Anda di halaman 1dari 3

Cara Mengurus Izin Ekspor Impor di Indonesia

Sebelum memulai mendapatkan izin bisnis eskpor impor di Indonesia, penting bagi
perusahaan lokal maupun asing untuk mendirikan perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Setelah proses pembentukan perusahaan dan Izin Usaha
Tetap berhasil didapatkan, pengusaha bisa langsung mengajukan pendaftaran izin
ekspor impor.

Ada beberapa tahapan yang perlu pengusaha pahami dalam mendapatkan izin
ekspor impor di Indonesia. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan
oleh para pengusaha asing maupun lokal.

Memahami Izin Ekspor Impor yang Berlaku di


Indonesia
Untuk dapat melakukan kegiatan ekspor, pengusaha atau eksportir di Indonesia
perlu memiliki Izin Ekspor. Ada ketentuan umum ekspor melalui Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 18/M-DAG/PER/4/2013. Dalam peraturan
tersebut tertera mengenai pengelompokkan barang ekspor.

Cara Mengurus Izin Ekspor di Indonesia


Pengusaha yang mengajukan izin Ekspor Barang individu perlu memiliki NPWP
(Nomor Peserta Wajib Pajak) dan dokumen lainnya yang ditentukan oleh peraturan
ekspor. sedangkan eksportir di bawah badan usaha harus memiliki SIUP
(Perdagangan SIUP), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP dan dokumen lain yang
ditentukan oleh peraturan.

Terkait eksportir di bawah badan usaha, izin ekspor harus memiliki dokumen, di
antaranya adalah Eksportir Terdaftar (ET), Surat Persetujuan Ekspor (SPE), Laporan
Surveyor, Certificate of Origin, dan dokumen lainnya yang ditentukan oleh regulasi
yang berlaku untuk mampu mengekspor barang terbatas.

Kopi, karet, kayu besi, sapi atau kerbau, pupuk, emas, perak, dan produk mineral
hanya bisa diekspor setelah eksportir mendapatkan SPE. Untuk melengkapi
persyaratan dalam pemenuhan izin ekspor, berikut adalah daftar dokumen tambahan
yang perlu para pengusaha lampirkan.

Cara Mengurus Izin Impor di Indonesia


Impor adalah proses penerimaan barang atau komoditas dari satu negara ke negara
yang membutuhkan dalam hal perdagangan dunia. Impor barang dalam jumlah
besar umumnya beresiko mendapatkan tantangan dari pihak kepabeanan di negara
pengirim maupun negara penerima.

Memperoleh lisensi impor di Indonesia adalah hal wajib agar pengusaha dapat
melakukan aktivitas impor barang untuk pasar Indonesia. Ada 3 jenis lisensi impor
yang dapat digunakan oleh pengusaha dan eksportir dalam aktivitas pasar Indonesia.

1. Angka Pengenal Impor Umum (API-U)

Angka Pengenal Impor Umum merupakan lisensi impor untuk perusahaan


perdagangan umum. Dengan kata lain, perusahaan yang secara umum melakukan
kegiatan impor produk jadi (bukan bahan mentah) untuk Indonesia dapat
mengajukan API-U.

Pemilik izin impor satu ini juga berhak melakukan aktivitas perdagangan barang
dengan pihak ketiga di Indonesia. Permohonan untuk mendapatkan API-U
dapatmemakan waktu hingga 1 bulan.

2. Angka Pengenal Impor Produsen (API-P)

API-P merupakan lisensi impor yang diberikan kepada perusahaan manufaktur untuk
melakukan kegiatan impor bahan baku. Tidak berhenti di situ, izin impor satu ini juga
dapat dimiliki oleh perusahaan importir yang bergerak dalam bidang produksi
komponen untuk bidang manufaktur Indonesia.

3. Angka Pengenal Impor Terbatas (API-T)

Proses pengajuan Angka Pengenal Impor Terbatas hanya dapat dilakukan atas
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Pemilik lisensi
ini bertanggung jawab akan pengenaan pajak penghasilan atas barang impor
sebesar 2,5%. Persentase pajak tersebut terkesan rendah jika dibandingkan dengan
tarif normal sebesar 7,5%.

Perusahaan yang terdaftar sebagai unit bisnis perdagangan, maka


memerlukan lisensi perdangangan khusus, seperti izin ekspor impor. Izin tersebut
perlu diperbarui sesuai dengan kondisi pengembangan perusahaan.

Bisnis yang menambah kegiatan manufaktur memiliki kewajiban untuk merevisi izin
usaha yang aktif sebelumnya. Selanjutnya, pengusaha perlu lebih dulu mengajukan
permohonan Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). penerbitan
izin menandai perubahan perusahaan dagang menjadi perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur berhak untuk melakukan pengajuan API-P. Namun dalam hal
ini, unit bisnis yang berubah juga perlu mematuhi regulasi yang berlaku. Dengan
kata lain, perusahaan tidak memiiki hak untuk melakukan penjualan barang impor
seperti sebelumnya. Barang impor hanya bisa digunaka untuk kebutuhan manufaktur
di Indonesia

Baca juga: Aplikasi IUI dan Izin Ekspansi Sekarang Terintegrasi dengan Sistem
OSS

Berdasarkan peraturan Kementerian Perdagangan, pada 2011, mengatur bahwa


perusahaan yang sama tidak dapat memiliki dua izin impor dalam waktu yang sama.
Jika pengusaha ingin tetap dapat melakukan perdagangan dan manufaktur dalam
waktu yang sama, maka opsi pendirian perusahaan baru jadi hal yang baik untuk
dilakukan.

Cara Mengurus Izin Impor di Indonesia Tahun 2022


Dalam beberapa tahun lalu, perusahaan perlu mempersiapkan waktu hingga lima
bulan lamanya dalam menunggu hasil aplikasi izin impor di Indonesia. Namun, sejak
berlakunya OSS, para pengusaha asing maupun lokal tidak perlu lagi menunggu
waktu lama dalam mendapatkan izin ekspor impor di Indonesia.

Selain itu, OSS juga menghapus keperluan API, Nomor Identitas Kepabeanan (NIK),
dan TDP sebagai izin impor dasar. Online Single Submission (OSS) mengeluarkan
Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada para unit bisnis yang terdaftar.NIB berlaku
sebagai identitas perusahaan dan tidak memiliki masa berlaku, selama usaha tetap
beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai