Jadi secara tidak langsung kegiatan ekspor impor memiliki andil yang sangat
penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi setiap negara. Ekspor impor
juga termasuk dalam indikator ekonomi Indonesia yang mana Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tidak heran jika
Indonesia selalu aktive terlibat dalam kancah perdagangan internasional baik itu
ekspor maupun impor.
Untuk pengurusan perizinan dipercepat dari lima hari kerja menjadi tiga hari kerja
saja. Percepatan waktu menunjukkan kinerja yang lebih effective.
1. Ekspor
a. Syarat Ekspor
Secara umum persyaratan untuk ekspor harus memiliki surat izin atau disebut
dokumen perusahan yang menyatakan legalitas perusahaan.
Berikut adalah contoh dokumen yang wajib dimiliki agar bisa melaksanakan
ekspor:
g. Pelanggaran ekspor
Eksportir yang melanggar ketentuan dalam keputusan ini dapat dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Impor
c. HS Code
Impor maupun Ekspor memakai HS code yang sama. Lihat penjelasan pada
ekspor.
d. Pajak Impor
Perdagangan international yang semakin berkembang membuat arus keluar
masuknya barang semakin pesat. Tak hanya perusahaan yang melakukan
ekspor impor, orang pribadipun kini banyak melakukan kegiatan ekspor maupun
impor. Oleh karena itu, pastilah banyak yang ingin mengetahui dasar
penghitungan pajak dan berapakah nilai pajak yang akan dikenakan terhadap
barang yang akan diimpor. Pajak impor biasa dikenal dengan BM (Bea Masuk) &
PDRI (Pajak dalam rangka Impor), dihitung berdasarkan Nilai Pabean (Nilai
Transaksi).
Secara garis besar perhitungan pajak impor kira-kira sebagai berikut: Bea
Masuk ditentukan oleh HS code yang dicantumkan dalam dokumen, secara
umum antara 5% – 15%. Sedangkan PDRI (PPN, PPnBm,Pph) sebagai berikut:
PPN = 10% , PPnBm (Pajak barang mewah) = % berdasarkan ketentuan yang
tercantum dalam customs tarif book, Pph = 2.5% bagi yang memiliki API, 7.5%
tidak memiliki API tapi melampirkan NPWP, dan 15% jika importir tidak memiliki
API dan NPWP.
Langkah menghitung BM dan PDRI bisa Anda lihat dan lakukan di
website: http://bctemas.beacukai.go.id/kalkulator/
e. Jenis barang bebas impor, barang larangan dan pembatasan di
Indonesia
Hal penting yang perlu diketahui importir adalah barang yang diimpor harus
dalam keadaan baru (tidak bekas). Namun dalam hal tertentu, Menteri dapat
menetapkan barang yang diimpor dalam keadaan tidak baru berdasarkan
perundang-undangan, kewenangan Menteri dan atau usulan atau pertimbangan
teknis dari instansi pemerintah lainnya.
Untuk barang dibatasi impor, harus melalui mekanisme perizinan impor yang
sudah diatur oleh undang-undang.
Seperti yang telah disampaikan diatas, pelaku usaha wajib paham terhadap
aturan yang berlaku sebelum melakukan kegiatan ekspor impor untuk
menghindari masalah dan kerugian dipihak pengusaha nantinya. Semoga tulisan
ini bisa bermanfaat untuk Anda.