UNIVERSITAS GAJAYANA
MALANG
Selain menjadi salah satu sumber penerimaan suatu negara, pajak perdagangan
internasional bisa menjadi alat pemerintah untuk mengatur volume ekspor dan impor sehingga
berdampak terhadap kinerja neraca perdagangan
Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea
masuk dan pajak atau pungutan atas ekspor. Struktur pendapatan negara hingga saat ini masih
didominasi oleh penerimaan perpajakan, terutama penerimaan pajak dalam negeri dari sector
nonmigas. Pendapatan Perpajakan Perdagangan Internasional adalah semua penerimaan negara
yang berasal dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar. Dalam UU Nomor 23
Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
produk ekspor atau impor yang berasal dari negara lain yang dibawa ke dalam atau ke
luar daerah pabean.
Kegiatan memasukkan (impor) atau mengeluarkan (ekspor) barang dari dan atau ke luar
negeri yang dikenakan terhadap suatu jenis barang atau transaksi keuangan tertentu yang
tidak bersifat individual (subjektif). Sehingga terjadi impor barang tertentu yang
termasuk dalam kategori barang kena cukai dari luar negeri. Selain itu, impor juga
dikenakan bea masuk dan juga dikenakan cukai. Sebaliknya, untuk produk dalam negeri
yang dikenakan cukai apabila diekspor atau dikirim ke luar negeri dapat dimintakan
pengembalian cukainya.
C. Tarif Pajak Bea Masuk (Pajak Impor)
Bea masuk atau pajak barang impor yaitu pajak yang dipungut atas barang yang masuk
ke suatu negara. Besarnya tarif pajak maksimum yang ditetapkan sebagai dasar
perhitungan bea masuk yaitu 0% dan tarif pajak tertinggi 40%. Ketentuan besaran tarif,
yaitu:
0%-5% = Pembebasan bea masuk dan keringanan bea masuk antara 0% sampai dengan
5%. Tarif ini dikenakan untuk bahan kebutuhan pokok strategis seperti gula, beras,
mesin-mesin dan alat-alat pertahanan.
5%-20% = Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, dikenakan untuk bahan setengah
jadi dan barang-barang lainnya di mana produksi dalam negeri sudah mencukupi
>20% = Tarif tinggi di atas 20% dikenakan untuk barang mewah dan barang-barang
lainnya yang sudah diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok.