Anda di halaman 1dari 5

Dokumen Ekspor yang Perlu Dipersiapkan

beserta Contoh Komoditinya


Saat ini kegiatan ekspor makin berkembang pesat. Ditambah lagi dengan
banyaknya situs belanja elektronik yang mudah diakses oleh berbagai
orang di belahan dunia mana pun, membuat kegiatan pengiriman barang
ke luar negeri itu terfasilitasi. Namun, sebelum bisa melakukan ekspor ke
luar negeri, kamu harus memperhatikan berbagai dokumen untuk
disiapkan. Pada artikel kali ini akan dibahas mulai dari apa itu ekspor, jenis-
jenis ekspor, dokumen ekspor yang harus disiapkan, hingga contoh
komoditi ekspor. Jadi, langsung saja simak artikel berikut ini!
Apa itu ekspor?
Secara sederhana, ekspor merupakan suatu aktivitas mengeluarkan produk
barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan tetap memenuhi standar
peraturan dan ketentuan yang ada. Ekspor merupakan aktivitas
mengeluarkan barang dari daerah pabean. Daerah pabean adalah suatu
daerah milik Republik Indonesia yang terdiri dari wilayah darat, perairan,
dan udara, yang mencakup seluruh daerah tertentu yang berada di Zona
Ekonomi Eksklusif.
Aktivitas ekspor umumnya dilakukan oleh suatu negara jika negara tersebut
mampu menghasilkan produk atau barang dalam jumlah yang cukup besar.
Selain itu, produk atau barang tersebut sudah memenuhi kebutuhan di
dalam negeri, sehingga bisa dikirimkan ke negara yang membutuhkan.
Selain ekspor, ada juga istilah eksportir, yaitu kegiatan perseorangan atau
badan hukum dengan melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor
tersebut akan melibatkan Bea Cukai jika dilakukan dalam skala cukup besar.
Hal itu bertujuan untuk mengawasi lalu lintas perdagangan di suatu negara.
Berdasarkan kegiatannya, ekspor terbagi menjadi dua jenis, yaitu ekspor
langsung dan ekspor tidak langsung. Berikut adalah penjelasan dua jenis
ekspor.
1. Ekspor langsung
Ekspor langsung merupakan cara menjual suatu produk, baik barang atau
jasa, dengan bantuan eksportir yang ada di negara tujuan. Penjualan
tersebut terjadi melalui distributor atau perwakilan penjualan perusahaan.
Kelebihan dari ekspor langsung ini adalah proses produksi dan distribusi
yang lebih baik karena terpusat di negara asal. Sedangkan kelemahannya
adalah biaya transportasi yang lebih tinggi dan adanya proteksionisme.
2. Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung merupakan cara menjual barang melalui perantara
atau eksportir dari negara asal. Perantara tersebut biasanya adalah export
management company atau export trading companies. Kelebihan ekspor
jenis ini adalah sumber daya produksi yang terkonsentrasi, sehingga tidak
perlu menanganinya secara langsung. Sementara itu, kekurangannya
adalah kontrol terhadap distribusi dan operasi di negara lain yang kurang.
Dokumen ekspor yang harus disiapkan
Untuk bisa melakukan kegiatan ekspor, kamu harus memiliki dokumen-
dokumen khusus. Dokumen-dokumen ekspor tersebut di antaranya sebagai
berikut.
1. Dokumen utama
Dokumen utama merupakan dokumen wajib yang harus dipenuhi untuk
setiap transaksi ekspor. Dokumen utama meliputi:

 Invoice atau faktur, yaitu sebuah dokumen yang berfungsi sebagai bukti


transaksi atau penagihan. Invoice harus mencantumkan elemen-elemen
seperti, nomor & tanggal invoice, nama barang, harga per unit barang &
total harga, nama & alamat eksportir, nama & alamat importir, serta
keterangan rekening pembayaran jika diperlukan. Adapun jenis-
jenis invoice adalah:
 Proforma invoice, yaitu invoice yang dibuat untuk mendapatkan izin impor
dari negara tujuan.
 Commercial invoice, yaitu surat permintaan pembayaran kepada importir
ketika eksportir selesai menyiapkan atau memproduksi barang pesanan.
 Consular Invoice, yaitu invoice untuk membandingkan harga jual suatu
produk dengan harga jual di pasar. Invoice ini dikeluarkan oleh kedutaan
atau konsulat.
 Packing list, yaitu dokumen yang berisikan rincian spesifikasi barang
ekspor sesuai yang tertera di invoice untuk memudahkan petugas
pemeriksa mengetahui isi dari barang di dalam container. Informasi yang
termuat dalam packing list di antaranya nama barang, nomor dan
tanggal packing list, jumlah kemasan dalam satuan pack, pieces, ikat,
kaleng, karung, dan lain-lain, serta berat bersih dan berat kotor.
 Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill, yaitu bukti pengiriman barang atau
tanda terima yang dibuat oleh Shipping Company untuk eksportir.
Dokumen ini berfungsi sebagai tanda kepemilikan barang ekspor dan
dikeluarkan setelah transportasi pengangkut barang keluar dari Indonesia.
 Polis asuransi, yaitu dokumen untuk penjamin keselamatan barang-barang
ekspor. Dokumen ini menyatakan jenis-jenis risiko yang dapat
diasuransikan serta pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa
klaim dibayarkan.
 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), yaitu dokumen yang dibuat oleh
eksportir kepada Kantor Bea Cukai sebelum pengiriman. Dokumen ini dapat
dilakukan sendiri oleh eksportir atau diwakilkan oleh forwarder. Saat ini, PEB
dapat dilakukan secara online dengan Electronic Data Interchange (EDI).
 Shipping Instruction (SI), yaitu dokumen untuk melakukan booking pada
kontainer dan ruang di transportasi pengangkutan yang dibuat oleh
eksportir kepada forwarder atau shipping company. Dokumen ini biasanya
dikirim melalui email.

2. Dokumen tambahan
Selain dokumen utama, ada juga dokumen tambahan. Dokumen tambahan
ini tidak wajib, tetapi berdasarkan permintaan importer sebagai pendukung
dari dokumen utama. Di antara dokumen tambahan tersebut adalah
sebagai berikut.

 Certificate of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal, yaitu dokumen


yang memuat keterangan bahwa barang ekspor berasal dari Indonesia.
Dokumen tersebut dibuat dan dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kabupaten/Kota/Provinsi.
 Certificate of Analysis, yaitu dokumen yang berisi hasil analisis dari
barang ekspor. Dokumen ini biasanya dibutuhkan untuk produk industri
kimia atau hasil pertanian. Umumnya, hasil analisis tersebut sesuai dengan
standar wajib dari regulasi pemerintah negara tujuan yang berlaku.
 Phytosanitary Certificate, yaitu dokumen yang menyatakan bahwa
produk ekspor bebas dari kuman, jamur, atau bakteri. Dokumen ini
diperlukan untuk barang-barang ekspor seperti buah segar, hewan, ikan,
serta rempah-rempah dan hasil pertanian.
 Fumigation Certificate, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan
jika melakukan fumigasi pada produk ekspor. Proses fumigasi adalah
proses untuk melindungi barang dari hama atau rayap selama dikirim.
 Veterinary Certificate, yaitu dokumen yang menjamin keamanan pangan
untuk produk ekspor pangan dan non-pangan asal hewan. Sertifikat ini
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(PKH) Kementerian Pertanian.
 Weight Note, yaitu dokumen yang berfungsi untuk memberi informasi
seputar berat barang serta untuk mempersiapkan alat pengangkut.
Dokumen ini memuat berat dari setiap kemasan barang, dan sesuai dengan
yang tertera pada invoice dan Letter of Credit (L/C).
 Measurement List, yaitu dokumen yang memuat detail ukuran dan takaran
dari setiap kemasan produk ekspor, seperti panjang, tebal, diameter, serta
volume. Ukuran tersebut harus sama dengan L/C, tujuannya untuk
menghitung biaya pengiriman.

Contoh komoditi ekspor Indonesia


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, sehingga
tidak heran jika banyak sumber daya alam yang diekspor ke luar negeri.
Berikut ini contoh komoditi ekspor Indonesia yang paling besar.
1. Karet
Indonesia merupakan negara penghasil karet paling besar kedua di dunia.
Maka dari itu, karet menjadi salah satu komoditas utama untuk ekspor di
Indonesia. Hasil karet Indonesia telah banyak di ekspor ke berbagai negara
maju, di antaranya Jepang, China, dan Amerika.
2. Tekstil
Selain karet, Indonesia juga penghasil terbanyak produk tekstil. Banyaknya
jumlah industri tekstil di Indonesia berhasil meningkatkan devisa negara.
Maka dari itu, jika produk tekstil menjadi salah satu komoditi ekspor
terbesar di Indonesia.
3. Kelapa sawit
Komoditi ekspor terbesar selanjutnya adalah kelapa sawit. Sebagian
besarnya akan diekspor berupa minyak inti sawit palm, kernel oil, dan
minyak sawit. Produk ini nantinya akan jadi bahan baku untuk pembuatan
sabun, minyak goreng, mentega, dan berbagai produk kecantikan.
Biasanya, Indonesia akan mengekspor kelapa sawit dalam jumlah besar ke
India, Pakistan, hingga China.
4. Produk hasil hutan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar
di dunia. Maka dari itu, produk hasil hutan di Indonesia melimpah dan
menjadi komoditi ekspor ke luar negeri. Banyak industri produk hasil hutan,
seperti kayu yang memiliki prospek perkembangan yang bagus. Beberapa
produk hasil hutan yang banyak diekspor adalah pulp kertas dan kayu.
5. Kakao
Indonesia merupakan negara penghasil biji kakao terbanyak ketiga di
dunia. Maka dari itu, biji kakao menjadi komoditi ekspor terbesar Indonesia.
Biji kakao itu merupakan bahan baku untuk diolah menjadi coklat atau
makanan lain. Selain itu, untuk bisa diekspor, biji kakao harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia, sehingga biji kakao yang diekspor merupakan
biji kakao berkualitas.
Itulah pembahasan tentang dokumen ekspor, dari mulai pengertian ekspor,
jenis-jenis ekspor, dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan ekspor,
hingga contoh komoditinya. Jika kamu memiliki bisnis yang mengharuskan
melakukan ekspor, maka perhatikanlah baik-baik dokumen yang
dibutuhkan, ya! Agar tidak terjadi hambatan saat melakukan ekspor.

Anda mungkin juga menyukai