Anda di halaman 1dari 6

PROMOSI EKSPOR

1. Pengertian
Definisi promosi
Promosi adalah upaya penjual dalam memperkenalkan komoditas yang dihasilkan kepada calon
pembeli. Tujuan promosi adalah untuk menarik minat calon pembeli terhadap komoditas yang
akan diperkenalkan.

Promosi ekspor adalah upaya penjual (eksportir) memperkenalkan komoditas yang dihasilkannya
kepada calon pembeli di luar negeri (importer) dengan tujuan menarik minat mereka untuk
membeli komoditas yang diperkenalkan dengan pembayaran dengan valuta asing. Promosi
ekspor adalah kegiatan pemerintah untuk membantu penjualan ekspor dengan memberikan
insentif ekspor di dalam negeri, dan berbagai bentuk bantuan praktis bagi eksportir di luar negeri.
Ini termasuk nasihat tentang hukum dan praktik perdagangan lokal. pemberian kredit atau
jaminan ekspor dengan persyaratan yang menguntungkan dan tekanan diplomatik, termasuk
mengikat bantuan untuk penjualan ekspor.

Bagaimana posisi promosi dalam pemasaran ekspor


Promosi memegang peranan kunci nan strategis dalam strategi pemasaran ekspor. Promosi
menduduki posisi selaku ujung tombak dalam kegiatan pemasaran suatu komoditas. Tanpa
promosi calon pembeli tidak akan mengenal dengan baik komoditas yang kita hasilkan. Tanpa
mengenal komoditas kita, calon pembeli tidak akan berminat untuk membelinya. Tanpa pembeli,
komoditas kita tidak akan laku diekspor.

2. Cara Pelaku Eksportir mengembangkan Ekspor


Adapun Cara Mengembangkan Ekspor di dalam negeri dan di luar negeri para pelaku eksportir,
sebagai berikut :

1) Mengadakan Pameran Dagang Indonesia

Pembahasan mengenai pameran-pameran produk Indonesia yang diselenggarakan di


Indonesia serta bantuan-bantuan yang disediakan oleh Ditjen PEN ( Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekpor Nasional ) bagi pelaku ekspor yang ingin berpartisipasi

2) Mengadakan Pameran Dagang Internasional

Penjabaran kegiatan-kegiatan promosi ke luar negeri yang diselenggarakan oleh Ditjen


PEN( Direktorat Jenderal Pengembangan Ekpor Nasional ), ulasan pameran dagang diluar negeri
yang berpotensi untuk diikuti pelaku ekspor dalam negeri, serta bantuan-bantuan yang dapat
diberikan oleh Ditjen PEN( Direktorat Jenderal Pengembangan Ekpor Nasional ) kepada pelaku
ekspor yang ingin mempromosikan produknya ke luar negeri.

3) Mencari Importir Luar Negeri


Aplikasi pencarian data importir serta peluang-peluang yang dimiliki Ditjen PEN( Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekpor Nasional ) oleh pelaku ekspor. Anda dapat menemukan para
importir-importir yang sudah melakukan kegiatan dagang dengan Indonesia. 

4) mempromosikan Produk Anda

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional di bawah Kementerian Perdagangan telah


mengembangkan website www.nafedve.com untuk mendukung perkembangan bisnis antara
eksportir atau supplier dengan pembeli dari luar negeri. Nafedve adalah situs yang dapat
dimanfaatkan supplier untuk mempromosikan produknya sehingga pembeli dari luar negeri pun
dapat terbantu mencari produk yang diinginkannya.

3. Cara Pemerintah Mengembangkan Ekspor

Dinamika perekonomian global yang disebabkan perang dagang Amerika Serika (AS)-China,
serta meningkatnya suku bunga negara – negara maju menyebabkan proyeksi pertumbuhan
ekonomi turun, yang kemudian menurunkan permintaan agregrat dan harga-harga global.

Lembaga internasional World Bank, International Monetary Fund (IMF), dan Organisation for


Economic Co-operation and Development (OECD) pun telah menurunkan proyeksi pertumbuhan
ekonomi dunia pada 2019. World Bank menurunkan proyeksi dari 3% menjadi 2,9%, sementara
IMF menurunkan dari 3,7% menjadi 3,5%, dan OECD menurunkan dari 3,6% menjadi 3,3%.

 ”Meskipun pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, peningkatan pertumbuhan


ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan berlanjut pada 2019. Hal ini menandakan bahwa
ekonomi Indonesia cukup resilient terhadap gejolak ekonomi dunia yang melambat,“ ujar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat menjadi Narasumber dalam
Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2019, Selasa (12/3), di Jakarta.
 Di sisi lain, peningkatan kualitas perekonomian Indonesia tercermin dari tingkat inflasi yang
stabil dan menurunnya tingkat kemiskinan, ketimpangan, serta tingkat pengangguran dari tahun
ke tahun.
 ”Hal ini menujukkan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia baik, jika dilihat dari
menurunnya tingkat kemiskinan, ketimpangan, serta pengangguran,“ tambah Menko Darmin.
 Meskipun demikian, dari perspektif sektor eksternal, Indonesia sebenarnya menghadapi
peningkatan resiko. Neraca Pembayaran Indonesia sepanjang tahun 2018 defisit sebesar minus
7,13 Miliar USD setelah 2 tahun sebelumnya mengalami surplus. Penyebab utamanya yaitu
komponen barang pada transaksi berjalan yang turun lebih dari 18 Miliar US dari tahun
sebelumnya.
 Selain itu, dari sisi neraca perdagangan, defisit sebesar USD minus 1,16 miliar pada bulan
Januari 2019 dipicu oleh defisit neraca migas dan neraca non-migas. Migas mengalami defisit
sebesar USD minus 0,45 miliar dan non-migas mengalami defisit sebesar USD minus 0,70
miliar.
 Untuk memitigasi masalah tersebut, pemerintah telah memberlakukan beberapa kebijakan untuk
dapat memberikan stimulus pada aktivitas ekspor.
 Dihadapan audiens yang diantaranya para Atase Perdagangan, Kepala Dinas Perdagangan
Provinsi seluruh Indonesia, hingga Duta Besar WTO, Menko Darmin menjelaskan, Beberapa
kebijakan jangka pendek yang telah diterapkan adalah perbaikan iklim usaha melalui pelayanan
perizinan terintegrasi Online Single Submission (OSS), fasilitas insentif perpajakan, dan
pengembangan vokasi.
 ”Mengembangkan sistem OSS pada dasarnya untuk memudahkan secara signifikan perizinan
berusaha, menarik para investor untuk berinvestasi dan tidak lagi berfikir bahwa Indonesia
negara yang sulit untuk memulai investasi,“ kata Menko Darmin.
 Selain itu, kebijakan peningkatan ekspor dalam jangka pendek dilakukan melalui 3 (tiga) hal
yaitu:
 1. Pemilihan Komoditas Ekspor Unggulan
Menentukan sektor/komoditas unggulan yang berorientasi eskpor
a. Sektor Prioritas IR 4.0:1) Industri Makanan dan Minuman, 2) Tekstil dan Produk Tekstil, 3)
Elektronika, 4) Otomotif, dan 5) Kimia.
b. Sektor non-IR 4.0:1) Industri Perikanan, 2) Permesinan Umum, dan 3) lainnya(Produk Kayu,
Karet, Furniture).
Mengurangi Biaya dan Simplifikasi Prosedural Ekspor
2. Simplifikasi prosedural untuk menekan biaya dan waktu dilakukan dengan cara:
a. Mengurangi Komoditi yang Wajib Laporan Surveyor(LS)
b. Mengurangi Lartas Eksporlainnya (ET, TPP, SPE)
c. Memfasilitasi penerbitan Certificate of Origin/SKA(tidak perlu legalisasi Kementerian Luar
Negeri
d. Efisiensi logistik(sistem DO online, relaksasi prosedur ekspor otomotif, dan otomotif center) 
3. Diplomasi ekonomi dan peningkatan akses pasar
a. Diplomasi pengenaan TarifPreferensi Free Trade Area (FTA)
b. Penyelesaian sengketa dagang
c. peningkatan akses pasar ekspor(non-tradisional market)
d. Penguatan Market Intelegence di luar negeri
Selanjutnya untuk jangka menengah dan panjang, pemerintah akan fokus mengembangkan
infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM).
 ”Membangun infrastruktur hampir selalu lebih lama dari membangun industri bisa dalam kurun
waktu 4-7 tahun. Namun, sekalinya dibangun  bisa digunakan 40-50 tahun. Maka, membangun
infrastruktur dapat membangun kegiatan yang lain,“ pungkas Menko Darmin.
 Dalam akhir sambutannya, Menko Darmin menegaskan Pemerintah akan terus melakukan
langkah – langkah strategis untuk mendorong ekspor.
 ”Kami akan terus melakukan langkah–langkah strategis untuk mendorong ekspor, meskipun
tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika perekonomian global memberikan dampak kepada
perekonomian Indonesia,“ tutup Menko Darmin. 

Beberapa Cara lain Pemerintah mengembangkan Ekspor, sebagai berikut :

1) Menambah macam barang ekspor

Misalnya, semula niengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan minyak
kelapa sawit.

Adapun penganekaragaman honisontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan
barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.

2) Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor

Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu memberikan fasilitas kepada produsen barang ekspor.
Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan yang
digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di dalam
negeri juga murah.

3) Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri

Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah.
Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga pinjaman
yang nendah.

4) Menciptakan iklim usaha yang kondusif

Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahan-kemudahan


misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.

5) Menjaga kestabilan kurs valuta asing

Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal nilai
rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih
mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini
menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional.

6) Pembuatan perjanjian dagang internasional


Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian. Perjanjian
tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual suatu
barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual
dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti.

7) Peningkatan promosi dagang di luar negeri

Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan promosi
dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga, seni,
maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh
individu, lembaga swasta, maupun pemerintah.

Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN)menangani promosi dan
pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia
atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC ) yang mengusahakan agar produk-produk
Indonesia dikenal di luar negeri.

8) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi

Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha kecil dan
menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati
pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui
bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut

4. Manfaat Kegiatan Ekspor

Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat
kegiatan ekspor sebagai berikut…

1) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia


Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar
negeri.Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal
oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin
meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.Dengan demikian, kegiatan
produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
2) Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada
masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara.Dengan
demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber
penerimaan negara.
3) Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya
pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin
banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
5. PENGARUH KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI SUBSTITUSI
IMPOR VS PROMOSI EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI ASEAN-5

Periode pasca perang dunia kedua sejumlah negara-negara berkembang yang baru merdeka
berupaya mengejar ketertinggalannya dengan melakukan pembangunan ekonomi, yang diikuti
dengan perbaikan-perbaikan struktur ekonomi yang diawali dengan diterapkannya strategi
pembangunan yang mengarah ke industrialisasi substitusi impor. Namun kekecewaan akibat
tidak berhasilnya strategi ini dalam merangsang pertumbuhan ekonomi mengakibatkan banyak
negara-negara berkembang mengadakan peninjauan kembali terhadap kebijakan ini, serta
didukung pula oleh beberapa negara seperti Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan Singapura
yang melewatkan tahap ini dan cenderung memilih strategi industrialisasi promosi ekspor yang
ternyata lebih berhasil mencapai pertumbiihan ekonomi yang tinggi, yang membawa mereka
menjadi negara industri baru di Asia.

Skripsi ini menganalisis pengaruh kebijakan industrialisasi substitusi impor vs promosi ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN-5 seperti Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand dan Filipina, sebab dengan keragaman karakteristik ekonomi berupa besar
kecilnya negara yang bersangkutan, tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dilakukan,
pemilikan sumber Jaya dan kebijakan perdagangan yang dianut, memberikan dampak yang besar
terhadap pola dan langkah pembangunan ekonomi negara-negara anggota ASEAN-5.

Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah untuk melakukan studi perbandingan
mengenai pelaksanaan industrialisasi substitusi impor vs promosi ekspor di negara-negara
ASEAN-5 yang disertai dengan pengujian regresi yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan menggunakan data time series dan
metode kuadarat terkecil biasa (OLSIOrdinary Least Square).

Dan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa perubahan kebijakan industrialisasi yang lebih
mengarah keluar (promosi ekspor) ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
hampir sebagian negara-negara ASEAN-5, sebab hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel dummy sebagai indikasi kebijakan industrialisasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi serta dari Chow test yang dilakukan menunjukkan
bahwa setelah industrialisasi promosi ekspor pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai