Anda di halaman 1dari 30

HILIRISASI PRODUK

PERTANIAN TERSTANDAR
MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN

Dr. Atekan, SP, M.Si


Kepala BSIP Jawa Timur
Badan Standardisasi Instrumen
Pertanian
BSIP merupakan hasil transformasi
kelembagaan Balitbangtan dengan
penyesuaian tentang tugas dan fungsinya.
BSIP bertugas melaksanakan koordinasi,
perumusan, penerapan, pemeliharaan,
dan harmonisasi standar instrumen
pertanian. Standardisasi memiliki peran
penting dalam melindungi dan
meningkatkan daya saing produk
pertanian.
TUGAS DAN FUNGSI
BADAN
STANDARDISASI Tugas:
INSTRUMEN Menyelenggarakan koordinasi, perumusan,
PERTANIAN penerapan, dan pemeliharaan, serta harmonisasi
Perpres No. 117 Tahun 2022 standar instrumen di bidang pertanian
Fungsi:
1 2 3 4 5
Penyusunan kebijakan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan tugas Pelaksanaan fungsi
teknis perencanaan koordinasi pemantauan, evaluasi, administrasi Badan lain yang diberikan
dan program, perumusan, dan pelaporan Standardisasi oleh Menteri
perumusan, penerapan, dan pelaksanaan koordinasi Instrumen Pertanian
penerapan, dan pemeliharaan, serta perumusan, penerapan,
pemiliharaan, serta harmonisasi standar dan pemeliharaan,
harmonisasi standar instrument di bidang serta harminisasi
instrumen di bidang pertanian standar instrument di
pertanian. bidang pertanian
SUSUNAN ORGANISASI
BADAN STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
(Permentan Nomor 19 tahun 2022)

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian

Sekretariat
• 1 Sekretariat Badan
• 4 Pusat
Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi Pusat Standardisasi
Instrumen Tanaman Instrumen Instrumen Instrumen Peternakan
Pangan Hortikultura Perkebunan dan Kesehatan Hewan

Permentan No 13 Tahun 2023

• 7 Balai Besar
• 49 Balai
• 3 Loka
STANDARDISASI
UU Nomor 20 tahun 2014 tentang SPK; PP 34/2018-SSPKN

Proses merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan,


memelihara, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja
sama dengan semua Pemangku Kepentingan

Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional,


T persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian
usaha, dan kemampuan Pelaku Usaha, serta kemampuan inovasi teknologi;
U
J Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, Pelaku Usaha, tenaga kerja,
dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan,
U kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

A
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan
N Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
STANDARDISASI INSTRUMEN INSTRUMEN PERTANIAN MENGACU PADA:
UU Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian
PERTANIAN Berkelanjutan (Pasal 4)

a) Perencanaan Budi Daya Pertanian;


1) Alat dan mesin pertanian yang dipakai pada on b) Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Budi Daya Pertanian;
farm dan off farm untuk mendukung produksi c) Penggunaan Lahan;
d) Perbenihan dan Perbibitan;
pertanian (seperti alsin : pengolahan lahan,
e) Penanaman;
budidaya, panen, dan pasca panen, pengolahan f) Pengeluaran dan Pemasukan Tanaman, Benih, Bibit, dan Hewan;
hasil pertanian, termasuk alsin yang berbasis AI, g) Pemanfaatan Air;
IoT dan Cyber Physical System); h) Pelindungan dan Pemeliharaan Pertanian;
2) Sarana budi daya (berupa lahan, air, benih, bibit, i) Panen dan Pascapanen;
pupuk, pestisida); j) Sarana Budi Daya Pertanian dan Prasarana Budi Daya Pertanian;
k) Usaha Budi Daya Pertanian;
3) Unit pelayanan teknis standar pertanian dan UPBS;
l) Pembinaan dan Pengawasan;
4) Dokumen resmi seperti standar, rekomendasi,
m) Penelitian dan Pengembangan;
pedoman umum, kebijakan. n) Pengembangan Sumber Daya Manusia;
o) Sistem Informasi; dan
p) Peran serta masyarakat.
Instrumen Fisik
Lahan pertanian, irigasi pertanian, pupuk,
pestisida, alsintan, pakan ternak,
pembiayaan pertanian

Instrumen Biologi
Varietas/galur tanaman dan ternak,
benih/bibit tanaman dan ternak,
mikroorganisme, DNA/RNA tanaman dan
ternak

Instrumen Sistem
Usaha tani integrasi tanaman-
ternak/tanaman- tanaman/ternak-ternak,
pasca panen pertanian, bioteknologi
pertanian, peningkatan kapasitas petani
dan peternak, perizinan pertanian
KERANGKA KERJA STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
PERENCANAAN DAN PENETAPAN PENERAPAN DAN
1. UU 20/2014: Sistem 1 PERUMUSAN STANDAR 2 STANDAR 3 PEMBERLAKUAN STANDAR
Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian Nasional - Panitia Teknis Sektor Pertanian - SNI ditetapkan oleh BSN - Penerapan standar : Wajib dan
- Tahapan: mulai Usulan - PTM ditetapkan melalui Sukarela.
2. PP 34/2018 : Sistem - Pemberlakuan standar wajib
Program hingga RSNI 3. Kepmentan atau
Standardisasi Nasional Permentan melalui Permentan
- Jenis RSNI meliputi sub sector
- Tahapan Penerapan: Sosialisasi, bimtek, OUTPUT
3. Permentan 58/2007 : tanpangan, horti, bun, nak
pendampingan, pengawasan
Pelaksanaan Sistem dengan jenis produk segar,
olahan, benih, alsin, metode - Kompetensi SDM: PMHP, Penyuluh • standar instrumen
Standardisasi di Bidang - Dukungan Lab di seluruh Indonesia pertanian yang
uji, pupuk, bibit, pakan, sistem.
Pertanian - Kompetensi SDM: Analis dimanfaatkan untuk
Standardisasi, Analis pembangunan pertanian
Kebijakan, Analis Pengawas
1. PP 86/2019, Keamanan Mutu. • standar mutu dan
Pangan keamanan pangan segar
- Pengawasan Reguler
yang diedarkan di dalam
– Permentan 51/2008 : Syarat - Pengawasan case by case - Codex 8 komite
- WTO (STDF), OIE, IPPC, ISO negeri dan ekspor
dan Tatacara Pendaftaran - Otoritas Kelembagaan : OKKP, OKPO
Pangan Segar Asal - Kelembagaan pendukung: - OKI (aspek halal)
Lembaga Sertifikasi, Lab Penguji, - GOMA (Global Organic Market Access)
Tumbuhan - EWG-MRLs (Residu Pestisida)
- Identifikasi dan reviu LS Pro, LS Jaminan varietas
– Permentan 20/2010: Sistem standar yang berlaku. - TFASHP (ASEAN standar horti &
- Kompetensi SDM : Fasilitator Mutu,
Jaminan Mutu dan - Lebih 5 tahun dilakukan other product)
Inspektor Keamanan Pangan, - EWG-GAP
Keamanan Pangan Segar pemeliharaan: Penetapan Inspektor Pangan Organik, PPNS
Hasil Pertanian. - ACC-TWWGFS (ASEAN Cocoa) OUTCOME
Kembali; Mengubah SNI; Keamanan Pangan, Auditor Internal - IMT-GT
2. PP 5/ 2021 : Penyelenggaraan atau Abolisi SNI Sistem Keamanan Pangan, - BIMP-EAGA
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Pengawas Mutu Hasil Pertanian - MRA (Mutual Recognition • Terwujudnya pembangunan
- Dukungan Laboratorium Arrangement) pertanian berkelanjutan
– Permentan 15 /2021 : Standar
PEMELIHARAAN
Kegiatan Usaha dan Standar
Produk Pada Penyelenggaraan 4 STANDAR
5
PENGAWASAN
6 HARMONISASI • Terjaminnya mutu dan
STANDAR STANDAR keamanan pangan segar
Perizinan Berusaha Berbasis yang diedarkan di dalam
Risiko Sektor Pertanian negeri dan ekspor
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

PERUBAHAN IKLIM
Gagal panen yang akan berakibat
kelangkaan/krisis pangan.

LAJU URBANISASI KONDISI PEREKONOMIAN


Laju yang tinggi, sehingga generasi GLOBAL.
muda cenderung meninggalkan • Terjadi pelemahan nilai tukar rupiah,
perdesaan/pertanian. Sektor pertanian harga produk dan biaya produksi
menjadi kurang diminati generasi menjadi lebih mahal.
penerus. • Krisis ekonomi berdampak pada
pelemahan ekspor

ASPEK DISTRIBUSI GEJOLAK HARGA PANGAN


Indonesia sebagai negara GLOBAL
kepulauan. Diperlukan Harga pangan yang berfluktuasi akibat
aksesibilitas dan sarana perubahan iklim sehinga harga pangan
transportasi yang lebih efisien. menjadi mahal

PENINGKATAN JUMLAH BENCANA ALAM


PENDUDUK Kemampuan dan ketersediaan pangan
Melebihi kapasitas lahan yang sering terganggu
tersedia
Kondisi dan Tantangan Nasional
Kondisi
• Jumlah penduduk Indonesia sebesar
275,77 juta jiwa (BPS, 2022) Peningkatan Permintaan Pangan
• Dinamika penduduk (urbanisasi) (Jumlah, Mutu, Keragaman dan
• Ketergantungan terhadap beras (2022 : Keamanan Pangan)
konsumsi 1.554 kg/kap/tahun)
• Masalah gizi

Tantangan
• Akses terhadap sumber pembiayaan,
teknologi, informasi, dan pasar rendah
• Sebaran produksi pangan tidak merata, Perlu ada kebijakan terobosan
baik antar daerah maupun antar waktu peningkatan produksi pangan
• Dampak negatif perubahan iklim global
MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK UNGGULAN NASIONAL
Trade-off Supply-Demand
1st - Standar Industri Penerapan SNI sukarela namun disertai
2nd - Standar Nasional dengan pembinaan oleh K/L Pembina sektor
3rd - Standar Internasional
Sukarela

Referensi Pasar
PASAR
4th - Regulasi Teknis
Persyaratan Pasar
Wajib
Apa perbedaan esensial antara
referensi dan persyaratan pasar ?

Standar berfungsi sebagai referensi/persyaratan pasar


Catatan : Pemberlakuan standar nasional secara wajib sebagai persyaratan pasar hanya dapat diterapkan secara
efektif apabila inspeksi prapasar maupun inspeksi pasar dapat dilaksanakan secara efektif dan harmonis
Sumber : BSN, 2022
INTEGRASI HULU-HILIR: PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK PERTANIAN
Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
SASARAN
o Konsumsi
pangan
beragam (PPH)
o Nilai Tambah
GEOSPASIAL ON FARM OFF FARM Produk
pertanian
Keberlanjutan Standar Kesesuaian (PDB)
o Yurisdiksi berkelanjutan o Good Agriculture Practices. o Traceability. o Kesejahteraan
o Manajemen air pertanian o Polikultur o Keamanan produk petani (NTP)
2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
16
Kementerian PPN/Bappenas 16
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEMANDIRIAN PANGAN

MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN:


• Fokus pada komoditas strategis
• Regulasi / Deregulasi yang menghambat
Mandiri
• Membangun infrastruktur
• Mekanisasi, agro-input, pasca panen, pengolahan
Pangan
• Mendorong investasi dan pembiayaan Bank
• Asuransi usahatani
• Tata niaga dan stabilisasi harga
• Mengendalikan impor dan mendorong ekspor Kendalikan Impor
• Sinergitas K/L, pusat-daerah dan lintas pelaku Dorong Ekspor

Tata Niaga
Domestik
Hilirisasi
Produksi
Infra-
Regulasi struktur

13
Hilirisasi
• Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan
nilai ekonomi dan daya saing suatu negara
atau wilayah dengan mengubah sumber
daya alam atau bahan mentah menjadi
produk jadi yang lebih kompleks dan
bernilai tinggi.
• Dalam konteks industri pertanian, hilirisasi
seringkali terkait dengan pengolahan
produk pertanian menjadi produk olahan
atau produk dengan nilai tambah yang
lebih tinggi.
Prinsip-prinsip Dasar Hilirisasi
Prinsip-prinsip dasar hilirisasi melibatkan langkah-langkah strategis dan pendekatan yang
digunakan dalam mengembangkan sektor pengolahan atau industri lanjutan. Setidaknya
terdapat 7 prinsip hilirisasi, yaitu :
Peningkatan Nilai Tambah
Prinsip ini mendasarkan hilirisasi pada tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan daya saing
1 melalui transformasi produk mentah menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Aktivitas
pengolahan harus mampu memberikan peningkatan nilai tambah yang signifikan kepada produk

Diversifikasi Produk
Hilirisasi melibatkan diversifikasi produk untuk menciptakan variasi dan pilihan yang lebih luas bagi
2 konsumen. Diversifikasi dapat meliputi pengembangan produk baru, variasi produk yang lebih
beragam, atau penggabungan produk dengan layanan atau fitur tambahan.

