Oleh :
Bagus Andi Prastiawan (21120083)
Dwi Nurcahyo (21120001)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pelatihan SDM
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pada Bidang Studi Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pelatihan SDM bagi para pembaca
dan juga bagi kami.
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sugeng Mulyono, M.M. dan
Bapak M. Imron , S.E., M.M. selaku Dosen Bidang Studi Manajemen Sumber Daya
Manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................... 3
C. TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................................. 3
BAB II.................................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
A. PELATIHAN....................................................................................................................... 4
B. JENIS-JENIS PELATIHAN............................................................................................... 5
C. LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN.............................................................................7
E. PROSEDUR PELATIHAN.............................................................................................. 13
F. FAKTOR PELATIHAN................................................................................................... 16
G. TUJUAN PELATIHAN.................................................................................................... 17
BAB III.............................................................................................................................................. 21
PENUTUP.................................................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN................................................................................................................. 21
B. SARAN.............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan
pengembangan. Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja
pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang belum
menguasainya.
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PELATIHAN
4
Pelatih atau instruktur (trainer) yang akan melaksanakan pengembangan
adalah pelatih internal, eksternal, serta gabungan eksternal dan internal.
B. JENIS-JENIS PELATIHAN
5
e. Pelatihan Keahlian
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di
jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana:
kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli. kriteria
penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
f. Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan
ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang
mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.
Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
menggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
computer atau akses internet
g. Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan
pekerjan yang ditugaskan.
h. Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasama terdiri dari sekelompok Individu
untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim
kerja.
i. Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas (creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa
kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang
untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada
penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
6
C. LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN
Mengindentifikasi Kebutuhan
Implementasi Program
7
1. Evaluasi prestasi
Melakukan monitoring pada setiap karyawan dan hasilnya di
bandingkan dengan standar prestasi atau target rekrutmen. Karyawan
yang mempunyai hasil prestasi kurang atau di bawah standar yang telah
ditetapkan organisasi, mengindikasikan organisasi perlu mengadakan
program pelatihan dan pengembangan karyawan.
2. Analisis persyaratan kerja
Organisasi perlu mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki
karyawan. Karena jika karyawan diserahi tugas atau pekerjaan tetapi
tidak memiliki keterampilan yang mendukung pekerjaan tersebut maka
karyawan tersebut membutuhkan pelatihan.
3. Analisis organisasi
Analisis organisasi bertujuan meninjau kembali apakah tujuan
organisasi secara keseluruhan telah tercapai atau belum. Apabila
organisasai tidak atau belum mencapai target dengan efektif maka
manajemen perlu program pelatihan
4. Survei sumber daya manusia
Seluruh manajemen dan karyawan diminta menjelaskan masalah dan
hambatan yang di hadapi selama program ini berlangsung untuk
mengetahui tindakan apa yang akan di lakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
8
1. Mengidentifikasi keterampilan – keterampilan kinerja jabatan khusus
yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktifitas.
2. Memastikan bahwa program akan sesuai dan cocok dengan tingkat
pendidikan, pengalaman dan keterampilan mereka, serta motifasi
peserta.
3. Melakukan survei untuk mengembangkan sasaran pengetahuan dan
kinerja yang dapat di ukur.
9
a. On the job taining
Bentuk pelatihan ini mempunyai keuntungan karna cukup fleksibel, baik
dalam alokasi dan organisasi. bentuknya pun dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan berkaitan langsung dengan pekerjaan karyawan.
On the job training (OJT) adalah pelatihan pada karyawan untuk
mempelajari bidang pekerjaannya sambil benar – benar
mengerjakannya. Dalam banyak rekrutmen, OJT adalah satu – satunya
jenis pelatihan yang tersedia dan biasanya meliputi karyawan baru
sampai karyawan lama yang sudah berpengalaman.
Beberapa bentuk pelatihan OJT antara lain:
• Couching / understudy
Bentuk pelatihan dan pengembangan ini dilakukan ditempat kerja
oleh atasan atau karyawan yang berpengalaman. Metode ini
dilakukan dengan pelatihan secara informal dan tidak terencana
dalam melakukan pekarjaan seperti menyelesaikan masalah,
partisipasi dengan tim, kekompakan, pembagian pekerjaan dan
hubungan dengan atasan atau teman kerja.
• Pelatihan magang / apprenticeship training
Pelatihan yang mengombinasikan antara pelajaran dikelas dengan
praktik ditempat kerja setelah beberapa teori diberikan pada
karyawan. Karyawan akan dibimbing untuk mempraktikkan dan
mengaplikasikan semua prinsip belajar pada keadaan pekerjaan
sesungguhnya.
10
b. Presentasi dengan video
Teknik ini menggunakan media video, film, atau televisi sebagai
sarana presentasi tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan
suatu pekerjaan. Metode ini dipakai apabila peserta cukup banyak
dan masalah yang dikemukakan cukup kompleks.
c. Vestibule training
Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat kerja yang
sesungguhnya dan dilengkapi fasilitas peralatan yang sama dengan
pekerjaan yang sesungguhnya.
d. Bermain peran (Role playing)
Teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi diman peserta
memerankan jabatan atau posisi tertentu untuk bertindak dalam
situasi yang khusus. Dengan peran seperti ini, akan diketahui
bagaimana menghadapi situasi kerja yang sesungguhnya. Peserta
mungkin berperan sebagai pelanggan, manager, rekan kerja
sehingga dapat berinteraksi baik dengan pihak lain.
e. Studi kasus
Teknik ini dilakukan dengan memberikan sebuah atau beberapa
kasus manajemen untuk dipecahkan dan didiskusikan dikelompok
atau tim di mana masing-masing tim akan saling berinteraksi
dengan anggota tim yang lain.
f. Self study
Merupakan teknik pembelajaran sendir oleh peserta dimana peserta
dituntut untuk proaktif melalui media bacaan, materi, video, kaset
dan lain-lain. Hal ini biasanya dilakukan karena beberapa faktor,
diantaranya keterbatasn biaya, keterbatasan frekuensi pertemuan,
dan faktor jarak.
g. Laboratory training
latihan untuk meningkatkan kemampuan melalui berbagai
pengalaman, perasaan, pendangan, dan perilaku di antara para
peserta.
11
h. Action learning
Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil
dengan memecahkan permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli
bisnis dari dalam perusahaan atau luar perusahaan.
Organisasi dapat memilih salah satu atau lebih teknik di atas untuk
diterapkan pada program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kondisi organisasi. Dalam memilih metode pelatihan, agar efektif perlu
memperhatikan diterapkannya prinsip belajar, yaitu partisispasi,
repetisi, relevan, transfer, dan umpan balik. Disamping itu, perlu
memperhatikan biaya, materi, pelatih, dan peserta pelatihan.
a. Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.
Semakin tinggi motivasi seseorang, semakin cepat orang itu mau dan
mampu mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru. Motivasi yang
dimaksud seperti upah yang lebih tinggi, kedudukan yang lebih memberi
kenyamanan.
12
b. Laporan kemajuan pelatihan karyawan
Laporan kemajuan pelatiha karyawan sangat diperlukan untuk mengetahui
seberapa jauh seorang karyawan telah memahami pengetahuan yang baru
diperolehnya.
c. Reinforcement
Reinforcement adalah pemberian stimulus (item) untuk memperbesar
kemungkinan dalam memperbaiki/perilaku/tindakan/kebiasaan yang
diberikan sebagai respon terhadap perilaku/tindakan/kebiasaan yang tidak
diinginkan. Apabila suatu keterampilan sedang dipelajari, proses belajar
hendaknya diperkuat dengan pengakuan dan penghargaan (memberi hadiah
jika terjadi prestasi lebih maupun dengan memberikan teguran (jika terjadi
kekurangan). Manager latihan harus bisa menentukan agar setiap
penghargaan atau teguran dikaitkan dengan perilaku (produktif) dari
karyawan.
d. Praktik
Karyawan peserta latihan harus bisa mempraktikan ketrampilan yang baru
diperolehnya pada suasana pekerjaan dan keadaan sesungguhnya karena ini
merupakan hal yang sangat penting.
e. Perbedaan individual
Manusia pada hakikatnya adalah unik, mereka berbeda satu sama lain.
Latihan yang efektif sebenarnya adalah latihan yang irama perjalanannya
disesuaikan dengan kecepatan individual (menyerap pelajaran) dan dengan
tingkat kerumitan dari pelajaran.
E. PROSEDUR PELATIHAN
Pelatihan yang baik adalah latihan dalam proses belajar dan mengajar
memberikan bahan-bahan pelajaran yang sesuai dengan programnya, dan yang
dibawakan baik oleh semua pelatihnya, sehingga dimengerti oleh para peserta
latihan. Karyawan yang baik dan ahli belum bisa menjadi pelatih yang baik.
Pelatih harus menguasai cara-cara berlatih, metodik dan didatik. Pelatih
mengetahui apa yang diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya.
13
Persiapan karyawan yang dilatih, selain melatih, pelatih para peserta pun
harus disiapkan, dikoordinasikan dan diminta mempersiapkan diri dan bahan-
bahan latihan untuk mengikuti prosesnya sebelum dimulai latihan.
PERANCANGAN
Menguji pelatihan
sebelumnya
Memilih metode pelatihan
Merencanakan isi pelatihan
P
E
L
PENILAIAN A PENYAMPAIAN
Menghasilkan kebutuhan
pelatihan T Menjadwalkan pelatihan
Melaksanakan pelatihan
Mengidentifikasi tujuan I Memantau pelatihan
dan kriteria pelatihan
H
A
N
EVALUASI
Mengukur hasil-hasil
pelatihan
Membandingkan hasil pada
tujuan kriteria
14
Bagan diatas menggambarkan empat tahapan dari proses pelatihan : penilaian,
perancangan, penyampaian, dan evaluasi. Penggunaan proses seperti ini akan
mengurangi kemungkinan terjadinya usaha-usaha pelatihan yang tidak
terencana, tidak terorganisasi, dan serampangan.
15
F. FAKTOR PELATIHAN
16
b. Waktu terbaik untuk belajar adalah ketika pembelajaran ada gunanya.
Persaingan global telah meningkatkan kebutuhan akan efisiensi secara
dramatis. Salah satu cara hal tersebut mempengaruhi pelatihan dan
pengembangan adalah kebutuhan pelatihan yang berbasis ketepatan
waktu. Just-in-time training adalah pelatihan yang diberikan kapanpun
dan di manapun pelatihan tersebut dibutuhkan.
c. Bergantung pada jenis pelatihan, mungkin merupakan langkah bijaksana
untuk memberi jeda di antara sesi-sesi pelatihan.
G. TUJUAN PELATIHAN
17
4. Membantu memecahkan masalah orperasional. Para manejer harus
mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan sumberdaya :
kelangkaan sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia
(human tecnilogical resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia
dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik,
menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan
karir yang sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan
konsisten dengan kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari
dalam : pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir.
Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan mempromosikan
semberdaya manusianya melalui pelatihan, manajer dapat menikmati
karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah,
beberapa penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan
mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja
secara benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar
manejer adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru
dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran
ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi
bagi semua karyawan.
1. Manfaat Pelatihan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan
efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang diteguk dari program
pelatihan adalah:
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai
standar
18
kinerja yang dapat diterima.
Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka.
Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program
pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan
karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional.
Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa
solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua
masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk
memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar.
2. Kelemahan Pelatihan
Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah
program pelatihan. Suatu pemahaman terdahap masalah potensial ini harus
dijelaskan selama pelatihan para trainer. (Simamora:2006:282). Kelemahan-
kelemahan meliputi:
Pelatihan dan pengembangan dianggap sebagai obat untuk semua
penyakit organisasional.
Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan
komitmen mereka.
Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam
semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali
kepekerjaannya.
Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak
dikumpulkan.
Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajemen.
Peran utama atasan tidak diakui.
19
Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan
perbaikan kinerja yang dapat diverifikasi.
Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
21
B. SARAN
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi
didalam pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Tentunya kami sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah diatas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. (2003). Sumber Daya Manusia, Penerjemah Eli Tanya Jakarta. Jakarta: PT
Indeks.
Faustinc C., G. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Andi Offsetl.
T. Hani, H. (2001). Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
(Dessler, 2003) (Nurdiyansah, 2011) (Alwi, 2000) (Faustinc C., 2003) (T. Hani, 2001)
(Placeholder1) (Mangkuprawira, 2003) (Sirnamora, 2006) (Nawawi, 2005)
23