mudahan dalam hal yang meliputi: ngan surat keputusan Menteri Keu-
I. Perobahan dokumen ekspor dari angan R.I. No. Kep.222/MK/IIIj70
fOlIIIUlir E3 menjadi Pemberita- tanggal 18 April 1970 menyatakan:
huan Ekspor Barang (P .E.B.) Model E3 yang diatur berdasarkan surat
2. Penyempurnaan pengeluaran keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
Kep.9/GBI/70 tanggal 17 April 1970
Sertifikat Ekspor
mempunyai kekuatan hukum yang sama
3. Penyederhanaan tata/pelaksana- dengan surat pemberitahuan muat ba-
an surat menyurat di bidang eks- • rang (A VI) yang dimaksud dengan ke-
pOT. tentuan dalam pasal 51 Reglement A.
Hal ini dinyatakan sedemikian un- Kalau kita perhatikan model E3
tuk mempersingkat waktu dalam yang disebutkan dalam ketentuan
arti memperkeeil jalan yang ditem- di atas, hal ini merupakan dokumen
puh untuk penyelesaian satu doku- devisa saja, maka dati aspek hukum,
men, selain itu juga mengurangi bia- ketentuan-ketentuan Stbld 1931
ya dari eksportir di dalam surat No. 471 tentang Ordonansi Bea
menyurat. "Apakah masih memenuhi? teruta-
Dari uraian di atas tidaklah berarti rna pasal 25 ayat lIe apakah dapat
bahwa Pemerintah menyederhana- dilaksanakan atas kesalahan-kesa-
kan prosedur ekspor tanpa memper- lahan ten tang jumlah, jenis atau
hatikan pemasukan terhadap Kas harga barang dalam E3 , yang juga
Negara, hal ini tetap diperhitung- merupakan dokumen Devisa?"
kan. Lain halnya dalam formulir Pembe-
Sebelum PP 16/Tahun 1970 beda- ritahuan Ekspor Barang (PEB) yang
ku, dokumen yang digunakan da- diatur dalam surat keputusan Men-
lam pelaksanaan ekspor adalah: teri Keuangan R.I. No. 30/KMK.-
1. Deklarasi ekspor 05/1982 yang menyatakan:
2. Formulir E3 Pemberitahl.4an Muat Barang (PMB) eks·
3. Pemberitahuan muat barang por te, masuk dalam Rechten Ordonantir
yang dikenal dengan (PMB), te- (Stb 1931 No. 471) y.o. Reglemen A
tapi dengan PP 16/1970 maka dan B adalah Pemberitahuan Ekspor
hanya Formulir E3 yang diguna- Barang (PMB) yang bentuknya akan di·
kan untuk ekspor, dalam arti ha- tetapkan kemudian (akan diatur).
•
September 1983
,
DAFT AR BACAAN
1. PPI/1982
2. PP 16/1970 (sebagai bahan perbandingan)
3. PP 10/1967 (sebagai bahan perbandingan) danPP 11/1976.
4. S.K. Gubernur Bank Indonesia No. Kep.9/GBI/70 tanggal17 April 1970.
5. S.K. Menteri Keuangan R.I. No. Kep.222/MK/III/4/I970 tanggal 18 April 1970.
6. Stbld 1931 No.4 71 ten tang Ordonansi bea yo Reglemen A dan B.
7. S.K. Menteri Keuangan R.I. No. 30/KMK.05/1982 tanggal 18 Januari 1982.
8. S.K. bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 1571
KMK.05/1982 dan 957 /KPG/III/1982 tanggal 10 Maret 1982.
9. S.K. Menteri Keuangan R.I. No. 434/KMK.Ol/1978 tanggal 15 Nopember 19/0.
10. SE Ditjen Bea Cukai No. S-62/BC.23/1978 tanggal17 Nopember 1978.
September 1983