Peningkatan Kualitas dan Standar


Prinsip ini menekankan pentingnya meningkatkan kualitas produk dan memenuhi standar yang
3 relevan. Kualitas yang lebih tinggi akan meningkatkan daya saing dan citra produk, baik di pasar
domestik maupun internasional.
Pengembangan Kapasitas Industri
Hilirisasi membutuhkan pengembangan kapasitas industri dalam hal infrastruktur, teknologi, keterampilan
4 tenaga kerja, dan kemampuan manajerial. Ini melibatkan investasi dalam pengembangan sumber daya
manusia, peningkatan akses ke teknologi, dan peningkatan keahlian dalam kegiatan pengolahan.

Peningkatan Rantai Pasok


Hilirisasi melibatkan penguatan dan peningkatan efisiensi rantai pasok dengan menghubungkan produsen,
5 pengolah, distributor, dan pemasar dalam sinergi yang lebih erat. Ini melibatkan kolaborasi antar pemangku
kepentingan dan peningkatan koordinasi untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil dan penyaluran
produk yang efisien.

Pengembangan Pasar
6 Prinsip ini menekankan pentingnya pengembangan pasar yang kuat dan berkelanjutan untuk produk
olahan. Ini termasuk upaya memperluas pangsa pasar domestik dan akses ke pasar internasional melalui
promosi, pemasaran, dan upaya ekspor.

Kebijakan Dukungan
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung hilirisasi melalui kebijakan yang mendukung,
7 termasuk insentif fiskal, dukungan penelitian dan pengembangan, akses ke pembiayaan, dan regulasi
yang kondusif untuk investasi dan pengembangan industri pengolahan
Strategi Hilirisasi
Strategi untuk meningkatkan kualitas dan standar dalam proses hilirisasi , yaitu :

Pemahaman Kualitas dan Standar


penting untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang kualitas dan standar yang relevan dalam
1 industri dan pasar yang dituju. Pelajari standar kualitas yang berlaku, persyaratan teknis, dan regulasi
yang mengatur produk dan proses produksi. Pemahaman yang mendalam tentang standar ini akan
menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas produk..

Analisis Gap
Lakukan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan (gap) antara kualitas dan standar yang berlaku
2 dengan kualitas produk saat ini. Identifikasi area di mana produk tidak memenuhi standar atau di
mana peningkatan kualitas dapat dilakukan. Ini akan membantu menetapkan area prioritas untuk
perbaikan kualitas.

Peningkatan Proses Produksi


Evaluasi dan perbaiki proses produksi untuk meningkatkan kualitas produk. Identifikasi titik lemah
3 dalam proses produksi yang dapat mempengaruhi kualitas, dan lakukan perubahan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Fokus pada perbaikan yang berkelanjutan dan efisiensi untuk
mencapai standar yang ditetapkan.
Pemilihan Bahan Baku Berkualitas
Pastikan penggunaan bahan baku berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jalin
4 hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku yang dapat menyediakan bahan baku yang konsisten
dan berkualitas. Periksa sertifikasi dan kualitas bahan baku yang diterima sebelum digunakan dalam proses
produksi.
.
Pengendalian Kualitas
Terapkan pengendalian kualitas yang ketat di seluruh rantai produksi. Ini meliputi pengujian dan inspeksi
5 bahan baku, pemeriksaan kualitas selama proses produksi, serta pengujian produk jadi sebelum
didistribusikan ke pasar. Pengendalian kualitas yang baik akan membantu memastikan bahwa produk
memenuhi standar yang ditetapkan .
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Dukung pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
6 standar kualitas dan praktik terbaik dalam industri. Pastikan karyawan terlatih dengan baik dalam
prosedur kerja, teknik produksi, dan metode pengujian kualitas yang relevan. Karyawan yang terampil
akan dapat memastikan kualitas yang konsisten dan memenuhi standar yang ditetapkan .
Pengujian dan Sertifikasi Independen
Melibatkan pihak ketiga independen untuk melakukan pengujian dan sertifikasi produk dapat
7 memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen mengenai kualitas dan kepatuhan terhadap
standar. Sertifikasi dari lembaga yang diakui akan memberikan validasi eksternal terhadap kualitas
produk
Umpan Balik Pelanggan
Dapatkan umpan balik dari pelanggan secara teratur untuk memahami persepsi mereka tentang kualitas
8 produk. Gunakan umpan balik ini sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan pengembangan produk
lebih lanjut. Mengintegrasikan kebutuhan dan preferensi pelanggan dalam proses perbaikan kualitas akan
membantu memenuhi harapan pelanggan .

Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus


Lakukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus terhadap kualitas produk dan proses produksi. Gunakan
9 metrik kualitas yang relevan dan indikator kinerja untuk memantau perbaikan dan menjaga kualitas yang
konsisten. Identifikasi dan tangani masalah kualitas segera ketika terdeteksi .

Budaya Kualitas
Bangun budaya kualitas di seluruh organisasi. Seluruh tim harus berkomitmen untuk mencapai kualitas
10 yang tinggi dan mematuhi standar yang ditetapkan. Promosikan kesadaran akan pentingnya kualitas
dalam setiap langkah produksi dan tingkatkan partisipasi semua anggota tim dalam perbaikan kualitas .
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING
MELALUI STANDARDISASI
Click to edit Master titlestyle
• Click to editSTANDARDISASI
Master text styles MINYAK ATSIRI
• Second
Permintaan levelminyak atsiri
dunia untuk SNI Bahan Baku &
sangat tinggi, (Alighiri et al., 2016) Parameter persyaratan
• Third level mutu minyak atsiri Mutu Minyak Atsiri
• Fourth level sesuai SNI:
minyak • SNI 01-7160-2006 benih
1. Warna
cengkeh 5.000- •minyak nilam
Fifth level •
serai wangi
SNI 06-4267-1996 minyak
1.200-1.500 2. Bau
6.000 ton/ bunga cengkeh
ton/ tahun 3. Bobot jenis • SNI 8835-2019 minyak atsiri
tahun serai dapur
4. Indeks bias • SNI 2385-2019 minyak atsiri
minyak pala 5. Putaran optik nilam
minyak serai • SNI 8834-2019 minyak atsiri
wangi >2.000 >400 ton/ 6. Kelarutan dalam etanol eucaliptus (Eucalyptus
ton/ tahun tahun globulus Labill.)
7. Bilangan asam • SNI 2386-2019 minyak atsiri
8. Bilangan ester akar wangi [Chrysopogon
zizanioides (L.) Roberty, syn.
minyak kayu 9. Senyawa aktif Vetiveria zizanioides (L.)
putih >1.000 10. Bahan asing Nash.] (ISO 4716:2013,
MOD)
ton/ tahun
2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
1
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN
Click to edit Master titlestyle
DAYA SAING MELALUI STANDARDISASI

• Click to edit Master


STANDARDISASI
text styles BAHAN BAKU
• Second level
• Third level
PEMANIS DAN PANGAN TAMBAHAN
• Fourth level
• Fifth
Standardisasi Bahan
level Baku SNI Bahan Baku

• Parameter mutu mengacu pada • SNI 7312 : 2008 Benih tebu


kompendial/monografi bahan alam • SNI 01-6237-2000 Gula merah tebu
• SNI 01-3140-2001 Gula Kristal putih
• Contoh parameter: Organoleptik, sakarosa, • SNI 01-3176-1992 Biji wijen
glukosa, kadar sabut
• SNI 01-4468-1998 Minyak wijen sebagai minyak
makan

2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
1
Click to edit
PENERAPAN Master
STANDAR titlestyle
MENDUKUNG PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN PERTANIAN BERBASIS KORPORASI PETANI
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third levelmodel-
Keberhasilan Model-model
• Fourth level
model seperti RPIK,
• Fifth level TRANSFORMASI penerapan kawasan
Prima Tani, P4S, dll Pertanian terStandar

