Anda di halaman 1dari 22

BAB VI

PEMBEBASAN BEA MASUK PADA IMPOR BARANG MODAL


UNTUK PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PEMBANGKIT
TENAGA LISTRIK

A. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.010/2015 tentang Pembebasan Bea


Masuk atas Impor Barang Dalam Rangka Pembangunan dan Pengembangan
Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (Perubahn ketiga
dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.011/2008);

2. Peraturan Kepala BKPM No 16 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal.

3. Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 263 Tahun 2015 tentang


Tata Cara Permohonan Penandasahan RIB untuk Pembangunan dan
Pengembangan Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum
(Perubahan dari Perdirjen Ketenagalistrikan Nomor 211-12/20/600.1/2012).

B. Kebijakan Pemberian Fasilitas Bebas Bea Masuk

Peraturan Menteri Keuangan nomor 66/PMK.010/2015 tentang Pembebasan Bea


Masuk Atas Impor Barang Modal Dalam Rangka Pembangunan dan
Pengembangan Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum,
memberikan stimulus finansial bagi para investor di bidang usaha penyediaan
tenaga listrik dengan tetap memperhatikan potensi dan kemampuan produsen
lokal untuk dapat berkontribusi dalam kegiatan pembangunan dan
pengembangan infratrsuktur ketenagalistrikan. Peraturan Menteri Keuangan
tersebut di atas memberikan batasan barang modal impor yang mendapatkan

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 250
fasilitas pembebasan bea masuk dipersyaratkan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:

1. Belum dapat diproduksi di dalam negeri;

2. Sudah dapat diproduksi di dalam negeri tetapi spesifikasi tidak memenuhi


yang dibutuhkan;

3. Sudah dapat diproduksi di dalam negeri tetapi jumlahnya tidak memenuhi


kebutuhan industri.

Selain itu sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 66/PMK.010/2015, pasal 3,


fasilitas pembebasan bea masuk atas impor barang modal untuk pengembangan
industri pembangkit tenaga listrik ini hanya diperuntukkan bagi:

1. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)


2. Pemegang IUPTL yang memiliki daerah usaha
3. Pemegang IUPTL usaha pembangkitan tenaga listrik yang memiliki
perjanjian jual beli tenaga listrik atau perjanjian sewa guna usaha dengan PT
PLN (Persero);
4. Pemegang IUPTL usaha pembangkitan tenaga listrik yang memiliki
perjanjian dengan pemegang IUPTL terintegrasi yang memiliki daerah
usaha.

Adapun definisi dari Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) sebagaimana
tersebut diatas mengacu kepada pasal 1 ayat (4) Peraturan Menteri Keuangan
nomor 154/PMK.011/2012 adalah IUPTL yang diterbitkan oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan peraturan perundang undangan di bidang ketenagalistrikan.

C. Tata Cara Pengajuan Fasilitas Pembebasan Bea Masuk

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 251
Terdapat 2 tahapan yang harus dilakukan pemegang IUPTL (IPP) untuk
mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk komponen dan peralatan
pembangkit tenaga listrik, yaitu:

1. Persetujuan dan penandasahan Rencana Impor Barang di Ditjen


Ketenagalistrikan

2. Pembebasan Bea Masuk di BKPM

C.1. Persetujuan dan Penandasahan Rencana Impor Barang

Tata cara pengajuan Persetujuan dan Penandasahan Rencana Impor Barang


diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 263 Tahun
2015 tentang Tata Cara Permohonan Penandasahan RIB untuk Pembangunan
dan Pengembangan Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan
Umum. Berdasarkan Perdirjen Ketenagalistrian tersebut, alur proses Persetujuan
dan Penandasahan Rencana Impor Barang sebagai berikut:
PROSES PERSETUJUAN DAN PENANDASAHAN RIB
BADAN USAHA
PEMEGANG IUKU DJK SURVEYOR BKPM

PERMOHONAN
PERSETUJUAN DAN
TERIMA
PENANDASAHAN RIB
PERMOHONAN
DAN PENUNJUKAN
SURVEYOR

TERIMA TEMBUSAN SURAT PENUGASAN


SURAT PENUGASAN TERIMA TUGAS
KEPADA SURVEYOR

VERIFIKASI RIB

15 hari

EVALUASI TIDAK REVISI


RIB VERIFIKASI RIB

RIB YANG SUDAH YA


DISETUJUI DAN
DITANDASAHKAN PERSETUJUAN DAN
PENANDASAHAN
RIB
PERMOHONAN PROSES
PEMBEBASAN BEA PEMBEBASAN
MASUK BEA MASUK
6

