Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK 7

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

ANALISIS PASAR KONSUMEN


PADA PRODUK KOPI ROBUSTA SEMENDO

Disusun oleh:

LIDIYA KARENSA 1821011022


DEBBY ANCHIKA 1821011026
ERYA NOUR SEPTIANY 1821011030

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah masuknya kopi di wilayah Sumatera Selatan berkaitan erat dengan sistem
Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa di zaman Belanda. Sistem Tanam Paksa,
adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch
pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%)
untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman
ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan
hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak
memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik
pemerintah yang menjadi semacam pajak.

Kopi Padang Arabika Semendo


Pada praktiknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh
wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada
pemerintahan Belanda. Wilayah yang digunakan untuk praktik cultuurstelstel pun tetap
dikenakan pajak. Warga yang tidak memiliki lahan pertanian wajib bekerja selama
setahun penuh di lahan pertanian.
Masyarakat Semendo menanam kopi jauh sebelum Indonesia Merdeka melalui
wilayah Pagar Alam. Daerah yang berbatasan langsung adalah Marcawang Pagar Alam
dan daerah Rantau Dedap Semendo (Semende). Kopi dibawa dan dikembangkan oleh
penduduk lokal dengan cara tradisional yaitu mengambil bibit kopi dari dalam hutan
yang tumbuh dari sisa kotoran pemakan biji kopi seperti Kelelawar dan Luwak.
Disamping itu banyak masyarakat Semendo (Semende) yang tinggal dan memiliki
kebun di daerah Pagar Alam sehingga kopi kemudian dikembangkan di daerah
Semendo (Semende).
Pada awalnya kopi yang ditanam oleh masyarakat Semendo adalah jenis kopi
Arabika masyarakat menyebutnya kopi Padang, tetapi karena hasilnya sedikit
masyarakat petani kemudian menanam kopi jenis gerudak atau yang dikenal dengan
Kopi Robusta. Riset dan analisis konsumen kopi robusta semendo harus menjadi
kegiatan utama untuk mengembangkan strategi pemasaran kopi semendo. Riset
konsumen mencakup banyak jenis studi, seperti tes pemasaran, uji coba iklan, efek
promosi penjualan, analisis data penjualan dan pangsa pasar, eksperimen penetapan
harga, pola lalu lintas dan belanja, survei, dan banyak lagi lainnya.

