PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan bangsa Indonesia umumnya ditopang oleh pembangunan di segala bidang
industri jasa maupun pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi dan hasil pertanian atau
yang biasa disebut dengan agroindustri. Semakin berkembangnya industri pangan selain
dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, juga dapat memberikan dampak negatif
dari berbagai sektor. Salah satu dampak negatif dengan berkembangnya industri adalah
timbul pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah industri. Limbah tersebut merusak
keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian alam.
Industri tepung tapioka atau kanji merupakan salah satu industri pangan yang terdapat di
Indonesia. Bahan baku industri ini adalah umbi ketela pohon yang diolah menjadi tepung
tapioka. Tepung tapioka merupakan bahan baku untuk keperluan industri makanan,
industri tekstil, industri kertas, dan lain-lain. Limbah industri tapioka termasuk limbah
organik, karena ditimbulkan sebagai sisa dari pengolahan ketela pohon yang merupakan
salah satu bahan organik. Apabila masalah limbah ini tidak ditangani, maka dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk padat ataupun di
tepi sungai. Lokasi industri di daerah tersebut dapat berakibat fatal bagi lingkungan dan
makhluk hidup yang mendiami daerah sekitar. Semakin berkembangnya lingkungan
industri maka, perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan di industri tapioka.
Pengelolaan lingkungan ini tidak hanya dilakukan setelah proses produksi selesai.
Pengelolaan lingkungan ini diarahkan dengan melakukan perubahan dalam proses produksi.
Selain itu, perlu dilakukan pembangunan lokasi pabrik Industri yang strategis dan penuh
pertimbangan. Sehingga dapat dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian
sumber daya serta mengurangi beban pencemar yang keluar sebagai hasil dari proses.
Perumusan Masalah
Rencana dalam pembuatan pabrik tepung singkong (kanji) tentunya memiliki suatu
permasalahan yang perlu dikembangkan. Permasalahan tersebut menyangkut bagaimana
melakukan perencanaan pembangunan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp
2.000.000.000 hingga pabrik tersebut beroperasi dan menghasilkan tepung kanji yang siap
jual.
Pembatasan Masalah
Perencanaan pembuatan pabrik tepung kanji ini pun dibatasi oleh beberapa hal. Adapun
pembatasan dalam masalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Tujuan Penulisan
Pembuatan pabrik tepung kanji ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Mampu melakukan analisis dan estimasi biaya pembuatan pabrik tepung kanji
dengan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00.
2.
3.
PEMBAHASAN
Industri tapioka mulai berkembang sejak tahun 1980-an. Industri pengolahan tapioka ini
menggunakan modal sendiri dan sebagian menggunakan modal dari perbankan dan bantuan
dari BUMN serta kemitraan. Di Indonesia, industri tepung tapioka memiliki asosiasi, yaitu
Assosiasi Tepung Tapioka Indonesia (ATTI) yang berpusat di Jakarta. Keberadaan asosiasi
ini belum begitu dirasakan oleh pihak-pihak terkait terutama petani yang tidak dapat
menikmati harga singkong sesuai dengan kesepakatan antara pemda, petani dan pengusaha.
Sementara pengusaha tidak dapat memperoleh bahan baku secara langsung dari petani.
Asosiasi ini diharapkan dapat berperan dalam pengendalian harga pasar tepung tapioka,
harga bahan baku serta akses permodalan bagi pengusaha, sehingga industri tapioka dapat
berkembang dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.
Tapioka atau kanji atau tepung singkong ini berbahan dasar singkong. Singkong disebut juga
ubi kayu atau ketela pohon. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri,
yakni meliputi industri makanan, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Dalam industri makanan,
pengolahan singkong, dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong,
singkong yang dikeringkan, dan tepung singkong atau tepung tapioka.
Gambar 1. Singkong
(Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/terapan/images)
Teknologi yang dapat digunakan dalam industri tepung kanji atau tapioka adalah industri
tradisional, semi modern, dan full otomate. Industri tradisional adalah industri pengolahan
tapioka yang mengandalkan sinar matahari dan produksi tergantung pada musim. Industri
semi modern menggunakan mesin pengering (oven) dalam tahap pengeringan. Sedangkan,
industri full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari
proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full
otomate berarti memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja
yang sedikit, waktu lebih pendek, serta menghasilkan tapioka yang berkualitas.
Tenaga kerja pada industri tapioka tidak memerlukan keahlian khusus. Jumlah tenaga kerja
pun ditentukan oleh kapasitas produksi dan teknologi yang digunakan. Semakin tinggi
volume produksi semakin besar jumlah tenaga kerja yang diserap. Tenaga kerja yang
dibutuhkan meliputi seluruh proses produksi dari pengupasan sampai pada pengeringan
produk. Adapun tahapan proses produksi dari pembuatan tepung tapioka, yaitu sebagai
berikut:
1.
