Anda di halaman 1dari 6

Nama : Jeremia Jhekyta Sebayang

NIM : 2005171073
Kelas : MB-4C
Mata Kuliah : Dasar Ekspor Impor

UAS

1. Tuliskan 3 Dokumen Utama Ekspor dan penjelasan mengenai masing-


masing fungsi Dokumen tersebut.

2. Tuliskan Dokumen- dokumen Pendukung pada perdagangan Ekspor dan


penjelasan fungsi masing- masing dokumen.

3. Tuliskan Istilah nama – nama pelaku Ekspor dan Impor pada Dokumen-
dokumen Ekspor

4. Tuliskan istilah nama bank yang terlibat pada pihak ekspor/impor pada
dokumen ekspor

5. Tuliskan penjelasan mengenai maksud dibawah ini :

a. Prohibited
b. Cy to Cy
c. Not Allowed Jawab:

Jawaban

1. Dokumen Utama

Dokumen utama adalah dokumen yang wajib sifatnya untuk dibuat dalam
setiap transaksi ekspor. Berikut jenis-jenis dokumen utama pada ekspor.

- Invoice atau Faktur

Invoice, atau bisa disebut sebagai faktur atau nota, merupakan dokumen
yang berfungsi sebagai suatu bukti transaksi atau penagihan, dibuat oleh
eksportir untuk importir. Invoice harus mencantumkan elemen-elemen
berikut: nomor & tanggal invoice, nama barang, harga per unit barang &
total harga, nama & alamat eksportir, nama & alamat importir, serta
keterangan rekening pembayaran jika diperlukan. Penting juga agar
invoice dibuat menggunakan kop surat perusahaan eksportir.

invoice dalam ekspor dapat berupa tiga jenis:

• Proforma Invoice:
Suatu penawaran dari eksportir kepada importir yang potensial.
Jadi ini dibuat untuk menempatkan pesanan yang sering
mendapatkan permintaan dari importir sehingga eksportir bisa
mendapatkan izin impor dari negara tujuan. Faktur ini biasanya
menyatakan syaratsyarat jual beli dan harga barang. Setelah
importir menyetujui pesanan tersebut, maka akan ada kontrak
antara eksportir dan importir sesuai yang ditetapkan pada
Proforma Invoice.

• Commercial Invoice:
Surat permintaan pembayaran kepada importir ketika eksportir
selesai menyiapkan atau memproduksi barang pesanan. Nama dan
alamatnya harus sesuai dengan yang tercantum pada Letter of
Credit (L/C). Lalu, invoice yang asli diberikan kepada bank
sebagai bukti pembayaran untuk diteruskan kepada importir.

• Consular Invoice:
Faktur yang dikeluarkan oleh kedutaan atau konsulat. Ini bertujuan
untuk memeriksa harga jual dibandingkan dengan harga pasar
yang berlaku sehingga memastikan tidak terjadi dumping. Invoice
ini ditandatangani oleh konsulat negara importir. Bisa juga ini
dibuat dan ditandatangani oleh konsulat negara sahabat dari negara
importir.

- Packing List

Packing list adalah dokumen yang berisikan rincian spesifikasi barang


ekspor sesuai dengan invoice. Ini dibuat oleh eksportir atau
perusahaan yang melakukan pengemasan langsung terhadap barang
tersebut. Fungsi Packing List adalah untuk memudahkan mengetahui
isi barang dalam kontainer apabila ada pemeriksaan. Dokumen ini
hampir mirip dengan ‘surat jalan’ yang dipakai ketika melakukan
pengiriman barang di dalam Indonesia.

Di Packing List dimuat setidaknya memuat informasi-informasi


berikut: a) nama barang,nomor dan tanggal packing list; b) jumlah
kemasan, dalam satuan seperti pack, pieces, ikat, kaleng, karton,
karung, dll; c) berat bersih; d) berat kotor.

- Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill

Bill of Lading (B/L) merupakan bukti pengiriman barang atau tanda


terima yang dibuat oleh Shipping Company untuk eksportir. B/L
dikeluarkan setelah kapal berangkat dari Indonesia. Dokumen ini juga
dapat digunakan sebagai kepemilikan barang, dengan eksportir yang
memegang B/L adalah pemilik barang yang disebutkan di dalam
dokumen tersebut. Sehingga, B/L adalah surat berharga yang perlu
disimpan baikbaik oleh eksportir.

2. Dokumen Tambahan

Selain dokumen utama, terdapat dokumen ekspor tambahan lainnya untuk


dibuat yang bersifat wajib maupun pendukung terhadap barang ekspor.
Dokumen ini hanya perlu dibuat dan disertakan ketika diminta oleh
pembeli/importir. Biasanya juga dokumen tambahan ini diperlukan oleh
regulasi negara tujuan. Lalu, ini juga dapat diperlukan oleh regulasi
Indonesia yang mensyaratkan adanya dokumen ini pada beberapa produk
tertentu. Meskipun dokumen utama adalah yang diprioritaskan untuk dibuat,
dokumen-dokumen tambahan ini tidak kalah pentingnya untuk kelancaran
transaksi ekspor. Berikut jenis-jenis dokumen tambahan pada ekspor.

- Certificate of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA)

COO atau SKA adalah dokumen yang menerangkan bahwa barang yang
diekspor berasal dari Indonesia. Dokumen ini dibuat dan dikeluarkan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Kabupaten/Kota/Provinsi.
Dokumen ini dapat berfungsi bagi importir untuk memperoleh
keringanan bea masuk di negaranya, bahkan sampai 0% tergantung
dengan kebijakan untuk produknya. Namun, manfaat ini dapat
diaplikasikan dengan negara yang telah menjalin kesepakatan kerjasama
perdagangan dengan Indonesia dalam FTA (Free Trade Agreement).
Diperlukan pemahaman yang komprehensif dari sahabat UKM untuk
mengetahui apa saja produk yang mendapatkan keringanan bea masuk
dari masing-masing perjanjian FTA.

- Certificate of Analysis (COA)

COA adalah dokumen yang berisi hasil analisis dari produk yang
diekspor. Analisis yang tercakup dalam COA ini disesuaikan dengan
permintaan importir. Umumnya, ini sesuai oleh standar wajib dari
regulasi pemerintah negara tujuan atau standar umum yang berlaku.
Dokumen COA dapat diminta dari pihak produsen atau diurus langsung
sendiri oleh eksportir melalui laboratorium independen yang sudah
terakreditasi. Dokumen COA kebanyakan diperlukan untuk produk-
produk hasil industri kimia atau hasil pertanian.

- Phytosanitary Certificate (Sertifikat Fitosanitari)

Phytosanitary certificate merupakan dokumen yang biasa diperlukan


pada produk pertanian seperti buah segar, rempah-rempah, dan lainnya.
Dokumen ini menjamin bahwa produk yang diekspor terbebas dari
kuman penyakit berupa jamur atau bakteri. Ini diurus dan dikeluarkan
oleh kantor Balai Karantina Pertanian yang terdapat di setiap pelabuhan
ekspor atau bisa kantor perwakilannya di beberapa kota. Selain produk
pertanian, dokumen ini juga diperlukan pada produk dari hewan dan
ikan.

- Fumigation Certificate (Sertifikat Fumigasi)

Fumigation Certificate dikeluarkan oleh perusahaan fumigasi untuk


menjelaskan bahwa barang ekspor yang bersangkutan telah difumigasi
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Proses fumigasi berfungsi untuk
mengamankan barang yang akan diekspor ke negara tujuan dari serangan
hama atau rayap selama masa pengiriman.
- Veterinary Certificate (Sertifikat Veteriner)

Sertifikat untuk pemberian jaminan keamanan pangan untuk produk


ekspor pangan dan non-pangan asal hewan. Ini dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)
Kementerian Pertanian.

Weight Note (Keterangan Timbangan)

Dokumen yang berisikan rincian berat dari tiap kemasan barang sesuai
yang tercantum dalam invoice. Keterangan berat di dokumen pengapalan
ini haruslah sama dengan yang tercantum pada L/C. Disamping untuk
memeriksa berat barang ekspor, ini juga diperlukan untuk
mempersiapkan alat-alat pengangkut barang pada saat pemeriksaan.

- Measurement List (Daftar Ukuran)

Dokumen yang berisikan rincian ukuran dan takaran dari tiap kemasan
barang seperti panjang, tebal, diameter, serta volume barang. Ukuran ini
haruslah sama seperti yang tercantum pada L/C. Ini diperlukan untuk
menghitung biaya pengiriman.

3. Eksportir: Seller, Shipper, Beneficiary


Importir: Seller, Buyer, Aplicant

4. Eksportir : Confirming Bank/Negotation Bank


Importir :Inssuing/Rembushing Bank

5. Penjelasan :

A. Prohibited
Barang yang dilarang diekspor, Barang larangan dan pembatasan adalah
merupakan barang yang dilarang maupun dibatasi pemasukan (impor) atau
pengeluarannya (ekspor) ke/dari daerah pabean. Setiap barang yang di
larang atau dibatasi impor atau ekspornya diatur dalam suatu bentuk
peraturan larangan dan/atau pembatasan.

B. CY to CY
Dimana pengirim mengantar barang ke gudang ekspedisi dan ketika barang
tiba di tempat tujuan, barang akan disimpan di gudang tanpa dilakukan
pengantaran ke penerima.

C. Not Allowed
Barang yang tidak diperbolehkan untuk diekspor

Anda mungkin juga menyukai