Anda di halaman 1dari 63

COACHING CLINIC

AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR


Konsep AEO
Freight
Warehouse Forwarder Carrier/ Terminal
Operator Operator

Exporter

AEO
 Terlibat dalam
supply chain
CUSTOMS global
 Mematuhi kriteria
keamanan dan
keselamatan
 Program sukarela
 Disertifikasi oleh
Bea Cukai
Importer

Warehouse Carrier/ Terminal


Operator Freight Operator
Forwarder
Global AEO Programme

Terdapat 97 negara
yang sudah
memiliki AEO dan
20 negara yang
sedang
mengembangkan
AEO.

Terdapat 87 MRA
bilateral dan 4
MRA plurilateral,
dan 78 MRA dalam
tahap negosiasi.

Istilah AEO di berbagai Negara : Customs and Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT), Partners in Protection (PIP), Australia
Trusted Traders (ATT), Secure Export Scheme (SES), Secure Trade Partnership (STP), Golden List, Qualified Economic Operator,
Imported Trusted Trader Program, LRA Preferred Trader Accreditation Programme.

Source : WCO Compendium, 2020 Edition


Dasar Hukum
01 Pasal 3 dan Pasal 4 UU No 10 Tahun 1995 yang telah
diamandemen menjadi UU No 17 Tahun 2006 tentang
Kepabeanan

02 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010

03 Peraturan Menteri Keuangan PMK 227/PMK.04/2014 tentang


Authorized Economic Operator

04 Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-4/BC/2015 tentang


Tata Cara Pemberian Pengakuan Kepabeanan Sebagai
Authorized Economic Operator
AEO INDONESIA
 UU No 10 Tahun 1995 yang telah diamandemen menjadi UU No 17 Tahun 2006 tentang
Kepabeanan (Pasal 3 dan Pasal 4)
 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 DASAR
 Peraturan Menteri Keuangan PMK 227/PMK.04/2014 tentang Authorized Economic Operator
 Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-4/BC/2015 tentang Tata Cara Pemberian Pengakuan
HUKUM
Kepabeanan Sebagai Authorized Economic Operator

“Operator Ekonomi yang mendapat pengakuan oleh Direktorat Jenderal


Bea dan Cukai sehingga mendapatkan perlakuan kepabeanan tertentu” DEFINISI

 Importir  Pengusaha TPB


 Exportir  Pihak lainnya yang terkait dalam fungsi JENIS
 PPJK rantai pasokan global seperti OPERATOR
 Pengangkut konsolidator dan penyelenggara pos
 Pengusaha TPS EKONOMI

 Eksportir-importir :125  Non Eksportir-importir: 25 JUMLAH


(Pergudangan, pengangkut/trucking, depo AEO
kontainer, TPS, PPJK, dll) (per 31 Desember 2022)
TATA NILAI BUDAYA AEO

Self
Partnership Assessment

Tata Nilai
Budaya AEO

Mutual Own
Trust Responsibility

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Tujuan dan Prinsip Dasar AEO

5
4 Customs Cooperation

3 Reputasi

2 Trusted Partner

1
Kepatuhan
Sertifikasi
MANFAAT AEO BAGI PENGGUNA JASA

Tangible Benefit

Intangible benefit
(Reputasi)
TANGIBLE BENEFIT
TRADE FACILITATION

SECURITY SUPPLY CHAIN


BEA CUKAI
BEA CUKAI
NEGARA
INDONESIA
LAIN

KEMENTERIAN/
LEMBAGA LAIN
BENEFIT KEPABEANAN (DJBC)

• Penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik yang minimal

• Prioritas untuk mendapatkan penyederhanaan prosedur kepabeanan


• Pelayanan khusus dalam hal terjadi gangguan terhadap pergerakan pasokan logistik serta ancaman
yang meningkat
• Kemudahan pemberitahuan pendahuluan (pre-notification)

• Dapat menggunakan jaminan perusahaan (corporate guarantee)

