Disusun Oleh :
Muhammad Yusuf Ismail (0214204040)
Manajemen Reguler B / Kelas B2A
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan Ekspor Impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara
yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam
perdagangan internasional.
Dalam era perdagangan global sekarang ini, arus barang masuk dan keluar
sangatlah cepat.Untuk memperlancar urusan bisnisnya, para pengusaha dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor impor, baik dari segi
peraturan yang selalu diperbarui terutama yang berhubungan dengan perdagangan
internasional, kepabeanan, shipping maupun perbankan, yang semuanya ini saling
berkaitan dan selama ini sering terjadi permasalahan di lapangan.
Ketika membahas Ekspor Impor, maka yang terlintas adalah Proses
Kepabeanan serta Bea dan Cukai sebagai badan yang bertanggung jawab sebagai
pengawas dan pelaksana dilapangan. Bea dan Cukai jelas mempunyai peran dalam
melancarkan arus barang, dokuman dan orang, tetapi disadari pula bahwa hal ini tidak
hanya tanggung jawab Bea dan Cukai saja, melainkan juga seluruh pihak yang
terlibat seperti PPJK (Pengusaha Jasa Kepabeanan), Exportir maupun Importir.
Kesulitan yang di alami oleh para pengusaha dalam melakukan bisnis nya
selama ini adalah kesulitan menembus pasar ekspor. Untuk itu pemerintah diminta
menjadi fasilitator agar penjualannya meningkat.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut
Tujuan dari diangkat nya masalah ini adalah supaya pembaca mengetahui
tentang banyak hal mengenai biota laut yakni ikan hias, selain itu agar pembaca dapat
yang mempunyai hobby dalam memelihara ikan-ikan hias dapat mengetahui
bagamana cara pengembangambiakan dan perawatan ikan-ikn hias tersebut.
Bagi pembaca yang berjiwa dagang, maka dapat menggunakan makalah ini
untuk membantu dalam mengetahui bagaimana cara berdagang ikan hias yang
menguntungkan, yakni dengan cara mengekspor ikan ikan hias peliharaan nya ke
Negara-negara yang membutuhkan.
Karena di sini dijelaskan jenis-jenis ikan yang sangat potensial untuk
diekspor, dan bagaimana cara melakukan ekspor dengan baik.
1.3 Masalah
Permasalahan dari makalah ini adalah begitu susah nya para pengusaha
menembus pasar ekspor dalam melakukan bisnisnya. Hal ini di sebabkan, Ekspor
ikan hias mengalami penurunan akibat perpanjangan larangan terbang oleh Uni Eropa
(UE). Selain itu Di pasar Ikan Hias Dunia , Indonesia masih memiliki issu
permasalahan penggunaan Sianida.
1.4 Batasan Masalah
Agar makalah ini tidak menyimpang dari sumber data, maka perlu ditentukan
pembatasan masalah nya yaitu :
1)
2)
Permasalahan yang kini di hadapi adalah Ikan- ikan Indonesia makin sulit keluar
negeri. Pasalnya, izin ekspor maupun impor komoditas ikan hias sangat sulit
dilakukan.
3)
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
ANALISA DATA
Domisili Perusahaan
NPWP
Neraca Awal
Referensi bank yang bersangkutan
Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan
Dokumen ekspor :
1.Dokumen Utama :
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut
Invoice
Packing List
2. Dokumen Pelengkap :
SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin)
SM (Sertifikat Mutu)
LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor)
Ketika membahas Ekspor Impor, maka yang terlintas adalah Proses
Kepabeanan serta Bea dan Cukai sebagai badan yang bertanggung jawab sebagai
pengawas dan pelaksana dilapangan. Bea dan Cukai jelas mempunyai peran dalam
melancarkan arus barang, dokuman dan orang, tetapi disadari pula bahwa hal ini tidak
hanya tanggung jawab Bea dan Cukai saja, melainkan juga seluruh pihak yang
terlibat seperti PPJK (Pengusaha Jasa Kepabeanan), Exportir maupun Importir.
Setelah kita memahami apa itu ekspor dan impor dan bagaimana proses
malakukan ekspor dan impor, maka kita akan melihat bagaimana potensi ekspor Ikan
Hias Indonesia.
Potensi ekspor ikan hias domestik bisa mencapai USD41 juta per tahun dari
saat ini USD12,6 juta. Potensi ini menyamai Singapura sebagai eksportir ikan hias
terbesar di dunia. Potensinya (ekspor ikan hias domestik) sangat besar, kata Ketua
Umum Indonesia Pets Plants Aquatic Expo (IPPEA) Herjanto Kosasih di Jakarta. Dia
mengatakan, besarnya potensi pasar ekspor itu didasarkan jumlah spesies ikan hias
asal Indonesia. Saat ini Indonesia diperkirakan memiliki 400 spesies ikan hias air
tawar dari total 1.100 spesies di seluruh dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki
650 spesies ikan hias air laut. Sayangnya potensi kekayaan alam itu belum
dimanfaatkan maksimal oleh pemangku kepentingan, baik pelaku industri maupun
pembuat kebijakan. Sehingga sebagian besar ekspor ikan hias asal Indonesia harus
melalui Singapura. Jelas yang diuntungkan bukan kita, tapi Negara lain, Katanya.
Berdasarkan data Ornamental Fish International (OFI), Indonesia menduduki
peringkat ketiga dunia dengan ekpor senilai USD12,6 juta atau menguasai 7,5 persen
pangsa pasar dunia. Posisi Indonesia di bawah Singapura yang memiliki ekspor
USD41,5 juta dan menguasai 22,8 persen pasar dunia, serta Malaysia dengan ekspor
USD20 juta. Ironisnya, jelas Heryjanto, sekira 70 persen ekspor ikan hias Singapura
merupakan spesies asli Indonesia. Kita ini kaya tapi mengapa Singapura yang
menjadi raja ikan hias global, padahal mereka tidak punya laut, katanya.
Menurut Herjanto, Singapura dapat menjadi eksportir ikan hias terbesar
karena pemerintah setempat mendukung kalangan pebisnis. Ini ditunjukkan dengan
menjadi fasilitator pameran-pameran ikan hias skala global. "Pameran ini mampu
mendatangkan devisa jutaan dolar AS bagi Singapura," katanya. Sebaliknya, kata dia,
pengusaha Indonesia jarang melakukan pameran dan belum didukung sepenuhnya
oleh pemerintah. Hal ini diperburuk dengan persoalan birokrasi izin ekspor impor
komoditas tersebut. Ketua umum Arowana Club Indonesia Stephen Suryaatmadja
menambahkan, harga ikan hias asal Indonesia saat ini cukup tinggi di pasar ekspor.
Dia mencontohkan harga anakan arowana super red dapat mencapai Rp20 juta atau
10 kali lipat dibanding harga di pasar domestik. Namun kita belum dapat menggarap
potensi
pasar
ekspor
itu
secara
maksimal,
keluhnya.
Stephen
berharap
Biasanya para nelayan akan banyak menghasilkan ikan mulai pada Maret
sampai September, namun karena tidak tersedianya pabrik es sehingga banyak ikan
yang dijadikan ikan kering dan tentu nilai jualnya akan berkurang dibanding ikan
segar. Edi menambahkan, Pemkab Mentawai selama ini tidak memungut retribusi
tangkapan ikan, kecuali retribusi dari perizinan untuk usaha perikanan, dan
pembebasan retribusi tangkapan ikan, jauh sebelum instruksi Menteri Kelautan dan
Perikanan Fadel Muhammad. Bahkan Mentawai dilirik investor dari Jepang yang
memasang rumpon laut dalam. "Saat ini investasi itu sudah tahap menanam rumpon
yang dikhususkan untuk menangkap ikan tuna sebagai percepatan jadikan Sumbar
Sentral Tuna Wilayah Barat Indonesia," ujar Edi.
3.3 51 Produk Perikanan Bebas Bea Masuk Ke Jepang
Indonesia akan mendapatkan keringanan produk perikanan ke Jepang.
Kesepakatan itu sebagai tindak lanjut dari perundingan Economic Partnership
Agreement (EPA). Sebelumnya tarif bea masuk ke Jepang untuk produk-produk
tersebut bervariasi antara 3,5-10,5 persen, berlaku mulai Juli 2008," kata Kepala
Pusat Data, Statistik dan Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
Soen'an H Poernomo di Jakarta, Senin (14/7/2008). Soen'an menyebutkan, ada 51
produk perikanan yang dibebaskan bea masuknya ke Jepang (0 persen). Menurutnya,
produk-produk tersebut mencakup sebagian produk ikan hias, barracuda, udang baik
segar maupun olahan (lobsters, shrimps and prawns) dan termasuk mutiara. Selain
itu, lanjutnya, 72 produk perikanan akan diturunkan bea masuknya ke Jepang secara
bertahap. Sementara itu, pengamat ekonomi Ikhsan Mojo mengatakan pengusaha
perikanan nasional harus mampu memanfaatkan peluang kerjasama tersebut.
Menurutnya, potensi kelautan belum dimaksimalkan akibat minimnya sarana
pengusaha perikanan. Ikhsan mengatakan diperlukan peningkatan teknologi untuk
industri perikanan nasional agar mampu bersaing dengan nelayan asing. "Indonesia
tidak boleh kalah dengan negara lainnya dalam memanfaatkan potensi laut," ujarnya.
masing-masing Amerika Serikat, Cina dan Nigeria sangat diminati pembeli Jakarta
dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
Karena itu, Menteri Perikanan dan Kelautan (MKP) Freddy Numberi meminta kepada
para pembudi daya untuk memperhatikan pasokan hias ini. Sebab, importer biasanya
akan meminta pasokannya tepat waktu dan jumlahnya. Kontinuitasnya harus dijaga,
baik dari sisi ukuran, jumlah maupun mutunya. Kalau ini bisa kita penuhi, saya yakin
pasar Eropa dan Amerika akan bisa kita rebut, kata Freddy optimistis, sembari
mengatakan tahun ini target ekspor akan sama dengan 2006 yaitu mencapai 2.300
ton.
Kerusakan ekosistim yang sudah menjadi fenomena pesisir dan laut turut
andil melemahkan produksi perikanan nasional. Sedikitnya tujuh wilayah perairan
tercemar berat yaitu Belawan, Tanjung Balai, Batam, Teluk Lampung, Teluk Jakarta,
sepanjang pantai utara Jawa, dan Balikpapan. Pencemaran bersumber dari limbah
pabrik, rumah tangga, rumah sakit, tambak, keramba yang dibuang tanpa proses
pengolahan memadai. Kerusakan lingkungan diperparah maraknya pembukaan hutan
bakau. Gangguan perairan tidak hanya menghambat tumbuhnya usaha budi daya
tetapi memicu hengkangnya investor. Pembuangan limbah tambang emas di Pulau
Sumbawa mencemari Pantai Sagena, Labuhan Lalar, Benete, Rantung, Snutuk hingga
Tolanang. Akibatnya hasil tangkapan ikan nelayan menurun. Di Pulau Lombok,
berdekatan dengan lokasi pembuangan tailing, nelayan Tanjung Luar, dan Pulau
Maringik mengalami nasib sama. Di Papua perusahaan tambang emas raksasa
membuang tailing, merusak wilayah produktif berupa hutan, sungai, dan lahan basah
seluas 120.000 hektar (Ha), hampir dua kali luas Jakarta.
Sementara itu nelayan di sekitar Desa Penago Baru dan Rawa Indah,
Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu terancam, akibat
pengerukan pasir besi yang sudah belangsung lima tahun. Akibatnya, kawasan pantai
yang dahulunya rimbun dengan hijau hutan bakau, seluas 10 Ha, dan merupakan
kawasan Cagar Alam Pasar Talo nyaris tidak tersisa. Garis pantainya terancam abrasi
akut. Demikian pula di Kabaena Timur, Dongkala perairannya berwarna merah
tertutup lumpur penambangan nikel.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia sejatinya nirwana bagi
budi daya perikanan. Potensi budi daya perairan umum meliputi sungai, danau, dan
waduk mencapai 13 juta hektar dan baru tergarap 972.250 Ha. Potensi budidaya laut
mencapai 8,7 juta Ha baru dimanfaatkan 10 persen. Sementara itu ikan hias air tawar
yang potensial dibudidayakan ada 240 jenis dan ribuan jenis ikan hias air laut belum
dikembangkan. Suplai ikan hias ke pasar dunia baru 7,5 persen, tertinggal dari
Singapura, yakni 22,8 persen. Kedigdayaan perikanan semakin jauh dari angan akibat
minimnya informasi tata cara budi daya yang memadai. Pemuliaan induk ikan
kualitas unggul juga belum optimal. Hasil temuan benih unggul dari balai-budidaya
belum tersosialisasi secara menyeluruh ke daerah. Di sisi lain kita baru nemiliki satu
balai pemuliaan induk udang vanamei di Situbondo Jawa Timur yang perairannya
tercemar cairan limbah pabrik pengolahan udang. Sementara kita tidak memilik
pemuliaan induk udang windu (peneus monodon), udang lokal yang terabaikan.
Produksi perikanan nasional juga terancam maraknya impor perikanan. Tahun
2008 impor perikanan meningkat dibandingkan tahun 2007. Di tengah tren
meningkatnya produk perikanan dari luar negeri kita belum memiliki regulasi untuk
mengendalikan impor perikanan. Ketiadaan aturan impor berpotensi membahayakan
keamanan pangan konsumen, terganggunya pasar domestik, masuknya hama dan
penyakit yang dibawa produk impor. Kondisi ini jika tidak diwaspadai sangat rawan
relebeling dan transhipment. Pemerintah harus menaikkan biaya masuk sehingga
dapat meningkatkan posisi tawar produk perikanan lokal. Faktor pengawasan
terhadap mutu produk impor perikanan memang lemah sebagian berasal dari negara
yang terkena embargo produk perikanan yaitu Tiongkok dan India.
Tahun 2008 volume impor nasional tercatat 280.179,34 ton dengan nilai 268
juta dolar AS. Nilai impor itu naik 68 persen dibandingkan tahun 2007 yang hanya
160 juta dolar AS dengan volume impor 120.000 ton. Di Jawa Timur sebagai
barometer perikanan nasional impor perikanan bahkan meningkat 300 persen. Tahun
2007 volume impor perikanan Jawa Timur sebesar 5.869 ton (8.953.699 dolar). Tahun
2008 volumenya membengkak menjadi 23.166 ton (38.319.632 dolar). Umumnya
untuk memenuhi permintaan bahan baku industri pengolahan dan konsumsi dalam
negeri. Belum adanya regulasi impor dan rendahnya bea masuk membuat produk ikan
impor mengalir deras. Selain ikan patin produk perikanan lainnya yang diimpor dari
Vietnam, Thailand, India dan Tiongkok adalah udang beku, tepung ikan, ikan salmon,
dan tuna segar serta produk olahan lainnya.
Impor
perikanan
akan
booming
seiring
diberlakukannya
perjanjian
perdagangan bebas Asean - Tiongkok pada tahun 2010. Pasar bebas tersebut jika tidak
diantisipasi akan menyurutkan pula aktivitas salah satu pewaris budaya bahari yaitu
nelayan dan petani tambak.
disadari bahwa semakin lama cara merusak digunakan , lahan atau sumberdaya
perikanan akan semakin menurun sejalan dengan kerusakan ekosisitem lautnya.
Penangkapan ikan dengan Sianida adalah melanggar hukum di Indonesia. Pada UU
31 tahun 2004 tentang Perikanan pasal 8 (tentang penggunaan bahan kimia dan
bahan peledak) , pasal 84 (ketentuan Pidana). Namun Perundangan ini belum cukup
untuk mencegah dan menertibkan para pelaku dan pengusaha. Diperlukan upaya
bersama untuk memberi pengertian dan kesadaran bahaya penggunaan sianida. Kita
dapat meninjau kerugian dari kegiatan tersebut dari 2 sisi yaitu:
1. rusaknya ekosistem laut dan terumbu karang yang akan berdampak luas
sampai kepada kesejahteraan masyarakat perikanan dan perekonomian
nasional
2. rendahnya kualitas ikan produksi Indonesia sehingga harga pasaran dunia
untuk ikan hias asal Indonesia dinilai rendah
Coremap
II
mengangkat
kepedulian
Pengelolaan
Perikanan
Cara tangkap dengan sianida, ikan yang terkena sianida kondisinya sangat
lemah, racun sianida masuk kedalam syaraf ikan dan meninggalkan penyakit
syaraf permanent. Dalam waktu 5 10 hari ikan dipastikan akan melemah dan
mati. Belum lagi rentannya ikan terhadap bakteri dan penyakit
Strategi:
Nelayan sumber utama perdagangan ikan karang hidup, produk yang baik
berasal dari mereka, beri mereka perhatian dan pengetahuan
2. Penanganan di penampungan
Strategi:
Siapkan tenaga yang ahli dan memiliki cara kerja yang baik dan
bertanggungjawab
Ikan hias laut jalur perdagangananya panjang, dari satu tangan ketangan
berikutnya
Strategi:
rangka
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
memanfaatkan
lahan
pekarangan
dengan
usaha
negeri
juga
dapat
merupakan
komoditas
eksport.
Jenis-jenis ikan hias yang potensial tersebut antara lain ikan Cupang
Adu,
Diskus,
1. CUPANG ADU
Cupang adu (Betta splendens) yang terkenal dengan nama dagang Siammese
Fighting Fish berasal dari Sumatera, Jawa, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Ikan
ini bersifat karnivora dan sangat agresif, terutama jantan, sehingga sering dijadikan
ikan aduan. Satu sama lainnya akan saling menyerang bila dicampurkan.
Di pasaran cupang ada dua jenis, yaitu cupang adu dan cupang hias. Cupang
hias yang juga disebut cupang slayer memiliki sirip yang panjang, tetapi sifatnya
tidak agresif atau tenang- Sementara Cupang adu memiliki sirip yang pendek, tetapi
sangat agresif.
Ukuran tubuh maksimal Cupang adu, hanya mencapai sekitar 6 cm. Warnanya
sangat menarik dan bermacam-macam, di antaranya ialah biru, merah tua, kehijauan,
dan albino atau putih. Ikan ini dapat mengambil oksigen dari udara sehingga dalam
pemeliharaan tidak membutuhkan aerasi. Suhu optimal agak hangat, sekitar 28-30
derajat C. Keasaman airnya netral sekitar 6,8-7,0 dan kekerasan 9-10 dH'. Setiap,
daerah asalnya mempunyai ciri tersendiri, terutama dalam bentuk tubuh. Misalnya,
cupang dari Sumatera agak gemuk, sedangkan dari Singapura lebih kecil dan
langsing.
Saat ini sangat banyak varietas baru di pasaran sebagai basil budi daya yang
berpenampilan menarik. Hobiis menyilang-nyilangkan berbagai jenis sehingga
muncul banyak jenis baru. Misalnya, persilangan antara Betta spiendens dan Betta
embelis menghasilkan jenis cupang adu yang konon sangat kuat. Induk cupang adu
jantan dan betina sangat mudah dibedakan. cupang jantan memiliki warna tubuh yang
jauh lebih menarik, sirip lebih panjang, dan tubuh lebih langsing daripada betina.
Induk cupang adu akan mulai memijah pada umur 5-6 bulan.
berumur 12 hari. Oleh karenanya, larva yang kecil belum bisa mengambil oksigen
dari udara. Pemeliharaan sampai dewasa dapat dilakukan di kolam yang diberi cukup
tanaman air. Pakannya berupa kutu air dan jentik nyamuk. Pemberian cacing sutera
dipercaya kurang memberikan warna pada ikan ini. Pemeliharaan selanjutnya sesudah
dewasa, terutama jantan, sebaiknya dilakukan satu per satu dalam botol agar fisiknya
tetap bagus. Ini disebabkan ikan ini senang berkelahi sehingga siripnya akan rusak.
Ikan yang siripnya rusak tidak akan laku dijual. Namun, kalau terpaksa harus
dipelihara bersama dalam jumlah banyak, tanaman air dalam wadah harus cukup
rimbun agar kesempatan untuk beradu berkurang. Ukuran 1,5 cm atau berumur
sekitar tiga bulan sudah dapat dijual.
Sebelum digunakan, sebaiknya air untuk pemeliharaan diendapkan selama dua
hari. Agar diperoleh warna ikan yang mengkilat, air daun ketapang sangat bagus
untuk digunakan. Air ini berwarna agak kekuningan. Sebanyak satu lembar daun
ketapang kering sudah cukup untuk satu akuarium.
2. DISKUS
Ikan hias Diskus (Symhysodonodiscus) merupakan salah satu jenis ikan hias
air tawar yang berasal dari sungai Amazon (Brasil). Jenis ikan tersebut mempunyai
nilai ekonomis yang baik dan sangat disenangi di berbagai negara. Di Indonesia ikan
Diskus sudah dapat dibudidayakan dan sangat potensil untuk dikembangkan karena
selain dapat dipasarkan dipasaran lokal, juga dapat merupakan komoditas ekspor.
Ciri khas dari ikan diskus ialah benetuk badannya tubuh pipih, bundar mirip
ikan bawal dengan warna dasar coklat kemerah-merahan. Ikan diskus dapat
dibudidayakan didalam Aquarium untuk sepasang discus dapat ditempatkan dalam
aquarium berukuran sekitar 75 x 35 x 35 cm kwalitas yang diperlukan untuk hidup
dan berkembang ikan diskus yaitu di air yang jernih, temperatur sekitar 28 - 300 C
pH (derajat keasaman) 5 - 6 selain itu kandungan Oksigen terlarutnya harus cukup
tinggi yaitu + lebih besar dari 3 ppm (pxrt permillion). Ikan Diskus sudah
dapat dikembangbiakan setelah berumur antara 15 20 bulan. Adapun makanan yang
umum dengan makan yaitu kutu air, cuk, cacing (makanan buatan) yang ada
dipasaran.
3. SEVERUM
Ikan severum Cichlosoma severum adalah salah satu jenis ikan hias air tawar
yang berasal dari Amerika Serikat bagian Utara (S. Arhazone). Tubuhnya pendek,
gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan,
atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang
diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 - 7, temperatur air 21 250C.
Ikan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berumur + tahun dengan ukuran
12 - 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk
jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina. Makanan yang
dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll.
4. IKAN RAINBOW
Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat
karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow
yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow
Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl. Rainbow Irian warna dasarnya keperakperakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya
kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan
bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air.
Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur
air 23 - 260C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-
biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah
berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 7 cm.
Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu
air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik
selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan
dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.
5. IKAN NIASA
Psedatropheus auratus Bonlenger atau nama Inggris Auratus. Di DKI jakarta
lebih dikenal dengan nama Niasa jenis ikan ini mempunyai tubuh memanjang agak
datar, warna dasar kuning keemasan cerah atau hitam pekat. Ikan Niasa sangat agresif
gerakannya sehingga harus hati-hati kalau akan dicampur dengan jenis ikan lain.
Kwalitas air yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan Niasa yaitu
pH = 7, temperatur 24 - 270C. Pemeliharaan dapat dilakukan didalam bak semen atau
aquarium. Ketinggian air yang diperlukan untuk pemijahan sekitar 30 - 35 cm.
Ikan Niasa sudah dapat memijahkan dalam umur 7 bulan dengan ukuran
panjang tubuh : 7 cm. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dari totol kuning sirip
anusnya. Ikan jantan biasanya memiliki totol-totol in, sementara si betina
tidak. Makanan yang diberikan antara lain : Cuk, kutu air.
6. IKAN OSKAR
Ikan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone,
Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudapat dikembangbiakan di Indonesia. Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna
badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak
seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada cara
perkembangbiakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang maha
7. IKAN TETRA
Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra
yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra &
banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal
dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra
(Hyphessobryconnesi ), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang
paling menarik. Tubuhnya berjalur merah dan biru hijau sepanjang tubuhnya dari
insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang
sakit / mati.
8. IKAN LIVE BEARER
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,
terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak
semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus
diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang
berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1 KESIMPULAN
Indonesia bersama Philipina termasuk negara terbesar pen supply ikan hias
untuk aquarium-aquarium diseluruh dunia. Di pasar Ikan Hias Dunia , Indonesia
masih memiliki issu permasalahan penggunaan Sianida, masih banyak nelayan
penangkap ikan hias masih menggunakan racun potasium atau sianida. Tujuan nya
adalah mempermudah penangkapan ikan hias di laut sesuai pesanan pembeli. Namun
Kegiatan penngunaan racun dapat merusak struktur terumbu karang dan ekosistem
laut.
Selian itu di sini juga di jelaskan bahwa sebernya ikan hias domestic masih
banyak dibutuhkan di pasar ekspor. Hanya saja hal ini kurang mendapat perhatian
dari pemerintah, sehingga hal ini berdampak negative bagi produksi ikan itu sendiri.
Bila saja pemerintah lebih memperhatikan keadaan ekosistem laut ini termasuk ikan
hias berpotensi luas di pasar ekspor. Dengan ada hal ini, bukan hanya para nelayan
atau pun pengrajin ikan hias namun Negara juga bakal di untungkan.
4.2 SARAN
Yang perlu dilakukan oleh pemerintah
Ikut serta mengkampanyekan ikan bebas sianida adalah salah satu upaya
melestarikan sumberdaya perikanan
Kenali setiap jenis ikan yang anda jual, mereka punya karakteristik sendiri
Nelayan sumber utama perdagangan ikan karang hidup, produk yang baik
berasal dari mereka, beri mereka perhatian dan pengetahuan
Siapkan tenaga yang ahli dan memiliki cara kerja yang baik dan
bertanggungjawab