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 252
Secara ringkas, pemohon fasilitas harus mengajukan permohonan pertama sekali
ke Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dengan melengkapi berkas-berkas yang
ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 263
Tahun 2015. Sejalan dengan hal tersebut, pemohon mengajukan nama surveyor
independen yang dikehendakinya untuk melakukan verifikasi terhadap daftar
Rencana Impor Barang yang diajukannya. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral telah menunjuk 2 (dua) lembaga surveyor independen untuk keperluan
verifikasi RIB, yaitu:

PT. Surveyor Indonesia


Unit Bisnis Industri dan Fasilitas
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Lantai 7
Jakarta Selatan
Telp:62-21 526 5526 Fax:62-21 5265525
Contact Person: Derry Hadriansyah

dan

PT. Sucofindo (Persero)


Unit Bisnis Strategi Pemerintahan, Bagian Verifikasi Keteknikan
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 34, Lantai 13
Jakarta Selatan
Telp. 021 - 7983666
Contact Person: Purwanto

Pengembang IPP dapat memilih salah satu surveyor independen diatas dan
dimohonkan ke Dirjen Ketenagalistrikan unuk ditunjuk. Dirjen Ketenagalistrikan
kemudian akan menunjuk surveyor independen yang dimaksud sebagai
verifikator Daftar Rencana Impor Barang Modal yang diajukan oleh pemohon
untuk mendapatkan bea masuk.

Surveyor Independen setelah menerima surat tugas dari Direktorat Jenderal


Ketenagalistrikan akan melakukan verifikasi terhadap barang-barang yang akan

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 253
diimpor oleh pemohon RIB. Hal-hal yang menjadi aspek pemeriksaan Surveyor
Independen adalah sebagai berikut:

1. Aspek Administratif:
a. Nama dan kesesuaian alamat Badan Usaha
b. NPWP
c. Dokumen Kontrak antara Badan Usaha dan PT PLN (Persero)
d. Berkas Permohonan yang diajukan badan usaha ke Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan.
2. Aspek Teknis
a. Kesesuaian Kapasitas Pembangkit dengan isi kontrak
b. Relevansi daftar barang impor dengan dokumen engineering
c. Ketersediaan Barang di dalam negeri dengan mengacu pada Kemenperind
69/M-IND/PER/7/2011 apakah barang tersebut sudah dapat diproduksi di
dalam negeri, atau sudah dapat diproduksi di dalam negeri tetapi spesifikasi
dan jumlahnya belum memenuhi kebutuhan industri.
d. Pemeriksaan jenis barang yang termasuk suku cadang, barang habis pakai,
atau workshop tools.
e. Verifikasi Pos Tarif (kode harmonized system)

Hasil verifikasi surveyor independen ini kemudian akan dipresentasikan di depan


tim analis RIB dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, yang juga akan
melakukan perbaikan seperlunya terhadap daftar RIB yang diajukan oleh
surveyor independen.

Setelah RIB yang dipresentasikan oleh surveyor independen diterima oleh


Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Dirjen Ketenagalistrikan akan
menandasahkan daftar RIB tersebut, dan daftar RIB yang sudah ditandasahkan
oleh Dirjen Ketenagalistrikan dibawa oleh pemohon pembebasan bea masuk ke
BKPM untuk mendapatkan Surat Keputusan Menteri Keuangan mengenai

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 254
pembebasan bea masuk atas daftar Rencana Impor Barang Modal yang
dimaksud.

Adapun persyaratan administratif yang harus dilampirkan oleh pemohon fasilitas


pembebasan bea masuk saat mengajukan permohonan ke Ditjen
Ketenagalistrikan adalah sebagai berikut:

1. Fotokopi Akta Pendirian Badan Usaha


2. Fotokopi NPWP
3. Fotokopi Nomor Induk Kepabeanan (NIK)
4. Fotokopi IUPTL
5. Kontrak Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/Finance Lease
Agreement) dengan PT PLN (Persero)
6. Jadwal Pembangunan dan pemasangan peralatan pembangkit tenaga listrik
7. Daftar Rencana Impor Barang yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Nomor dan tanggal RIB
b. Nomor Pokok Wajib Pajak
c. Nama Badan Usaha
d. Alamat
e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai di tempat pemasukan
barang
f. Pos Tarif (Kode Harmonized System)
g. Deskripsi Barang
h. Spesifikasi Teknis
i. Negara Asal
j. Jumlah Satuan Barang
k. Perkiraan Harga Impor
l. Penggunaan Barang Modal

