Anda di halaman 1dari 7

PENGENALAN MANFAAT DAN PENERAPAN SNI

January 7, 2014 by mande in Business, Case


Study, Manufacturing, Science & Technology, SNI.
Penerapan SNI dapat membawa manfaat teknologi, ekonomi dan
sosial
Umum
Standard dapat membawa manfaat teknologi, ekonomi dan sosial. Standar
membantu untuk menyelaraskan spesifikasi teknis produk dan jasa yang
membuat industri lebih efisien dan meningkatkan daya saingnya untuk
perdagangan internasional. Kesesuaian dengan Standar membantu
meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut aman, efisien dan baik untuk
lingkungan.
Standardisasi merupakan salah satu instrumen regulasi teknis yang dapat
melindungi kepentingan konsumen nasional dan sekaligus produsen dalam
negeri.
Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standardisasi dapat dicegah
beredarnya barang-barang yang tidak bermutu di pasar domestik khususnya
yang terkait dengan kesehatan, keamanan, keselamatan, dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Melalui instrumen yang sama, dapat dicegah
masuknya barang-barang impor bermutu rendah yang mendistorsi pasar
dalam negeri karena berharga rendah.
Undang-Undang Perindustrian yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) pada 19 Desember 2013 menyebutkan bahwa pelanggaran di bidang
perindustrian akan terkena sanksi hukum. Pelanggaran yang menyangkut
SNI (Standar Nasional Indonesia) dapat dikenai (sanksi) pidana.
Apakah SNI?
Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang
berlaku secara nasional di Indonesia.

SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan


Standardisasi Nasional (BSN).
Perumusan SNI berlandaskan hukum pada PP 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional.
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder,
maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice
dimana pengembangan SNI harus memenuhi sejumlah norma yakni:

Openess

Transparency

Consensus and impartiality

Effectiveness and relevance

Coherence

o Development dimension
Agar semua norma pengembangan standar dapat diterapkan secara baik,
maka BSN melakukan:

Penguatan fungsi Manajemen Teknis Pengembangan Standar


(MTPS) adalah lembaga non struktural yang merupakan unsur fungsi
BSN sebagai National Standard Body dan mempunyai tugas
memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala BSN dalam
rangka menetapkan kebijakan untuk memperlancar pengelolaan
kegiatan pengembangan SNI.

Penguatan posisi Masyarakat Standardisasi Indonesia


(MASTAN) merupakan organisasi non- pemerintah yang diperlukan
untuk memberikan wadah dan saluran yang seluas mungkin bagi
stakeholder untuk berpartisipasi dalam berbagai proses
standardisasi .Dalam proses pengembangan SNI, khususnya dalam

pelaksanaan tahap jajak pendapat dan tahap persetujuan RSNI. agar


partisipasi dan pelaksanaan konsensus pihak berkentingan dapat
semakin luas.
Berdasarkan catatan Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011 bahwa jumlah
SNI yang ada berkembang terus, hingga pertengahan 2009 telah mencapai
lebih dari 6.500 SNI dengan sekitar 4100 standar bidang industri, dan terus
meningkat mencapai 4250 SNI pada akhir tahun 2010.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin),

sepanjang 2013 telah disusun Rancangan SNI (RSNI) sebanyak 91


buah.

Adapun, selama 4 tahun terakhir, telah disusun 394 buah RSNI, untuk
18 kelompok industri. Kelompok industi tersebut a.l. permesinan,
alsintan, eletronika dan rumah tangga, rekayasa kendaraan jalan raya,
komponen otomotif, bangunan kapal dan konstruksi kelautan, dan

tekstil dan produk tekstil.


Apa manfaat penetapan pemberlakuan SNI?
Penetapan pemberlakuan SNI dilakukan untuk kesehatan, keamanan,
keselamatan manusia, hewan dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan
hidup, persaingan usaha yang sehat, peningkatan daya saing, dan/atau
peningkatan efisiensi serta kinerja industri. Serta menghadapi Asean
Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
akan berlaku pada Desember 2015, SNI sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Pemberlakuan SNI secara wajib?
Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela.

Namun untuk keperluan melindungi kepentingan umum, keamanan negara,


perkembangan ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup,
pemerintah dapat saja memberlakukan SNI tertentu secara wajib.
Pemberlakuan SNI wajib dilakukan melalui penerbitan regulasi teknis oleh
instansi pemerintah yang memiliki kewenangan untuk meregulasi kegiatan
dan peredaran produk (regulator). Dalam hal ini, kegiatan dan produk yang
tidak memenuhi ketentuan SNI menjadi terlarang.
Dengan demikian pemberlakuan SNI wajib perlu dilakukan secara berhatihati untuk menghindarkan sejumlah dampak sebagai berikut:
(a) menghambat persaingan yang sehat;
(b) menghambat inovasi; dan
(c) menghambat perkembangan UKM.
Cara yang paling baik adalah membatasi penerapan SNI wajib bagi kegiatan
atau produk yang memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi, sehingga
pengaturan kegiatan dan peredaran produk mutlak diperlukan
Pemberlakuan SNI wajib perlu didukung oleh pengawasan pasar, baik
pengawasan pra-pasar untuk menetapkan kegiatan atau produk yang telah
memenuhi ketentuan SNI wajib tersebut maupun pengawasan pasca-pasar
untuk mengawasi dan mengkoreksi kegiatan atau produk yang belum
memenuhi ketentuan SNI itu.
Apabila fungsi penilaian kesesuaian terhadap SNI yang bersifat sukarela
merupakan pengakuan, maka bagi SNI yang bersifat wajib penilaian
kesesuaian merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh
semua pihak yang terkait. Dengan demikian penilaian kesesuaian berfungsi
sebagai bagian dari pengawasan pra-pasar yang dilakukan oleh regulator.
Mengingat bahwa pemberlakuan regulasi teknis di suatu negara juga berlaku
untuk produk impor, maka untuk menghindarkan terjadinya hambatan
perdagangan internasional/negara anggota WTO termasuk Indonesia telah
menyepakatiAgreement on Technical Barrier to Trade (TBT) dan

