Anda di halaman 1dari 6

Kebijakan UMKM Terkait Ekspor dan Impor

A. Regulasi dan Program Ekspor UMKM (Oleh Thariq Ghiyats Elnino Setya,
21040116140081)

Kegiatan perdagangan yang meliputi produk-produk dalam negeri terutama yang berasal
dari UMKM di Indonesia mengacu ke bebera regulasi dan kebijakan sehingga produk tersebut
dapat dipasarkan di negara lain. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi
dan program agar produk-produk UMKM Indonesia dapat bersaing, meliputi :

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor


Indonesia
Pengesahan undang-undang ini yaitu untuk menunjang kebiajkan pemerintah dalam
rangka mendorong program-program yang berkaitkan dengan ekspor yang dilakukan dari
Indonesia. Kebijakan ini tentunya perlu dikeluarkan untuk mendorong terciptanya iklim
usaha yang kondusif, peningkatan, dan ketangguhan produk-produk nasional baik dari
manufaktur hingga UMKM. Secara umum dalam rangka mengawal peraturan ini ialah
dengan dibentuknya sebuah badan yang bernama LBEI atau lebih dikenal dengan bank
ekspor indonesia. Lembaga inilah dibentuk sebagai salah satu implementasi peraturan di
atas dan berwenang dalam membuat berbagai skema terkait ekspor dari Indonesia. Pada
kasus ini produk UMKM diberikan kriteria tersendiri terutama dalam skala produksi,
produk, dan modal yang diperlukan agar dapat dilakukan proses ekspor. Salah satu faktor
yang perlu diperhatikan ialah jaminan dari eksportir melalui badan tersebut agar produk
yang sudah dikirimkan dapat terjadi transaksi.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan


Regulasi ini menjadi payung utama dalam kegiatan perdagangan baik yang berada di
dalam negeri hingga kegiataqn perdagangan tingkat ekspor dan impor. Pada undang-
udnang ini tercantum berbagai ketentuan seperti label yang harus menggunakan bahasa
Indonesia, ketentuan distribusi barang apabila mengacu dari sistem UMKM maka
penjualan hanya boleh dilakukan oleh penjual langsung dan resmi tanpa ada campur tangan
pihak ketiga, serta ketentuan lainnya. Pada undang-undang ini juga diberikan ketentuan
perdagangan ekspor dan impor serta kewajiban-kewajiban pihak yang melakukan
perdagangan luar negeri seperti berikut
 Eksportir harus bertanggung jawab dengan barang yang diekspornya. Jika
tidak, maka akan dikenai hukuman, seperti pencabutan perizinan, persetujuan,
dan pengakuan dan/atau penetapan di bidang perdagangan.
 Eksportir yang melakukan tindakan penyalahgunaan atas penetapan sebagai
eksportir dikenai sanksi adminstratif berupa pembatalan penetapan sebagai
eksportir. Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif diatur
dalam Peraturan Menteri.
 Ekspor Barang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang telah terdaftar dan
ditetapkan sebagai Eksportir, kecuali ditentukan lain oleh Menteri. Penetapan
Pelaku Usaha sebagai Eksportir diatur dengan Peraturan Menteri. (Pasal 42-
48)
Selain itu, undang-undang ini juga mengatur terkait standardisasi barang dan jasa
seperti harus memenuhi SNI. Terutama produk-produk UMKM yang perlu diawasi.

c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012 Tentang


Ketentuan Umum di Bidang Ekspor
Peraturan ini dikeluarkan guna mempermudah proses pengeluaran barang dari daerah
pabeannya baik yang idlakukan perseorangan maupun dengan eksportir perusahaan
tertentu. Barang ekspor yang akan dikirim perlu dilihat kelompok barangnya sehingga
tidak terjadi tumpang tindih dan melanggar aturan yang ada di negara tujuan. Secara umum
bahwa pengusaha yang bergerak dalam ekspor terutama bagi masyarakat yang memiliki
UMKM perlu memiliki surat izin, tanda daftar perusahan, nomor pokok pajak, dan
dokumen lainnya sebagaimana ketentuan yang berlaku.

d. Program Kredit Usaha Rakyat berbasis Ekspor (KUR-BE)


Indonesia memiliki lebih dari 60 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
yang tersebar di tanah air dan diperkirakan telah menyerap tenaga kerja lebih dari 117 juta
orang (Sari, R. 2016). Salah satu bentuk program yang dikeluarkan oleh pemerintah ialah
peluncuran Kredit Usaha Rakyat berbasis Ekspor. Investasi ini diberikan agar mendukung
fasilitasi kredit bagi masyarakat. Dalam kebijakan pada program ini terdapat beberapa
ketentuan sebagai berikut :
1. Penetapan suku bunga sekitar 9%/tahun
2. Penetapan pembiayan maksimal yang diberikan pemerintah untuk usaha yang
akan dieskpor :
 KURBE mikro mendapatkan pembiayaan maksimal Rp. 5 milliar
 KURBE kecil maksimal mendapatkan pembiayaan Rp. 25 milliar
 KURBE menengah maksimal mendapatkann pembiayaan Rp. 50 milliar
 Pembiayaan diberlakukan dalam jangka waktu 3 tahun
e. Indonesia National Single Window (INSW) Policy dan KITE
Program dan kebijakan ini merupakan salah satu bentuk yang dibuat oleh pemerintah
untuk mendata berbagai produk yang berasal dari Indonesia agar mempermudah dalam
pendataan serta perlindungan hak ciptanya untuk pengiriman barang keluar negeri. Selain
itu penerapan program ini juga untuk mempermudah proses administrasi dan dapat diakses
secara realtime. Penerapa INSW dan KITE ialah untuk memproses kegiatan ekspor
terutama bagi UMKM yang skalanya lebih kecil dibandingkan industri dan mempeluas
saluran marketing bagi pelaku UMKM.

