Ekspor-Impor
Di dalam kegiatan ekspor impor, maka diperlukan perijinan sebagai berikut :
Persyaratan impor:
- SIUP
- Domisili Perusahaan
- NPWP
- Neraca Awal
- Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan agen (yang terdaftar
di Deperindag)
2. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag menerbitkan API
(Angka Pengenal Impor).
Persyaratan ekspor:
1. Surat Ijin Usaha (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau ;
2. Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah Non Tehnis lainnya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, dan ;
3. Tanda Daftar Perusahaan yang dikeluarkan oleh Kanwil Deperindag tingkat Propinsi.
Kita juga perlu memahami dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekspor impor, yaitu:
Dokumen impor :
- RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut)
- Manifest
- Invoice
Dokumen ekspor :
1.Dokumen Utama :
2. Dokumen Pelengkap :
- SM (Sertifikat Mutu)
Abstraksi
Pelaksanaan ekspor akan berhasil jika masing-masing pihak (eksportir dan importir)dapat
memenuhi prosedur & persyaratan yang telah disepakati. Prosedur & persyartan tersebut sesuai
dengan ketentuan baik dinegara eksportir maupun importir serta permintaan/selera pembeli.
Transaksi eksportasi dituangkan dalam order sheet atau sales contract.
Pengenalan
Kegiatan ekspor-impor adalah kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa dari satu negara
ke negara yang lain, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dan atau jasa dari daerah
pabean Indonesia ke daerah pabean negara lain. Yang dimaksud dengan Daerah kepabeanan
Indonesia adalah wilayah RI yang meliputi wilayah darat, peairan, dan ruang udara diatasnya,
serta tempat – tempat tertentu di zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen (UU nomer 17
tahun 2006 tentang perubahan atas UU nomer 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan) Kegiatan
ekspor-impor akan terjadi jika masing-masing pihak yaitu pihak penjual/eksportir dan
pembeli/importir memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah disepakati bersama, baik
persyaratan wajib dari masing-masing negara maupun persyaratan sukarela /permintaan
pembeli, yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Kedua eksportir wajib mengetahui legalitas eskpor, ini tertuang dalam Permendag No: 13/
M-DAG/ Per /3/2012 tentang Ketentuan Umum Di Bidang Ekspor ( www.kemendag.go.id) ,
yang intinya kelompok barang ekspor terbagi menjadi 3 yaitu: produk yang dibatasi, bebas dan
dilarang ekspornya,masing –masing kelompok memiliki persyaratan sendiri yang berbeda.
Ketiga eksportir mengurus Nomer Identitas Kepabeanan (NIK) , prosedur pendaftaran dapat
dilakukan melalui on line (www.beacukai.go.id) . Karena ekspor wajib menggunakan NIK,
ekspor tanpa NIK hanya dapat dilakukan sekali.
Keempat eksportir mengetahui persyaratan di negara tujuan ekspor (NTE)untuk produk yang
dijual ,pada hakekatnya persyaratan ada dua katagori : (1) tariff dan (2) non tariff.
Dengan ditambah Tariff bea masuk di NTE, apakah produk yang kita jual harganya masih
dapat bersaing di NTE. Selanjutnya dengan tariff eksportir dapat menginvestigasi apakah ada
fasilitas atau preferensi yang diberikan oleh NTE dan jika ada persyaratannya dokumen apa
harus dsiapkan (misal CoO form A untuk tujuan pasar Negara donor, CoO Form E untuk tujuan
pasar Negara China dst)
Setelah eksportir mengetahui perihal tersebut dapat memenuhi, selanjutnya bagaimana tahapan
yang harus dilakukan oleh eksportir dalam rangka menjual barangnya ke luar negeri, berikut
adalah tahapan/prosedur serta dokumen yang harus disiapkan.
1. Promosi produk ekspor, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengikuti
pameran internasional, pameran didunia maya, dll. Dilanjutkan dengan menindak lanjuti
hasil pameran tersebut dengan korespondensi bisnis ekspor, yang pada akhirnya
dilakukan negosiasi dan hasil negosiasi akan dituangkan dalam order sheet atau sales
contract.
2. Jika pembayaran dengan Letter of Credit (L/C), Eksporter menunggu sampai mendapat
L/C advice dari Bank Correspondensi (Bank penerus L/C dari Bank pembuka L/C atau
disebut Opening Bank). L/C adalah merupakan konfirmasi tentang kepastian
pembayaran ekspor, sebagai lembaga penjamin system pembayaran tersebut.
3. Eksportir membaca L/C dengan teliti dan benar , jika tidak memahami dapat
berkonsultasi dengan Bank Correspondensi. Jika memungkinkan draft L/C sebelum
diterbitkan oleh Opening Bank, dikirim ke eskportir lebih dahulu untuk dicek satu
persatu kalimatnya apakah eksporter bisa memenuhi.
4. Eksportir mempersiapkan barang yang dipesan sesuai order sheet atau sales contract.
5. Secara simultan dengan point 4 eksportir booking kapal ke Perusahaan Pelayaran, hal ini
dapat dilakukan melalui perusahaan Freight Forwarding atau dapat dilakukan sendiri.
Dalam pengurusan booking kapal eksportir membuat Shipping Instruction(SI) yang
dikirim Perusahaan Pelayaran.
6. Berdasarkan SI tersebut Perusahaan Pelayaran menerbitkan Delivery Order (DO).
Didalam DO tercantum nomer, ukuran dan jumlah container yang digunakan , Jika
container sudah datang eksportir akan melakukan stuffing barang ekspor tersebut
kedalam container.
7. Eksportir membayar pajak ekspor, jika barang ekspor terkena pajak dan Pungutan
Negara Bukan Pajak ( PNBP ) ke Bank. Setelah eksportir membayar Bank akan
menerbitkan Surat Setoran Pajak Cukai Pabean (SSPCP).
8. Eksportir membuat Invoice dan Packing list.
9. Secara simultan dengan point 7 dan 8, eksportir mengisi Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) dan dikirim ke Kantor Bea Cukai melalui on line.
10. Berdasarkan point 7, 8 dan 9, Kantor Bea Cukai menerbitkan Nota Pelayan Ekspor
(NPE).
11. Berdasarkan NPE tersebut eksportir dapat memuat container barang ekspor diatas
kapal, Perusahaan Pelayaran akan menerbitkan Bill Of Lading(B/L) yang diberikan
kepada eksportir sebagai kwitansi tanda terima barang, juga sebagai surat kontrak
angkutan dan juga sebagai dokumen kepemilkan barang ekspor.
12. Jika importer/pembeli meminta untuk dilampirkan Certificate of Origin (CoO) atau Surat
Keterangan Asal (SKA), maka eskportir wajib mengurus SKA. SKA dapat diurus di
Instansi Penerbit SKA a.l Dinas Perdagangan.
13. Eksportir melengkapi semua dokumen yang diminta didalam L/C ( Invoice, Packing
List, foto copi PEB dan NPE, B/L , SKA dll sesuai yang ada dalam L/C).
14. Dengan membawa seluruh dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C, eksporter ke Bank
untuk mencairkan L/C atau dengan kata lain eksportir menegosiasikan dokumen
pelayaran.
15. Jika seluruh dokumen telah di teliti oleh Bank dan sudah disetujui , maka eksportir
akan menerima pembayaran. Dalam hal ini tergantung dari jenis L/C yang digunakan,
jika at sight L/C eksporter akan langsung menerima pembayaran, Jika red close L/C
misal: red close 30%, maka eksportir akan menerima uang muka sebesar 30 %
sisanya adalah at sight, sedangkan jika Usance L/C misal: UsanceL/C 30 Hari, maka
eksportir 30 hari kemudian baru mendapatkan pembayaran .
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan ekspor, eksportir perlu mengetahui para pelaku/jaringan dalam
perdagangan internasional dan fungsi masing – masing pelaku, perlu mengetahui dan dapat
mengurus legalitas / persyaratan ekspor yang terdapat dalam Permendag No: 13/ M-DAG/
Per /3/2012 tentang Ketentuan Umum Di Bidang Ekspor (www.kemendag.go.id) mendaftarkan
NIK ke Kantor Bea Cukai, perlu memenuhi persyaratan di NTE baik yang wajib di NTE
maupun permintaan dari pembeli. Didalam pelaksanaan transaksi ekspor, eksportir harus
mengikuti langkah – langkah/tahapan ekspor serta menyiapkan dokumen yang terkait didalam
setiap tahapan.
Referensi
Amir M. S, 1993, Seluk–Beluk Dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Penerbit PPM ,
Amir M.S, 2000, Praktek Ekspor, Penerbit Pt . Mutiara Sumber Widya . Jakarta, 2000
Hamdani, 2007, Seluk – Beluk Perdagangan Ekspor – Impor, Penerbit Yayasan Bina
Kemendag RI, Permendag No: 13/ M-DAG/ Per /3/2012 tentang Ketentuan Umum Di
Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai , UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU
Proses customs clearance untuk pengurusan keberangkatan barang-barang ekspor secara umum
memerlukan beberapa dokumen-dokumen dari perusahaan eksportir sebagai berikut :
Prosedur
Ekspor
Setelah memenuhi persyaratan tersebut diatas, maka untuk melaksanakan ekspor
dengan cara pembayaran menggunakan Letter of Credit L/C prosedurnya sebagai
berikut:
Importir menghubungi Bank pembuka untuk membuka L/C yang ditujukan kepada
eksportir.
Eksportir atau melalui jasa PPJK memuat barangnya ke kapal atau pesawat
terbang untuk mendapat bill of lading (B/L) atau Air Waybill (AWB) sebagai bukti
kepemilikan barang yang telah di muat dalam kapal atau pesawat terbang.
13. Importir membayar atau meminta bank pembuka untuk mendebet rekeningnya
pada bank tersebut
Warna Abu-abu: respon psikologinya adalah intelek, masa depan, kesederhanaan. Ketika warna
utama “merah” digabungkan dengan abu-abu maka akan menjadi warna yang kuat dan
melengkapi satu sama lain. Diharapkan di masa yang akan datang brand/produk Indonesia dapat
memasyarakat. Sehingga para pebisnis lokal memiliki masa depan yang cerah dan daya saing
yang matang.
Kesan: merupakan “sosok” yang dapat mentransfer spirit ke masyarakat untuk lebih mencintai
brand/produk local. Karena brand/produk tersebut tidak hanya dapat membantu para pelaku
bisnis namun dapat meningkatkan perekonomian bangsa agar lebih maju kedepannya. Lebih
mandiri, lebih kokoh dibanding brand/produk lain di pasaran. Berawal dengan menggunakan,
lalu menjadi peduli, lalu beranjak mencintai, kemudian menjadi pengguna sejati brand/produk
lokal. Melalui logo ini harapan bangsa dapat tertumpu di sana. Tidak hanya menjadi mandiri
namun bersama-sama menjadi bangkit, sehati dalam memajukan perekonomian bangsa.
Disamping itu logo tersebut terkesan sangat elegan, tidak murahan, mandiri, dan sangat
mengerti atau bahkan menjiwai hati masyarakat sehingga menjadi tahu akan kebutuhan utama
masyarakat sebagai pengguna brand/produk tersebut.
Kelebihan: Logo ini dapat berdiri sendiri, hanya dengan siluet pun pada saat masyarakat sudah
mengerti makna logo tersebut maka, “100% Indonesia” tidak mutlak mendominasi siluet
tersebut. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak menjadi segan ketika ingin mengaplikasikan
logo “siluet” tersebut ke dalam barang promosi yang ada. top
4. Untuk apa dilakukan kampanye gerakan Aku Cinta Indonesia?
Kampanye ini dilakukan karena pemerintah menginginkan hadirnya produk-produk Indonesia
yang memiliki mutu baik serta harga bersaing dan agar masyarakat lebih mencintai produk
dalam negeri. Disamping itu untuk lebih memberikan dorongan bagi pengembangan ekonomi
kreatif / industri kreatif dan industri kerajinan / handicraft. top
REVITALISASI PASAR
top
RESI GUDANG
top
top
1. Apa yang dimaksud dengan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas?
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2000 yang dimaksud dengan kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas adalah kawasan yang ada dalam wilayah hukum NKRI yang terpisah dari
daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak
penjualan atas barang mewah dan cukai. top
2. Apa manfaat kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas bagi perekonomian nasional?
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas dapat mendorong kegiatan lalu lintas
perdagangan internasional yang mendatangkan devisa bagi negara serta dapat memberi
pengaruh dan manfaat besar bagi Indonesia, untuk dapat membuka lapangan kerja seluas-
luasnya, meningkatkan kepariwisataan dan penanaman modal baik asing maupun dalam negeri.
top
3. Perusahan-perusahaan apa saja yang dapat berlokasi di kawasan tersebut?
Perusahaan yang dapat berlokasi di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah
perusahaan penanaman modal asing yang produknya berorientasi ekspor, perusahaan domestik
yang memfasilitasi perdagangan, melakukan usaha logistik atau mendukung industri lainnya. top
4. Dimana wilayah di Indonesia yang saat ini menjadi kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas?
Berdasarkan Perpu No. 1 tahun 2007 yang menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas adalah Batam, Bintan dan Karimun (BBK). top
KINERJA EKSPOR-IMPOR
TARIFF
top
3. Putaran selanjutnya
1. Konperensi Tingkat Menteri (KTM) V WTO di Cancun, Meksiko
Konperensi Tingkat Menteri (KTM) V WTO berlangsung di Cancun, Meksiko tanggal 10-
14 September 2003. Berbeda dengan KTM IV di Doha, KTM V di Cancun kali ini tidak
mengeluarkan Deklarasi yang rinci dan substantif, karena gagal menyepakati secara
konsensus, terutama terhadap draft teks pertanian, akses pasar produk non pertanian
(MANAP) dan Singapore issues.
Perundingan untuk isu pertanian diwarnai dengan munculnya joint paper AS-UE,
proposal Group 20 (yang menentang proposal gabungan AS-UE) dan proposal Group 33
(yang memperjuangkan konsep special product dan special safeguard mechanism).
Secara singkat, joint paper AS-UE antara lain memuat proposal yang menghendaki
adanya penurunan tarif yang cukup signifikan di negara berkembang, tetapi tidak
menginginkan adanya pengurangan subsidi dan tidak secara tegas memuat komitmen
untuk menurunkan tarif tinggi (tariff peak) di negara maju.
Sebaliknya, negara berkembang yang tergabung dalam Group 20 menginginkan adanya
penurunan subsidi domestik (domestik support) dan penghapusan subsidi ekspor
pertanian di negara-negara maju, sebagaimana dimandatkan dalam Deklarasi Doha.
Sementara itu, kelompok negara-negara berkembang lainnya yang tergabung dalam
Group 33 (group yang dimotori Indonesia dan Filipina) mengajukan proposal yang
menghendaki adanya pengecualian dari penurunan tarif, dan subsidi untuk Special
Products (SPs) serta diberlakukannya Special Safeguard Mechanism (SSM) untuk negara-
negara berkembang.
2. Kesepakatan Juli 2004
Setelah gagalnya KTM V WTO di Cancun, Meksiko pada tahun 2003, Sidang Dewan
Umum WTO tanggal 1 Agustus 2004 berhasil menyepakati Keputusan Dewan Umum
tentang Program Kerja Doha, yang juga sering disebut sebagai Paket Juli. Pada
kesempatan tersebut berhasil disepakati kerangka (framework) perundingan lebih lanjut
untuk DDA (Doha Development Agenda) bagi lima isu utama yaitu perundingan
pertanian, akses pasar produk non-pertanian (NAMA), isu-isu pembangunan dan
impelementasi, jasa, serta Trade Facilitation dan penanganan Singapore issues lainnya.
Keputusan Dewan Umum WTO melampirkan Annex A sebagai framework perundingan
lebih lanjut untuk isu pertanian. Keputusan untuk ketiga pilar perundingan sektor
pertanian (subsidi domestik, akses pasar dan subsidi ekspor) adalah:
Subsidi domestik
1. Negara maju harus memotong 20% dari total subsidi domestiknya pada tahun
pertama implementasi perjanjian pertanian.
2. Pemberian subsidi untuk kategori blue box akan dibatasi sebesar 5% dari total
produksi pertanian pada tahun pertama implementasi.
3. Negara berkembang dibebaskan dari keharusan untuk menurunkan subsidi
dalam kategori de minimis asalkan subsidi tersebut ditujukan untuk membantu
petani kecil dan miskin.
Subsidi ekspor
4. Semua subsidi ekspor akan dihapuskan dan dilakukan secara paralel dengan
penghapusan elemen subsidi program seperti kredit ekspor, garansi kredit
ekspor atau program asuransi yang mempunyai masa pembayaran melebihi 180
hari.
5. Memperketat ketentuan kredit ekspor, garansi kredit ekspor atau program
asuransi yang mempunyai masa pembayaran 180 hari atau kurang, yang
mencakup pembayaran bunga, tingkat suku bunga minimum, dan ketentuan
premi minimum.
6. Implementasi penghapusan subsidi ekspor bagi negara berkembang yang lebih
lama dibandingkan dengan negara maju.
7. Hak monopoli perusahaan negara di negara berkembang yang berperan dalam
menjamin stabilitas harga konsumen dan keamanan pangan, tidak harus
dihapuskan.
8. Aturan pemberian bantuan makanan (food aid) diperketat untuk menghindari
penyalahgunaannya sebagai alat untuk mengalihkan kelebihan produksi negara
maju.
9. Beberapa aturan perlakuan khusus dan berbeda (S&D) untuk negara
berkembang diperkuat.
Akses Pasar
top
PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS (FREE TRADE AGREEMENT=FTA)
1. Apa yang dimaksud dengan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement)?
Adalah perjanjian diantara dua negara atau lebih untuk membentuk wilayah perdagangan bebas
dimana perdagangan barang atau jasa diantara mereka dapat melewati perbatasan negara
masing-masing tanpa dikenakan hambatan tarif atau hambatan non tarif. top
2. Apa manfaat pembentukan Free Trade Area/Agreement (FTA)?
FTA dibentuk karena memberikan manfaat kepada anggotanya, antara lain terjadinya trade
creation dan trade diversion. Trade creation adalah terciptanya transaksi dagang antar anggota
FTA yang sebelumnya tidak pernah terjadi, akibat adanya insentif-insentif karena terbentuknya
FTA. Trade diversion terjadi akibat adanya insentif penurunan tariff, misalnya Indonesia yang
sebelumnya selalu mengimpor gula hanya dari China beralih menjadi mengimpor gula dari
Thailand karena menjadi lebih murah dan berhenti mengimpor gula dari China. top
3. Saat ini ada beberapa FTA yang melibatkan Indonesia?
Ada beberapa FTA yang melibatkan Indonesia baik dalam kerangka bilateral maupun regional
yaitu Indonesia-Jepang (IJ-EPA), ASEAN-China, ASEAN-FTA (CEPT-AFTA), ASEAN-Korea, ASEAN-
India dan ASEAN-Australia-New Zealand. top
4. Apa saja substansi yang menjadi cakupan FTA?
Ada beberapa substansi yang biasanya menjadi cakupan dalam FTA baik bilateral maupun
regional yaitu antara lain perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, pergerakan tenaga
kerja, capacity building, prosedur kepabeanan, hak atas kekayaan intelektual dan lain
sebagainya. top
Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi
tiga kelompok persiapan sebagai berikut :
Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau
berdasarkan ketentuan UU-WDP dan atau peraturan – peraturan
pelaksanaannya, dan memuat hal – hal yang wajib didaftarkan oleh setiap
perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari Kantor
Pendaftaran Perusahaan.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah Tanda Daftar yang diberikan oleh
Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah didaftarkan.
Dasar Hukum
Bagi PT yang telah mendapatkan pengesahaan Badan Hukum dari Menteri Hukum
dan Perundang – undangan :
Bagi CV :
Bagi Fa :
Bagi PT yang berubah (AD)-nya yang merupakan laporan pada Departemen Hukum
dan Perundang – undangan :
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang
diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Dasar Hukum
Koperasi :
Perusahaan persekutuan :
Perusahaan perorangan :
Izin Tipe (IT) Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP) Asal
Impor adalah Izin yang dikeluarkan oleh Menperindag terhadap UTTP yang
telah memenuhi persyaratan untuk dimasukkan dari luar negeri yang akan
digunakan di wilayah Indonesia.
Setiap UTTP yang masuk pertama kali dan akan digunakan di wilayah RI
wajib memperoleh Izin Tipe. Importir yang akan memasukkan UTTP dengan
model/tipe baru wajib menyerahkan satu contoh UTTP untuk diadakan
penelitian dan pengujian pendahuluan. Sedangkan terhadap UTTP yang
terlanjur masuk sebelum memperoleh Izin Tipe harus dilakukan penelitian
dan pengujian pendahuluan oleh pegawai yang berhak di bidang metrology
(Seksi Metrologi) pada Kanwil Depperindag/Kandepperindag setempat.
Dasar Hukum
Dasar Hukum
Perdagangan adalah salah satu dari kegiatan bisnis. Pengertian bisnis lebih
luas dari pada perdagangan, sebab bisnis meliputi lebih banyak masalah dari
pada perdagangan. Yakni meliputi investasi, produksi, pemasaran dan lain –
lain, sedangkan perdagangan hanyalah salah satu kegiatan penting dari bisnis
yang kaitannya dengan transaksi barang dan jasa. Namun demikian,
perdagangan merupakan inti dari kegiatan bisnis, karena pada akhirnya
setiap kegiatan bisnis berujung pada kegiatan memperdagangkan yang
intinya jual – beli.
Apabila suatu produk melintasi batas suatu negara dengan maksud untuk
diperjual belikan dinamakan Perdagangan Internasional. Dalam perdagangan
internasional kegiatan jual – beli tersebut dinamakan Transaksi Ekspor –
Impor. Transaksi ekspor – impor adalah transaksi jual beli produk antara
pengusaha yang bertempat tinggal di negara – negara yang berbeda atau
transaksi perdagangan antara negara yang satu dengan yang lainnya.
a. Ekspor
b. Impor
Didalam dan diluar negeri pada masing – masing negara terdapat organisasi
atau lembaga yang terkait dengan perdagangan internasional yaitu :
Lembaga Pemerintah
Produsen
Menghasilkan devisa.
Importir
Lembaga Penunjang
Prosedur Ekspor
Setalah pihak Bea Cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat
dimuat ke kapal. Segera setelah barang dimuat ke kapal, pihak pelayaran
menerbitkan Bill of Lading (B/L) yang kemudian diserahkan kepada
eksportir.
k. Pencairan L/C
Apabila barang sudah dikapalkan, maka eksportir sudah dapat ke bank untuk
mencairkan L/C. dokumen – dokumen yang diserahkan ke bank adalah B/L,
Commercial Invoice, Packing List dan PEB.
Prosedur Impor
Apabila Importir di Indonesia ingin membeli (mengimpor) barang dari luar
negeri, Importir yang bersangkutan harus memperhatikan langkah – langkah
sebagai berikut :
Ada beberapa faktor penting untuk seseorang dapat dipercaya yaitu sebagai
berikut :
1) Mempunyai integritas kepribadian yang baik dan mantap, artinya hal –
hal yang berhubungan dengan psikologi dan perilaku seseorang dan
sebagainya menjadi perhatian utama dan pertama kehati – hatian semacam
ini penting sekali agar tidak membuat perusahaan kesulitan di kemudian
hari. Jadi masalah integritas pribadi ini boleh dikatakan suatu proritas utama
dibandingkan kriteria lain karena jati diri seseorang jauh lebih menentukan
keberhasilannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan dalam
melaksanakan tugas rutin di bidang ekspor impor. Seseorang yang tidak
berkepribadian yang baik, maka akan menjadi daya perusak yang akan
merugikan semua orang, apalagi bila hal itu dalam suatu kegiatan bisnis, bisa
– bisa bisnis menjadi bangkrut.
3) Mempunyai kejujuran dalam semua aspek. Jujur artinya dia telah
memiliki mental yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh rayuan –
rayuan siapapun dan dalam bentuk apapun. Sikap mental serupa itu tidak
bisa ditawar sebagai mana pada faktor pertama tadi. Cuma bedanya yang
pertama bersifat khusus menyangkut kondisi kejujuran seseorang sebab yang
namanya “amanah” itu terletak dalam hati.