• Kemudahan pembayaran dalam bentuk berkala

• Kemudahan pembongkaran dan/atau pemuatan langsung tanpa dilakukan penimbunan

• Prioritas untuk diikutsertakan dalam program-program baru DJBC

• Layanan khusus oleh Client Manager

• Layanan penyelesaian kepabeanan di luar jam kerja Kantor Pabean

• Voluntary declaration dan Voluntary Payment


BENEFIT KEMENTERIAN/LEMBAGA LAIN

• PRIORITAS DALAM
DITJEN PAJAK PENYELESAIAN
RESTITUSI PAJAK

• DIPERLAKUKAN
SEBAGAI PERUSAHAAN
BEREPUTASI
KEMENDAG BAIK>>PERSETUJUAN
IMPOR DAN
PERSETUJUAN EKSPOR

LAINNYA (NLE,
• PROSES
KARANTINA, PENGEMBANGAN
DLL)
TANGGUNG JAWAB AEO

Mempertahankan dan/atau meningkatkan kondisi 13 kriteria


persyaratan penetapan AEO

Melakukan Audit Internal secara periodik sekali dalam 1 (satu)


tahun

Menyampaikan laporan hasil Audit Internal kepada Client


Manager

Menyampaikan laporan dalam hal terdapat perubahan-


perubahan signifikan

Melakukan komunikasi secara intensif dengan Client Manager

Mengembangkan dan menjaga nilai-nilai etika dan akuntabilitas


dalam praktik perdagangan

Menunjuk manajer AEO


PROSES BISNIS AEO
Permohonan

Pengembangan Sertifikasi
dan MRA

Monitoring dan
Evaluasi
PERMOHONAN
AEO

1 3 K O N D I S I D A N P E R S YA R ATA N A E O
PERMOHONAN AEO

Komitmen Surat Tidak ada


manajemen permohonan penolakan
ditujukan kepada terhadap
Direktur Teknis permohonan
Kepabeanan AEO

1 2 3
Dokumen Permohonan AEO
1 Surat Permohonan 11 SKEP Fasilitas Kepabeanan yang dimiliki

2 Surat Pernyataan kesediaan mjd AEO Surat Sertifikat AEO dari negara lain
12
3 Self Assessment
13 Sertifikat lainnya seperti ISO
4 Maturity Model
14 Fotokopi SPPKP, NPWP dan NIB
5 Struktur Organisasi

6 Standar Prosedur Operasional atas penerapan 13 kriteria AEO

7 Layout Perusahaan (Kantor/pabrik/gudang)

8 Akta pendirian dan perubahan terakhir

9 Laporan Keuangan Auditor Independen 2 tahun terakhir

10 Daftar dan kontrak pihak ketiga


Self Assessment Maturity Model
Daftar pertanyaan tentang Operator Ekonomi Dokumen penilaian mandiri kuantitatif (skor 1-5)
yang terdiri dari : Informasi umum perusahaan, terhadap 13 kondisi dan persyaratan AEO
informasi dokumen legal perusahaan, dan dan Skor 1 : pengendalian tidak teroganisir
formulir isian penilaian mandiri kualitatif Skor 5 : pengendalian sangat baik dan
terhadap 13 kondisi dan persyaratan AEO pengumpulan data sudah otomatis (sistem)
PROSES
SERTIFIKASI
AEO
Proses Sertifikasi AEO
YES YES

Pemaparan SOP
Validasi NO Kesimpulan Forum
Panel
Lapangan

Rekomendasi
Penelitian
Administrasi
Sertifikat

Monitoring dan
Feedback Evaluasi
Perbaikan
Catt :
Permohonan dan/atau
Dari tahap penelitian administrasi sampai dengan forum
Bimbingan panel berpotensi terdapat rekomendasi saran perbaikan
yang hrs dipenuhi sebelum melangkah ketahap selanjutnya
Pemberian Sertifikat AEO

Direktur Jenderal
menerbitkan keputusan dan Pengakuan kepabeanan
sertifikat pengakuan AEO berlaku 5 (lima) tahun
Operator Ekonomi sebagai dan dapat diperpanjang
Authorized Economic dengan pertimbangan hasil
Operator (AEO) paling monitoring dan evaluasi
lambat 60 hari terhitung sejak .
tanggal diterimanya laporan
peninjauan lapangan atau
laporan peninjauan
lapangan kembali
Monitoring dan Evaluasi AEO
YES
1 2 3 4
Monitoring Hasil Indikasi Evaluasi
Penurunan NO
Kriteria

YES
7 6 5
8 Pembekuan Indikasi Hasil
Perbaikan NO Penurunan
Kriteria
Pencabutan
Pembekuan
9 YES
Hasil 10 11
Memenuhi Pencabutan
kriteria AEO NO
Mutual Recognition Arrangement
A U T H O R I Z E D E C O N O M I C O P E R AT O R
MRA Bilateral di Dunia
WCO Compendium 2020
MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT (MRA)
Definisi MRA
Kesepakatan Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition
Arrangement) adalah kesepakatan antara dua atau lebih
administrasi kepabeanan.

Manfaat MRA
• Diakui sebagai AEO di negara partner
• Less inspection rate
• Efisiensi waktu dan biaya logistic (fast customs clearance)
• Business growth/ competitiveness/ new market

Indonesia MRA
• Korea (already signed and implemented)
• Hongkong (already signed and )
• United Arab Emirates (on going)
• ASEAN (on going)
• Australia (on going)
PERSYARATAN
DAN KRITERIA
AEO
1 3 K O N D I S I D A N P E R S YA R ATA N A E O
Infographic Style
P E R AT U R A N T E R H A D A P P E R AT U R A N
1 K E PA B E A N A N D A N / ATA U C U K A I

Tidak pernah
melakukan
Memiliki reputasi
pelanggaran pidana
kepatuhan terhadap
di bidang
peraturan kepabeanan,
kepabeanan, cukai,
cukai, dan/atau
dan/atau perpajakan;
perpajakan dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun;

1
Merancang dan
Tidak mempunyai menerapkan SOP dan
tunggakan kewajiban MONEV yang
kepabeanan yang mendukung
sudah sudah jatuh pelaksanaan kepatuhan
tempo; terhadap peraturan
kepabeanan, cukai.
P E M E N U H A N T E R H A D A P P E R AT U R A N
1 K E PA B E A N A N D A N / ATA U C U K A I

Data Unit Internal DJBC


• Kepatuhan yang baik/Compliance
3 (Tiga) Layer Pemeriksaan
• Tidak telibat Tindak Pidana
Dokumen Pabean
• Tidak ada tunggakan utang

Sertifikasi Ahli
Kepabeanan
(lebih Menggunakan Modul Memiliki prosedur
disarankan) Ekspor Impor Sendiri perizinan impor dengan OGA
P E M E N U H A N T E R H A D A P P E R AT U R A N
1 K E PA B E A N A N D A N / ATA U C U K A I

11 Prosedur Ekspor, Impor, Reimpor, Reekspor dan penggunaan fasilitas kepabeanan (bila
ada)

12 Prosedur penggunaan 3 layer pemeriksaan dokumen pabean dan checklist

13 Pencatatan pelanggaran kepabeanan

14 Prosedur Perizinan Impor dan Ekspor ke K/L lain


2 S I S T E M P E N G E L O L A A N D ATA P E R D A G A G A N

Memiliki dan Merancang sistem Menerapkan sistem


memelihara sistem pencatatan yang informasi dan
pencatatan yang dapat memberikan teknologi yang
akurat, lengkap dan akses penuh kepada mampu mencegah
dapat dilakukan DJBC untuk dan mendeteksi
verifikasi, serta mendapatkan data- adanya
memungkinkan bagi data pembukuan dan akses/intervensi
DJBC untuk melakukan pergerakan/perpinda ilegal (secure)
pemeriksaan dan han barang ekspor
pelacakan terhadap dan impor
data pergerakan kargo (accessible)
impor dan ekspor
(traceable)

1 2 3
2 S I S T E M P E N G E L O L A A N D ATA P E R D A G A N G A N

IT Inventory* Tracebility dokumen


ERP System (SAP, Oracle, Menambahkan field search
kepabeanan dalam ERP dokumen kepabeanan pada IT
dll) system (misal field no Dok Integrasi IT Inventory*
Inventory* Perusahan dengan Ceisa Bea
BC)
Cukai

Mencegah dan Mendeteksi


Akses Sistem Oleh Orang Prosedur Pemberian akses
Yang Tidak Berhak Prosedur Perbaikan Data kepada DJBC

*IT Inventory untuk perusahaan penerima Fasilitas Kepabeanan


P E R AT U R A N T E R H A D A P P E R AT U R A N
21 S I S T E M P E N G E L O L A A N D ATA P E R D A G A N G A N
K E PA B E A N A N D A N / ATA U C U A K I

15 Ketersediaan sistem akuntansi/logistik/kepabeanan

16 Prosedur Pemisahan User/ Pembedaan akses pada sistem perusahaan

17 Prosedur Pemberian Akses kepada DJBC

18 Prosedur perbaikan data pada sistem


3 KEMAMPUAN KEUANGAN

Memiliki posisi keuangan yang


memadai untuk memenuhi semua
komitmen dan kewajiban
keuangan sesuai karakter bidang
usahanya; dan
Mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified
opinion) atau wajar dengan
pengecualian (qualified opinion)
berdasarkan hasil audit akuntan
publik terhadap laporan
keuangan 2 (dua) tahun terakhir
3 KEMAMPUAN KEUANGAN

• Solvability
• Liquidity
• Rentability

Opini WTP
atau WDP
pada 2 tahun
terakhir

19 Laporan KAP 2 (dua) tahun terakhir dengan opini WTP/WDP


4 K O N S U LTA S I , K E R J A S A M A , D A N K O M U N I K A S I

Menunjuk manager AEO yang diberikan kewenangan eksklusif


terhadap akses–akses informasi tertentu operator ekonomi;

Memiliki mekanisme penginformasian secara khusus oleh operator ekonomi


kepada DJBC tentang adanya transaksi tidak wajar atau mencurigakan pada
dokumentasi barang impor maupun ekspor, atau terkait permintaan-
permintaan yang tidak normal oleh pihak tertentu pada suatu pengangkutan;

Melakukan konsultasi dan kerja sama dengan DJBC dalam


pembahasan internal tentang ketentuan kepabeanan atau
keamanan barang bersama jaringan pemasoknya.
4 K O N S U LTA S I , K E R J A S A M A , D A N K O M U N I K A S I

Konsultasi dengan Bea


AEO Manager Cukai

Prosedur Penginformasian pada


DJBC & Prosedur Konsultasi dan
Kerjasama dengan DJBC
4 K O N S U LTA S I , K E R J A S A M A , D A N K O M U N I K A S I

20 Surat Penunjukkan AEO Manager

21 Prosedur penginformasian pada DJBC terkait dengan transaksi tidak wajar dalam
supply chain logistic

22 Konsultasi dan Kerjasama dengan DJBC


5 P E N D I D I K A N , P E L AT I H A N , D A N K E P E D U L I A N

Memiliki mekanisme pelatihan kepada


pegawai terkait keamanan rantai pasok
pergerakan barang, mekanisme identifikasi
potensi ancaman internal terhadap
keamanan rantai pasok pergerakan barang,
mekanisme identifikasi penyimpangan atas
suatu kebijakan, dan tindakan-tindakan
penanganan yang harus dilakukan atas
kejadian tersebut; dan

Menyelenggarakan pendidikan dan


pelatihan yang dapat menumbuhkan
kepedulian pegawai terhadap keamanan
barang, kemampuan untuk mengidentifikasi
ketidakwajaran atau munculnya suatu
ancaman, dan analisis tindakan yang harus
dilakukan oleh operator ekonomi.

www.free-powerpoint-templates-design.com
5 P E N D I D I K A N , P E L AT I H A N , D A N K E P E D U L I A N

AEO Refresher Training Agenda/Timeline Training


1 (Satu) Kali dalam Setahun dan Prosedur Penyiapan Narasumber

Safe and Secure Supply Chain Training


Security Awareness Training
5 P E N D I D I K A N , P E L AT I H A N , D A N K E P E D U L I A N

