaluasi dapat dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada pertengahan dan akhir pelaksanaan SL-GAP, melalui penyebaran kuesioner maupun wawancara langsung dengan peserta. Evaluasi pada pertengahan SL dimaksudkan untuk memperoleh masukan/ saran tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan SL-GAP dan segera ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya. Sedangkan evaluasi di akhir SL dimaksudkan untuk membahas pelaksanaan SL dari pertemuan awal sampai akhir dan hasil evaluasi tersebut ditulis dalam laporan untuk ditindaklanjuti pada pelaksanaan SL berikutnya. 8.3. Pelaporan Laporan pelaksanaan SL-GAP dibuat secara berjenjang dari

pelaksana terbawah hingga tingkat penanggung jawab paling atas. Laporan dibagi dalam 3 (tiga) tahapan yakni : i. Laporan Awal

============================================================ 19
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Laporan awal berisi data CP/CL yang mencantumkan lokasi (Desa, Kecamatan), Nama Kelompok Tani pelaksana, Nama Ketua, Jumlah dan nama anggota/peserta, luas lahan yang diusahakan(Ha), rencana pelaksanaan SL-GAP. Selain itu juga dapat disertakan data tentang potensi dan pemetaan wilayah setempat serta kondisi sosio-agroekologis di sekitar lokasi pelaksanaan SL-GAP. ii. Laporan Mingguan/Perkembangan SL Merupakan resume singkat hasil pelaksanaan SL-GAP setiap pertemuan. Laporan ini berisi tempat, tanggal, jumlah peserta dan materi pertemuan beserta permasalahan yang dihadapi beserta upaya penananganannya. iii. Laporan Akhir Kegiatan Laporan Akhir diharapkan dapat menggambarkan secara lengkap dan menyeluruh tentang realisasi pelaksanaan SL-GAP dari awal hingga akhir, tolok ukur kinerja yang dihasilkan (output, outcome, benefit, impact) dan permasalahan yang dihadapi beserta upaya pemecahannya. Pada Laporan Akhir juga harus dilampiri dengan semua dokumen terkait beserta visualisasi pelaksanaan kegiatan.

============================================================ 20
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

LAMPIRAN

Lampiran. RINCIAN JADWAL KEGIATAN SL-GAP


N o Pertemuan keKegiatan dan Topik Pertemuan

============================================================ 21
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Pertemuan I (2 minggu sebelum SL) Pertemuan II (1 minggu sebelum SL) Pertemuan III

Pertemuan persiapan di tingkat kecamatan/desa

Pertemuan persiapan di tingkat kelompok tani

- Pembukaan - Uji Ballot Box Awal - Control point : Penentuan lokasi dan penyiapan lahan - Pengamatan dan penggambaran agroekosistem - Pencatatan - Dinamika kelompok - Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) - Rencana Tindak Lanjut Control point : Penyiapan benih Pengamatan dan penggambaran agroekosistem Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) Rencana Tindak Lanjut

Pertemuan IV

Pertemuan V

- Control point : Penanaman dan pemeliharaan tanaman - Pengamatan dan penggambaran agroekosistem - Pencatatan - Dinamika kelompok - Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) - Rencana Tindak Lanjut - Control point : Pengendalian OPT (Hama, Penyakit, Gulma) - Pengamatan dan penggambaran agroekosistem - Pencatatan - Dinamika kelompok - Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) - Rencana Tindak Lanjut - Control point : Pemupukan - Pengamatan dan penggambaran agroekosistem - Pencatatan - Dinamika kelompok - Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) - Rencana Tindak Lanjut Kegiatan dan Topik Pertemuan - Control point : Panen dan Pasca panen

Pertemuan VI

Pertemuan VII

N o 8

Pertemuan kePertemuan VIII

============================================================ 22
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

9 Pertemuan IX -

Pengamatan dan penggambaran agroekosistem Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus : (sesuai kesepakatan kelompok) Rencana Tindak Lanjut Control point : pengemasan Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus : Presentasi Akhir Petak Studi Rencana Tindak Lanjut

Pertemuan X

- Uji Ballot Box Akhir - Field Day - Penutupan

============================================================ 23
Pedoman Pelaksanaan : Sekolah Lapang GAP Sayuran di Jawa Timur, Tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai