1, April 2017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi pabrik, Mengetahui
sejauh mana SOP telah terlaksana, Mengetahui cara penentuan mutu RSS, Mengetahui hal - hal yang
harus diperhatikan untuk menjaga mutu RSS di PTPN III Kebun Sei Silau yang terdapat pada
Kecamatan Buntu Pane, Sumatera Utara dengan waktu penelitian dilaksanakan tanggal 03 Oktober
s/d 08 Oktober 2016.Metode dasar dalam penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-
data. Data primer diperoleh dengan cara melakukan observasi dan wawancara. Sedangkan data
sekunder diperoleh langsung dari perusahaan.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama
penelitian, pihak manajemen Kebun Sei Silau telah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik,
seperti contoh pada saat dilakukan penelitian, kepala bagian tanaman terjun langsung ke lapangan
untuk mengatasi masalah konsumsi kulit pada saat penyadapan yang terbilang boros. Asisten kepala
rayon A dan B juga ikut serta dalam pengawasan kinerja asisten afdeling. Bentuk komunikasi yang
ada mulai dari Direksi hingga ke bagian Kebun juga dikatakan baik. Komunikasi antara pihak PPK
Sei Silau dengan Manajer juga sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan, asisten pengolahan telah
melakukan K3 ( Komunikasi, Konsultasi dan Konsolidasi ) kepada manajer mengenai permasalahan
di pabrik dengan intensif. PPK Sei Silau mengklasifikasi RSS atas 4 macam, yaitu RSS-1, RSS-2,
RSS-3, cutting. Namun berdasarkan hasil pengamatan, RSS-2 ditiadakan. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan, PPK Kebun Sei Silau berpendapat bahwa RSS-1 yang masih dapat diselamatkan
dengan metode cutting karena gelembung udara hanya terdapat di tempat tertentu. Sehingga mutu
RSS-1 tidak jatuh ke RSS-2 ataupun RSS-3 melainkan tetap di kelas RSS-1.Berdasarkan pengamatan
yang ada selama dilapangan, terjadi kesalahan pada konsumsi kulit pada saat penyadapan dan juga
penggunaan amoniak yang tidak sesuai dengan dosis aturan.
Kata Kunci : PPK ( Pabrik Pengolahan Karet ), RSS ( Ribbed Smoked Sheet )
Jenis karet Havea brasiliensis baru ditanam di (PPN). Pada tahun 1968 PPN direstrukturisasi
Sumatera bagian timur pada tahun 1902 dan di menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara
Jawa pada tahun 1906 (Tim Penebar Swadaya, Perkebunan (PNP). Tahun 1974 bentuk badan
2008). hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan
Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia (Persero). Guna meningkatkan efisiensi dan
mencapai 3 – 3,5 juta hektar. Ini merupakan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN.
lahan karet yang terluas di dunia. Sementara Pemerintah merestrukturisasi BUMN
luas lahan karet Thailand sekitar 2 juta hektar, subsektor perkebunan dengan melakukan
dan Malaysia sekitar 1,3 juta hektar. penggabungan usaha berdasarkan wilayah
Sayangnya, perkebunan karet yang luas ini eksploitasi dan perampingan struktur
tidak diimbangi dengan produktivitas yang organisasi. Diawali dengan langkah
baik. Produktivitas lahan karet di Indonesia penggabungan manajemen. Pada tahun 1994,
rata – rata rendah dan mutu karet yang BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT
dihasilkan juga kurang memuaskan. Bahkan, Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV
di pasaran internasional karet Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero)
terkenal sebagai karet bermutu rendah. pengelolaannya ke dalam satu manajemen.
Sebaliknya, Malaysia dan Thailand memiliki Melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
produktivitas karet yang baik dengan mutu 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, ketiga
yang terjaga, terutama karet produksi perseroan tersebut digabung dan diberi nama
Thailand. Hal ini mengakibatkan Malaysia dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang
Thailand menguasai pasaran karet berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT
internasional sementara Indonesia hanya Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan
menjadi bayang – bayang keduanya (Tim dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No . 36
Penebar Swadaya, 2013). tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan
Analisis International Rubber Study Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Group (IRSG) Secara jelas menunjukkan dengan Surat Keputusan No. C2-
bahwa kebutuhan terhadap karet alam dunia 8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996
terus meningkat hingga tahun 2035. yang dimuat di dalam Berita Negara Republik
Diproyeksikan, produk karet alam dunia tetap Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan
memiliki kesenjangan dibanding dengan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996 (Anonim,
konsumsi. Peningkatan konsumsi karet alam 2016)
jauh di atas produksi karet alam dunia (Siregar Di seantero dunia, Sumatera dikenal
S.H Tumpal dan Suhendry Irwan, 2013). PT sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih
Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III dari 38.000 hektar lahan karet PT. Perkebunan
(Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk
Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan menghasilkan karet kualitas Ribbed Smoked
yang bergerak dalam bidang usaha Sheet (RSS) dan Standar Indonesia Rubber
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil (SIR) terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1,
perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan SIR-10, SIR-20 dan lateks pekat mampu
mencakup usaha budidaya dan pengolahan menembus pasar Internasional, disejumlah
tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama pabrik ban besar seperti Bridgestone, Good
Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Year, Firestone, Han Kook dan lainnya
Sawit (Kernel) dan sheet asap (RSS). (Anonim, 2016). Untuk menjaga karet dengan
(Anonim, 2016). kualitas baik ini diperlukan manajemen
Sejarah Perseroan diawali dengan proses produksi karet di Pabrik Pengolahan Karet
pengambilalihan perusahaan-perusahaan (PPK) yang meliputi pengadaan bahan baku
perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI karet dari kebun, organisasi pabrik, serta
pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses penjagaan mutu karet. Penyediaan BOKAR
nasionalisasi perusahaan perkebunan asing (Bahan Olah Karet) merupakan langkah awal
menjadi Perseroan Perkebunan Negara pengadaan bahan baku pabrik. Pada saat
JURNAL MASEPI Vol.2, No.1, April 2017
BOKAR menuju ke pabrik, perlu ada kontrol (Arikunto,2002). Pada penelitian ini,
lapangan maupun pada saat BOKAR diolah wawancara langsung dilakukan dengan
menjadi sheet untuk memastikan standar karyawan pimpinan yang bekerja pada
kualitas yang bermutu. kebun dan pabrik pengolahan karet .
Wawancara dilakukan berdasarkan hal
METODE PENELITIAN – hal yang diperlukan untuk
A. Metode Dasar Penelitian menunjang keberhasilan penelitian.
Metode dasar dalam penelitian ini 2. Observasi
menggunakan metode dasar deskriptif Observasi yaitu pengumpulan data
yaitu penelitian yang berusaha untuk dengan mengadakan pengamatan
menuturkan pemecahan masalah yang ada langsung ke lapangan atau obyek
sekarang berdasarkan data-data (Moehar, penelitian. Pengamatan ini digunakan
2002). untuk melengkapi data yang diperoleh
B. Lokasi Penelitian melalui teknik wawancara dan
Penelitian dilaksanakan di kebun kuesioner.
PTPN III Sei Silau yang terletak di E. Metode Analisis Data
Kecamatan Setia Janji, Provinsi Sumatera Metode analisis data yang digunakan
Utara. adalah metode analisis deskriptif dimana
C. Jenis Data yang Diambil peneliti merumuskan dan menafsirkan data
1. Data Primer yang ada baik itu data primer berupa
Data primer adalah data yang observasi dan wawancara maupun data
diambil langsung dari lapangan. Dalam sekunder yang ada, sehingga memberikan
penelitian ini, data yang dicatat dan gambaran yang jelas mengenai perusahaan
dikumpulkan adalah data yang secara umum.
berhubungan dengan manajemen
produksi karet. Data primer diperoleh HASIL PENELITIAN DAN
melalui observasi dan wawancara PEMBAHASAN
langsung yang terkait di perusahaan A. Prosedur Penyadapan Karet
perkebunan karet. 1. Mapping Komoditi
2. Data Sekunder Dalam manajemen, tindakan awal
Data sekunder adalah data yang yang dilaksanakan adalah perencanan.
diambil dari data yang telah tersedia Dalam hal ini perencanaan awal berupa
atau yang telah ada. Data sekunder perencanaan penyadapan. Hal pertama
dalam penelitian ini akan diperoleh yang dilakukan adalah mapping
dari instansi-instansi yang terkait. Data komoditi dan produk ( pemetaan panen
yang dikumpulkan meliputi : Data ).
produksi tahun sekarang dan tahun Mapping komoditi dan produk dapat
sebelumnya, data standar mutu RSS diartikan sebagai perencanaan jangka
(Ribbed Smoked Sheet), serta panjang selama 5 tahun kedepan
pengorganisasian dalam hal produksi. budidaya karet serta produk akhir
D. Metode Pengumpulan Data tanaman. Tujuan dari mapping adalah
Data yang diperlukan dalam penelitian untuk mendapatkan gambaran
ini adalah data primer dan data sekunder. mengenai luas, komposisi umur
Pengumpulan data penelitian dilakukan tanaman, produksi dan produktivitas
melalui metode-metode berikut : tanaman dalam 5 tahun kedepan sesuai
1. Wawancara dengan kebijakan komoditi
Metode wawancara merupakan Perusahaan. Bagian yang terkait serta
teknik pengumpulan metode survey tanggung jawab dalam mapping
yang menggunakan pertanyaan secara komoditi adalah :
lisan kepada subjek penelitian
JURNAL MASEPI Vol.2, No.1, April 2017
mencatat hasilnya ke dalam Buku 0,5 gram/liter, DRC ( Dry Rubber Containt
Produksi, Produksi Bulanan dan Daftar ) atau KKK ( Kadar Karet Kering ) yang
Premi. harus ≥ 28%, dan sifat fisik latek yang
B. Pengumpulan Lateks dan Pengiriman sudah pengalami prakoagulasi.
Lateks yang telah disadap akan terlebih Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dahulu dikumpulkan ke TPH yang terdiri dilakukan dengan asisten pengolahan PPK,
dari 3 jenis yaitu : apabila terjadi penyimpangan DRC latek
a. TPH lateks dilengkapi dengan tangki dibawah 28% masih bisa diolah sampai
latek dan bak penampung air cucian batas 13 – 14 %. Apabila penyimpangan
tangki latek dalam hal pemberian asam amoniak terlalu
b. TPH lump dan kompo yang terdiri dari tinggi, maka akan diberikan berita acara ke
anjang – anjang dilengkapi tempat Kebun pemasok setelah disetujui oleh
pembekuan latek hasil pencucian manajemen kebun setempat. Apabila
ember kesalahan tersebut masih terjadi secara
c. Papan yang dalam jarak tertentu diberi berulang, latek akan dipulangkan. Sejauh
paku sebagai gantungan scrap ini, PPK Sei Silau tidak pernah
Sebelum penimbangan, lateks dari memulangkan lateks ke kebun pemasok
setiap penyadap diserok/disaring lebih Lateks yang lolos dalam sortasi akan
dahulu untuk mengeluarkan lump yang ada diencerkan di bak pengenceran dengan
pada latek dan daun – daun yang sering cara ditambahkan air dengan perbandingan
dimasukkan penyadap ke ember untuk 1 : 1 kemudian diaduk dengan dengan
mencegah goncangan. Setiap penyadap mesin pengaduk. Pengenceran bertujuan
dilakukan pemeriksaan DRC dengan untuk mendapatkan DRC 13 – 15 %.
metrolac dan digunakan untuk menentukan Setelah pengadukan selesai, saluran latek
hasil kg kering sementara penyadap setelah akan dibuka yang akan menyalurkan latek
hasil definitif diterima dari pabrik. ke bak koagulasi.
Setelah semua lateks penyadap Pada bak koagluasi, lateks akan
ditimbang dan dimasukkan ke dalam diberikan larutan asam semut dengan
tangki diberi larutan amonia sesuai dosis konsentrasi 5% sebanyak 7,5 – 9 kg /ton
anjuran dari pabrik yaitu 0,5 gram/liter, latek dan diaduk sebanyak 8 – 10 kali
lalu diaduk sampai rata. Pengangkutan/ pengadukan berulang. Berdasarkan
pengiriman hasil dari TPH ke pabrik harus penelitian yang dilakukan, pemberian
dilengkapi dengan surat pengantar PB 39 asam semut terkadang berbeda karena
untuk lateks dan PB 40 untuk kompo dan konstentrasi amoniak yang tinggi pada
scrap. Dalam surat pengantar ditulis pemberian saat di Kebun dimana dampak
penggunaan amonia dan harus ditanda yang ditimbulkan adalah pemberian asam
tangani oleh krani timbang, supir semut lebih banyak dari biasanya dan dapat
angkutan, dan asisten afdeling sebagai menimbulkan kerugian. Petugas koagulasi
bentuk pertanggung jawaban selama juga berkomunikasi dengan petugas kamar
pengiriman latek ke PPK tujuan. Sebelum asap dalam hal suhu di kamar asap dan
ke PPK, latek yang tekah diangkut dengan memberikan tanda untuk membedakan
truk angkut terlebih dahulu ditimbang perlakuan dengan latek yang normal agar
ulang di pabrik agar mendapatkan hasil tidak mempengaruhi mutu RSS ( Ribbed
yang definitif. Smoked Sheet ) yang akan dihasilkan.
C. Penerimaan dan Pengolahan Latek di Lateks yang telah diberikan asam
PPK semut kemudian disekat dan dibiarkan 2 –
Lateks kebun yang telah sampai di PPK 4 jam sampai benar – benar membeku.
terlebih dahulu dilakukan pengecekan pada Setelah lateks beku, tahap selanjutnya
bagian lab dalam hal penggunaan amonia adalah melakukan penggilingan. Pada
seperti yang telah dianjurkan pabrik yaitu tahap penggilingan, lateks akan digiling
JURNAL MASEPI Vol.2, No.1, April 2017
sebanyak 6 kali dengan 5 gilingan dan noda – noda kecil berasal dari kulit
berpermukaan rata dan 1 gilingan yang kayu.
memiliki permukaan beralur dan akan c. RSS- III
menghasilkan sheet dengan ketebalan 2 – 4 Bila pada waktu penyerahan terdapat
mm. Pada penggilingan yang beralur sedikit bahan – bahan yang bersifat
terdapat kode PPK yang memproduksi sepeti karat dan sedikit jamur pada
sheet, pada PPK Sei Silau diberi kode pembalut di permukaan sheet tidak
KSSIL. Pada proses ini mandor ditolak. Adanya sedikit cacat warna,
pengolahan biasanya ikut dalam hal gelembung – gelembung udara kecil
pengawasan dan sekaligus untuk menjaga berasal dari kulit kayu dalam jumlah
kualitas sheet yang akan dihasilkan. masih sedikit juga diperkenankan.
Sheet yang telah digiling akan Karet harus kering, kuat dan tidak
digantung pada kereta trolly yang mengandung cacat lepuh
dilengkapi dengan bambu serta jalur, d. Cutting
kemudian dikering anginkan terlebih Cutting adalah Cutting adalah bekas-
dahulu selama kurang lebih 1 hari. Setelah bekas potongan kecil dari lembaran
kering, trolly akan dipindahkan ke dalam sheet sewaktu pensortiran, ukuran
rumah asap dan diasapi selama 5 hari. cutting maksimal 15 cm persegi. Bila
Perlakuan yang diberikan di rumah asap ditemukan sedikit bahan seperti karat
berbeda untuk setiap harinya, pada hari dan jamur pada pembalutan permukaan
pertama suhu di kamar asap adalah 400 – sheet penyerahan tidak ditolak. Sheet
450 C, pada hari kedua suhu di kamar asap yang mengandung gelembung –
adalah 450 – 500C, pada hari ketiga suhu di gelembung udara dan karet yang
kaamr asap adalah 500 – 550 C, dan pada lembek mengalami pemanasan tinggi
hari terakhir suhu di kamar asap 600C serta cacat warna sheet karena terlalu
sampai diperoleh kematangan yang lama diasap, sheet yang sedikit lengket
sempurna. Setelah sheet matang sempurna, serta sedikit kurang matang
tahap berikutnya adalah pengklasifikasian diperkenankan.
mutu RSS menjadi 4 kelas, yaitu : Berdasarkan penelitian yang telah
a. RSS- I dilakukan, PPK Sei Silau
Tiap sheet harus dibungkus supaya memproduksi 98% hasil olahan berupa
bebas dari jamur. Sheet yang berbintik RSS-I, sebanyak 1% RSS-III, dan 1%
atau bergaris – garis karena oksidasi, Cutting. RSS yang dihasilkan
lembek karena mengalami pemanasan kemudian ditumpukkan berdasarkan
tinggi, kurang matang, terlampau lama kelasnya untuk dilakukan proses press
di asap, buram dan hangus tidak berbentuk bale. Standar ukuran bale
diperkenankan. Karet harus kering, yang ditetapkan adalah 50 x 50 cm
bersih, tidak mengandung cacat, bebas dengan berat tiap bale adalah 113kg.
dari bahan – bahan yang berkarat Setelah dipress, bale kemudian akan
kecuali gelembung udara sebesar dilapisi dengan tepung putih yang
kepala jarum dapat diterima. mengandung terpentine, resin, dan
b. RSS- II kalsium karbonat yang mencegah
Bila terdapat sedikit bahan – bahan terjadinya penjamuran serta RSS yang
yang bersifat seperti karat dan sedikit lengket pada saat konsumen ingin
jamur pada pembalut akan ditolak. mengolahnya. Setelah dilapisi, label
Karet harus kering, bersih, tidak akan diberikan berupa kode PPK, dan
mengandung cacat, bebas dari bahan – juga berat tiap bale. Bale yang akan
bahan yang berkarat kecuali ada dikirim ke konsumen ataupun
gelembung – gelembung udara kecil disimpan di gudang terlebih dahulu
melalui metal detector untuk
JURNAL MASEPI Vol.2, No.1, April 2017
dihasilkan tetap mencapai 98% dari total gudang guna menjaga kualitas RSS pada
produksi pabrik. saat penyimpanan. PPK Sei Silau
Dari hasil wawancara yang dilakukan membalut bale RSS dengan terpentine,
dengan asisten pengolahan, PPK Sei Silau resin, dan kalium karbonat agar tidak
hanya menerima latek dari kebun pemasok terdapat jamur yang menempel di sheet.
yang berada di bawah naungan PTPN III.
PPK Sei Silau tidak menerima BOKAR KESIMPULAN
karena kualitas latek yang dihasilkan Berdasarkan penelitian yang telah
masih jauh dibawah standar. Hal utama dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan :
yang menyebabkan BOKAR tidak diterima 1. Struktur organisasi dimulai dari karyawan
karena terdapat banyak ampas pada latek pimpinan dalam perencanaan mapping
yang dapat mengakhibatkan kualitas RSS komoditi. Karyawan pimpinan yang terkait
menurun. dalam mapping komoditi adalah Kepala
Berdasarkan hasil pengamatan, dosis Bagian Pengkajian dan Pengembangan,
dan jenis bahan kimia yang digunakan Kepala Bagian Tanaman Distrik Manajer,
pada saat pengiriman yang berupa amoniak dan Manajer Kebun. Pada PPK Sei Silau
dan pada saat pengolahan yang berupa yang menjadi pemimpin adalah asisten
asam semut sangat menentukan kualitas pengolahan yang dibantu oleh krani 1
RSS yang akan dihasilkan. Selain bahan pengolahan dan mandor 1 pengolahan.
kimia, hal penting yang harus diperhatikan Asisten Pengolahan tetap melakukan
adalah kebersihan pabrik. Kebun sei silau komunikasi dengan Manajer mengenai
rutin dalam hal sanitasi tepatnya pukul permasalahan yang ada.
07.00 WIB, petugas kebersihan mulai 2. Manjemen Produksi diawali dengan
membersihkan bak koagulasi, mesin mapping komoditi, kemudian ditentukan
penggiling, lantai yang ada di pabrik, dll. kriteria matang sadap. Apabila telah sesuai
Kebersihan sangat perlu diperhatikan dengan kriteria, dapat dilakukan
terkait dengan mutu RSS yang tidak boleh penyadapan. Hasil dari penyadapan berupa
terdapat noda menempel di lembaran sheet. lateks, dikumpulkan di TPH kemudian
Pemanasan di kamar asap juga sangat diangkut ke pabrik pengolahan karet.
berperan penting dalam kualitas RSS. Setelah di pabrik, lateks akan diolah
Perlu adanya kontrol yg intensif terhadap menjadi RSS.
suhu ruangan. Apabila suhu terlalu panas 3. Mutu RSS di PPK Sei Silau terdiri atas
dapat mengakhibatkan sheet gosong dan RSS-1, RSS-2, RSS-3, dan Cutting
juga terdapat gelembung udara banyak di ditandai dengan penyebaran gelembung
permukaan sheet. gelembung udara udara di permukaan sheet, dimana
merupakan salah satu faktor penentu dalam produksi RSS-1 merupakan yang
mutu RSS. terbanyak yaitu 98%
PPK Sei Silau mengklasifikasi RSS 4. Memperhatikan dosis amonia yang sudah
atas 4 macam, yaitu RSS-1, RSS-2, RSS-3, ditetapkan pabrik sebesar 0,5gr/liter lateks.
cutting. Namun berdasarkan hasil Pengontrolan suhu kamar asap selama 5
pengamatan, RSS-2 ditiadakan. hari pengasapan dimulai dari 400 – 600C.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, Untuk menjaga kualitas RSS di gudang
PPK Kebun Sei Silau berpendapat bahwa terlebih dahulu dibalut dengan terpentine,
RSS-1 yang masih dapat diselamatkan resin, dan kalium karbonat
dengan metode cutting karena gelembung
udara hanya terdapat di tempat tertentu.
Sehingga mutu RSS-1 tidak jatuh ke RSS-
2 ataupun RSS-3 melainkan tetap di kelas
RSS-1. PPK Sei Silau juga memperhatikan
kebersihan dan suhu ruangan yang ada di
JURNAL MASEPI Vol.2, No.1, April 2017