Pengupasan
Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging
singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, dilakukan pula tahap pemilihan singkong
yang berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak
diproses menjadi tapioka dan dijadikan sebagai makanan untuk ternak.
2.
Pencucian
Pencucian dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan meremas-remas singkong di
dalam bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran pada singkong.
3.
Pemarutan. Pada tahap pemarutan ini dilakukan cara semi mekanis. Tahap ini
maksudnya adalah pemarutan dilakukan dengan digerakkan oleh generator. Pada tahap
ini tidak sepenuhnya menggunakan tenaga maksimal manusia.
4.
Pemerasan
Tahap pemerasan ini dilakukan dengan menggunakan saringan goyang. Dimana setelah
dilakukan pemarutan dan dihasilkan bubur singkong, lalu bubur singkong tersebut
diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan
bergoyang, ditambahkan pula air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan
ditampung dalam bak pengendapan.
No
Asumsi
Satuan
Jumlah/nilai
Periode proyek
Tahun
Ruas tanah
Hektar
Hari
25
Bulan
12
Hari
300
Kapasitas maksimum/hari
Ton
Ton
125
Ton
1500
Ton
3.800.000,-
Ton
20
-Tapioka
25%
-Onggok
8%
-Tenaga manajerial
Rp/Orang
Rp/Orang
20
-Tenaga manajerial
Rp/Orang
Rp/orang
Ton
125
Rp/ton
400.000
10
5%
A. Singkong
1 kg : Rp. 400,00
12,5 ton : Rp. 5.000.000,- dengan potongan 5 % menjadi Rp. 4.750.000 / hari = Rp.
118.750.000,00/bulan = Rp. 1.425.000.000/tahun.
B. Hari Kerja
Jam 8 s.d 12. Breakjam 13 s.d 17 (8jam / hari) dengan hari Jumat sebagai hari libur
dan hari kerja Sabtu sampai Kamis. (1 bulan : 25 hari) dengan 7 divisi pekerjaan dengan
jumlah operator sebanyak 20 orang.
1.
Pengupasan = 10 orang
2.
Pencucian
3.
4.
Pemerasan
5.
Penyaringan = 1 orang
6.
Penirisan
7.
= 3 orang
= 2 orang (packing)
= 1 orang
: Rp. 1.000.000,-
Transportasi
: Rp. 384.000.000,-
: Rp. 684.000.000,-
Perawatan Mesin
: Rp.15.000.000
I.
Bahan baku
: Rp. 1.425.000.000
Gaji
: Rp. 180.000.000
Listrik
: Rp. 18.000.000
Solar
: Rp. 27.000.000
Telepon
: Rp. 12.000.000
pembelian mesin
: Rp. 350.000.000,-
Perawatan mesin
: Rp. 14.400.000
Marketing
: Rp.
: Rp. 15.000.000 +
Total biaya
: Rp. 2.053.400.000
J.
12.000.000
Biaya Tanah
: Rp. 10.000.000
: Rp. 100.000.000
Pembangunan (Kontraktor)
: Rp. 500.000.000 +
Total Biaya
K.
: Rp. 610.000.000
Biaya tahunan
: Rp. 2.053.400.000
Biaya Transportasi
: Rp.
684.000.000,-
Biaya Tanah
: Rp.
610.000.000 +
Total Biaya
: Rp. 3.347.400.000,-
L.
Sisa Uang
: Rp. 2.000.000.000
: Rp. 1.350.000.000
: Rp. 3.347.400.000
: Rp.
2.600.000
PERINCIAN KEUNTUNGAN
Selama 1 hari dapat menghasilkan 5 ton Tepung tapioka, maka selama 1 tahun mampu
menghasilkan 1500 ton tepung tapioka. Dimana 1 karung tepung tapioka berisi 50 kg
tapioca. Dengan harga 1 kilogram tapioka sebesar Rp. 4000.
1 karung tapioka
: Rp. 190.000
Biaya bersih:
100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000
40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 +
Total
:Rp. 6.060.000.000
Modal+Bunga 10%
: Rp. 1.842.500.000.
Total
: Rp. 4.217.500.000
Pengembalian modal dilakukan secara 2 tahap, yaitu tahun pertama sebesar 50% dan
: Rp. 4.217.500.000
: Rp. 3.347.400.000
Thn 1 : Rp.
