Anda di halaman 1dari 14

Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian
Republik Indonesia

Neraca Komoditas
Sebagai Reformasi Perizinan
Ekspor Impor di Indonesia
Dibawakan Pada:
Sosialisasi Permendag No. 20 tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor

Yogyakarta, 23 November 2021

perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI


LATAR BELAKANG
Kondisi Perizinan Impor/ Ekspor saat ini
 Kebijakan Pengendalian Ekspor-Impor antar K/L masih
belum terintegrasi, dengan Sistem Layanan yang terpisah
 Belum ada Acuan Data yang sama mengenai kebutuhan Pengaturan Ekspor dan Impor
impor/ ekspor
 Perizinan ekspor dan impor yang tidak
2.
transparan sehingga menimbulkan potensi
1. Data Rekomendasi penyalahgunaan wewenang
Permohonan dikirimkan ke Sistem
Rekomendasi INSW  Kebijakan ekspor dan impor disinyalir tidak
tepat waktu dan jumlah sehingga tidak
K/L Penerbit memberikan kepastian dan merugikan
Rekomendasi
pelaku usaha
5.
 Perizinan ekspor impor berdasarkan
Data Izin pertimbangan berupa rekomendasi yang
dikirimkan ke
Pelaku Usaha Sistem INSW Sistem bersifat transaksional dan tidak memiliki
(Importir/ INSW legal binding.
Eksportir/  Penerbitan perizinan ekspor impor tidak
PPJK) 3.
4. memiliki dasar yang dapat
Permohonan Data Rekomendasi
K/L Penerbit dikirimkan ke K/L
Izin Izin Penerbit Izin
dipertanggungjawabkan

perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI


KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN PERATURAN EKSPOR DAN IMPOR
Paket Kebijakan Ekonomi Tahap 1 (September-Oktober 2015)
Deregulasi Debirokratisasi Permasalahan deregulasi yang
dilakukan masih belum mampu
• Merasionalisasi • Menyederhanakan dan
peraturan memudahkan
menyelesaikan permasalahan
dengan perizinan; perizinan ekspor dan impor yang
menghilangkan • Mengoptimalkan kompleks dan pelaku usaha menilai
duplikasi; Pelayanan Terpada
• Menyelaraskan
belum dapat memberikan kepastian
Satu Pintu (PTSP);
peraturan; • Pelayanan perizinan berusaha.
• Melakukan melalui system
konsistensi elektronik
peraturan

Amanat UU Cipta Kerja dan PP Perdagangan


 UU Cipta Kerja mengamanatkan penyederhanaan,
percepatan dan transparansi perizinan serta kemudahan
Sebanyak 98 peraturan yang dirombak untuk berusaha dalam rangka peningkatan ekosistem investasi dan
menghilangkan duplikasi, memperkuat kegiatan berusaha.
 PP Perdagangan mengamanatkan penataan kewenangan,
koherensi dan konsistensi serta memangkas
perizinan, dan sanksi untuk memberikan kepastian hukum
peraturan yang menghambat daya saing
dan kemudahan bagi dunia usaha sehingga dapat
meningkatkan investasi.
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI
DASAR HUKUM
Pasal 46 Angka 13 UUCK Pasal 559 PP No. 5/2021
13. Ketentuan Pasal 45 diubah sehingga berbunyi sebagai 1) Penerbitan Perizinan Berusaha terkait ekspor dan impor oleh menteri/pimpinan
berikut: lembaga dilakukan berdasarkan neraca komoditas yang ditetapkan dalam rapat
(1) Impor Barang hanya dapat dilakukan oleh Importir koordinasi tingkat menteri.
yang memenuhi Perizinan Berusaha dari 2) Dalam rangka penetapan neraca komoditas, kementerian/lembaga menyediakan
Pemerintah Pusat. data yang terkait dengan rencana kebutuhan ekspor dan impor serta data
(2) Dalam hal Impor tidak dilakukan untuk kegiatan pendukung pada sistem elektronik yang terintegrasi dengan sistem penanganan
usaha, importir tidak memerlukan Perizinan dokumen yang terkait dengan ekspor dan impor.
Berusaha. 3) Dalam hal neraca komoditas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah tersedia,
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha berupa rekomendasi ekspor
Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan impor yang diatur di sektor masing-masing dalam Peraturan Pemerintah ini
diatur dalam Peraturan Pemerintah. tidak berlaku.
Penjelasan ayat (1): 4) Dalam hal neraca komoditas belum tersedia, penerbitan Perizinan Berusaha Untuk
Permohonan impor barang diajukan langsung kepada Menunjang Kegiatan Usaha berupa rekomendasi ekspor dan impor oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan menteri/pimpinan lembaga dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
pemerintahan di bidang perdagangan, dan persetujuan undangan dan data yang tersedia.
Pemerintah Pusat diberikan oleh kementerian yang 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai neraca komoditas diatur dengan Peraturan
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Presiden.
perdagangan setelah ada rekomendasi dari kementerian
lain jika diperlukan.

Selain dalam PP No. 5/2021, dasar hukum mengenai Neraca Komoditas juga diatur dalam Pasal SISTEM NASIONAL NERACA KOMODITAS
276 ayat (1) dan Pasal 284 ayat (1) PP No. 27/2021, Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1) PP No. (SNANK) dituangkan dalam Peraturan
28/2021, dan Pasal 5 ayat (7) dan Pasal 6 ayat (8) PP No. 29/ 2021. Presiden
TUJUAN DAN FUNGSI - NERACA KOMODITAS
TUJUAN FUNGSI

Mendukung penyederhanaan dan transparansi Sebagai Dasar Penerbitan Persetujuan Ekspor (PE)
1 perizinan di bidang Ekspor dan Impor
1 dan Persetujuan Impor (PI)

Menyediakan Data yang akurat dan komprehensif 2 Acuan data dan informasi situasi konsumsi dan
2 sebagai dasar penyusunan kebijakan nasional produksi suatu komoditas di tingkat nasional
terkait Ekspor dan Impor
3 Acuan data dan informasi kondisi serta proyeksi
Memberikan kemudahan dan kepastian berusaha pengembangan industri secara nasional
3 dalam rangka meningkatkan Investasi dan
menciptakan lapangan kerja
4 Acuan penerbitan Perizinan Berusaha untuk
Menjamin ketersediaan Barang Konsumsi bagi menunjang kegiatan usaha di bidang Ekspor dan
4 penduduk dan Bahan Baku dan/atau Bahan Impor dari K/L Pembina Sektor Komoditas.
Penolong untuk kepentingan industri

perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 5


AREA PERUBAHAN NERACA KOMODITAS

Penyerhanaan Lartas Penghapusan Rekomendasi

Kemudahan Pelayanan Perizinan Perizinan Ekspor Impor hanya melalui


Ekspor Impor SNANK

Kepastian Penyediaan Bahan Perencanaan usaha (business plan) yang


Baku lebih baik

Kemudahan pengawasan K/L dan manfaat


Manajemen Risiko Perizinan
bagi pelaku usaha dengan reputasi baik

Transparasi Perizinan Ekspor Informasi perkembangan dan feedback


Impor proses perizinan dalam SNANK
SISTEM NASIONAL NERACA KOMODITAS (SNANK)

Menjadi interface pelayanan ekspor/impor dimana data dan


informasi yang diajukan pelaku usaha akan didistribusikan ke
sistem K/L terkait sesuai dengan tusi masing-masing

Tidak menghilangkan kewenangan K/L dalam menjalankan tugas


dan fungsi untuk pengembangan, pembinaan, dan pengawasan
di sektor masing-masing.

Rekomendasi yang selama ini bersifat transaksional disusun


dengan lebih terencana dan strategis dalam Penetapan Rencana
Kebutuhan dan Penetapan Rencana Pasokan oleh K/L

Pengaturan kebijakan ekspor/impor dilakukan secara


komprehensif dengan melibatkan semua K/L terkait dari hulu ke
hilir.

Pelayanan perizinan ekspor/impor dilakukan melalui SNANK


sebagai sistem tunggal yang terintegrasi
SNANK
PROSES BISNIS SISTEM NASIONAL NERACA KOMODITAS

PROSES BISNIS SISTEM NASIONAL NERACA KOMODITAS


SNANK KEMENKO PEREKONOMIAN
SNANK

SNANK

Penetapan Neraca
Komoditas secara
otomatis pada
SNANK

PENETAPAN RENCANA SNANK


PASOKAN/STOK

KEMENDAG
PERKEMBANGAN RPERPRES NK & KESIAPAN SNANK

 Harmonisasi Rperpres NK telah dirampungkan pada


tgl 26 Oktober 2021 dalam Rakortas di Kemenko Ekon.
RPerpres Tentang Neraca  Dalam proses pengundangan
Komoditas

 SNANK telah selesai dibangun


 Proses pengisian Rencana Kebutuhan oleh pelaku
usaha untuk 5 (lima) komoditas tahap awal: beras, gula,
daging lembu, perikanan, dan pergaraman s.d. 22
November 2021.

SNANK
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 9
PENTAHAPAN NERACA KOMODITAS
Penetapan beberapa komoditas yang penerbitan Persetujuan Ekspor dan Persetujuan Impornya menggunakan Sistem Neraca
Komoditas, dilakukan secara bertahap:

TAHAP 1
(TAHUN 2021)

TAHAP 2
(TAHUN 2022) Seluruh komoditas Persetujuan Ekspor/Persetujuan Impor

perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 10


MATERI MUATAN RPERPRES NERACA KOMODITAS (NK) – 1/3
BAB I. KETENTUAN UMUM BAB II. PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN NERACA KOMODITAS
1. Definisi 1. Cakupan Penyusunan NK:
2. Tujuan NK: a. Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Rencana Pasokan
a. Penyederhaan dan transparansi perizinan b. Penetapan Rencana Kebutuhan dan Rencana Pasokan;
ekspor dan impor c. Penetapan Neraca Komoditas; dan
b. Dasar penyusunan kebijakan ekspor dan impor d. Penerbitan PE dan PI berdasarkan Neraca Komoditas.
2. Penyusunan Rencana Kebutuhan: Pengajuan usulan rencana kebutuhan oleh
c. Kemudahan dan kepastian berusaha pelaku usaha atau K/L melalui SNANK
3. Fungsi NK: 3. Penyusunan Rencana Pasokan: Penyusunan rencana pasokan oleh K/L
a. Dasar penerbitan PE dan PI 4. Penetapan Rencana Kebutuhan: Penetapan rencana kebutuhan oleh K/L yang
b. Acuan data produksi dan konsumsi nasional dapat didahului oleh verifikasi
c. Acuan data untuk pengembangan industri 5. Penetapan Rencana Pasokan oleh K/L sesuai dengan tusi masing-masing
nasional 6. Pembina komoditas sesuai ketentuan perizinan berusaha untuk menunjang
4. Data dan Informasi dalam NK: kegiatan usaha sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
a. Data kebutuhan tentang penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko (PP No.5/2021).
b. Data pasokan 7. Penetapan Neraca Komoditas
a. Penetapan NK melalui rapat koordinasi tingkat Menteri di Kemenko Ekon
5. Koordinasi Penyusunan dan Pelaksanaan NK b. Penetapan NK secara otomatis pada SNANK
a. Penyelenggara: Kemenko Perekonomian c. Berlaku selama satu (1) tahun takwim
b. Pengelola: LNSW 8. Penerbitan PE dan PI berdasarkan NK dengan mempertimbangkan
persyaratan lain sesuai NSPK.
MATERI MUATAN RPERPRES NERACA KOMODITAS (NK) – 2/3
BAB III. PERUBAHAN NERACA KOMODITAS BAB IV. INTEGRASI DATA DAN HAK AKSES
1. Tata Cara Perubahan: 1. Sharing data realisasi dan perizinan ekspor impor kepada K/L Pembina.
Dalam kondisi tertentu yang secara langsung atau 2. Manajemen Hak Akses NK kepada Presiden, Menko, Mendag dan Menteri
tidak langsung dapat mempengaruhi perhitungan Pembina.
data kebutuhan dan pasokan nasional
2. Kriteria Perubahan: BAB V. KONDISI SNANK/SISTEM ELEKTRONIK TIDAK BERFUNGSI
Mencakup namun tidak terbatas pada terjadinya Dalam keadaan memaksa, maka pelayanan perizinan ekspor dan impor
peristiwa bencana alam, bencana non alam, dilakukan secara manual
investasi baru, dan kondisi lainnya berdasarkan
usulan menteri/lembaga pemerintah BAB VI. PENAHAPAN, PEMBINA SEKTOR KOMODITAS, DAN
nonkementerian pembina sektor komoditas MONITORING DAN EVALUASI
3. Prosedur Perubahan melalui Rakor tingkat Menteri 1. Pentahapan NK
atau Rakortek Es. 1/Es. 2 di Kemenko a. Tahun 2022: beras, gula, daging, perikanan, dan garam
Perekonomian.
4. Penerbitan Persetujuan Ekspor/Impor Perubahan b. Tahun 2023 : Semua komoditas yang memerlukan PI/PE
berdasarkan NK Perubahan 2. Penunjukan K/L pembina dalam hal terdapat lebih dari 1 K/L Pembina
3. Monitoring dan evaluasi setiap 3 bulan/sewaktu-waktu diperlukan dan
penambahan/pengurangan elemen data untuk penyeragaman SNANK
BAB VII. KETENTUAN LAIN-LAIN
Dalam kondisi tertentu Menteri dapat melakukan diskresi untuk mengatasi
persoalan konkret sesuai peraturan perundang-undangan.
MATERI MUATAN RPERPRES NERACA KOMODITAS (NK) – 3/3
BAB VIII. KETENTUAN PERALIHAN BAB IX. KETENTUAN PENUTUP
1. Komoditas yang belum ditetapkan NK-nya proses Perpres NK berlaku 10 (sepuluh) hari setelah diundangkan
perizinan ekspor dan impor sesuai dengan existing
2. PE/PI yang telah diterbitkan tetap berlaku sampai
habis masa berlaku
3. Penerbitan rekomendasi bagi komoditas yang
belum ditetapkan NK, melalui SNANK
“Ekonomi Unggul, Indonesia Maj

#UntukEkonomiIndonesia

TERIMAKASIH
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gedung Ali Wardhana
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4
Jakarta Pusat

@perekonomianRI ekon.go.id perekonomianRI

Anda mungkin juga menyukai