Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 4

PRAKTIKUM MINGGU 6 dan 7


EKSPOR DAN IMPOR & PENYELESAIAN DOKUMENNYA

Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok, namun pengumpulannya tetap secara
individu. Kumpulkan dalam bentuk file Pdf dengan maksimal 10 halaman. Tugasnya adalah
sebagai berikut:

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas.


1.Sebutkan undang undang atau dasar hukum Kawasan Bebas Batam!
2.Sebutkan dan terangkan istilah KB, LDP, TLDDP dan PPFTZ?
3.Ada berapa dan bagaimana proses pengurusan dokumen di Batam document PPFTZ?
4.Sebutkan dokumen pendukung untuk proses Export dan Import?
5.Jelaskan tentang Apikasi CEISA yang digunakan Forwarder dalammengurus ekspor
impor?

B. Buatlah prosedur Ekspor dan Impor Indonesia dan di Batam secara umum dalam bentuk
diagram alur (flowchart) serta deskripsi penjelasan dari flowchart tersebut. Dalam
pembuatan prosedur tim anda bisa memberikan contoh komoditas/jenis barangnya

C. Buatlah studi kasus terkait proses Ekspor/Impor yang ditangani oleh sebuah freight
forwarding. Pilihlah satu komoditas ekspor/impor tertentu dengan menggunakan satu
atau lebih moda transportasi (upayakan komoditas yang dipilih berbeda dari kelompok
lainnya), lengkapilah penjelasan Anda dengan poin-poin sebagai berikut:
• flowchart prosedurnya beserta deskripsi penjelasan secara lengkap. Tunjukkan
peran freight forwarder pada flowchart tersebut dengan jelas.
• dokumen yang dibutuhkan dalam transaksi tersebut, baik dokumen
ekspor/ekspornya maupun dokumen transportasi dan dokumen freight
forwardingnya. Sertakan juga contoh Standard trading condition yang dapat
digunakan dalam transaksi pengiriman barang tersebut (sertakan gambar
dokumennya)
• Jika ada kegiatan konsolidasi yang dilakukan dalam pengiriman barang tersebut,
jelaskan prosesnya secara detail
• Penyebab dan sumber bahaya yang mungkin terjadi dalam kegiatan ekspor/impor
tersebut
• Penerapan K3 yang dapat dilakukan pada kegiatan ekspor/impor tersebut
Note: Anda harus menambahkan referensi dalam pembuatan tugas ini, baik itu yang
bersumber dari buku, jurnal, web, youtube, peraturan, dll. Sertakan sumber tersebut pada
tugas yang anda kerjakan.

Jawaban:

1. A. PP No. 46 Tahun 2007 jo PP No. 62 Tahun 2019 jo PP No. 41 Tahun 2021 Tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
B. PMK 47/PMK.04/2012 jo PMK 120/PMK.04/2017 jo PMK 34/PMK.04/2021
tentang pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas

1. A. Kawasan Bebas atau biasa disebut Free Trade Zone (FTZ) di Indonesia terdiri dari 4
(empat), yakni di Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun. Pada Kawasan Bebas,
masuknya barang dari luar daerah pabean mendapatkan pembebasan bea masuk,
pembebasan PPN, serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

B. Ldp (luar daerah pabean) adalah wilayah di luar Negara Republik Indonesia yang
didalamnya tidak berlaku UU Kepabeanan sehingga untuk administrasi perpajakan
PPN, PPnBM dan Bea Masuk dianggap tidak ada. karena UU PPN dan Bea Masuk
hanya berlaku di dalam derah Pabean.

C. Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) adalah Daerah Pabean selain Kawasan
Bebas, Tempat Penimbunan Berikat, lokasi Pelaku Usaha Industri, dan lokasi Pelaku
Usaha Pergudangan.

D. Pemberitahuan Pabean Free Trade Zone (PPFTZ) adalah dokumen Pemberitahuan


Pabean yang digunakan sebagai Pemberitahuan Pabean pemasukan ke Kawasan
Bebas atau pengeluaran dari Kawasan Bebas.
Contohnya : PPFTZ-01 Ekspor/Impor, PPFTZ-02, PPFTZ-03

2. Ada 3 jenis dokumen PPFTZ di Batam yaitu


A. PPFTZ -01 adalah pemberitahuan pabean untuk pemasukan dan pengeluaran
barang ke dan dari kawasan bebas ke dan dari luar daerah pabean (luar negeri)
serta pengeluaran barang ke TLDDP

B. PPFTZ-02 adalah pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan bebas
ke dan dari TPB, Kawasan Bebas lainnya, Kawasan Ekonomi Khusus.