870.100.000
Tahun Pertama
No
1
6
7
8
Input
Tenaga kerja
A. Tetap
B. Tidak Tetap
Jumlah
Bahan Baku
A. Singkong
Jumlah
Biaya overhead
A. Solar
B. Listrik
C. Telepon
Jumlah
Transportasi
A. Mobil truck
B. Bensin
Penjualan
Output
Perbaikan dan
pemeliharaan
alat
Perizinan dan
tanah
Pembeliaan
mesin
Penjualan
onggok
Jumlah
20
20
12.5
12.5
20
1
1
22
2
150
Harga(per
satuan)
750.000
750.000
4.750.000
4.750.000
4.500
1.500.000
1.000.000
2.504.500
384.000.000
4500
Nilai per
bulan
15.000.000
15.000.000
118.750.000
118.750.000
2.250.000
1.500.000
1.000.000
4.750.000
25.000.000
Nilai per
tahun
180.000.000
180.000.000
1.425.000.000
1.425.000.000
27.000.000
18.000.000
12.000.000
57.000.000
384.000.000
300.000.000
125
19.000.000
475.000.000
5.700.000.000
Minggu
300.000
1.200.000
14.400.000
Rupiah
610.000.000
610.000.000
Unit
365.000.000
365.000.000
Ton
1.200.000
Satuan
Orang/bulan
Orang/bulan
Ton
Ton
Liter/hari
Bulan
Bulan
Unit
Liter
Ton per
bulan
30.000.000
360.000.000
Marketing
Pengembalian
modal + bunga
10
10% th 1
Jumlah Total Biaya
9
Rupiah
1.000.000
1.000.000
12.000.000
Rupiah
1.842.500.000
339.300.000
1.842.500.000
870.100.000
Nilai per
bulan
15.000.000
15.000.000
Nilai per
tahun
180.000.000
180.000.000
: Rp. 1.425.000.000,-
Gaji karyawan
: Rp. 180.000.000
Biaya overhead
: Rp.
Transportasi
: Rp. 300.000.000
Maintenance
: Rp.
14.400.000
Perijinan
: Rp.
10.000.000
Marketing
: Rp.
12.000.000
Total
: Rp. 1,998,400,000
57.000.000
Rp. 6.060.000.000
: Rp. 6.930.100.000
: Rp. 6.930.100.000
Rp. 2.904.950.000
Tahun Kedua
No
1
Input
Tenaga kerja
A. Tetap
B. Tidak Tetap
Jumlah
Satuan
Orang/bulan
Orang/bulan
Jumlah
20
20
Harga(per
satuan)
750.000
750.000
Bahan Baku
A. Singkong
Jumlah
3
Biaya overhead
A. Solar
B. Listrik
C. Telepon
Jumlah
4
Transportasi
A. Bensin
Penjualan
5
Output
Perbaikan dan
pemeliharaan
6
alat
7
Perizinan
Penjualan
8
onggok
9
Marketing
Pengembalian
modal + bunga
10
10% th 2
11
Sisa auang th 1
Jumlah Total Biaya
Ton
Ton
Liter/hari
Bulan
Bulan
12.5
12.5
20
1
1
22
150
4.750.000
4.750.000
4.500
1.500.000
1.000.000
2.504.500
4500
118.750.000
118.750.000
2.250.000
1.500.000
1.000.000
4.750.000
25.000.000
1.425.000.000
1.425.000.000
27.000.000
18.000.000
12.000.000
57.000.000
300.000.000
125
19.000.000
475.000.000
5.700.000.000
Minggu
Rupiah
1
1
300.000
10.000.000
1.200.000
14.400.000
10.000.000
Ton
Rupiah
2
1
1.200.000
1.000.000
30.000.000
1.000.000
360.000.000
12.000.000
Rupiah
Rupiah
1
1
2.026.750.000
870.100.000
Liter
Ton per
bulan
339.300.000
Rp. 1.425.000.000/tahun
2. Gaji
Rp. 180.000.000/tahun
3. Perawatan mesin
Rp.
14.400.000/tahun
4. Ijin
Rp.
10.000.000
Total
Biaya variabel
1. Energy
Rp. 45.000.000/tahun
2. Transportasi
Rp. 300.000.000/tahun
3. Marketing
Rp.
Total
1.000.000/tahun
BEP = FC / (1-VC/P)
Dimana:
FC
: Biaya Tetap
2.026.750.000
870.100.000
2.904.950.000
VC
BEP = FC / (1-VC/P)
= 1.629.400.000 / (1- (364.000.000/5.700.000.000))
= 1.629.400.000 / 0.93614035
= 1.740.550.975,- / tahun
KESIMPULAN
1. Setelah melakukan perhitungan dari berbagai macam referensi baik melalui media
informasi maupun langsung kepada orang yang mengerti akan harga bahan baku yang
digunakan untuk membuat tepung kanji, yaitu singkong. Dengan menggunakan modal
sebesar Rp. 2.000.000.000,00 serta tambahan pinjaman terhaap Bank sebesar
Rp.1.350.000.000 mampu melakukan proses pembuatan sebuah pabrik tepung kanji
yang sudah meliputi biaya operasional pabrik selama 1 tahun, seperti tenaga kerja,
perbaikan mesin, bahan baku, dll.
2. Pembuatan pabrik tepung kanji ini telah melalui proses perencanaan yang matang, baik
dari
segi
pembuatan
maupun
dari
segi
produksi
yang
dihasilkan.
Dengan