Anda di halaman 1dari 2

RENCANA IMPOR BARANG (RIB)

Penandasahan Rencana Impor Barang (RIB) Modal Pembangkit Tenaga Listrik

Dalam rangka mendukung perkembanganindustri pembangkitan tenaga listrik, Pemerintah melalui


Peraturan Menteri Keuangan Nomor154/PMK.011/2008 yang telah diubah denganNomor
128/PMK.011/2009 dan Nomor154/PMK.011/2012 memberikan fasilitaspembebasan bea masuk atas
impor barangmodal pembangunan pembangkit tenaga listrikuntuk kepentingan umum.

Barang modaldimaksud meliputi mesin, peralatan, danperalatan pabrik baik dalam keadaan
terpasangmaupun terlepas, tetapi tidak termasuk sukucadang yang dipergunakan untuk
pemeliharaan.Pembebasan bea masuk tersebut diberikankepada PT PLN (Persero), pemegang IUKU
yangmemiliki daerah usaha, pemegang IUKUpembangkitan yang mempunyai perjanjian jualbeli tenaga
listrik (Power Purchase Agreement/PPA) atau perjanjian sewaguna usaha (Finance Lease Agreement/FLA)
dengan PT PLN (Persero),serta pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU)
pembangkitan yangmempunyai PPA dengan pemegang lUKU yangmemiliki daerah usaha

Regulasi RIB

1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.


2. Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan jo. Undang Undang Nomor 17 Tahun
2006
3. Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik;
5. Peraturan Dirjen Ketenagalistrikan Nomor 211-12/20/600.1/2012 tentang Tata Cara Permohonan
Persetujuan dan Penandasahan RIB.
Skema dan Tata Cara RIB

Skema dan Tata Cara RIB

Daftar surveyor verifikator RIB (SK penunjukan)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menunjuk 2 (dua) lembaga surveyor independen
untuk keperluan verifikasi RIB, yaitu:

PT. Surveyor Indonesia


Unit Bisnis Industri dan Fasilitas
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Lantai 7
Jakarta Selatan
Telp:62-21 526 5526 Fax:62-21 5265525
Contact Person: Derry Hadriansyah

PT. Sucofindo (Persero)


Unit Bisnis Strategi Pemerintahan, Bagian Verifikasi Keteknikan
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 34, Lantai 13
Jakarta Selatan
Telp. 021 - 7983666
Contact Person: Purwanto
List peralatan yang telah diproduksi dalam negeri
Pemerintah terus mendorong peran dan keterlibatan pihak swasta lebih besar lagi di sektor
ketenagalistrikan yang tujuannya adalah untuk pengembangan industri ketenagalistrikan di masa depan.
Salah satu cara yang ditempuh adalah pemanfaatan secara optimal tingkat komponen lokal di setiap
produk atau proyek ketenagalistrikan.
TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) adalah Suatu batasan atau nilai yang mereprentasikan berapa
tingkat kandungan lokal dalam negeri dalam suatu produk barang/jasa. Dalam mengukur TKDN untuk
suatu produk, ada 3 aspek yang akan menjadi penilaian yakni Material, Tenaga Kerja, Overhead.
1. Material dinilai berdasarkan daerah asal (country of origin) artinya asal material tersebut dibuat dan
diproduksi.
2. Tenaga kerja yang digunakan dinilai berdasarkan kewarnegaraan.
3. Overhead (alat kerja/mesin, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan produksi barang/jasa
tersebut).
Untuk produk yang telah bersertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dapat dilihat pada website
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia di
http://p3dn.kemenperin.go.id/inventaris.php

Anda mungkin juga menyukai