23 Pelatihan Security Awareness

24 Pelatihan Supply Chain

25 Pelatihan AEO dan Refresher

26 Mekanisme penyediaan narasumber training, review


pelaksanaan training
PERTUKARAN INFORMASI, AKSES,
6 DAN KERAHASIAAN

Memiliki dan mengembangkan penggunaan IT sistem sebagai mekanisme


pertukaran data dan informasi;

Memiliki prosedur yang menjamin keakuratan, perlindungan dan validasi semua


data dan informasi tentang pengeluaran atau penerimaan barang serta
cadangan sistem (back up system) yang memadai;

6 Memiliki kebijakan untuk mendokumentasikan seluruh informasi dan prosedur


keamanan dan/atau kontrol yang berhubungan dengan keamanan, seperti
firewall, sandi (password), dan lain-lain; dan

Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa informasi barang yang diangkut dalam
kargo secara akurat mencerminkan informasi yang diberikan kepada pelaku usaha
oleh shipper atau agennya, dan diajukan kepada DJBC tepat pada waktunya.
PERTUKARAN INFORMASI, AKSES,
6 DAN KERAHASIAAN

Antivirus No flashdisk/Hardisk
Corporate/ Berbayar

Penggantian Password
secara berkala

Standard Keamanan Prosedur


Ruang Server Back up/ Restore Data
PERTUKARAN INFORMASI, AKSES,
6 DAN KERAHASIAAN

27 Perlindungan terhadap sistem (antivirus dan firewall)

28 Prosedur penambahan/penghapusan user dalam sistem

29 Prosedur back up dan recovery

30 Prosedur keamanan sistem informasi, misal:pergantian


password secara berkala, prosedur perlindungan
kebocoran data, penggunaan external hard disk, dll

31 Mekanisme standarisasi ruang server


7 KEAMANAN KARGO

Memiliki dan mengembangkan prosedur keamanan atau panduan lainnya untuk


memastikan kebenaran kargo selama berada dalam pengawasan;

Menjamin kebenaran kargo (integrity of cargo) sebagai prioritas utama yang harus
dipelihara dan harus dikendalikan, serta menetapkan prosedur rutin;

Memiliki dan mengembangkan mekanisme dan sistem penyegelan sesuai dengan


kriteria yang ditentukan;

Memiliki dan mengembangkan prosedur pengecekan dan pemeriksaan rutin atas


keamanan struktur bangunan untuk penanganan kargo; dan

Memiliki dan mengembangkan prosedur pengecekan dan pemeriksaan rutin atas


keamanan sarana pengangkut.
7 KEAMANAN KARGO

Pengecekan 7 titik
Container dengan palu karet Laser Distance Meter

Seal/ E-Seal Customs

Penyimpanan CCTV pada loading unloading


area  Waktu Ekspor Terjauh (Minimal
Playback 30 hari disarankan)
07 KEAMANAN KARGO

32 Prosedur Pelekatan/ Pelepasan Segel

33 Prosedur pemasukan dan pengeluaran barang

34 Prosedur untuk memastikan kesesuaian kargo dengan dokumen pavean dan dokumen pelengkap pabean

35 Prosedur jika terjadi perbedaan/penyimpangan pada saat bongkar dan muat

36 Prosedur Pemeriksaan 7 (tujuh) titik container

37 Prosedur penyimpanan kargo di gudang (pemisahan kargo berdasarkan jenis barang)

38 Prosedur Stock Opname

39 Prosedur pencegahan manipulasi penyimpanan barang

40 Mekanisme pembahasan restricted area

41 Prosedur pembatasan akses ke gudang (visitor card)


KEAMANAN PERGERAKAN BARANG
8

Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa semua alat angkut yang


digunakan untuk melakukan pengangkutan kargo dalam rantai pasokan telah
memenuhi unsur keamanan;

Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa pengangkut yang digunakan untuk


transportasi kargo telah diberikan pelatihan untuk menjaga keamanan dan
keutuhan alat angkut;

8 Pengangkut yang ditunjuk oleh operator ekonomi harus memiliki dan


mengembangkan sistem pelaporan dan pencatatan atas setiap kejadian yang
dianggap mencurigakan untuk disampaikan kepada petugas keamanan; dan

Memiliki prosedur pemeriksaan ruangan/tempat yang potensial untuk


menyembunyikan barang di sarana pengangkut dan melakukan pencatatan
atas kegiatan tersebut.
8 KEAMANAN PERGERAKAN BARANG

42 Prosedur memastikan alat angkut aman

43 Mekanisme untuk memastikan driver telah diberi pelatihan dan komunikasi dengan
driver

44 Mekanisme untuk memastikan pengangkut menerapkan pelaporan atas kejadian


mencurigakan

45 Prosedur Pemeriksaan 5 titik kepala container

46 Mekanisme untuk mengawasi pergerakan barang secara internal


09 KEAMANAN LOKASI

Memiliki prosedur untuk menjaga, memonitor dan mengontrol serta membatasi akses
keluar/masuk orang atau barang gerbang;

Memiliki tempat parkir kendaraan ditempat yang ditentukan dan terawasi, dan nomor
kendaraannya tercatat;

Pemasangan sistem alarm, CCTV, dan penetapan daerah-daerah terbatas dan


terlarang secara jelas (zoning);

Perancangan akses pada barang dan dokumen melalui sistem dan prosedur
identifikasi dan otorisasi; dan

Operator ekonomi dapat memberikan akses kepada DJBC untuk melakukan


monitoring beberapa area atau informasi pengamanan internal.
09 KEAMANAN LOKASI

Pemasangan CCTV
Pengawasan Pintu di Area Penting Patroli dengan
Masuk Sistem Amano

Manajemen
Kunci
Pengaturan Parkir Visitor Card
Karyawan dan Tamu
09 KEAMANAN LOKASI

47 Mekanisme pengawasan pintu gerbang

48 Prosedur pemeriksaan dan perbaikan rutin bangunan

49 Prosedur pengecekan kendaraan (Vehicle Inspection Mirror)

50 Prosedur manajemen kunci


51 Ketersediaan penerangan yang memadai

52 Prosedur menangani penerobosan orang yang tidak berhak masuk

53 Prosedur patroli keamanan (misal: penggunaan amano/guard tour)

54 Mekanisme parkir kendaraan (pegawai dan tamu)


10 K E A M A N A N P E G AWA I

Memiliki prosedur untuk melakukan tindakan pencegahan pada saat penyeleksian staf baru
dengan verifikasi, apakah mereka sebelumnya pernah dihukum karena kasus keamanan,
pelanggaran kepabeanan atau pelanggaran kriminal lain;

Memiliki prosedur untuk melakukan pengecekan secara berkala terhadap latar belakang dan
perilaku pegawai, terutama bagi pegawai yang ditempatkan di posisi yang rawan seperti
pemrosesan dokumen, penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan kargo;

Memiliki kebijakan kepegawaian di perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan keamanan


dan keselamatan, termasuk orang yang bertanggungjawab atas hal ini;

Memiliki prosedur untuk melakukan penghapusan seluruh data dan informasi dan penghapusan
otorisasi atas akses di perusahaan untuk pegawai yang telah diberhentikan dari perusahaan; dan

Memiliki prosedur identifikasi dan perekaman pada setiap tamu atau pengunjung di setiap pintu
masuk.
10 K E A M A N A N P E G AWA I

Prosedur Rekrutmen
Surat Keterangan
Catatan Kepolisian

Prosedur Resign, Pencabutan Akses dan


Pengembalian Inventaris
Critical Position

Pengecekan Narkoba
Random Sampling*
10 K E A M A N A N P E G AWA I

55 Prosedur penyeleksian pegawai

56 Persyaratan SKCK sebagai persyaratan administrasi

57 Daftar posisi pegawai yang berada pada posisi kritikal, misal:penerimaan dan pemuatan
barang, super user IT, dll.

58 Prosedur keluarnya (resign) pegawai dari perusahaan, a.l. pencabutan akses pegawai,
pengembalian inventaris

59 Prosedur identifikasi perekaman tamu/pengunjung di setiap pintu masuk


11 KEAMANAN MITRA DAGANG

Mengkaji informasi dagang yang relevan yang terkait dengan mitra dagang
sebelum operator ekonomi memulai hubungan kerja sama dengan mitra
dagang tersebut;

Mendorong mitra dagang untuk melakukan penilaian dan peningkatan atas

11 rantai pasok perdagangan yang telah diterapkan oleh mitra dagang sesuai
dengan praktik bisnis yang dijalankan ketika memulai untuk melakukan
negosiasi kontrak kerjasama dengan mitra dagang; dan

Mitra dagang yang ditunjuk oleh operator ekonomi bersedia untuk melakukan
upaya meningkatkan tindakan-tindakan pengamanan sesuai dengan komitmen
yang tertuang dalam kontrak kerja antara mitra dagang dengan operator
ekonomi.
11 KEAMANAN MITRA DAGANG

Prosedur Evaluasi Mitra Klausul Terkait Keamanan


Dagang/Vendor dalam Kontrak

Prosedur Seleksi Mitra


Dagang/Vendor
11 KEAMANAN MITRA DAGANG

60 Prosedur seleksi mitra dagang

61 Pemenuhan unsur-unsur keamanan oleh mitra dagang

62 Klausul terkait keamanan dalam kontrak

63 Prosedur evaluasi mitra dagang


12 MANAJEMEN KRISIS DAN PEMULIHAN INSIDEN

Memiliki dan Memberikan pelatihan Memiliki prosedur


mengembangkan tentang rencana untuk membuat
rencana kontingensi kontingensi tersebut pelaporan, investigasi
manajemen krisis dan kepada para pegawai dan analisis atas
prosedur pemulihan dan harus dilakukan percobaan
untuk kondisi darurat pengujian bahwa pelanggaran
keamanan atau jika rencana kontingensi keamanan
suatu resiko terjadi tersebut dapat
sehingga dapat dijalankan; dan
meminimalkan
dampak dari resiko
tersebut

1 2 3
12 MANAJEMEN KRISIS DAN PEMULIHAN INSIDEN

Prosedur Tanggap Darurat

Jalur Evakuasi dan


Fire Extinguisher/APAR Titik Kumpul

Hydrant
Safety Induction Contingency Plan
12 MANAJEMEN KRISIS DAN PEMULIHAN INSIDEN

64 Rencana kontingensi & pelatihan terhadap kontigensi

65 Prosedur pelaporan, investigasi dan analisis atas percobaan pelanggaran keamanan

66 Prosedur pelatihan kebakaran, gempa bumi, huru hara dan lain-lain

67 Prosedur pemberian safety induction

68 Prosedur pengecekan APAR dan Hydrant

69 Ketersediaan APAR dan Hydrant

70 Ketersediaan jalur pejalan kaki dan assembly point

71 Ketersediaan petunjuk arah evakuasi dan layout emergency exit di ruang meeting
SISTEM PEMENUHAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
13 P E M AN TA U A N , P E N G U K U R AN , AN A L I S I S D AN
P E N I N G K ATA N S I S T E M

Memiliki prosedur untuk Meneliti konsistensi Memiliki prosedur untuk


melakukan evaluasi implementasi arahan dan melakukan perbaikan
mandiri atas sistem petunjuk yang telah dan peningkatan
manajemen diberikan, memastikan terhadap resiko
pengamanan yang ada kepatuhan dan kelayakan keamanan.
dan memberikan sistem manajemen
rekomendasi guna pengamanan, dan
peningkatan sistem mengidentifikasi bidang-
manajemen bidang yang secara
pengamanan secara potensial masih mungkin
periodik; diperbaiki untuk mencapai
keamanan rantai pasokan;
dan

1 2 3
SISTEM PEMENUHAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
13 P E M AN TA U A N , P E N G U K U R AN , AN A L I S I S D AN
P E N I N G K ATA N S I S T E M
SISTEM PEMENUHAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
13 P E M AN TA U A N , P E N G U K U R AN , AN A L I S I S D AN
P E N I N G K ATA N S I S T E M

72 Prosedur Audit Internal (AEO)


A U T H O R I Z E D E C O N O M I C O P E R AT O R

aeoindonesia@customs.go.id
Thank You
021-4753412

021-4897928

Anda mungkin juga menyukai