Anda di halaman 1dari 8

Prosedur dan Dokumen Impor

January 15, 2013. Category: general

Abstraksi

Pelaksanaan impor akan berhasil jika masing-masing


pihak (Importer dan eksporter) dapat memenuhi prosedur
& persyaratan yang telah disepakati. Prosedur &
Persyaratan : ketentuan di negara Importer/ Indonesia ,
dinegara eksportir /pemasok serta permintaan dari
importer . Transaksi importasi dituangkan dalam order
sheet atau sales contract.

Kata kunci : Impor , prosedur & persyaratan

Pengenalan

Kegiatan Impor merupakan kegiatan memasukan barang


dari daerah pabean Negara lain ke daerah pabean
Indonesia , sedangkan yang dimaksud dengan Daerah
kepabeanan adalah wilayah RI yang meliputi wilayah
darat, peairan, dan ruang udara diatasnya , serta tempat –
tempat tertentu di zona Ekonomi Eksklusif dan landasan
kontinen (UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan
atas UU nomer 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan) .Yang perlu diketahui bagi importer adalah
persyaratan/ legalitas importer, langkah / tahapan dalam
memesan barang impor dan dokumen yang terkait , serta
jaringan perdagangan impor yang terkait .

Diskusi Legalitas Importer

a) Legalitas sebagai impoter, Impor hanya dapat


dilakukan oleh Perusahaan yang telah memiliki Angka
Pengenal Importir (API) Permendag nomer
59/M-DAG/PER/9/2012 tentang perubahan atas
Permendag NO. 27/M-DAG/PER/5/2012 tentang
Ketentuan Angka Pengenal Impor (API). Apabila
perusahaan belum mempunyai API dan berniat
melakukan importasi harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan impor tanpa API. (www.kemendag.go.id)
b) API terbagi dua API Umum dan API Produsen ,
bagi UKM API tersebut dapat diurus di Dinas
Perdagangan setempat . sedangkan untuk migas dan untuk
PMA dan PMDN/PMA masing – masing dapat diurus di
Kemendag cq Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Badan
Koordinasi Penaman Modal ( BKPM )dan ketentuan
tentang API selanjutnya dapat dilihat di
(www.kemendag.go.id)

c) Importer lebih dahulu dapat memahami


Permendag No.54/M-DAG/PER/10/2009 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Impor, termasuk dalam
kelompok produk impor apakah produk yang akan
diimpor . yang intinya kelompok barang impor terbagi
menjadi 3 yaitu : produk yang diatur, dilarang dan bebas
impornya, masing –masing kelompok memiliki
persyaratan sendiri yang berbeda (www.kemendag.go.id)

d) Selajutnya ijin importasi dapat diberikan bagi


importer yang telah memiliki Nomor Identitas
Kepabeanan (NIK) atau Nomor Registrasi Importir
(SPR). Sehingga Perusahaan terlebih dahulu harus
mengajukan permohonan ke Direktorat Jendral Bea dan
Cukai untuk mendapatkan NIK/ SPR.

Adapun Perusahaan yang belum mempunyai NIK/ SPR


maka hanya diijinkan melakukan importasi sekali saja.
e) Keputusan Menteri Keuangan Nomor
453/KMK.04/2002 tentang Tata Laksana Kepabeanan Di
Bidang Impor sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002
(www.beacukai.go.id)

Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di


Indonesia melalui portal INSW adalah sebagai berikut :

Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang


akan diimpor.
Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C
di bank devisa dengan melampirkan PO mengenai
barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar Bank
ke Bank Luar Negeri untuk menghubungi Supplier dan
terjadi perjanjian sesuai dengan perjanjian isi L/C yang
disepakati kedua belah pihak.
Barang–barang dari Supplier siap untuk dikirim ke
pelabuhan pemuatan untuk diajukan.
Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv,
Packing List dan beberapa dokumen lain jika disyaratkan
(Serifikat karantina, Form E, Form D, dsb)
Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke
importir
Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor
Barang). Jika importir mempunyai Modul PIB dan EDI
System sendiri maka importir bisa melakukan
penginputan dan pengiriman PIB sendiri. Akan tetapi jika
tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK
(Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses
input dan pengiriman PIB nya.
Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea
masuk, PPH dan pajak yang lain yang akan dibayar.
Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen
kelengkapan yang diperlukan di dalam PIB.
Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang
akan dibayar ditambah biaya PNBP
Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui
media Pertukaran Data Elektronik (PDE)
Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang
(PIB) ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan
Cukai secara online melalui media Pertukaran Data
Elektronik (PDE)
Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal
Indonesia National Single Window (INSW) untuk proses
validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses
verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.
Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir
harus melakukan pembetulan PIB dan mengirimkan ulang
kembali data PIB
Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB
secara otomatis akan dikirim ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran
pengisian dokumen PIB dan Analizing Point di SKP
Jika data benar akan dibuat penjaluran
Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar
Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses
cek fisik terhadap barang impor oleh petugas Bea dan
Cukai. Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan
jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi sesuai
undang-undang yang berlaku.
Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon
dan melakukan pencetakan SPPB melalui modul PIB
Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan
mencantumkan dokumen asli dan SPPB
Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur
Merah antara lain :

Impor baru
Profil Importir High Risk
Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
Barang Impor Sementara
Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
Ada informasi intelejen/NHI
Terkena sistem acak/random
Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko
tinggi dan/atau berasal dari negara yang berisiko tinggi
Keterangan : Importir dapat melacak status dokumennya
secara realtime melalui portal INSW dengan terlebih
dahulu mendaftarkan usernya. Proses mendapatkan user
dapat dilihat di portal INSW (www.insw.go.id)

Penulis : Titik Farida,

Widyaiswara Balai Besar Pendidikan Pelatihan


Ekspor Indonesia (BBPPEI)

Anda mungkin juga menyukai