Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGENALAN TEKNIK MESIN

Peran Teknik Mesin Untuk Menunjang Pembangunan Nasional

Di Bidang Industri Pertanian Padi

OLEH

NAMA : ALIFIA KANEYSHA PERANGIN-ANGIN

NPM : 2004102010076

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Ir. Khairil, M.T.

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2020
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan untuk menuju
perbaikan disegala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan pada seperangkat nilai
yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang didambakan.

Pembangunan disini lebih diarahkan pada pembangunan potensi, inisiatif, daya kreasi, dan
kepribadian dari setiap warga masyarakat. Dengan pembangunan, masyarakat diharapkan
semakin mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraanya. Pembangunan menuntut
orientasi masa depan bagi kelestarian manusia dan alam.

Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam
padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan
ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah
tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Pembangunan nasional Indonesia terkhusus dalam sektor pertanian padi, tidak terlepas dari
penggunaan serta pemanfaatan teknologi khususnya mesin. Mesin berperan penting dalam
pengolahan pertanian padi yang memerlukan banyak waktu, biaya serta tenaga. Untuk
menunjang hal tersebut mesin berpengaruh besar dan menjadi salah satu alat yang sangat penting
untuk meningkatkan mutu serta mempercepat kinerja.
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran teknik mesin
untuk menunjang pembangunan nasional di bidang industri pertanian spesialis padi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tanaman Padi


Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan
daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier
padi berasal dari dua benua Oryza fatua koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia,
sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari
Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza
officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan
didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil
usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat
tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah
sub tropika.
2.2 Proses Pengolahan Padi

Hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5%
kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan 2-3% lembaga. Sekam membentuk jaringan
keras sebagai perisai pelindung bagi butir beras terhadap pengaruh luar. Kulit ari bersifat kedap
terhadap oksigen, CO2 dan uap air, sehingga dapat melindungi butir beras dari kerusakan
oksidasi dan enzimatis. Lapisan katul merupakan lapisan yang paling banyak mengandung
vitamin B1. Selain itu katul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin. Endosperm
merupakan bagian utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah pati. Selain pati,
endosperm juga mengandung protein dalam jumlah cukup banyak, serta selulosa, mineral dan
vitamin dalam jumlah kecil.

Sekam merupakan 15-30% bagian gabah. Fungsi sekam antara lain melindungi kariopsis dari
kerusakan, serangan serangga dan serangan kapang. Sekam terdiri dari palea dan lemma.
Struktur palea/lemma yaitu epidermis luar, sklerenimia (mengandung lignin), parenkimia, dan
epidermis dalam.
Kariopsis terdiri dari kulit luar dan endospem. Kulit luar terdiri dari perikarp (10µm), seed coat
(0.5µm), nucellus (2.5µm), dan aleuron (5.0µm). Sedangkan endosperm terdiri dari sub aleuron,
pati dan terdapat rongga udara pada beras pera sehingga mudah patah waktu digiling.

Klasifikasi beras menurut FAO

Sifat fisik gabah dan beras

Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang (lebih dari 7
mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari 5 mm). Sedangkan
berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar), beras dapat dibagi menjadi
empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (s.4-3.0), agak bulat (2.0-2.39) dan bulat
(kurang dari 2).

Tinggi rendahnya mutu beras tergantung kepada beberapa factor, yaitu spesies dan varietas,
kondisi lingkungan, waktu pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan
cara penyimpanan. Persyaratan mutu beras yang ditetapkan oleh Bulog (1983) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tahapan pengolahan primer padi, yaitu padi diolah menjadi gabah, kemudian dari gabah
menjadi beras
Padi harus segera dikeringkan untuk menghindari pertumbuhan kapang yang dapat menyebabkan
warna kuning. Pengeringan dapat dilakukan dengan memakai sinar matahari (penjemuran
dengan menggunakan tikar, tampah, lamporan), pengering buatan dan pengering surya.

Lamporan dibuat miring supaya air dapat mengalir dan untuk mencegah air tergenang. Pada
pengering buatan, jika kering cepat maka akan banyak menghasilkan beras patah. Sedangkan
pengeringan dengan sinar matahari untuk menghasilkan beras kepala. Pengeringan surya tidak
cocok untuk gabah biasa. Pengeringan surya ini sangat mahal biasanya untuk padi bulu yang
nilai ekonominya tinggi.

a. Penggabahan

Cara penggabahan antara lain diinjak-injak, dipukulkan, ditumbuk, menggunakan pedal thresner
dan mesin perontok. Keuntungan cara penggabahan diinjak-injak adalah kerusakan fisik kecil
dan kemungkinan loss/hilang/terpelanting sangat kecil, sedangkan kerugiannya adalah
kapasitasnya rendah. Keuntungan bila dipukulkan adalah kapasitas lebih besar sedangkan
kerugiannya adalah ada beras yang patah, loss lebih besar. Untuk menghindarinya harus
dikerjakan dalam pulungan. Keuntungan bila ditumbuki adalah kapasitas lebih besar dari pada
diijak- injak, sedangkan kerugiannya adalah rendemen yang dihasilkan rendah karena banyak
beras yang patah. keuntungan dengan menggunakan pedal thresner adalah kapasitasnya besar
sedangkan kerugiannya adalah banyak beras yang patah.

b. Penggilingan dan Penyosohan

Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar
diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan
(lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg, Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi
besar.
Tahapan penggilingan padi

Penggilingan Padi Besar

1. Perontokan padi. Alat yang digunakan adalah rontogan; bahannya gabah, padi gedengan,
“hencak”; sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potpngan merang, kerikil, bubuk
jenteng, pasir, paku/logam, dan lain- lain).
2. Pembersihan gabah kotor. Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/
hongkwl gabah), saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir)
serta penarik logam; bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.
3. Pemecahan kulit (husking). Alat yang digunakan adalah pemecah kulit tipe silinder;
bahannya gabah; sehingga dihasilkan beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang
lolos, lolosan (pesak halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.
4. Pemisahan pesak. Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan
pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga
dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah.
5. Pemisahan gabah (paddy separation). Alat yang digunakan adalah paddy separator atau
disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan
gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring,
beras pecah kulit akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-
kamar.
6. Penyosohan. Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I),
mesin II (penyosohan II), alat terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan
karet, karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesama
beras maka beras akan tersosoh; bahannya adalah beras pecah kulit; sehingga dihasilkan
beras sosoh, dedak (mesin sosoh I),bekatul (mesin sosoh II); dedak dan bekatul langsung
dipisahkan dengan aspirator.
7. Grading. Alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); memisahkan beras
kepala, beras patah dan meni.

Komposisi gabah dan fraksi hasil giling (%db)

2.3 Peran Teknik Mesin Untuk Pengolahan Padi

Proyek-proyek berteknologi tinggi pada umumnya mencakup peralatan-peralatan Teknik Mesin


seperti motor penggerak pompa-pompa, kompresor, ketel uap dan lain-lain. Bahkan pada
beberapa macam proyek-proyek berteknologi tinggi tertentu teknologi mesin sangat dominan
sekali misalnya proyek gas turbin, stasiun pompa dan lain-lain. Oleh karena itu jelas peran
profesi jasa engineering Teknik Mesin sangat menentukan dalam pelaksanaan proyek-proyek
berteknologi tinggi.

Dalam industri pertanian terkhusus di bidang pengolahan padi, Teknik Mesin memegang peran
yang cukup penting dalam peningkatan hasil pengolahan padi sehingga dapat diolah lebih
berkualitas dan bermutu. Teknik mesin berfokus pada konversi energi, konstruksi dan
perancangan, manufaktur serta perawatan. Untuk meningkatkan hasil produksi padi, digunakan
beberapa mesin canggih buatan para lulusan teknik mesin seperti:

1. Alat Penanam Benih (Seeder)

Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman
dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam
dilengkapi dengan alat penutup tanah. Mesin penanam (seeder) mempunyai 4 komponen (alat)
utama yaitu : seed matering devices, tabung penyalur, furrow opener dan alat penutup alur.

2. Alat Penanam Bibit (Transplanter)

Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi
penanaman yang seragam. Umumnya petani di Indonesia masih menanam secara manual dengan
tenaga manusia. Hal ini tentu saja memerlukan banyak tenaga dengan keseragaman dan
efisisnesi yang rendah. Dengan adanya kelangkaan tenaga kerja khususnya penanaman padi
menyebabkan jadwalnya sering mundur yang tentunya tidak diharapakan petani. Oleh karena
itumulai dikembangkan pemakaian alat bantu penanam (transplanter). Transplanter tersebut ada
2 macam , yaitu transplanter semi mekanis (pada tanaman padi) dan transplanter mekanis.

3. Mesin Penyiang Bermotor untuk Padi Sawah

Mesin ini dirancang agar dapat bekerja dengan jarak tanam padi yang berbeda yaitu 20-25 cm.
Selain itu dapat pula digunakan untuk penyiangan kedua saat tanaman padi sudah lebih tinggi
dan lebih rapat jaraknya. Selain itu berdasarkan pertimbangan ergonomika, bobot mesin
dikurangi dan stang diperpanjang. Untuk mengurangi bobot mesin ini maka bahan komponen
diganti dengan bahan yang lebih ringan dengan tidak mengurangi kekuatannya.

4. Alat Penebar Pupuk Organik (Manure Spreader)


Kecepatan kerja maksimum 3 km/jam, Kapasitas kerja 0,3 Ha/jam (3,33 jam/Ha). Kegunaannya
untuk menyebarkan pupuk organik di lahan sawah/lahan kering. Keunggulannya dapat
menyebarkan pupuk dengan merata.

5. Mesin Pengupas Gabah Menjadi Beras Putih (Penggiling Padi dan Pemutih Beras)
 Mesin Pecah Kulit Model : HC6BV kuat (durable) dan tahan lama (compact) dan
kapasitasnya besar.
 Mesin ini berfungsi untuk mengupas kulit gabah, sesuai varietas padi yang di tanam di
Indonesia.
 Konstruksinya kokoh dan tahan terhadap beban yang berubah-ubah (Fluktuatif)
 Bentuknya sederhana, sehingga pengoperasian & perawatannya mudah.
 Bodi mesin ini dilengkapi blower yang berfungsi untuk memisahkan sekam ataupun
kotoran yang sejenis, sehingga menjamin kebersihan beras pecah kulit.
 Sangat cocok dipakai untuk penggilingan padi yang berskala kecil, menengah maupun
besar.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kinerja Mesin Penanam Bibit Padi (Transplanter)

Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi
penanaman yang seragam. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang
memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki
kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa
dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk
mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua
adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin
jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.

Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan
penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak
dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit
padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan
dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.
Transplanter tersebut ada 2 macam , yaitu :

 Transplanter semi mekanis (pada tanaman padi)

Alat ini dikembangkan oleh lembaga padi dunia IRRI dimana alat tersebut dikendalikan oleh 1
orang dan mempunyai kapasitas 0.3 – 0.4 ha per hari (tergantung dari keahlian operator). Alat ini
mudah dalam hal pengoperasian maupun perawatannya. Operator cukup mengangkat atau
menekan handle, dapat juga ditambahkan sedikit peralatan untuk mempermudahnya.
Konstruksinya juga kecil dengan peralatan yang sederhana terbuat dari besi dan kayu. Untuk
memperlancar dapat juga dijalankan oleh 2 orang operator. Untuk mengoptimalkan alat penanam
semi mekanis ini lahan sebaiknya rata dan mempunyai drainase yang lancar. Kecepatan dan
performance kerja alat ini sangat tergantung dari kelincahan, ketrampilan serta kemampuan
operatornya.
 Transplanter mekanis

Alat ini dilengkapi dengan beberapa komponen pelengkap, antara lain : bak penampung bibit,
pembuat lubang, penanam bibit dan sumberdaya penggerak berupa traktor. Salah satu jenis alat
penanam mekanis yang sudah dikembangkan adalah Model 1000. Alat ini dilengkapi dengan dua
piringan pembuka alur dan dapat menanam lebih dari 1 baris.

 Bagian-Bagian Transplanter

 Tali starter berfungsi untuk menghidupkan mesin penggerak


 Pengarah berfungsi untuk memadu kelurusan pada sat proses penanaman dilakukan
 Tempat penyimpanan bibit berfungsi untuk meletakkan bibit padi sebagai bahan
persediaan bibit apabila bibit padi pada tray penanam dapat diambil langsung sehingga
tidak mengganggu proses penanaman.
 Meja penanam bibit (tray) berfungsi untuk tempat meletakkan bibit padi yang akan
ditanam melalui jari-jari penanam. Prinsip kerja dari meja penanam (tray) ini sama
halnya dengan mesin ketik manual bergeser secara perlahan dari kiri kekanan atau
sebaliknya.
 Handel Pengendali terdiri dari dua buah batang stang yang berfungsi untuk mengedalikan
arah penanaman dan dilengkapi oleh dua buah tuas kopling kanan dan kiri yang berfungsi
pada saat pembelokan, bila ingin berbelok ke kakan maka tuas kanan ditekan dan bila
inin berbelok ke kiri maka kopling kiri ditekan.
 Lengan Tanam (Planting Arm) berfungsi untuk menggerakkan jari-jari penanam agar
proses penanaman dapat berjalan dengan baik.
 Transmisi berfungsi untuk memindahkan daya yang terdapat pada mesin yang kemudian
disalurkan ke penggerak lainnya yang membutuhkan energi gerak berputar yang
kemudian diubah menjadi energi gerak lainnya sesuai dengan kebutuhan.
 Pelampung (Floating Skid) berfungsi untuk mengapung pada permukaan air pada lahan
sawah agar dapat mengatur ketinggian pada kedalaman bibit yang akan ditanam.
 Roda sirip berfungsi untuk memudahkan perpindahan alat pada lahan sawah yang berair
dan becek sehingga memudahkan dalam pengoperasian dan pengendaliannya.
 Mesin penggerak adalah sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerak bagian-bagian
yang membutuhkan mekanisme penggerak.
Pengaturan operasional berfungsi untuk melakukan pemindahan alat yang terdiri dari :

 Perjalanan di darat dilakukan ketika melakukan perpindahan alat dari tempat


penyimpanan ke tempat area penanaman atau dari area penanaman ke area penanaman
lainnya. Sebainya dihindari jalanan yang beraspal dan berbatu karena dapat
memperpendek umur karet ban karena terkikis/ akibat gesekan jalan.

 Operasi lapangan dilakukan pada saat melakukan penanaman.

 Netral merupakan posisi pada saat tidak melakukan aktifitas baik penanaman maupun
berjalan.

 Balik/ mundur (reverse) posisi ini memudahkan dalam pengoperasian di lahan pada saat
penanaman yang membutuhkan gerakan mundur pada saat mencari posisi kelurusan pada
saat menanam atau melakukan belokan pada sudut.
Kopling Penanaman, terdiri dari :

 Penanaman di arahkan ketika melakukan proses penanaman

 Tinggi Mesin Bawah berfungsi untuk menyetel ketinggian mesin pada level bawah bila
kedalaman air berkurang (dangkal)

 Tinggi Mesin Atas berfungsi untul menyetel ketinggian mesin pada level atas bila
kedalaman air cukup tinggi (dalam)

 Pengunci berfungsi bila tidak melakukan kegiatan menanam.

 Chooke berfungsi untuk membantu pada saat proses menghidupkan mesin

 Saklar On/ Off berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik sehingga
memudahkan untuk mematikan dan menghidupkan mesin.

 Handel Kopling Utama berfungsi untuk menjalankan mesin bila handel ini pada posisi on
makan mesin akan bergerak/ jalan dan bila pada posisi off maka mesin tidak akan
bergerak/ berhenti.

 Tuas Gas berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya gas (akselerasi) dan menjaga
kestabilan putaran mesin agar tidak mudah mati dalam pengoperasian di lapangan dan
putaran mesin dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

 Kopling Belok Kanan/ Kiri berfungsi untuk memudahkan pada saat pberbelok. Kopling
Kanan ditekan bila membelok ke kanan dan kopling kiri ditekan bila membelok ke kiri.
 Kedalaman Tanam berfungsi untuk mengatur kedalaman bibit pada saat ditanam,
kedalaman tanam dapat diatur sesuai dengan kondisi ketinggian air di sawah. Bila pada
posisi diatas maka kedalaman tanam dangkal dan posisi tengah sedang sedangkan pada
posisi di bawah penanaman dilakukan dalam.

 Jumlah Pengambilan Bibit, jumlah bibit dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, semakin
ke atas maka penggunaan bibit semakin banyak sedangkan ke bawah semakin sedikit.

3.2 Pengoperasian Transplanter

Sebelum melakukan pengoperasian alat penanam tentunya kita mempersiapkan bibitnya terlebih
dahulu dan pada saat akan digunakan sebaiknya dilakukan pengecekan kondisi peralatan, antara
lain :

 Periksa Bahan Bakar, apakah cukup atau kurang bila kurang sebaiknya ditambah dengan
menggunakan bahan bakar murni dan berkualitas.

 Periksa kondisi oli mesin dan transmisi, bila kurang sebaiknya ditambah dan bila sudah kotor/
hitam dan daya lumas kurang sebainya dilakukan penggantian dengan oli baru yang
berkualitas.

 Periksa apakah ada kebocoran oli, bahan bakar dan seal-seal pada hidrolik, bila terdapat
kebocoran segera diadakan perbaikan.

 Periksa kelengkapan peralatan lainnya yang menunjang dalam proses pengoperasian.

 Cek kembali kemungkinan baut-baut yang longgar.

 Pastikan posisi tuas operasi pada posisi netral semua/ lock

 Putar saklar on/ off tempatkan tuas kopling utama pada posisi mati.

 Tarik chooke bila diperlukan.

 Starter mesin dengan menarik tali starter

 Panaskan mesin lebih kurang 5 menit agar semua bagian-bagian yang bergerak dapat
terlumasi dengan baik

 Atur posisi ketinggian mesin sesuai dengan kondisi lapangan


 Tarik tuas kopling utama pada posisi nyala maka mesin penanam akan bergerak.

 Pada saat di lahan sawah pastikan posisi awal untuk dilakukan penanaman bibit padi.

 Tempatkan bibit padi pada rak penampung dan meja penanam (tray).
 Tentukan jumlah banyaknya bibit yang akan diambil, jarak tanam (perubahan jarak tanam
dilakukan dengan mengganti gigi/ gear pada kotak yang tersedia, namun pada tipe tertentu
tidak diperlukan cukup dengan menggeser posisi perpindahan jarak tanam), kedalaman tanam
bibit dan ketinggian alat sesuai dengan kondisi sawah.

3.3 Perawatan Mesin Transplanter

Pemeliharaan dan penanganan kerusakan ringan dari mesin Transplanter

1.) Persiapan sebelum mengoperasikan mesin transplanter


1) Pemeriksaan dan servis mesin
a. Baca dengan teliti cara mengoperasikan mesin, periksa dan lakukan perawatan dengan
benar.
b. Lakukan pengecekan bagian keseluruhan mesin transplanter termasuk pengecekan BBM
dan oli mesin. Bilamana perlu hidupkan enjin penggerak mesin pada tempat terbuka dan
aman. Jika motor dinyalakan di dalam ruangan, gas pembuangan sangatlah berbahaya.
Pastikan terdapat ventilasi yang baik dengan membuka jendela/pintu.
2) Perawatan alat-pengaman bagian-bagian mesin yang dapat membahayakan operator dan
mesinnya sendiri
a. Cek bagian-bagian penutup mesin yang berbahaya jika mesin dalam keaadan dihidupkan.
b. Jika pada saat pengecakan harus melepas bagian pengaman, pastikan mesin dalam
keadaan berhenti dan kembalikan bagian-bagian tersebut dengan benar. Pastikan anda telah
mengembalikan alat-pengaman yang dilepas.
2.) Saat mesin dioperasikan
1) Larangan mengoperasikan
a. Dilarang bagi siapapun kecuali operator yang sudah ditentukan dan terlatih untuk
mengoperasikan mesin.
b. Jauhkan mesin dari orang-orang yang tidak berkepentingan dari mesin ketika beroperasi.
2) Pencegahan mesin agar tidak terguling
a. Jalankan mesin dengan pelan-pelan dan terkendali pada saat menaiki tanjakan pada saat
akan masuk atau keluar dari lahan lahan dan guludan/bedengan/saluran pemisah lahan.
Hindari agar mesin tidak terperosok ke dalam lubang atau berbelok secara berbahaya.
b. Ketika menaruh dan membongkar bibit dari rak di atas mesin harus dilakukan secara hati-
hati agar tidak membahayakan keseimbangan mesin dan merusak bibitnya sendiri.
3) Mencegah kecelakaan
a. Dilarang menyentuh bagian-bagian berbahaya seperti gigi transmisi daya atau bagian yang
berputar
b. Berhati-hatilah secara khusus untuk mencegah kecelakaan dari pisau atau tonjolan tajam.
Ketika bekerja dengan perkakas yang ujungnya seperti pisau atau tonjolan tajam.
4) Keselamatan ketika melakukan perjalanan di jalanan
a. Patuhi aturan lalu-lintas yang berlaku agar transportasi mesin berjalan dengan aman
b. Perhatikanlah agar anda tidak menghambat lalu lintas
c. Jalankan mesin dengan kecepatan rendah agar mudah menguasai dan lengan pisau
penanam harus dalam keadaan tidak berputar.
d. Perhatikan keselamatan kerja pada saat menuruni tempat yang tinggi.
e. Gunakan cahaya yang cukup untuk keselamatan ketika bekerja di malam hari
3.) Pemeriksaan dan servis ketika bekerja

Selalu periksa dan servis motor setelah dimatikan. Ketika meninggalkan mesin untuk di
istirahatkan, letakkan pada area yang datar dan aman serta letakkan perkakas ke kondisi yang
aman. Secara khusus apabila anda menghentikan mesin pada lereng, gunakan penahan agar tidak
menggelinding ke bawah.

4.) Perhatian setelah kerja


1) Pemeriksaan dan servis setelah selesai

Pastikan pemeriksaan dan servis untuk tugas berikutnya setelah menyelesaikan tugas.

2) Manajemen pemeliharaan mesin

Setelah selesai, cek keseluruhan mesin dan bersihkan sebelum disimpan.


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Indonesia sebagai negara agraris yang mayoritas
penduduk nya berprofesi sebagai petani tidak terlepas dari pertanian khususnya dalam sektor
padi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, memungkinkan lahirnya banyak
mesin ataupun alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia serta mempercepat pekerjaan
dalam efisiensi waktu dan tenaga. Perkembangan industri pertanian Indonesia terkhusus
pengolahan padi tidak terlepas dari peran teknik mesin. Teknik mesin mempermudah pekerjaan
petani dan meningkatkan mutu serta kualitas hasil padi. Alhasil, pengolahan padi seiring dengan
perkembangan teknik mesin di Indonesia.

1.2 Saran

Saran saya dalam makalah ini adalah masih banyak hal-hal di Indonesia yang memperlambat
perkembangan teknologi untuk berkembangnya para engineer sehingga saya berharap
perkembangan teknologi dapat berjalan beriringan dengan pembangunan sosial Indonesia
sehingga dapat melahirkan alat-alat yang lebih canggih agar bisa diterapkan untuk mewujudkan
Indonesia maju.

Anda mungkin juga menyukai