Agreement on Sanitary and Phyto Sanitary Measures (SPS). Upaya


pengurangan hambatan perdagangan tersebut akan berjalan dengan baik
apabila masing-masing negara dalam memberlakukan standar wajib,
menerapkan Good Regulatory Practices.
Berdasarkan alasan di atas maka Kementerian Perindustrian telah
memberlakukan penerapan beberapa SNI secara wajib.
Produk terkait selanjutnya disebut sebagai produk SNI Wajib.
SPPT-SNI merupakan persyaratan boleh tidaknya suatu produk SNI Wajib
diedarkan ke pasar.
Kepala Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementerian
Perindustrian mengatakan, pihaknya menargetkan 71 SNI wajib bisa
disahkan sebelum AEC 2015. (KONTAN, Kamis 11/4/2013). SNI yang
dikenakan secara wajib ini mencakup 636 HS atau uraian barang, terutama
dari sektor elektronik, mainan, hingga garmen.

Beberapa contoh tentang Pemberlakuan SNI secara wajib:

Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 35/MIND/PER/4/2007 tanggal 17 April 2007 tentang Pemberlakuan Standard
Nasional Indonesia (SNI) Semen Secara Wajib dan mulai berlaku enam
bulan setelah tanggal ditetapkan.

SNI wajib dipenuhi produsen dan importir pupuk menyusul


diterbitkannya Permenperin No. 19/M-IND/ Per/2/2009 tentang
Pemberlakuan SNI PupukSecara Wajib.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perindustrian,


mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian nomor : 24/MIND/PER/4/2013 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) Mainan secara wajib. Namun, sejak diberlakukan pada Oktober
2013, hanya 2% importir yang melabeli produknya dengan label SNI.
Pemerintah padahal sudah menerbitkan Peraturan Menteri
Perindustrian No. 24/2013 mengenai Pemberlakuan SNI Mainan secara
wajib.

Apa hambatan utama yang dihadapi produsen dalam penerapan SNI


wajib?
Menurut catatan Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011 bahwa hambatan
utama yang dihadapi produsen dalam penerapan SNI wajib antara lain
keterbatasan sumber daya manusia, kesulitan untuk mengkalibrasikan
peralatan laboratorium maupun produksi, adanya distorsi produk substandar dipasar, biaya sertifikasi yang relatif mahal, dan kepedulian
konsumen terhadap standar yang masih kurang.
Apa sanksi bagi mereka yang terbukti melanggar regulasi SNI
secara wajib?
Selama ini, para pelanggar regulasi SNI secara wajib hanya dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis, denda administratif, penutupan
usaha sementara, pembekuan izin usaha industri, dan/atau pencabutan izin
usaha industri.
Dengan Undang-Undang Perindustrian yang baru saja disahkan pada
desember 2013, Pemerintah Indonesia akan menerapkan sanksi lebih
tegas bagi setiap penyalahgunaan aturan SNI wajib dengan ancaman
dipidana penjara.
Dalam UU Perindustrian yang baru Pasal 120 tertuang tentang adanya
sanksi pidana bagi pihak yang melakukan pelanggaran.

Menurut UU ini, para pelanggar yang diancam pidana tak hanya mereka
yang dengan sengaja melakukan tindak kejahatan tersebut, tetapi juga bagi
mereka yang terbukti bersikap lalai atau tidak sengaja.
Pertama, setiap orang yang dengan sengaja memproduksi, mengedarkan
barang, jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, pedoman
tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri sebagaimana
dimaksud dalam Pasar 53 ayat (1) huruf b, dipidana paling lama lima tahun
dan denda paling banyak Rp 3 miliar.
Kedua, setiap orang yang karena kelalaiannnya memproduksi, mengimpor,
mengedarkan barang, jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi
teknik, pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b, dipidana penjara
paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
Selanjutnya, pasal 53 ayat 1 huruf b yang dimaksud adalah setiap orang
dilarang memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan barang dan/atau
jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman
tata cara yang diberlakukan secara wajib.
Bila pelanggaran dilakukan oleh Korporasi?
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 120 dilakukan
oleh korporasi, tuntutan dan penjatuhan pidana dikenakan terhadap
korporasi dan/atau pengurusnya.
Penutup
Semoga tulisan ini bermanfaat dan pemberlakuan UU Perindustrian yang
baru dapat memberikan dampak positip terhadap efektifitas penerapan SNI
Wajib bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai