Anda di halaman 1dari 4

1001 Ide Untuk Bea Cukai

Kata bea adalah kata yang berarti pungutan pajak. Pungutan


pajak tersebut ditetapkan oleh pemerintah. Diberlakukan atas barang
atau komoditas yang berkaitan dengan kegiatan impor dan ekspor.
Selain itu juga pada barang atau komoditas yang dianggap perlu
dikenakan pajak.

Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan kepada barang-


barang tertentu. Di mana barang-barang tersebut memiliki sifat dan
karakter yang sesuai dengan ketentuan cukai seperti barang mewah.
Barang mewah berasal dari luar negeri untuk itu perlu pengawasan
yang ketat dari lembaga bea cukai agar barang mewah yang masuk ke
Indonesia tidak masuk begitu saja tetapi harus memberikan kontribusi
kepada Negara sebagai salah satu dari berbagai pendapatan Negara.
Seiring dengan perkembangan zaman lembaga Negara bea cukai
semakin memperketat perizinan ekspor dan impor guna mendorong
kedisiplinan ekxpotir dan importir untuk melaporkan barang yang
keluar masuk melalui jalur udara, perairan dan laut. Keinginan pihak
direktorat jenderal bea cukai tidak semulus keinginan mereka
disebabkan berbagi oleh fungsi dan tugas lembaga mereka tidak
mengawasi secara langsung kejahatan yang bisa terjadi lintas Negara.
Hal ini terbukti dengan tidak masuknya direktorat jenderal bea cukai
sebagai BPHN (Badan Penegakan Hukum Negara) diantara 12 lembaga
Negara yang dimasukkan dalam BPHN. Alas an tidak dimasukkan
dalam BPHN bisa jadi karena UU No 17 tahun 2006 tentang Tentang
Kepabeanan”. Artinya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur
pelaksana tugas pokok dan fungsi Kementerian Keuangan yang
berwenang menangani “segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar wilayah
Republik Indonesia”. Padahal jika pemeritah melakukan optimalisasi
kewenangan dan tanggungjawab DJBC untuk lebih aktif menangkal
serangan kejahatan transnasional seperti penyulundupan barang-
barang mewah yang terjadi dilalu lintas perdagangan Indonesia.
Penyulundupan mudah dilakukan oleh para pelaku ekspor dan
impor dengan menngunakan jasa pengiriman. Seperti kasus yang
pernah terjadi pada juli 2020 tentang penyulundupan handphone yang
dilakukan oleh pengusaha Indonesia. Untuk kasus seperti ini
seharusnya pihak DJBC diberikan wewenang untuk mengatur
lembaganya sendiri seperti:

1. DJBC dapat menghentikan/ membekukan ekspor impor perusahaan


jika didapatkan bukti tentang pelanggaran proses ekspor impor.
2. DJBC berhak menyita semua barang hasil kejahatan yang terjadi di
lalu lintas perdagangan ekspor impor.
3. Berhak menerbitkan surat keterangan kejahatan dan selanjutnya
langsung menjadi tersangka tindak pidana tanpa melalui
persidangan.
4. Memberikan wewenang kepada DJBC untuk melakukan
penggeledahan kepada perusahaan yang dicurigai melakukan
penyelundupan barang ekspor impor.
5. Melakukan audit pajak terhadap perusahaan yang melakukan
ekspor impor barang.
6. Berhak meminta dokumen kepada pemerintah terkait perusahaan
yang ditengarai melakakukan penggelapan pajak sebagai dukungan
dalam peningkatan pendapatan negara melalui pajak
7. Melakukan pelatihan yang rutin kepada para pengusaha ekspor
impor terhadap perubahan kebijakan dalam dunia internasional
tentang perdagangan.
8. Memfasilitasi DJBC dengan penempatan tenaga ahli dalam
penyelidikan dan evaluasi terhadap penggelapan pajak maupun
peyulundupan barang ekspor impor.
Dengan beberapa wewenang yang diberikan kepada DJBC maka
akan semakin memperketat pengawasan dan memperkecil tindak
kejahatan penyulundupan barang ekspor impor.

Bea dan Cukai berperan besar bagi bangsa Indonesia. Bea dan
cukai mengelola keuangan negara dan melaksanakan penerimaan
negara melalui bea masuk dan cukai. Perdagangan internasional
bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan tiap-tiap negara sekaligus
juga mencari keuntungan guna meningkatkan pendapatan negara. Bea
dan cukai juga memfasilitasi perdagangan internasional untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun demikian,
bea dan cukai tidak melupakan fungsi pengawasan terhadap barang
yang dilarang atau dibatasi serta barang yang dapat mengganggu
perekonomian bangsa Indonesia. Sebagai garda terdepan dalam
membantu negara mengasilkan pendapatan melalui pajak maka sudah
seharusnya semua pegawai pada direktorat jenderal bea cukai
memperoleh kesejahteraan yang lebih dari negara, karena percuma
negara memfasilitasi DJBC dalam melakukan fungsinya dengan
fasilitas yang serba canggih dan modern jika tingkat kesehjahteraan
karyawan pada direktorat jenderal bea cukai masih rendah. Dengan
tunjangan kesejahteraan yang tinggi dipastikan akan memotivasi
karyawan dalam bekerja secara maksimal dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Satdjipto Raharjo. 2009. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan


Sosiologis. Bandung: Sinar Baru.

Serian Wjatno dan Ariawan Gunadi, 2014, Perdagangan Bebas dalam


Perspektif Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta: PT. Grasindo.

Shinta Agustina. 2006. Hukum Pidana Internasional (Dalam Teori


dan Praktek). Padang: Andalas University Press.

Surono, 2015, Fasilitas Kepabeanan A to Z, Jakarta: PT. Pro Insani


Cendekia.

Yudi Wibowo Sukinto. 2013. Tindak Pidana Penyelundupan di


Indonesia: Kebijakan Formulasi Sanksi Pidana.

Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir


Terhadap Tindakan Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian
Negara Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara, Jurnal Nurani,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/207
0 , https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Anda mungkin juga menyukai