Urutan logis adalah pertama-tama meneliti dan menganalisis apa yang


dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen sehubungan dengan penawaran produk
kopi lain dari perusahaan dan pesaing. Analisis lingkungan konsumen diperlukan untuk
melihat faktor apa yang saat ini mempengaruhi mereka dan perubahan apa yang terjadi.
Berdasarkan penelitian dan analisis ini, strategi pemasaran dikembangkan yang
melibatkan penetapan tujuan, menentukan target pasar yang tepat, dan
mengembangkan bauran pemasaran/4P’s (product, promotion, price, place) untuk
mempengaruhinya. Setelah pasar sasaran telah dipilih berdasarkan analisis yang cermat
terhadap perbedaan utama dalam kelompok konsumen, strategi pemasaran melibatkan
menempatkan rangsangan di lingkungan yang diharapkan akan menjadi bagian dari
lingkungan pasar sasaran dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku anggotanya.
Riset dan analisis konsumen untuk kopi robusta semendo ini tidak boleh berakhir
ketika strategi telah diterapkan. Sebaliknya, penelitian harus terus menyelidiki efek dari
strategi dan apakah itu bisa dibuat lebih efektif. Dengan demikian, strategi pemasaran
harus melibatkan proses yang berkelanjutan untuk meneliti dan menganalisis konsumen
dan mengembangkan, menerapkan, dan terus meningkatkan strategi.
B. Rumusan Masalah
Kopi merupakan jenis minuman yang digemari masyarakat. Para konsumen Kopi
membeli Kopi biasanya dikarenakan kebiasaan dan kefanatikan konsumen dengan
Kopi yang sering mereka konsumsi sehari-harinya. Dalam menarik perhatian
konsumen, produsen berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Berbagai merek produk menawarkan keunggulannya masing- masing yang
diwujudkan dalam atribut yang melekat dalam suatu produk seperti rasa, aroma,
warna, kemasan, kapasitas isi, harga, dan sebagainya sehingga menimbulkan
perbedaan antar merek. Kopi merupakan salah satu produk yang memiliki banyak
pesaing. Terdapat beberapa produk Kopi dengan berbagai merek dan variasi bentuk
kemasan yang dijual di pasar tradisional dalam hal ini adalah jenis kopi robusta
semendo. Banyaknya merek Kopi yang ada dipasaran akan memunculkan
perilaku konsumen terhadap perbedaan antar merek.
Ada banyak konsumen Kopi mengkonsumsi Kopi dengan berbagai alasan
berdasarkan atribut yang ada pada Kopi itu sendiri. Atribut Kopi diantaranya adalah
(1) Rasa yang memberikan kenikmatan tersendiri bagi konsumen,
(2) Aroma, tidak semua Kopi memiliki aroma, konsumen Kopi biasanya senang
mengkonsumsi Kopi yang memiliki aroma wangi karena dapat menambah
kenikmatan saat mengkonsumsinya,
(3) Kemasan dan desain kemasan, kemasan Kopi yang terbuat dari alumenium foil
dirasa cukup mudah untuk dibuka jika akan dikonsumsi dan desain kemasan
dengan warna desain yang bermacam-macam membuat ketertarikan tersendiri bagi
konsumen Kopi, dan
(4) Harga, harga produk yang relatif terjangkau memberikan kecenderungan perilaku
konsumen low involvemen (keterlibatan rendah), ditandai dengan pengambilan
keputusan yang tidak memerlukan banyak pertimbangan, artinya konsumen tanpa
harus berpikir panjang untuk membeli Kopi karena harga Kopi yang murah.
Namun, tidak secara otomatis dapat dipastikan perilaku konsumen dalam
pembelian Kopi low involvemen (keterlibatan rendah).
Bagi pengkonsumsi Kopi, kenikmatan dan keistimewaan citarasa Kopi
penting karena dapat memberikan kepuasan tersendiri yang ditandai dengan
usaha mengumpulkan informasi-informasi terlebih dahulu, membandingkan
produk, selanjutnya mengevaluasi untuk menentukan pilihan yang terbaik.
Sehingga seharusnya perilaku konsumen Kopi adalah hight involvemen (keterlibatan
tinggi). Keunikan inilah yang membuka kemungkinan perilaku konsumen akan
low involvemen (keterlibatan rendah) ataukah hight involvemen (keterlibatan
tinggi) bagi konsumen Kopi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa saja cara efektif untuk mensegmentasi pasar?
2. Bagaimana produk diposisikan secara efektif?
3. Apa hubungan antara strategi produk dan konsumen?
4. Apa hubungan antara strategi promosi dan konsumen?
5. Amenentukan pa hubungan antara saluran distribusi dan konsumen?
6. Apa hubungan antara strategi penetapan harga dan konsumen?
7. Variabel konsumen apa yang mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran?
8. Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan konsumen yang loyal terhadap
merek?
9. Apa peran kepuasan konsumen dalam mengembangkan penawaran pasar yang
sukses?
10. Bagaimana perbedaan perilaku konsumen non-toko dari perilaku di toko?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa pasar konsumen kopi
robusta semendo dengan fokus analisa sebagai berikut:
1. Menganalisa seberapa efektif segmentasi pasar dan penempatan produk kopi
robusta semendo.
2. Menganalisa hubungan antara strategi produk dan promosi, saluran distribusi dan
penetapan harga terhadap konsumen.
3. Menentukan variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategi pemasaran
kopi robusta semendo
4. Menganalisa bagaimana mengembangkan konsumen loyal terhadap produk dan
peran kepuasan terhadap pengembangan penawaran pasar
5. Menganalisa perbedaan perilaku konsumen toko dan non toko kopi robusta
semendo
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam ilmu marketing management hal yang sangat penting untuk dilakukan
adalah mengerti perilaku dan tindakan konsumen. Salah satu upaya untuk memahami
perilaku dan tindakan konsumen adalah dengan mengadakan analisis terhadap pasar
konsumen. Untuk meneliti pasar konsumen, terdapat kerangka kerja 7O untuk
menjawab pertanyaan kunci tentang pasar berikut ini:
1. Siapa yang membentuk pasar? Occupants (penghuni)
2. Apa yang dibeli pasar? Objects (benda)
3. Mengapa pasar membeli? Objectives(tujuan)
4. Siapa yang berpartisipasi dalam pembelian? Organizations (organisasi)
5. Bagaimana cara pasar membeli? Operations (operasi)
6. Kapan pasar membeli? Occations (peristiwa)
7. Di mana pasar membeli? Outlets (kios)
Analisis konsumen dapat diterapkan pada beberapa tingkatan. Ini dapat digunakan
untuk menganalisis tidak hanya konsumen tunggal tetapi juga kelompok konsumen
yang membentuk target pasar - kelompok konsumen yang lebih besar yang terdiri atas
semua pembeli produk dalam suatu industri - atau seluruh masyarakat.

A. Strategi pemasaran
Dari sudut pandang analisis konsumen, strategi pemasaran adalah serangkaian
rangsangan yang ditempatkan di lingkungan konsumen yang dirancang untuk
memengaruhi pengaruh, kognisi, dan perilaku mereka. Rangsangan ini meliputi hal-hal
seperti produk, merek, iklan kemasan, kupon, toko, kartu kredit, label harga,
komunikasi tenaga penjual, dan, dalam beberapa kasus, suara (musik), bau (parfum),
dan isyarat sensorik lainnya.
Analisis Roda Konsumen: Dasar analisis konsumen disajikan sebagai roda. Ini
adalah roda karena terus berputar dengan perubahan konsumen dan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran diperlakukan sebagai pusat roda karena itu adalah kegiatan
pemasaran pusat dan dirancang oleh organisasi pemasaran untuk mempengaruhi
konsumen. Sekitar strategi pemasaran adalah pengaruh konsumen dan kognisi, perilaku
konsumen dan lingkungan konsumen.
B. Pengaruh Konsumen dan Kerja sama
Pengaruh dan kognisi konsumen merujuk pada dua jenis respons mental yang
ditunjukkan konsumen terhadap rangsangan dan peristiwa di lingkungan mereka.
Mempengaruhi mengacu pada perasaan mereka tentang rangsangan dan peristiwa,
seperti apakah mereka suka atau tidak menyukai suatu produk. Kognisi mengacu pada
pemikiran mereka, seperti keyakinan mereka tentang produk tertentu.

C. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mengacu pada tindakan fisik konsumen yang dapat diamati
dan diukur secara langsung oleh orang lain. Ini juga disebut perilaku terbuka untuk
membedakannya dari aktivitas mental, seperti berpikir, yang tidak dapat diamati secara
langsung.
Perilaku sangat penting untuk strategi pemasaran karena hanya melalui perilaku
penjualan dapat dilakukan dan keuntungan diperoleh. Meskipun banyak strategi
pemasaran dirancang untuk memengaruhi pengaruh dan kognisi konsumen, strategi ini
pada akhirnya harus menghasilkan Perilaku Konsumen yang Terlalu Tinggi untuk
memiliki nilai bagi perusahaan. Dengan demikian, sangat penting bagi pemasar untuk
menganalisis, memahami, dan memengaruhi perilaku terbuka.

D. Lingkungan Konsumen
Lingkungan konsumen mengacu pada segala sesuatu di luar konsumen yang
memengaruhi apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan lakukan. Ini termasuk
rangsangan sosial, seperti tindakan orang lain dalam budaya, subkultur, kelas sosial,
Grup Referensi, dan keluarga, yang mempengaruhi konsumen. Ini juga termasuk
rangsangan fisik lainnya, seperti toko, produk, iklan, dan tanda-tanda, yang dapat
mengubah pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen.
Lingkungan konsumen penting untuk pemasaran karena merupakan media di
mana rangsangan ditempatkan untuk mempengaruhi konsumen. Misalnya, pemasar
menjalankan iklan selama acara TV bahwa pasar sasaran mereka menonton untuk
memberi informasi, membujuk, dan mengingatkan mereka untuk membeli produk dan
merek tertentu. Pemasar dapat mengirim sampel gratis, kupon, katalog, dan iklan
melalui pos untuk membawanya ke lingkungan konsumen. Toko-toko terletak di dekat
area padat penduduk untuk mendekatkan mereka ke konsumen.
Jelas, strategi pemasaran harus dirancang tidak hanya untuk mempengaruhi
konsumen tetapi juga untuk dipengaruhi oleh mereka. Misalnya, jika penelitian
menunjukkan bahwa konsumen merasa jijik (mempengaruhi dan kognisi) dengan iklan
untuk suatu produk, perusahaan mungkin ingin mengubah iklannya agar lebih menarik
bagi pasar. Jika penelitian menunjukkan bahwa konsumen di pasar sasaran tidak
berbelanja (perilaku) di toko-toko di mana produk perusahaan ditampilkan, strategi
distribusi mungkin harus diubah. Jika penelitian menunjukkan bahwa konsumen ingin
dapat memperoleh informasi dari situs Web perusahaan (lingkungan) dan tidak ada,
perusahaan mungkin ingin membuatnya. Dengan demikian, strategi pemasaran harus
dikembangkan, diterapkan, dan diubah berdasarkan riset dan analisis konsumen.

E. Tingkat Analisis Konsumen


Sebagaimana dicatat, riset dan analisis konsumen dapat dilakukan pada
beberapa tingkatan yang berbeda. Analisis Roda Konsumen adalah alat yang fleksibel
yang dapat membantu dalam memahami berbagai masyarakat, industri, segmen pasar,
atau konsumen individu. Ini dapat digunakan secara bermanfaat oleh kedua ahli strategi
pemasaran untuk memahami dinamika yang membentuk masing-masing level ini.
Konsumen adalah titik fokus dalam pengembangan strategi pemasaran yang
sukses. Strategi pemasaran keduanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengaruh
dan kognisi, perilaku, dan lingkungan konsumen. Analisis konsumen di tiga bidang
harus membantu pemasar mengembangkan jawaban yang terinformasi untuk
pertanyaan tentang strategi pemasaran seperti berikut:
1. Apa saja cara efektif untuk mensegmentasi pasar?
2. Bagaimana produk diposisikan secara efektif?
3. Apa hubungan antara strategi produk dan konsumen?
4. Apa hubungan antara strategi promosi dan konsumen?
5. Apa hubungan antara saluran distribusi dan konsumen?
6. Apa hubungan antara strategi penetapan harga dan konsumen?
7. Variabel konsumen apa yang mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran?
8. Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan konsumen yang loyal terhadap
merek?
9. Apa peran kepuasan konsumen dalam mengembangkan penawaran pasar yang
sukses?
10. Bagaimana perbedaan perilaku konsumen non-toko dari perilaku di toko?
F. Masyarakat
Perubahan dalam apa yang diyakini masyarakat dan bagaimana anggotanya
berperilaku dapat dianalisis dengan Analisis Roda Konsumen. Misalnya, perubahan
terbaru dalam masyarakat kita melibatkan perhatian yang lebih besar terhadap
kesehatan dan kebugaran. Bagaimana perubahan ini terjadi? Tentunya, konsumen
selalu peduli dengan hidup panjang, hidup bahagia. Semakin banyak penelitian medis
mengindikasikan bahwa orang bisa lebih sehat dan hidup lebih lama jika mereka makan
dengan benar dan berolahraga secara teratur.
Penelitian ini mungkin telah mengubah sikap beberapa konsumen tentang
kebiasaan makan dan olahraga mereka. Ketika konsumen ini, khususnya mereka yang
berada di Pantai Barat, mengubah sikap mereka dan mulai hidup dengan gaya hidup
yang lebih sehat, banyak konsumen lain meniru kepercayaan dan pola perilaku ini.
Selain itu, orang yang sehat dan beradab dianggap lebih menarik di masyarakat kita.
Keyakinan ini mungkin telah mempercepat gerakan kesehatan dan kebugaran. Juga,
karena berbagai industri yang berhubungan dengan kesehatan, seperti makanan
kesehatan, peralatan olahraga, dan pakaian olahraga, mengembangkan dan
mempromosikan kebiasaan makan yang tepat dan olahraga teratur, konsumen semakin
terbuka terhadap konsep dan manfaat gaya hidup aktif.

G. Industri
Analisis Roda Konsumen dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
perusahaan dan pesaingnya dengan konsumen di industri tertentu. Sebagai contoh,
perhatikan efek dari masalah kesehatan pada industri bir. Bir ringan dari Miller
mengambil keuntungan dari gerakan kesehatan dan menciptakan pasar untuk bir
dengan kalori rendah. Miller Brewing Company menjadi pemimpin pasar bir ringan
dengan menjadi yang pertama menawarkan produk yang konsisten dengan perubahan
yang terjadi di masyarakat, dan itu juga, melalui pengembangan dan pemasaran produk,
membantu mempercepat perubahan. Dengan demikian, perubahan keyakinan dan
perilaku konsumen mengenai asupan kalori memengaruhi strategi pemasaran untuk
memperkenalkan dan menyebarkan perubahan dalam keyakinan dan perilaku
konsumen. Keberhasilan produk memengaruhi pesaing untuk juga menawarkan bir
ringan, yang selanjutnya mengubah permintaan untuk kategori produk ini.
Namun, perubahan lain dalam industri ini adalah kekhawatiran dengan minum
yang bertanggung jawab, yang mengurangi permintaan untuk produk alkohol secara
umum. Perubahan ini telah menyebabkan pengembangan dan pemasaran bir
nonalkohol dan, bagi banyak konsumen, tidak melakukan minuman beralkohol.
Kelompok konsumen seperti Mothers Against Drunk Driving dan Students Against
Drunk Driving juga memengaruhi banyak anggota masyarakat untuk mengurangi
konsumsi alkohol. Meskipun mabuk dan riuh dianggap perilaku yang dapat diterima
beberapa tahun yang lalu, banyak konsumen tidak lagi merasa demikian. Demikian
pula, merokok pada suatu waktu dianggap sebagai tanda kedewasaan dan "kesejukan,"
sedangkan hari ini semakin sedikit tempat umum yang mentolerir merokok.
Di tingkat industri, perubahan dalam kognisi, pengaruh, dan perilaku konsumen
dapat mengancam produk yang sudah ada dan juga dapat menawarkan peluang untuk
mengembangkan produk yang lebih konsisten dengan nilai dan perilaku baru. Strategi
pemasaran yang sukses tergantung pada analisis hubungan konsumen-produk tidak
hanya untuk produk perusahaan tetapi untuk orang-orang dari pesaing, dan
menciptakan keunggulan dibandingkan penawaran kompetitif.

H. Segmen Pasar
Analisis Roda Konsumen dapat digunakan untuk menganalisis kelompok
konsumen yang memiliki kesamaan dalam kognisi, pengaruh, perilaku, dan
lingkungan. Perusahaan-perusahaan yang sukses dalam suatu industri biasanya
membagi pasar total menjadi segmen-segmen dan mencoba untuk menarik paling kuat
satu atau lebih dari mereka. Misalnya, penekanan pada kesehatan mendorong banyak
konsumen untuk terlibat dalam olahraga. Namun, sepatu khusus yang dirancang untuk
bermain setiap olahraga secara efektif tidak selalu tersedia. Saat ini konsumen dapat
menemukan banyak variasi dan gaya sepatu untuk berlari, bersepeda, sepak bola, bola
basket, dan olahraga lainnya. Sepatu ini bervariasi dalam desain, fitur, dan kisaran
harga untuk menarik bagi kelompok konsumen yang serupa dalam beberapa hal.