C. PPFTZ-03 adalah pemasukan barang ke kawasan bebas dari TLDDP dan PMK
48/2012 jo PMK 42/2020 tentang Pemberitahuan Pabean di Kawasan Bebas
3. Ekspor :
 Sale Contract ( Kontrak penjualan )
 Commercial invoice ( Faktur Perdagangan )
 Letter of Credit ( L/C )
 Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
 Bill of Lading ( B/L ) / Air Way Bill ( AWB )
 Polis Assuransi.
 Packing List.
 Certificate of Origin/ Surat Keterangan Asal (SKA)
 Quality Statement / Surat Pernyataan Mutu
 Bill of Exchange

Impor :
 Purchase Order,
 Invoice,
 Packing List,
 Bill of Lading,
 Certificate of Origin, Insurance,
 Laporan Surveyor,
 NIB (Nomor Induk Berusaha),
 API-U, API-P (Angka Pengenal Importir)
Khusus untuk impor di Batam perusahaan wajib memiliki Masterlist dari BP Batam
(kuota) untuk barang barang produksi perusahaan API-P

4. CEISA 4.0 Pengguna jasa memiliki peran penting yaitu :


 Portal digunakan untuk membuat dokumen pabean pengganti Modul
(PIB(Impor), PEB(Ekspor), TPB)
 Tracking status dan cetak respon secara real-time
 Mengakses semua proses kepabeanan dalam 1 sistem portal
 Akses menggunakan browser dan tidak perlu menginstall aplikasi khusus di PC
atau Gadget
 Aplikasi akan memberikan alert yang komunikatif pada saat pembuatan
dokumen
 Terintegrasi dengan sistem lainnya (kurs, manifes, pajak dll)

STUDI KASUS EKSPOR MINYAK BUMI DARI INDONESIA


Ekspor dan impor memainkan peran penting dalam kegiatan ekonomi negara. Ekspor
menghasilkan devisa yang digunakan untuk membiayai impor bahan baku yang dibutuhkan
untuk proses produksi dan barang modal yang memiliki nilai tambah. Jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh semua unit produksi dalam perekonomian adalah nilai produk nasional
bruto. Para ahli mengatakan bahwa ekspor dan investasi merupakan “engine of growth”,
sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan biasanya ditopang oleh
peningkatan ekspor dan investasi. Dalam perdagangan luar negeri, ekspor terbagi menjadi
ekspor migas (migas) dan ekspor nonmigas (bukan migas).
Ekspor minyak Indonesia bervariasi dari tahun ke tahun dan pada akhirnya terus
menurun, akhirnya memaksa Indonesia. menarik OPEC. Meskipun volume ekspor minyak
bumi Indonesia menurun lebih besar dari peningkatannya, penurunan ekspor ini tidak
dibarengi dengan penurunan nilai ekspor, meskipun volumenya turun, nilai produknya naik
akibat kenaikan harga. Ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan dimana
Indonesia harus dapat meningkatkan ekspor minyaknya di saat harga minyak dunia sedang
naik untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Namun yang terjadi sebaliknya.
Indonesia gagal meningkatkan penerimaan ekspor minyaknya karena produksi terus
menurun.
Menurut Ditjen Migas, total nilai ekspor minyak Indonesia pada tahun 1993 adalah Rp
10.000 triliun, sedangkan impor minyak Indonesia Rp 6,91 triliun. Pada tahun 1995, total
ekspor minyak Indonesia sebanyak 301.810.000 barel senilai Rp 14,21 triliun, sedangkan
impor minyak Indonesia sebanyak 69.287.000 barel senilai Rp 7,61 triliun. Dari segi produksi
minyak, Indonesia mampu memproduksi 586.264.000 barel dan total konsumsi minyak pada
tahun tersebut adalah 245.233.000 barel.
Pada tahun 1998, Indonesia menghadapi badai krisis keuangan yang menghancurkan
perekonomian dimana perekonomian Indonesia tidak dapat tumbuh dan berkembang, dan
pada tahun tersebut Indonesia mampu mengekspor 280.365.000 barel minyak dengan nilai
ekspor 57,71 triliun rupiah. Impor minyak tahun ini sebanyak 72.476.000 barel senilai Rp
37,65 triliun. Hingga tahun 2009, total ekspor minyak Indonesia hanya 133.283.000 barel
senilai 105,36 triliun rubel, dan impor minyak Indonesia sebanyak 119.600.000 barel senilai
191,40 triliun rubel. Sedangkan total produksi minyak dunia mencapai 8 miliar barel4 per
hari pada tahun 2009, dan konsumsi minyak dunia mencapai 84,2 miliar barel per hari.
Kondisi ini sedikit memburuk dari tahun sebelumnya, yakni produksi 86,1 miliar barel per
hari dan total konsumsi minyak dunia 85,7 miliar barel per hari pada 2008. 91.485.000 barel
senilai Rp 343,07 triliun.
Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
pendistribusian barang ekspor, dalam hal ini kelapa sawit. Biasanya kegiatan ini didukung
oleh suatu layanan atau management service yang sering disebut carrier.

Flowchart prosedur ekspor Minyak Bumi dari Indonesia :


Importir / buyer

Bank Koresponden Luar Bank Devisa dalam


Negeri Bank Pembukaan L/C Eksportir / Seller Negeri

Ekspedisi

Pelayaran

Badan badan
Ekspor

Kedutaan Asing

Asuransi

Berikut adalah deskripsi dari setiap tahapan dalam alur tersebut:


1. Importir/buyer: Pihak yang ingin mengimpor barang dari luar negeri dan
bertanggung jawab atas barang impor tersebut.
2. Bank koresponden Luar Negeri: Bank yang bekerja sama dengan bank yang
membuka L/C di luar negeri dan ditugasi memproses pembukaan L/C tersebut. Pada
tahap ini importir mengajukan permohonan pembukaan letter of credit kepada bank
koresponden asing.
3. Bank Devisa dalam Negeri: Bank yang menerima permintaan dari bank koresponden
asing untuk membuka L/C dan bertanggung jawab untuk memverifikasi keakuratan
dan kelengkapan dokumen serta memproses pembayaran kepada eksportir.
4. Eksportir/seller: Pihak yang menjual barang dan bertanggung jawab atas pengiriman
barang yang dibeli oleh importir/pembeli. Ketika barang dikirim dan dokumen
persyaratan telah dilengkapi, eksportir menerima pembayaran dari Bank Devisa
Kotima.

Dokumen yang dibutuhkan untuk mengekspor minyak Bumi :


➢ Dokumen dokumen yang dibutuhkan dalam transaksi ekspor :
 Sale Contract ( Kontrak penjualan )
 Commercial invoice ( Faktur Perdagangan )
 Letter of Credit ( L/C )
 Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
 Bill of Lading ( B/L ) / Air Way Bill ( AWB )
 Polis Assuransi
 Packing List
 Certificate of Origin/ Surat Keterangan Asal ( SKA )
 Quality Statement/ Surat Pernyataan Mutu
 Bill of Exchange / Wessel ekspor for Eksportir

Setiap Badan Usaha (BU)/Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang akan melakukan ekspor minyak
bumi, gas bumi, atau bahan bakar lain harus mendapatkan penetapan sebagai Eksportir
Terdaftar (ET) dari Kementerian Perdagangan sebagai dokumen pelengkap pabean.
Disamping itu, dokumen lain yang dibutuhkan untuk ekspor minyak bumi, gas bumi atau
bahan bakar lain adalah Persetujuan Ekspor (PE) Minyak Bumi dan Gas Bumi/PE Bahan
bakar Lain dari Kementerian Perdagangan serta Rekomendasi Ekspor dari Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sedangkan impor minyak bumi dan gas bumi hanya dapat dilakukan oleh BU Hilir Minyak
Bumi dan Gas Bumi serta Pengguna Langsung setelah mendapatkan Persetujuan Impor (PI)
Minyak Bumi dan Gas Bumi dari Kementerian Perdagangan. PI tersebut merupakan
dokumen pelengkap pabean di bidang impor.
Contoh dokumen Persetujuan Ekspor Minyak Bumi :

Penyebab dan sumber bahaya yang mungkin terjadi dalam kegiatan ekspor tersebut
adalah:
Pertambangan minyak dan gas banyak menandung resiko-resiko Kecelakaan yang
berbahaya baik sebagat faktor manusia, peralatan dan Kondisi lingkungan kerja Usaha
pertambangan minyak dan gas bumi serta sumberdaya panas bum mempunyai ciri-ciri yang
khusus jika dibandingkan dengan sektor. Ciri - ciri khusus tersebut antara lain :
1. Daerah operasi ditempat-tempat terpencil jauh dari sarana umum dan kemudahan
Kemudahan lainnya
2. Pengusahaaanya penuh dengan bahaya sebagai akibat masalah- masalah tekanan,
temperatur, proses dan kondisi alam
3. Memerlukan teknologi yang canggih, peralatan - peralatan khusus dan investasi yang
sangat besar
4. Memerlukan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus
5. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam usaha
minyak dan gas bumi perlu selalu menjaga agar tenaga kerja dapat bekerja dengan
semaksimal mungkin tapa terganggu oleh kecelakaan dan atau penyakit akibat Kerja,
baik karena Kelalatan. kecerobohan, maupun sebagai akibat tempat dan peralatan
yang tidak memenuht syarat - syarat keselamatan dan kesehatan Keria.
Penerapan K3 yang dapat dilakukan pada kegiatan ekspor Minyak Bumi :
Standar Keselamatan kerja cukup penting bagi para pekerja dikarenakan untuk melindungi
keselamataan saat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan fisik. Untuk itu ada
beberapa faktor yang harus diutamakan :

Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri yang dikenakan tenaga kerja secara individual untuk melindungi
dari bahaya atau kondisi seperti penyinaran, kebisingan, kekurangan oksigen, dan
benturan/kejatuhan benda-benda keras. APD (personal protective equipment) mampu
melindungi TKBM dengan mengurangi kemungkinan serta akibat resiko di tempat kerja, baik
terhadap kecelakaan kerja maupun terhadap penyakit akibat kerja. Alat pelindung diri yang
harus digunakan bagi tenaga kerja ketika berada dan beraktivitas di tempat kerja pada
umumnya meliputi :
 Pelindung Kepala, yaitu APD pelindung kepala mempunyai 3 spesifikasi seperti, Topi
pengaman (safety helmet) untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan
benda keras, Topi tudung untuk melindungi kepala dari api, uap korosif, debu, dan
iklim yang buruk, dan Tutup kepala untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut,
dan mencegah rambut terlilit bagian berputar.
 Pelindung Telinga, yaitu APD perlindungan telinga sebagai penutup telinga dari
frekuensi yang melampaui ambang batas normal, terdiri dari :
✓ Sumbat telinga (ear plug) , dan
✓ Tutup telinga (ear muff)
 Pelindung muka dan mata, yaitu APD pelindung muka dan mata (face shield)
terbuat dari bahan kaca atau plastik, berfungsi melindungi muka dan mata terhadap
loncatan benda panas, loncatan potongan benda mekanis, pengaruh cahaya (optis),
dan pengaruh radiasi
 Pelindung pernapasan, yaitu APD pelindung perna pasan berfungsi untuk melindungi
sistem pernapasan terhadap sumber atau zat kontaminan dalam udara di tempat
kerja, di antaranya :
✓ Kekurangan oksigen, dan
✓ Pencemaran partikel debu, kabut, asap, uap, dan gas. Pelindung Pernapasan yaitu
terdiri dari jenis :
o Respirator yang berfungsi memurnikan udara,
o Respirator yang terhubung dengan supply udara bersih, dan ✓ Respirator
dengan persediaan oksigen
 Pakaian kerja, yaitu APD berupa pakaian kerja berfungsi melindungi tenaga kerja
terhadap radiasi dari suatu objek panas seperti di kamar ketel uap, dan terhadap zat
kontaminan di tempat kerja.
 Sarung tangan, yaitu APD berupa sarung tangan berfungsi melindungi tangan dan
jari-jari terhadap benturan/pukulan, luka, lecet, infeksi, api, radiasi, elektro
magnetik, arus listrik, dan bahaya kimia beracun.
 Pelidung kaki, yaitu APD pelindung kaki berfungsi melindungi kaki dari :
✓ Tersandung atau tergelincir,
✓ Infeksi terkena bahan kimia,
✓ Tertimpa benda berat, dan
✓ Terbakar kena tetesan logam cair atau bahan kimia korosif.
 Tenaga kerja industri berat dilindungi dengan sepatu keselamatan (safety shoes)
atau sepatu boot terbuat dari bahan kulit, karet, atau plastik dan bagian yang
menutup jari kaki diberi lapisan logam atau campuran baja, pakai sol anti slip, sol
jahit atau direkat tanpa paku.

Anda mungkin juga menyukai