Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok, namun pengumpulannya tetap secara
individu. Kumpulkan dalam bentuk file Pdf dengan maksimal 10 halaman. Tugasnya adalah
sebagai berikut:
B. Buatlah prosedur Ekspor dan Impor Indonesia dan di Batam secara umum dalam bentuk
diagram alur (flowchart) serta deskripsi penjelasan dari flowchart tersebut. Dalam
pembuatan prosedur tim anda bisa memberikan contoh komoditas/jenis barangnya
C. Buatlah studi kasus terkait proses Ekspor/Impor yang ditangani oleh sebuah freight
forwarding. Pilihlah satu komoditas ekspor/impor tertentu dengan menggunakan satu
atau lebih moda transportasi (upayakan komoditas yang dipilih berbeda dari kelompok
lainnya), lengkapilah penjelasan Anda dengan poin-poin sebagai berikut:
• flowchart prosedurnya beserta deskripsi penjelasan secara lengkap. Tunjukkan
peran freight forwarder pada flowchart tersebut dengan jelas.
• dokumen yang dibutuhkan dalam transaksi tersebut, baik dokumen
ekspor/ekspornya maupun dokumen transportasi dan dokumen freight
forwardingnya. Sertakan juga contoh Standard trading condition yang dapat
digunakan dalam transaksi pengiriman barang tersebut (sertakan gambar
dokumennya)
• Jika ada kegiatan konsolidasi yang dilakukan dalam pengiriman barang tersebut,
jelaskan prosesnya secara detail
• Penyebab dan sumber bahaya yang mungkin terjadi dalam kegiatan ekspor/impor
tersebut
• Penerapan K3 yang dapat dilakukan pada kegiatan ekspor/impor tersebut
Note: Anda harus menambahkan referensi dalam pembuatan tugas ini, baik itu yang
bersumber dari buku, jurnal, web, youtube, peraturan, dll. Sertakan sumber tersebut pada
tugas yang anda kerjakan.
Jawaban:
1. A. PP No. 46 Tahun 2007 jo PP No. 62 Tahun 2019 jo PP No. 41 Tahun 2021 Tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
B. PMK 47/PMK.04/2012 jo PMK 120/PMK.04/2017 jo PMK 34/PMK.04/2021
tentang pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
1. A. Kawasan Bebas atau biasa disebut Free Trade Zone (FTZ) di Indonesia terdiri dari 4
(empat), yakni di Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun. Pada Kawasan Bebas,
masuknya barang dari luar daerah pabean mendapatkan pembebasan bea masuk,
pembebasan PPN, serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
B. Ldp (luar daerah pabean) adalah wilayah di luar Negara Republik Indonesia yang
didalamnya tidak berlaku UU Kepabeanan sehingga untuk administrasi perpajakan
PPN, PPnBM dan Bea Masuk dianggap tidak ada. karena UU PPN dan Bea Masuk
hanya berlaku di dalam derah Pabean.
C. Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) adalah Daerah Pabean selain Kawasan
Bebas, Tempat Penimbunan Berikat, lokasi Pelaku Usaha Industri, dan lokasi Pelaku
Usaha Pergudangan.
B. PPFTZ-02 adalah pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan bebas
ke dan dari TPB, Kawasan Bebas lainnya, Kawasan Ekonomi Khusus.
C. PPFTZ-03 adalah pemasukan barang ke kawasan bebas dari TLDDP dan PMK
48/2012 jo PMK 42/2020 tentang Pemberitahuan Pabean di Kawasan Bebas
3. Ekspor :
Sale Contract ( Kontrak penjualan )
Commercial invoice ( Faktur Perdagangan )
Letter of Credit ( L/C )
Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
Bill of Lading ( B/L ) / Air Way Bill ( AWB )
Polis Assuransi.
Packing List.
Certificate of Origin/ Surat Keterangan Asal (SKA)
Quality Statement / Surat Pernyataan Mutu
Bill of Exchange
Impor :
Purchase Order,
Invoice,
Packing List,
Bill of Lading,
Certificate of Origin, Insurance,
Laporan Surveyor,
NIB (Nomor Induk Berusaha),
API-U, API-P (Angka Pengenal Importir)
Khusus untuk impor di Batam perusahaan wajib memiliki Masterlist dari BP Batam
(kuota) untuk barang barang produksi perusahaan API-P
Ekspedisi
Pelayaran
Badan badan
Ekspor
Kedutaan Asing
Asuransi
Setiap Badan Usaha (BU)/Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang akan melakukan ekspor minyak
bumi, gas bumi, atau bahan bakar lain harus mendapatkan penetapan sebagai Eksportir
Terdaftar (ET) dari Kementerian Perdagangan sebagai dokumen pelengkap pabean.
Disamping itu, dokumen lain yang dibutuhkan untuk ekspor minyak bumi, gas bumi atau
bahan bakar lain adalah Persetujuan Ekspor (PE) Minyak Bumi dan Gas Bumi/PE Bahan
bakar Lain dari Kementerian Perdagangan serta Rekomendasi Ekspor dari Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sedangkan impor minyak bumi dan gas bumi hanya dapat dilakukan oleh BU Hilir Minyak
Bumi dan Gas Bumi serta Pengguna Langsung setelah mendapatkan Persetujuan Impor (PI)
Minyak Bumi dan Gas Bumi dari Kementerian Perdagangan. PI tersebut merupakan
dokumen pelengkap pabean di bidang impor.
Contoh dokumen Persetujuan Ekspor Minyak Bumi :
Penyebab dan sumber bahaya yang mungkin terjadi dalam kegiatan ekspor tersebut
adalah:
Pertambangan minyak dan gas banyak menandung resiko-resiko Kecelakaan yang
berbahaya baik sebagat faktor manusia, peralatan dan Kondisi lingkungan kerja Usaha
pertambangan minyak dan gas bumi serta sumberdaya panas bum mempunyai ciri-ciri yang
khusus jika dibandingkan dengan sektor. Ciri - ciri khusus tersebut antara lain :
1. Daerah operasi ditempat-tempat terpencil jauh dari sarana umum dan kemudahan
Kemudahan lainnya
2. Pengusahaaanya penuh dengan bahaya sebagai akibat masalah- masalah tekanan,
temperatur, proses dan kondisi alam
3. Memerlukan teknologi yang canggih, peralatan - peralatan khusus dan investasi yang
sangat besar
4. Memerlukan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus
5. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam usaha
minyak dan gas bumi perlu selalu menjaga agar tenaga kerja dapat bekerja dengan
semaksimal mungkin tapa terganggu oleh kecelakaan dan atau penyakit akibat Kerja,
baik karena Kelalatan. kecerobohan, maupun sebagai akibat tempat dan peralatan
yang tidak memenuht syarat - syarat keselamatan dan kesehatan Keria.
Penerapan K3 yang dapat dilakukan pada kegiatan ekspor Minyak Bumi :
Standar Keselamatan kerja cukup penting bagi para pekerja dikarenakan untuk melindungi
keselamataan saat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan fisik. Untuk itu ada
beberapa faktor yang harus diutamakan :