I. Konsumen Individu
Akhirnya, Analisis Roda Konsumen dapat digunakan untuk menganalisis
riwayat konsumsi, pembelian tunggal, atau beberapa aspek pembelian untuk konsumen
tertentu. Lands 'End, seorang pemasar katalog, dengan hati-hati menganalisis
konsumen perorangan berdasarkan riwayat pembelian sebelumnya. Perusahaan
kemudian dapat menargetkan konsumen individu dengan katalog khusus dari jenis
barang yang dibeli sebelumnya.
J. Analisis Lebih Detail Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan
pribadi.

a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh luas dan terdalam. Budaya merupakan
serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota
masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain. Suatu budaya mencakup perilaku,
nilai, dan asumsi. Budaya umumnya dianggap berhubungan dengan masyarakat.
Seorang anak yang tumbuh di Amerika Serikat terpapar dengan nilai-nilai berikut:
pencapaian dan kesuksesan, aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan,
kenyamanan materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan eksternal, kemanusiaan,
dan kemudaan. Penawaran produk dan praktik pemasaran dan penjualan harus berbeda
atau harus memiliki variasi yang sesuai untuk budaya yang berbeda.
Budaya masyarakat tidak monolitik dan akan ada subkultur. Subkultur adalah
kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi kehidupan yang serupa. Subkultur di AS didasarkan pada kebangsaan, agama,
kelompok ras, kelas sosial dan wilayah geografis. Ketika orang yang mengikuti
subkultur jumlahnya banyak dan kaya, perusahaan sering menggunakannya sebagai
segmen pasar sasaran dan merancang produk khusus dan program pemasaran untuk
melayani mereka.
Subkultur juga muncul karena kelas sosial yang merupakan pembagian
kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota
memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Di AS, tujuh kelas sosial dijelaskan
dalam studi klasik.
1. Turunkan lebih rendah
2. Turunkan atas
3. Kelas pekerja
4. Kelas menengah
5. Kelas menengah atas
6. Turunkan bagian atas
7. Bagian atasnya.
Orang-orang dalam setiap kelas cenderung lebih mirip dalam hal pakaian, pola bicara,
fasilitas transportasi dan cara hiburan yang digunakan.
b. Faktor sosial
Keanggotaan kelompok, kelompok di mana seseorang menjadi anggota
memiliki pengaruh pada perilaku konsumsinya. Orang adalah anggota kelompok
primer seperti keluarga, kelompok pertemanan, tetangga, rekan kerja di mana interaksi
sangat sering terjadi. Mereka juga berpartisipasi dalam banyak kegiatan sekunder di
mana interaksi lebih jarang. Orang juga memiliki kelompok aspirasional di mana
mereka bukan anggota tetapi ingin menjadi anggota. Demikian pula, mereka memiliki
kelompok disosiatif yang tidak mereka setujui. Kelompok memiliki pemimpin opini
dan pemasar harus mempengaruhi pemimpin opini untuk mempengaruhi anggota
kelompok.
Pentingnya keluarga dapat diukur dengan sebuah temuan yang mengatakan
sebanyak 47% dari pengeluaran rumah tangga Amerika pada tahun 2005 sebesar lebih
dari $ 700 miliar dipengaruhi oleh anak-anak di bawah 14 tahun. Pengaruhnya langsung
ketika anak menuntut produk dan merek dan tidak langsung. di mana orang tua
berusaha membeli apa yang menurut mereka disukai atau diinginkan anak-anak
mereka.
Peran dan Status, peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk
dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. setiap peran membawa status yang
mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

c. Faktor Pribadi
Faktor personal yang memiliki pengaruh pada pola dan perilaku konsumsi, yang
meliputi:
1. Usia dan Tata Siklus Hidup
2. Situasi Pekerjaan
3. Situasi Ekonomi
4. Gaya Hidup yaitu pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas,
interest, dan opinion orang tersebut.
Dalam gaya hidup terdapat lima segmen.
1. Ekonomi Berkelanjutan
2. Pola hidup sehat
3. Gaya Hidup Ekologis
4. Perawatan Kesehatan Alternatif
5. Pengembangan pribadi
5. Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian, psikologis yang membedakan
seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus
terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat
menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka.

d. Perilaku Konsumsi Terkait Psikologis Kunci


1. Motivasi: kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan
atas kebutuhan tersebut (Teori Freud, Maslow, dan Herzberg).
a. Teori Freud (Sigmund Freud) mengasumsikan bahwa kekuatan
psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah
ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara
penuh motivasinya sendiri. Ketika seseorang mengamati merek tertentu
ia tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk
tersebut, tetapi juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti
bentuk, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek. Satu teknik yang
disebut teknik tangga (laddering) memungkinkan kita melacak motivasi
seseorang dari motivasi instrumental yang dinyatakan sampai motivasi
yang lebih terminal. Kemudian pemasar dapat memutuskan pada tingkat
apa mereka akan mengembangkan pesan dan daya tarik.
b. Teori Maslow (Abraham Maslow) brusaha menjelaskan mengapa orang
didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Jawabannya
adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling
menekan sampai yang paling tidak menekan seperti kebutuhan
psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan akan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang-orang akan
berusaha memuaskan kebutuhan terpentingnya terlebih dahulu. Ketika
seseorang berhasil memuaskan sebuah kebutuhan penting, maka ia akan
berusaha memuaskan kebutuhan penting lainnya.
c. Teori Herzberg (Frederick Herzberg) mengembangkan teori dua faktor
yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier (faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier (faktor yang
menyebabkan kepuasan). Ketiadaan dissatifier tidak cukup untuk
memotivasi pembelian, sehingga harus ada satisfier.
Teori Herzberg mempunyai dua implikasi. Pertama, penjual seharusnya
melakukan yang terbaik untuk menghindari ketidakpuasan. Meskipun
hal ini tidak akan menjual produk, hal ini mengakibatkan produk tidak
mudah terjual. Kedua, penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan
atau motivator utama pembelian di pasar dan kemudian memasok
mereka.
2. Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menafsirkan input
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang bermakna. Orang dapat
muncul dengan persepsi berbeda tentang objek yang sama karena tiga proses
persepsi; perhatian selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif. Persepsi
bawah sadar juga merupakan konsep yang menarik.
3. Pembelajaran, menginduksi perubahan perilaku orang dalam perilaku
konsumsi dan perilaku konsumen. Ahli teori pembelajaran mengusulkan bahwa
pembelajaran dihasilkan melalui interaksi antara dorongan, rangsangan, isyarat,
respons, dan penguatan. Pengkondisian klasik dan pengondisian operan
(instrumental) adalah dua pendekatan klasik untuk belajar.
4. Ingatan, sebuah merek harus masuk ke ingatan orang-orang sehingga
membentuk bagian dari set kesadaran. Karenanya pemasar harus memahami
proses pengembangan memori. Pemasaran harus menjadi cara untuk
memastikan konsumen memiliki jenis produk dan pengalaman layanan yang
tepat untuk menciptakan struktur pengetahuan merek yang tepat dan
mempertahankannya dalam ingatan.
BAB III
PEMBAHASAN

KOPI Semendo adalah kopi yang berasal dari daerah Muara Enim dan suku
Basemah (Pagaralam). Kopi ini merupakan varietas kopi yang paling banyak dijumpai
di kalangan masyarakat awam di Sumatera Selatan. Kopi Semendo adalah kopi robusta
yang diolah dengan cara tradisional hingga menciptakan citarasa yang unik. Kopi
Semendo merujuk pada daerah dataran Bukit Barisan Sumatera Selatan yang ditanam
di ketinggian 1.400 Di Atas Permukaan Laut (DPL) di perkebunan sekitar Gunung
Dempo. Namun karena letak geografis yang berdekatan, dan sama-sama jenis kopi
robusta, maka tak jarang produsen kopi bubuk mencampur jenis kopi ini, sehingga pada
akhirnya Kopi Basemah dan Kopi Semendo menjadi sulit dibedakan.
Robusta adalah varietas yang banyak digunakan dalam blending untuk espresso
karena jenis kopi ini bisa menghasilkan crema yang lebih bagus. Makanya delegasi dari
Specialty Italian Coffee Association (SIACA) pernah mengadakan kontak bisnis
dengan importir kopi dari Palembang untuk mengimpor sebanyak 20 ton per tahun.
Kopi Semendo merupakan kopi yang terkenal dengan keharuman dan kenikmatannya.
Para petani pernah mengatakan bahwa kopi semendo merupakan kopi favorit dari Ratu
Yuliana dari Belanda pada zaman dulu.
Untuk memenuhi kecintaan beliau terhadap Kopi Semendo, maka pemerintah
Belanda membuat kebun kopi terbaik di daerah Simpang Padang Karet Pagaralam
untuk menghasilkan biji kopi yang seluruh hasil panennya dikirim ke dapur istana Sang
Ratu di Belanda. Kopi semendo mempunyai bau yang khas dan harum karena diolah
secara tradisional (salah satunya menggunakan kayu bakar dengan api sedang yang
menyebabkan cita rasa dan aroma kopi Semendo menjadi unik dan diburu para pecinta
kopi), diambil dari buah yang matang, bijinya dijemur kering, disanggrai hingga masak
dan ditumbuk halus oleh masyarakat setempat.

A. SEGMENTASI PASAR
Segmen pasar digunakan untuk menyesuaikan produk, promosi, harga, lokasi,
dan pengalaman pelanggan kepada konsumen. Segmen pasar terdiri atas
pengelompokan pelanggan potensial yang memiliki kesamaan yang dapat digunakan
untuk mengoptimalkan pemasaran.
Adapun segmentasi pasar konsumen kopi robusta semendo antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut:
 Kebutuhan pelanggan – Kebutuhan pelanggan adalah jenis segmen pasar yang
paling umum. Sebagai contoh, beberapa pelanggan membutuhkan kopi tanpa kafein
dan yang lain membutuhkan kopi biasa. Ini adalah suatu pilihan penting yang lain
dalam sebuah produk selain harga, lokasi, dan promosi berdasarkan kebutuhan.
 Preferensi Pelanggan – Preferensi pelanggan adalah tingkat kesukaan atau
kecenderungan konsumen untuk lebih memilih produk kopi robusta semendo
dibandingkan dengan produk kopi dengan merk lain.
 Gaya hidup – Interaksi sosial warung kopi merefleksikan sebuah gaya hidup.
 Budaya – Menargetkan budaya, superkultur, atau subkultur. Pasar kopi di
Indonesia sudah semakin berkembang yang ditandai dengan budaya ngopi dan
selera konsumen yang semakin teredukasi terhadap kopi.
 Jenis – Jenis pelanggan seperti konsumen biasa atau pebisnis.
 Demografis – Demografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, kebangsaan,
agama, dan etnis.
 Pendapatan – Kelas konsumsi kopi terkadang juga dipengaruhi oleh pendapatan
konsumen. Misalnya konsumsi kopi robusta semendo yang kelas premium mungkin
hanya dikonsumsi oleh konsumen dengan tingkat pendapatan menengah keatas.
 Sensitivitas harga – Di luar penghasilan, orang memiliki kepekaan harga yang
berbeda dibandingkan dengan kategori produk.
 Kesetiaan pelanggan – Produk, harga, dan promosi yang menargetkan pelanggan
yang paling setia atau mungkin pelanggan yang paling setia kopi robusta semendo.
 Penggemar – Segmen berdasarkan antusiasme pelanggan untuk kategori merek,
teknologi pembuatan, atau produk.
 Konteks – Segmen berdasarkan situasi seperti tema yang menarik berhubungan
dengan musim liburan, acara, atau acara istimewa tertentu.
Dari beberapa segmentasi pasar konsumen diatas, akan difokuskan pada
segmentasi tertentu yang dapat menggaet konsumen lebih banyak. Selanjutnya baru
dapat ditentukan menu kopi mana yang akan dijual. Segmentasi menjadi dasar langkah
strategis berikutnya untuk memilih segmen yang dijadikan sasaran, serta menempatkan
diri pada posisi terbaik untuk melakukan penjualan. Jika jenis produk merupakan kopi
bubuk, dapat membidik pangsa pasar konsumen akhir dan pasar tradisional.
B. POSISI PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN
Pemasaran terhadap kopi robusta semendo akan berhasil meraup omzet besar
apabila menerapkan strategi pemasaran berikut ini:
 Mengutamakan kualitas produk. Meskipun harga kopi relatif lebih mahal
dibanding produk sejenis, tapi apabila citarasa dan aroma kopi dapat
memuaskan konsumen, hal ini akan menjadi kelebihan kopi robusta
semendo.
 Memposisikan dirinya sebagai rumah ketiga. Sejak awal, ciptakan kedai kopi
robusta semendo sebagai “rumah ketiga” bagi semua orang yang berpergian
dari rumah dan tempat kerja. Jadi kedai kopi bukan sekedar tempat untuk
membeli secangkir kopi, melainkan sebuah tempat berkumpul untuk
bersosialisasi dan berdiskusi, terutama bagi para pelajar dan para profesional
muda. Pengalaman dan atmosfer yang unik dan menenangkan ini menjadi
konsep yang sangat kuat, sehingga konsumen merasa sangat tertarik dengan
took/kedai kopi robusta semendo.
 Kepuasan pelanggan. Dari pintu masuk ke dalam kedai kopi hingga tetes kopi
terakhir, konsumen harus bisa merasakan keunikan dalam pengalaman
mencicipi kopi robusta semendo.
 Inovasi. Ciptakan ide kreatif dan inovatif dalam menambahkan pilihan
produk. Misalnya menambahkan rasa yang berbeda pada kopi robusta
semendo atau menambahkan pilihan jenis.
 Eskistensi di Media Sosial. Dua cara untuk memperkuat eksistensi di media
sosial, yaitu dengan cara meningkatkan engagement di media sosial dan
beriklan. Lakukan posting setiap hari di seluruh akun media sosial dan
lanjutkan promosi dengan memperbanyak kuis berhadiah voucher kopi atau
giveaway lainnya dengan rutin tentang produk kopi robusta semendo.
 Membuat website. Sebuah brand yang memiliki website akan memperkuat
brand awareness produk kopi robusta semendo di masyarakat. Buat desain
dan konten yang menarik serta informasi harganya. Jangan lupa memuat
artikel edukasi seputar kopi robusta semendo.
C. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah segala aktivitas yang melibatkan orang pada saat
menyeleksi, membeli dan menggunakan produk sebagai pemuas kebutuhannya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tipe perilaku konsumen kopi robusta
semendo di pasar tradisional adalah perilaku membeli mengurangi keragu-raguan
(dissonance reducing buying behavior). Biasanya perilaku konsumen adalah penuh
arti dan berorientasi tujuan. Produk diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana
keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidupnya. Hasil penelitian
menujukkan bahwa faktor sosial dan faktor kepribadian konsumen kopi robusta
semendo berpengaruh dalam pembelian kopi tersebut. Faktor sosial, yaitu kelompok
acuan yang terdiri dari keluarga, teman dan tetangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok acuan tersebut merupakan
sumber informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian kopi robusta semendo
konsumen selain iklan media cetak maupun elektronik. Biasanya, konsumen dengan
tipe perilaku pembelian yang mengurangi keragu-raguan akan memperhatikan
informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Melalui informasi
yang didapatkannya tersebut konsumen mempunyai kesempatan untuk mengamati dan
mencoba suatu produk Kopi dan kemudian mereka menyadari bahwa suatu produk
Kopi tersebut telah memenuhi suatu kebutuhan.
Dengan demikian, konsumen akan berupaya untuk mencari informasi
sebanyak- banyaknya mengenai produk-produk Kopi yang ada di pasaran.
Konsumen semakin banyak mendapat informasi dari manapun yang membuat
konsumen semakin terinformasikan. Jadi, selain adanya stimulasi aktif dari
produsen Kopi, memang ada keinginan dari konsumen sendiri untuk mencari
informasi sehingga perilaku konsumen pun menjadi berubah. Kemudian faktor
kepribadian, yaitu gaya hidup. Konsumen Kopi di konsumen tidak lagi
mementingkan merek tetapi lebih mempertimbangkan atribut Kopi dalam proses
pembelian Kopi.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Pasar Konsumen merupakan pasar yang dimana pembelinya adalah individual
yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan. Konsumen adalah pengambil
keputusan konstrutif dan terpapar banyak pengaruh kontekstual.Perilaku konsumen
dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor
individu.
Pada era globalisasi ini pemasaran tidak lebih merupakan perang informasi dari
pihak satu ke pihak lainnya dengan tujuan penjualan. Lingkungan pemasaran sangat
cepat berubah karena adanya pengaruh internal maupun eksternal suatu kawasan/
Negara sehingga di perlukanya informasi mengenai perubahan prilaku konsumen
dalam membeli dan keputusan pengambilan suatu produk yang dapat menjadi peluang
pemasaran yang tepat
Terkait dengan produk kopi robusta semendo pertama-tama meneliti dan
menganalisis apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen sehubungan
dengan penawaran produk kopi lain dari perusahaan dan pesaing. Analisis lingkungan
konsumen diperlukan untuk melihat faktor apa yang saat ini mempengaruhi mereka dan
perubahan apa yang terjadi. Berdasarkan penelitian dan analisis ini, strategi pemasaran
dikembangkan yang melibatkan penetapan tujuan, menentukan target pasar yang tepat,
dan mengembangkan bauran pemasaran/4P’s (product, promotion, price, place) untuk
mempengaruhinya. Setelah pasar sasaran telah dipilih berdasarkan analisis yang cermat
terhadap perbedaan utama dalam kelompok konsumen, strategi pemasaran melibatkan
menempatkan rangsangan di lingkungan yang diharapkan akan menjadi bagian dari
lingkungan pasar sasaran dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku anggotanya.
Riset dan analisis konsumen untuk kopi robusta semendo ini tidak boleh
berakhir ketika strategi telah diterapkan. Sebaliknya, penelitian harus terus menyelidiki
efek dari strategi dan apakah itu bisa dibuat lebih efektif. Dengan demikian, strategi
pemasaran harus melibatkan proses yang berkelanjutan untuk meneliti dan
menganalisis konsumen dan mengembangkan, menerapkan, dan terus meningkatkan
strategi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Pemasaran oleh Kotler, Philip (Edisi ke-9),


Manajemen Pemasaran oleh Kotler, Philip dan Kevin Keller, Edisi ke-13
http://answers.mheducation.com/marketing/consumer-behavior/consumer-analysis
https://qaweh.com/blog/sejarah-kopi-sumatera-selatan-dan-semendo/
https://translate.google.com/translate?hl=jv&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fnrao
mtr.blogspot.com%2F2011%2F12%2Fanalysis-of-consumer-markets.html

Anda mungkin juga menyukai