Perlu Kesiapan SDM Tangguh dan Kinerja Manajemen yang Agile


Untuk kebijakan implementasi/upscalling oleh Ditjen terkait,
perlu regulasi dalam bentuk Kepmentan
2/28/2023Pertanian
Kementerian
1
1
KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR BINAAN BSIP
KOMODITAS NO BSIP KOMODITAS UNGGULAN LOKASI KAWASAN
NO BSIP LOKASI KAWASAN
UNGGULAN
1 ACEH KOPI ARABIKA GAYO ACEH TENGAH 16 JATIM MANGGA PASURUAN
2 • Click to edit
SUMUT Master text
KOPI ARABIKA styles
SIMALUNGUN
17
18
KALBAR
KALTENG
KELAPA
KOPI
MENPAWAH
KOTAWARINGIN BARAT
3 SUMBAR GAMBIR PESISIR SELATAN &
• Second level LIMAPULUH KOTA
19
20
KALSEL
KALTIM
CABAI RAWIT HIYUNG
PISANG KEPOK GERECEK
TAPIN
KUTAI TIMUR
• Third level
21 BALI KOPI ARABIKA BANGLI
4 RIAU •MANGGIS
Fourth level PELALAWAN & KAMPAR
22 NTB VANILI LOMBOK UTARA
5 JAMBI PINANG BETARA TANJUNG JABUNG BARAT
• Fifth level 23 NTT SAPI BALI TIMOR KUPANG
6 KEPRI KELAPA DALAM BINTAN 24 SULSEL KAKAO LUWU
7 SUMSEL KOPI KOTA PAGAR ALAM 25 SULTRA KAKAO KOLAKA TIMUR
8 BABEL LADA BANGKA SELATAN 26 SULBAR KOPI MAMASA
9 BENGKULU KOPI KEPAHIANG 27 SULTENG KELAPA BANGGAI
10 LAMPUNG KOPI LAMPUNG BARAT & 28 GORONTALO JAGUNG GORONTALO, POHUWATO,
TANGGAMUS GORONTALO UTARA,
BOALEMO
11 BANTEN AREN LEBAK
12 DKI JAKARTA ALPUKAT CIMPEDAK JAKARTA TIMUR 29 SULUT KRISAN TOMOHON
30 MALUKU PALA MALUKU TENGAH
13 JABAR UBI CILEMBU SUMEDANG 31 MALUT PALA HALMAHERA UTARA
14 JATENG MANGGIS CILACAP & PURWOREJO 32 PAPBAR KAKAO MANOKWARI
15 DIY SALAK SLEMAN 33 PAPUA KAKAO JAYAPURA
2/28/2023
CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN TERSTANDAR MELALUI ICARE
9 Provinsi Dan 14 Komoditas
Kelapa + Jagung
Kab. Minahasa Utara,
Jeruk Siam Pontianak+Padi Sulawesi Utara
Kab. Sambas,
Kalimantan Barat

Sapi perah + Kentang


Kopi + Kambing Kab Gowa, Kakao + Sapi potong
Kab. Tanggamus, Sulawesi Selatan
Kab. Kolaka Timur,
Lampung Pisang + Padi Sulawesi Tenggara
Kab. Brebes,
Jawa Tengah

Kentang + Domba
Kab. Garut, Jawa
Barat
Mangga + Jagung Ayam KUB + Jagung
Kab. Pasuruan, Kab. Lombok Tengah
Jawa Timur NTB Inpres 1/2021
Perpres 18/2020
Kepmentan 472/2018
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH UMBI
SEBAGAI PANGAN LOKAL

Umbi segar

Jadi

Keripik Emping Dodol stik Setengah


jadi
Tape

Sawut /chip
Tepung Pati
kering/gaplek

Bubur
Cookies
Cookies Cake mie bayi
Pembuatan Tepung MOCAF

1 2 1 gr/kg 3 12 jam

4 5

ditepungkan
7
6
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH SAYUR DAN BUAH
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH PISANG
Pisang Olahan Pisang Buah Meja

Pisang mentah Pisang matang Penanganan Segar Pisang

PENGOLAHAN PISANG

buah mutu baik buah mutu rendah


Pisang dikupas

Gaplek pisang
pencucian
penggorengan sawut pisang

Tepung pisang
pengemasan
tepung pisang
Olahan berbahan baku
olahan berbahan baku tepung
Kripik pisang Aneka olahan pisang pisang
tepung pisang

Swalayan
Pembuatan Tepung Pisang

3 mnt

26 kg

20%
3,3 kg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai