Anda di halaman 1dari 5

Izin Usaha Industri (IUI)

Deskripsi

o Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang diberikan kepada setiap
orang atau badan untuk melakukan kegiatan usaha bidang Industri yang
mengolah suatu bahan baku menjadi suatu produk dengan komposisi dan
spesifikasi baru.
o Menurut Peraturan Pemerintah No.107/2015, IUI wajib bagi setiap pelaku
usaha industri dan diklasifikasikan menurut skala usaha (yakni IUI Kecil, IUI
Menengah dan IUI Besar). Namun demikian, masih terdapat usaha industri
skala rumah tangga dan/atau yang tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi
lingkungan belum memiliki izin ini.
o Di Kota Bandung untuk usaha perseorangan skala mikro dan kecil (omzet
maksimal Rp 2,5 milyar/tahun atau aset maksimal Rp 500 juta) IUI tidak bersifat
wajib, karena pelaku usaha perseorangan hanya perlu memiliki dokumen
perizinan bernama Tanda Daftar Usaha Mikro (TDUM) atau Tanda Daftar
Usaha Kecil (TDUK). Namun pelaku usaha perseorangan mikro dan kecil tetap
dapat memiliki IUI apabila dikehendaki dalam rangka pengembangan
usahanya.
o Untuk memperbesar skala tempat produksi, IUI menjadi suatu keharusan dan
kebutuhan dalam memenuhi kelengkapan administrasi yang sering
dipersyaratkan dalam berbagai kerjasama bisnis (baik terkait penggalangan
tambahan modal, kontrak pembelian bahan baku, kontrak penjualan produk, uji
kualitas, dsb). Selain itu, IUI adalah salah satu syarat untuk mendapatkan Izin
Edar BPOM, yang merupakan izin edar untuk produk pangan, kosmetik, dan
obat-obatan.

Syarat

1. Scan KTP Asli Pemilik


2. Scan asli NPWP
3. Scan Bukti Pelunasan PBB Tahun Terakhir
4. Scan Surat Pernyataan Pelestarian Lingkungan dari pemohon (bagi yang
tidak mensyaratkan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dan
Izin Lingkungan)
5. Scan Surat Keterangan dari Pengelola Kawasan Industri/Berikat
6. Scan Daftar Mesin dan Peralatan ditandatangani Pimpinan Perusahaan
7. Scan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
8. Scan Akta Notaris Pendirian Perusahaan Lengkap
9. Scan asli KTP Penanggung Jawab
10. Scan Surat Pernyataan / Permohonan
11. Scan Daftar Bahan Baku Penolong ditandatangani Pimpinan Perusahaan
12. Scan Sertifikat Tanah (AJB) Tanah
13. Scan Surat Sewa Tanah / Persetujuan Pemanfaatan Tanah
14. Scan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
15. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen

(Sumber: Perwali Bandung No.265/2016 dan https://dpmptsp.bandung.go.id/)

Tahapan
Pemohon dapat mengajukan permohonan melalui 2 tahapan yaitu dengan cara
mendatangi tempat pelayanan perizinan atau melalui tahapan secara online.

I. Tahapan bagi pemohon yang mendatangi tempat pelayanan

1. Pemohon mendatangi tempat pelayanan perizinan untuk melakukan


permohonan izin
2. Pemohon akan diarahkan dan dipandu oleh petugas loket pelayanan untuk
melakukan permohonan secara online

II. Tahapan bagi pemohon yang melakukan permohonan secara online

3. Pemohon membuat akun pada website Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung
(dpmptsp.bandung.go.id) atau pada aplikasi perizinan online Gadget Mobile
Application for License (GAMPIL), mengajukan permohonan, mengisi
perlengkapan, submit/menyerahkan izin, download/cetak resi, dan
mendapatkan SMS nomor Resi
4. Verifikasi administrasi yang terdiri dari pengecekan kelengkapan data inputan
berupa teks; data lampiran format jpg, png, atau pdf; dimana hasil verifikasi
administrasi berupa keterangan catatan administrasi lengkap atau
administrasi tidak lengkap
5. Validasi berkas permohonan
6. Survei lapangan yang menghasilkan keputusan berupa rekomendasi teknis
diterima atau tidak diterima oleh Tim Teknis
7. Jika berkas permohonan dan hasil survei lapangan disetujui, maka pemohon
mendapatkan SMS kode bayar dan nominal Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
(*hanya untuk yang berbayar)
8. Pemohon membayar melalui loket Bank atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
(*hanya untuk yang berbayar)
9. Pemohon mengisi Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (SKM) melalui akun
pemohon
10. Pencetakan izin
11. Petugas pos mengantar surat izin ke pemohon

(Sumber: https://dpmptsp.bandung.go.id/)

Biaya
Gratis

Catatan Penting
Masa Berlaku

3 tahun

Subjek Perizinan

Izin Usaha Industri dapat diajukan oleh semua jenis badan usaha - baik perseorangan atau
badan usaha, baik yang tidak berbadan hukum (seperti CV/Firma) atau yang berbadan
hukum (seperti PT atau Koperasi) - yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri.

Catatan Penting

 Klasifikasi pada Industri Kecil Menengah (IKM) disusun berdasarkan Nilai Investasi
dan Jumlah Tenaga Kerja merujuk pada Peraturan Menteri Perindustrian
No.64/2016, bukan berdasarkan aset dan omzet seperti pada kriteria UMKM yang
merujuk pada Undang-Undang No.20/2008.

 Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No.64/2016, klasifikasi IKM adalah


sebagai berikut:
o Industri Kecil adalah industri dengan nilai investasi di bawah Rp 1 milyar (di
luar tanah dan bangunan) dan tenaga kerja kurang dari 20 orang;
o Industri Menengah adalah industri dengan nilai investasi Rp 1 milyar s.d Rp
15 milyar (termasuk tanah dan bangunan), atau di bawah Rp 1 milyar namun
jumlah tenaga kerjanya 20 orang atau lebih.

 Adapun Nilai Investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin peralatan, sarana dan
prasarana, diluar modal kerja, yang digunakan untuk melakukan kegiatan usaha
industri. Dengan demikian, nilai investasi diluar tanah dan bangunan adalah total
nilai investasi dikurangi dengan nilai tanah dan nilai bangunan yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan industri.

 Bagi pelaku usaha yang ingin naik kelas dan menjadi lebih besar dari usaha skala
rumah tangga, usahanya wajib dikembangkan di Kawasan Industri/di zonasi yang
diperuntukkan untuk industri, kecuali:
o jika di kota tersebut belum ada Kawasan Industri, atau sudah ada namun
seluruh kavlingnya sudah habis;
o usaha industri masih berskala kecil atau menengah dan tidak berpotensi
mencemari lingkungan secara luas. Terkait hal ini, belum ada daftar resmi
IKM apa saja yang termasuk tidak berpotensi mencemari lingkungan. Namun
berdasarkan pengamatan sejauh ini, industri konveksi, fashion, industri
pembuat kue atau roti, serta industri kreatif (produksi film, games, aplikasi
atau software komputer) termasuk yang tidak mencemari lingkungan.
Sementara yang berpotensi mencemari lingkungan antara lain industri tahu,
industri batik atau tekstil lainnya, industri berbagai jenis minyak, dan industri
lainnya yang menghasilkan limbah cair, asap, atau suara yang dapat
mencemari lingkungan.

 Usaha Industri yang dikembangkan di luar Kawasan Industri wajib memiliki Izin
Lokasi sebagai bukti bahwa bentangan lahan yang akan digunakan untuk
membangun sarana dan prasarana industri telah sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung. Peta RTRW Kota Bandung dapat diunduh
disini.

 Pemohon IUI terlebih dulu harus menyelesaikan segala kegiatan persiapan tempat
produksi (pembangunan, pengadaan pemasangan/instalasi alat-alat, dll). Adapun
kegiatan persiapan tersebut baru dapat dimulai setelah perusahaan mengantongi
Izin Prinsip (izin untuk memulai usaha) dan Izin Lokasi. Namun jika pabrik dibangun
di Kawasan Industri, maka Izin Lokasi tidak diperlukan lagi.

 Berdasarkan PP No. 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan, Izin Usaha


Industri (IUI) untuk rencana usaha dengan nilai investasi maksimal Rp 10 milyar (di
luar tanah dan bangunan) dikeluarkan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten, sementara
yang di atas Rp 10 milyar dikeluarkan oleh Provinsi.

Anda mungkin juga menyukai