f. Program Pameran UMKM di Luar Negeri


Salah satu program lainnya ialah dengan diadakannya kegiatan pameran di luar negeri
yang mempermudah promosi dari produk-produk dalam negeri Indonesia agar lebih
dikenal oleh negara lain. Biasanya kegiatan ini dilakukan antara kerja sama Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UMKM. Proses dilakukannya kegiatan ini
biasanya membawa produk-produk unggulan dari berbagai kota dan kabupaten di
Indonesia. Salah satu kasus yang sempat terdengar ialah adanya produk UMKM dari jawa
Tengah yang tidak dapat masuk negara eropa karena diduga proses pengerjaan sangat detail
dan baik serta memiliki harga jual yang tinggi. Padahal pada nyata produk tersebut buatan
inudstri rumahan/UMKM. Hal ini membuktikan bahwa dengan kegiatan tersebut proses
ekspor barang dapat dilakukan dengan mudah karena masyarakat negara lain dapat melihat
produknya terlebuh dahulu dan kualitas yang diberikan.

g. Program Pemerintah Daerah


Melihat banyaknya potensi yang dimiliki oleh UMKM yang ada di Indonesia maka,
kebijakan ekspor terhadap produk UMKM perlu adanya dukungan dari Pemerintah
setempat agar selaras dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
Seperti misalnya One Village One Product sehingga nantinya barang tersebut menjadi
sektro unggur daerah yang dapat berdaya saing di luar negeri.

B. Mekanisme Ekspor UMKM (Oleh Muhammad Indra Nugraha Putra,


21040116140067)
Menurut Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan terdapat
langkah- langkah yang harus disiapkan pelaku usaha UMKM yang harus disiapkan untuk
produknya bisa di ekspor yaitu : Administrasi, Legalitas sebagai eksportir, persiapan produk
ekspor dan persiapan operasional

a. Persiapan Administrasi

Sebagai badan usaha yang akan melakukan bisnis internasional tentunya harus
mempunyai kantor yang bersifat permanen atau memiliki kontrak dalam jangka waktu
panjang, beserta perlengkapan dan peralatan pendukung lainnya. Selain itu, pelaku usaha
juga harus mempunyai jaringan komunikasi dan tenaga operasional contohnya,
menyiapkan company profil sebagai bahan promosi

b. Legalitas sebagai Eksportir

Beberapa persyaratan yang harus dipersiapkan oleh pelaku bisnis di antaranya, Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib
Pokok (NPWP), serta dokumen lain yang dipersyaratkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Setelah persyaratan dipenuhi pelaku bisnis wajib
menyiapkan kontrak penjualan, faktur perdagangan, Letter of Credit (L/C), Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB), Bill of Lading (B/L), polis asuransi, packing list, Surat Keterangan
Asal, surat pernyataan mutu, dan wessel export untuk eksportir.

c. Persiapan Produk Ekspor

Kemudian pelaku usaha sebelumnya harus dapat mengetahui ketentuan persyaratan


internasional atau ketentuan permintaan pasar luar negeri, misalnya kuantias, kualitas,
pengemasan, pelabelan, penadanaan dan waktu pengiriman. Selain itu, pelaku usaha juga
harus bisa memastikan produksi yang kontinyu, sehingga tidak akan kesulitan saat
mendapatkan pesanan dalam jumlah yang besar.
d. Persiapan Operasional

Pada langkah ini pelaku usaha juga harus memperhatikan hal operasional lainnya,
seperti proses ekspor, prosedur dan dokumen ekspor. Serta mulai mengenali kebijakan dan
peraturan ekspor-impor, serta strategi ekspor. Para pelaku usaha juga terus didorong untuk
mengikuti berbagai program dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan Kementerian
Perdagangan, misalnya layanan satu pintu Customer Service Center dan Designer Dispatch
Service (DDS).
Daftar Referensi

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012 Tentang Ketentuan Umum di
Bidang Ekspor
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Ketentuan
Ekspor Dan Impor Hewan Dan Produk Hewan
Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2019
Hartanti, L., & Setiawati, L. (2014). Peran Kebijakan Eksport Pemerintah Terhadap Proses
Internasionalisasi UMKM, 10(2), 83–92.
Sari, R. (2016). Kebijakan KURBE untuk Peningkatan Kontribusi Ekspor Sektor UMKM,
VIII(07).

Anda mungkin juga menyukai