PERTANIAN TERSTANDAR
MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN
Sekretariat
• 1 Sekretariat Badan
• 4 Pusat
Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi
Instrumen Tanaman Instrumen Instrumen Instrumen Peternakan
Pangan Hortikultura Perkebunan dan Kesehatan Hewan
• 7 Balai Besar
• 49 Balai
• 3 Loka
STANDARDISASI
UU Nomor 20 tahun 2014 tentang SPK; PP 34/2018-SSPKN
A
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan
N Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
STANDARDISASI INSTRUMEN INSTRUMEN PERTANIAN MENGACU PADA:
UU Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian
PERTANIAN Berkelanjutan (Pasal 4)
Instrumen Biologi
Varietas/galur tanaman dan ternak,
benih/bibit tanaman dan ternak,
mikroorganisme, DNA/RNA tanaman dan
ternak
Instrumen Sistem
Usaha tani integrasi tanaman-
ternak/tanaman- tanaman/ternak-ternak,
pasca panen pertanian, bioteknologi
pertanian, peningkatan kapasitas petani
dan peternak, perizinan pertanian
KERANGKA KERJA STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
PERENCANAAN DAN PENETAPAN PENERAPAN DAN
1. UU 20/2014: Sistem 1 PERUMUSAN STANDAR 2 STANDAR 3 PEMBERLAKUAN STANDAR
Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian Nasional - Panitia Teknis Sektor Pertanian - SNI ditetapkan oleh BSN - Penerapan standar : Wajib dan
- Tahapan: mulai Usulan - PTM ditetapkan melalui Sukarela.
2. PP 34/2018 : Sistem - Pemberlakuan standar wajib
Program hingga RSNI 3. Kepmentan atau
Standardisasi Nasional Permentan melalui Permentan
- Jenis RSNI meliputi sub sector
- Tahapan Penerapan: Sosialisasi, bimtek, OUTPUT
3. Permentan 58/2007 : tanpangan, horti, bun, nak
pendampingan, pengawasan
Pelaksanaan Sistem dengan jenis produk segar,
olahan, benih, alsin, metode - Kompetensi SDM: PMHP, Penyuluh • standar instrumen
Standardisasi di Bidang - Dukungan Lab di seluruh Indonesia pertanian yang
uji, pupuk, bibit, pakan, sistem.
Pertanian - Kompetensi SDM: Analis dimanfaatkan untuk
Standardisasi, Analis pembangunan pertanian
Kebijakan, Analis Pengawas
1. PP 86/2019, Keamanan Mutu. • standar mutu dan
Pangan keamanan pangan segar
- Pengawasan Reguler
yang diedarkan di dalam
– Permentan 51/2008 : Syarat - Pengawasan case by case - Codex 8 komite
- WTO (STDF), OIE, IPPC, ISO negeri dan ekspor
dan Tatacara Pendaftaran - Otoritas Kelembagaan : OKKP, OKPO
Pangan Segar Asal - Kelembagaan pendukung: - OKI (aspek halal)
Lembaga Sertifikasi, Lab Penguji, - GOMA (Global Organic Market Access)
Tumbuhan - EWG-MRLs (Residu Pestisida)
- Identifikasi dan reviu LS Pro, LS Jaminan varietas
– Permentan 20/2010: Sistem standar yang berlaku. - TFASHP (ASEAN standar horti &
- Kompetensi SDM : Fasilitator Mutu,
Jaminan Mutu dan - Lebih 5 tahun dilakukan other product)
Inspektor Keamanan Pangan, - EWG-GAP
Keamanan Pangan Segar pemeliharaan: Penetapan Inspektor Pangan Organik, PPNS
Hasil Pertanian. - ACC-TWWGFS (ASEAN Cocoa) OUTCOME
Kembali; Mengubah SNI; Keamanan Pangan, Auditor Internal - IMT-GT
2. PP 5/ 2021 : Penyelenggaraan atau Abolisi SNI Sistem Keamanan Pangan, - BIMP-EAGA
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Pengawas Mutu Hasil Pertanian - MRA (Mutual Recognition • Terwujudnya pembangunan
- Dukungan Laboratorium Arrangement) pertanian berkelanjutan
– Permentan 15 /2021 : Standar
PEMELIHARAAN
Kegiatan Usaha dan Standar
Produk Pada Penyelenggaraan 4 STANDAR
5
PENGAWASAN
6 HARMONISASI • Terjaminnya mutu dan
STANDAR STANDAR keamanan pangan segar
Perizinan Berusaha Berbasis yang diedarkan di dalam
Risiko Sektor Pertanian negeri dan ekspor
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
PERUBAHAN IKLIM
Gagal panen yang akan berakibat
kelangkaan/krisis pangan.
Tantangan
• Akses terhadap sumber pembiayaan,
teknologi, informasi, dan pasar rendah
• Sebaran produksi pangan tidak merata, Perlu ada kebijakan terobosan
baik antar daerah maupun antar waktu peningkatan produksi pangan
• Dampak negatif perubahan iklim global
MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK UNGGULAN NASIONAL
Trade-off Supply-Demand
1st - Standar Industri Penerapan SNI sukarela namun disertai
2nd - Standar Nasional dengan pembinaan oleh K/L Pembina sektor
3rd - Standar Internasional
Sukarela
Referensi Pasar
PASAR
4th - Regulasi Teknis
Persyaratan Pasar
Wajib
Apa perbedaan esensial antara
referensi dan persyaratan pasar ?
Tata Niaga
Domestik
Hilirisasi
Produksi
Infra-
Regulasi struktur
13
Hilirisasi
• Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan
nilai ekonomi dan daya saing suatu negara
atau wilayah dengan mengubah sumber
daya alam atau bahan mentah menjadi
produk jadi yang lebih kompleks dan
bernilai tinggi.
• Dalam konteks industri pertanian, hilirisasi
seringkali terkait dengan pengolahan
produk pertanian menjadi produk olahan
atau produk dengan nilai tambah yang
lebih tinggi.
Prinsip-prinsip Dasar Hilirisasi
Prinsip-prinsip dasar hilirisasi melibatkan langkah-langkah strategis dan pendekatan yang
digunakan dalam mengembangkan sektor pengolahan atau industri lanjutan. Setidaknya
terdapat 7 prinsip hilirisasi, yaitu :
Peningkatan Nilai Tambah
Prinsip ini mendasarkan hilirisasi pada tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan daya saing
1 melalui transformasi produk mentah menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Aktivitas
pengolahan harus mampu memberikan peningkatan nilai tambah yang signifikan kepada produk
Diversifikasi Produk
Hilirisasi melibatkan diversifikasi produk untuk menciptakan variasi dan pilihan yang lebih luas bagi
2 konsumen. Diversifikasi dapat meliputi pengembangan produk baru, variasi produk yang lebih
beragam, atau penggabungan produk dengan layanan atau fitur tambahan.
Pengembangan Pasar
6 Prinsip ini menekankan pentingnya pengembangan pasar yang kuat dan berkelanjutan untuk produk
olahan. Ini termasuk upaya memperluas pangsa pasar domestik dan akses ke pasar internasional melalui
promosi, pemasaran, dan upaya ekspor.
Kebijakan Dukungan
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung hilirisasi melalui kebijakan yang mendukung,
7 termasuk insentif fiskal, dukungan penelitian dan pengembangan, akses ke pembiayaan, dan regulasi
yang kondusif untuk investasi dan pengembangan industri pengolahan
Strategi Hilirisasi
Strategi untuk meningkatkan kualitas dan standar dalam proses hilirisasi , yaitu :
Analisis Gap
Lakukan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan (gap) antara kualitas dan standar yang berlaku
2 dengan kualitas produk saat ini. Identifikasi area di mana produk tidak memenuhi standar atau di
mana peningkatan kualitas dapat dilakukan. Ini akan membantu menetapkan area prioritas untuk
perbaikan kualitas.
Budaya Kualitas
Bangun budaya kualitas di seluruh organisasi. Seluruh tim harus berkomitmen untuk mencapai kualitas
10 yang tinggi dan mematuhi standar yang ditetapkan. Promosikan kesadaran akan pentingnya kualitas
dalam setiap langkah produksi dan tingkatkan partisipasi semua anggota tim dalam perbaikan kualitas .
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING
MELALUI STANDARDISASI
Click to edit Master titlestyle
• Click to editSTANDARDISASI
Master text styles MINYAK ATSIRI
• Second
Permintaan levelminyak atsiri
dunia untuk SNI Bahan Baku &
sangat tinggi, (Alighiri et al., 2016) Parameter persyaratan
• Third level mutu minyak atsiri Mutu Minyak Atsiri
• Fourth level sesuai SNI:
minyak • SNI 01-7160-2006 benih
1. Warna
cengkeh 5.000- •minyak nilam
Fifth level •
serai wangi
SNI 06-4267-1996 minyak
1.200-1.500 2. Bau
6.000 ton/ bunga cengkeh
ton/ tahun 3. Bobot jenis • SNI 8835-2019 minyak atsiri
tahun serai dapur
4. Indeks bias • SNI 2385-2019 minyak atsiri
minyak pala 5. Putaran optik nilam
minyak serai • SNI 8834-2019 minyak atsiri
wangi >2.000 >400 ton/ 6. Kelarutan dalam etanol eucaliptus (Eucalyptus
ton/ tahun tahun globulus Labill.)
7. Bilangan asam • SNI 2386-2019 minyak atsiri
8. Bilangan ester akar wangi [Chrysopogon
zizanioides (L.) Roberty, syn.
minyak kayu 9. Senyawa aktif Vetiveria zizanioides (L.)
putih >1.000 10. Bahan asing Nash.] (ISO 4716:2013,
MOD)
ton/ tahun
2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
1
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN
Click to edit Master titlestyle
DAYA SAING MELALUI STANDARDISASI
2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
1
Click to edit
PENERAPAN Master
STANDAR titlestyle
MENDUKUNG PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN PERTANIAN BERBASIS KORPORASI PETANI
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third levelmodel-
Keberhasilan Model-model
• Fourth level
model seperti RPIK,
• Fifth level TRANSFORMASI penerapan kawasan
Prima Tani, P4S, dll Pertanian terStandar
Kentang + Domba
Kab. Garut, Jawa
Barat
Mangga + Jagung Ayam KUB + Jagung
Kab. Pasuruan, Kab. Lombok Tengah
Jawa Timur NTB Inpres 1/2021
Perpres 18/2020
Kepmentan 472/2018
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH UMBI
SEBAGAI PANGAN LOKAL
Umbi segar
Jadi
Sawut /chip
Tepung Pati
kering/gaplek
Bubur
Cookies
Cookies Cake mie bayi
Pembuatan Tepung MOCAF
1 2 1 gr/kg 3 12 jam
4 5
ditepungkan
7
6
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH SAYUR DAN BUAH
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH PISANG
Pisang Olahan Pisang Buah Meja
PENGOLAHAN PISANG
Gaplek pisang
pencucian
penggorengan sawut pisang
Tepung pisang
pengemasan
tepung pisang
Olahan berbahan baku
olahan berbahan baku tepung
Kripik pisang Aneka olahan pisang pisang
tepung pisang
Swalayan
Pembuatan Tepung Pisang
3 mnt
26 kg
20%
3,3 kg
TERIMA KASIH