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 255
C.2 Format Penandasahan Rencana Impor Barang

C.2.1 Format Surat Permohonan Persetujuan dan Penandasahan RIB

KOP SURAT PERUSAHAAN


Nomor :
Lampiran :
Hal : Permohonan Persetujuan dan Penandasahan
Rencana Impor Barang
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Cq. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
Jl. HR Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07- 08
Jakarta 12950
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari:
Nama Perusahaan :
Alamat :
Bidang Usaha :
Nomor dan Tanggal IUKU :
NPWP :
Nama Pejabat yang dapat :
dihubungi

Dengan ini mengajukan Permohonan Persetujuan dan Penandasahan Rencana


Impor Barang Atas Impor Barang Modal Dalam Rangka Pembangunan dan
Pengembangan Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum.
Bersama ini kami lampirkan dokumen pendukung antara lain:
1. Fotokopi Akta Pendirian Badan Usaha;
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. Fotokopi IUPTL;

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 256
4. Fotokopi perjanjian jual beli tenaga listrik bagi pemegang IUKU untuk usaha
pembangkitan tenaga listrik.
5. Jadwal pembangunan dan pemasangan peralatan pembangkit tenaga listrik;
dan
6. Laporan Hasil Verifikasi dan Daftar Rencana Impor Barang (RIB) yang telah
diverifikasi oleh surveyor.
7. surat pernyataan tanggungjawab dari surveyor

Daftar permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Pemohon

Cap
materai
Perusahaan

(Nama Terang)
Jabatan

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 257
C.2.2 Format Surat Penunjukkan Lembaga Surveyor Verifikator RIB

KOP SURAT PERUSAHAAN


Nomor :
Lampiran :
Hal : Penunjukkan Surveyor Dalam Rangka Verifikasi Rencana Impor
Barang (RIB) Modal

Yang terhormat,
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Cq. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
Jl. HR Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07- 08
Jakarta 12950
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari (Perusahaan pemohon):
Nama Perusahaan :
Alamat :
Bidang Usaha :
Nomor dan Tanggal IUPTL :
NPWP :
Nama Pejabat yang dapat :
dihubungi

berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor


263 Tahun 2015 tentang Tata Cara Permohonan Persetujuan dan Penandasahan
Rencana Impor Barang Modal Untuk Pembangunan Industri Pembangkit Tenaga
Listrik Untuk Kepentingan Umum, bertindak atas nama perusahaan, menunjuk
verifikator Rencana Impor Barang (RIB) dalam rangka penandasahan RIB untuk
pembangunan (nama dan kapasitas pembangkit) yang berlokasi di (lokasi
pembangkit), yaitu:

Nama Perusahaan Verifikator


Alamat Perusahaan Verifikator

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 258
Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Pemohon

Cap
materai
Perusahaan

(Nama Terang)
C.2.3 Format Surat Pernyataan Tanggungjawab Dari Surveyor Jabatan

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 259
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 260
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 261
C.2.4 Format Masterlist, Hasil Verifikasi dan Revisi Hasil Verifikasi RIB

RENCANA IMPOR BARANG (RIB)


Tanggal :
Nomor :
Nama Perusahaan :
NPWP :
Alamat Perusahaan :
Kurs NDPDM :

No. Uraian Negara KPPBC/KPU Spesifikasi Jumlah Harga Total Pos Perkiraan
Urut Barang Asal Pemasukan Teknis Satuan Impor/ Perkiraan tarif Biaya
Barang (Merk, type, Satuan Nilai HS Masuk
Ukuran, Impor
(4) Kapasitas,
(1) (2) (3) (6) (8)
dll) (5) (7) (9) (10)

Nomor :
Tanggal :

Disetujui dan disahkan oleh,


Pemohon
a.n. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan,
Cap
materai
Perusahaan

(Nama Terang)
Direktur Teknik dan Lingkungan,
Jabatan
Ketenagalistrikan
Keterangan:

(1) No. Urut Nomor Urut dibuat sedemikian sehingga menunjukkan inisial
rincian barang mulai dari komponen utama sampai sub
komponen, dapat menggunakan kombinasi angka huruf yang
teratur, misalnya M.1 menunjukkan Boiler system, M.1.1
menunjukkan Boiler proper pressure component
(2) Uraian Barang Uraian barang harus memuat perincian komponen dalam suatu
pembangkit, mulai dari komponen utama, subkomponen,
hingga komponen pendukung
3 Negara Asal Kolom negara asal dituliskan nama negara perkiraan impor
(bukan nama benua)
(4) KPPBC/KPU Kolom KPPBC/KPU Pemasukan Barang dituliskan nama
Pemasukan Barang pelabuhan yang akan digunakan sebagai tempat pemasukan
barang impor. Sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5B

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 262
ayat (3) PMK 154/2012, hanya diperbolehkan menuliskan 1
nama pelabuhan tempat pemasukan.
(5) Spesifikasi Teknis Kolom Spesifikasi teknis dituliskan uraian dan rincian secara
(Merk, type, Ukuran, detail dari komponen barang modal yang terdiri atas merk,
Kapasitas, dll) tipe, kapasitas, material, ukuran,dll

(6) Jumlah Satuan Kolom jumlah satuan dituliskan jumlah komponen barang
modal yang akan diimpor dengan satuan unit, ton,

C.3. Permohonan Pembebasan Bea Masuk di BKPM

Setelah mendapatkan persetujuan dan Penandasahan Rencana Impor Barang,


badan usaha selanjutnya dapat mengajukan permohonan pembebasan bea
masuk di BKPM dengan melampirkan dokumen persyaratan antara lain:

a. Fotokopi Izin Prinsip Penanaman Modal;

b. Rencana Impor Barang (RIB) yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral,

c. Akta pendirian Badan Usaha;

d. Fotokopi Angka Pengenal Importir (API/API-T/API-P) dan

e. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) .

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 263
Berikut format surat permohonan pembebasan bea masuk ke BKPM

KOP SURAT PERUSAHAAN

Nomor :

Lampiran :

Hal : Permohonan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Modal Dalam Rangka
Pembangunan Atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik Untuk
Kepentingan Umum

Yth. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Di Jakarta

Yang bertandatangan di bawah ini, kami pimpinan dari:

Nama perusahaan :

NIK :

NPWP :

Bidang Usaha :

Alamat Kantor :

Lokasi Proyek :

Telepon : Faksimili :

Pejabat yang bisa dihubungi: Telepon :

Dengan ini mengajukan permohonan pembebasan bea masuk atas impor barang
modal dalam rangka pembangunan atau pengembangan industri pembangkitan listrik
untuk kepentingan umum.

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 264
Bersama ini kami lampirkan dokumen pendukung antara lain:

1. Fotokopi Izin Prinsip Penanaman Modal/Izin Investasi;

2. Fotokopi Nomor Identitas Kepabeanan (NIK);

3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

4. Fotokopi Angka Pengenal Importir (API/API-T/API-P); dan

5. Rencana Impor Barang (RIB) yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan kami akan
mematuhi semua peraturan yang menjadi dasar pemberian fasilitas pembebasan ini.

.....................,......................................

Pemohon

Meterai Rp. 6.000,-

(Nama Jelas, Tanda Tangan,

Jabatan, Cap Perusahaan*)

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 265
D. Daftar Inventarisasi Peralatan Tenaga Listrik Dalam Negeri

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pemberian fasilitas pembebasan bea masuk


atas impor barang modal harus memenuhi ketentuan

1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri

2. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi didalam negeri belum memenuhi


persyaratan

3. Jumlah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan

Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri khususnya


peralatan tenaga listrik untuk dapat digunakan dalam kegiatan pembangunan di sektor
ketenagalistrikan, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan panduan
pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri dalam bentuk peraturan menteri
maupun media cetak. Dalam bentuk media cetak, Kementerian Perindustran telah
mengeluarkan Buku Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang berisi
data-data perusahaan dalam negeri beserta hasil produksinya.

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 266
Selain itu Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor: No.106/M-IND/PER/10/2012 Tentang Perubahan Kedua Lampiran
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/2/2010 Tentang Daftar Mesin,
Barang dan Bahan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan atau Pengembangan
Industri Dalam Rangka Penanaman Modal. Hal ini dimaksudkan untuk
menginformasikan dan menjaga potensi produsen dalam negeri terutama dibidang
peralatan tenaga listrik untuk dapat berkontribusi dalam pangsa pasar di sektor
ketenagalistrikan. Secara umum jenis peralatan tenaga listrik yang dapat diproduksi
oleh produsen dalam negeri adalah sebagai berikut:

No Nama Mesin, Barang & Bahan Spesifikasi

1 Particel Screen Berbagai jenis dan ukuran

2 Rotary Dryer Berbagai jenis dan ukuran

3 Stack Reclaimer Berbagai jenis dan ukuran

4 Pipe Connection (Cross over, nipple) berbagai jenis dan


ukuran

5 Centrifugal pump Kapasitas maksimum 170 liter/detik, tekanan


maksimum 40 Bar

6 Casing and tubing coupling API 5B/5CT,various size, type and connection

7 Check Valve & Bleeder Valve API 5B/5CT,various size, type and connection

8 Conveyor Automatic/Manual conveyor, penghantaran :


Travel band / Gravity Roll

9 Crane Berbagai jenis dan ukuran

10 Batch Elevator Kapasitas 750 s/d 1600 kg, kecepatan 30 s/d

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 267
105 m/menit

11 Pompa industri Berbagai jenis dan ukuran

12 Blower Berbagai jenis dan ukuran

13 Industrial Fan Berbagai jenis dan ukuran

14 Centrifuge Berbagai jenis dan ukuran

15 Furnace Berbagai jenis dan ukuran

16 Dryer Berbagai jenis dan ukuran

17 Air Heater Berbagai jenis dan ukuran

18 Air Cooler Berbagai jenis dan ukuran

19 Air Receiver Berbagai jenis dan ukuran

20 Steam Separator Berbagai jenis dan ukuran

21 Gas Scrubber Berbagai jenis dan ukuran

22 Cooling Water System Berbagai jenis dan ukuran

23 Water Treatment Berbagai jenis dan ukuran

24 Waste Water Treatment Berbagai jenis dan ukuran

25 Storage Tank Berbagai jenis dan ukuran

26 Tangki Pendam Kapasitas 5 s/d 100.000 Ton

27 Spherical Tank Diameter 12,5 m; volume 1.010 m 3,


ketebalan 48 mm

28 Cooling Tower Berbagai jenis dan ukuran

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 268
29 Steam Turbin s/d 15 MW

30 Hydro Turbine Sesuai pesanan

31 Boiler Utility (100 s/d 1000 MW); Industrial (s/d 100


MW); Household (s/d 3 ton uap/jam)

32 HRSG Kapasitas s/d 600 ton uap/jam

33 Motor Diesel Kapasitas s/d 30 HP

34 Pressure Vessel Kapasitas 14,5 MW

35 Heat Exchanger Kapasitas fan casing, silo/bunker, stack

36 Chiller Berbagai jenis dan ukuran

37 Condenser Berbagai jenis dan ukuran

38 Coal Handling System Berbagai jenis dan ukuran

39 Ash Handling System Berbagai jenis dan ukuran

40 Fire Fighting System Berbagai jenis dan ukuran

41 Valve Ukuran : 36 (ballvalve)

Ukuran : 48 (gate valve)

Ukuran : 24 (globe valve)

Ukuran : 36 (check valve)

Ukuran : 24 (plug valve)

Ukuran : 2 54 (wafer check valve)

Ukuran : 2 60 (Butterfly valve)

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 269
Ukuran : 2 12 (Y-St)

42 Ducting Berbagai jenis dan ukuran

43 Pipa Conduit/Listrik Berbagai jenis dan ukuran

44 Mur dan Baut Berbagai jenis dan ukuran

45 Mini Circuit Breaker (MCB) Jenis Moulded Case

46 Kabel listrik Berbagai jenis ukuran kabel listrik

47 Konektor Tegangan tinggi dan tegangan rendah

48 Isolator 12,5120 kV; 125150 kV (material keramik)

Ukuran maksimum 36 kV bentuk sekering,


pin, post

49 KWH Meter Arus tegangan frekuensi 560 A,230-240V

50 Pemutus Sirkuit Mini (MCB) MCB Range : 0,3 35 A

51 Transformator Tenaga dan Daya : 1 kVA 150 MVA sampai dengan 500
Distribusi kV

52 Transformator arus dan Maximum 24 kV multi ratio


tegangan

53 Panel listrik Maksimum HV 24 kV

54 Panel kontrol Sesuai pesanan

55 Motor listrik Kapasitas s/d 3.500 HP; s/d 13,8 kV; jumlah
fasa 1dan 3

56 Tiang listrik beton pratekan 7 14 m/100-500 kV

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 270
57 Tower listrik Sesuai pesanan

58 Generator set Berbagai jenis dan ukuran (kapasitas


maksimum 3 MW)

59 Kabel serat optik Berbagai jenis dan ukuran

60 Kabel telekomunikasi Berbagai jenis dan ukuran

PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 271

Anda mungkin juga menyukai