Era Jokowi
Dari diagram lingkar diatas bagaimana hubungan Perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi, uraikan dengan 2 studi kasus
& 4 artikel internasional!
JAWAB :
Perdagangan internasional merupakan salah satu komponen penting pada pertumbuhan
ekonomi, sehingga peningkatan pada perdagangan internasional dapat meningkatkan
aktivitas ekonomi dan permintaan akan energi (Sadorsky, 2012). Di sisi lain, perdagangan
internasional juga memungkinkan negara-negara berkembang untuk mengimpor teknologi
canggih dari negara-negara maju, sehingga perdagangan internasional dapat berperan dalam
menurunkan intensitas energi dan meningkatkan produksi output (Nasreen dan Anwar, 2014).
Oleh karena itu, kondisi perekonomian suatu negara dan keberadaan hubungan di antara
pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional dapat menentukan dampak
perdagangan internasional terhadap konsumsi energi (Cole, 2006).
Studi kasus 1 :
DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI MITRA DAGANG TERHADAP NILAI
EKSPOR INDONESIA
Studi Kasus: New Normal Era 2020 dan Normal Era 2019
(The Effect of Economic Growth Trading Partner with Indonesia Export Value )
Ghani Rahman Azis1
Ariful Romadhon2
Pandemi Covid-19 telah menjadi kekhawatiran bagi negara-negara di seluruh dunia terutama
dampak yang kemungkinan timbul ke pertumbuhan ekonomi negaranya. Banyaknya negara-
negara yang telah resmi mengumumkan mengalami resesi atau kontraksi ekonomi telah
menjadi kekhawatiran khususnya bagi pemerintah Indonesia. Hal ini karena Indonesia
menerapkan perekonomian terbuka tidak terlepas dari keterikatan pada kegiatan ekspor-
impor dengan negara-negara mitra dagang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -5,32%
pada kuartal kedua tahun 2020 menjadi peringatan dini bagi pemerintah dalam merumuskan
kebijakan yang tepat agar Indonesia tidak ikut terjebak dalam jurang resesi ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh pertumbuhan ekonomi negara
mitra dagang terhadap nilai ekspor Indonesia dengan periode waktu semester 1 tahun 2019
(normal era) dan 2020 (new normal era) sebagai variabel indikator menggunakan metode
regresi linear berganda dengan efek interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor
Indonesia dan nilai ekspor Indonesia pada periode new normal era lebih tinggi secara
persentase dibandingkan pada periode normal era. Adanya pengaruh pertumbuhan ekonomi
negara mitra dagang terhadap nilai ekspor Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi
pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan yang tepat agar Indonesia tidak ikut
terjerumus ke jurang resesi ekonomi. Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia pada new normal era
yang lebih tinggi dibandingkan pada normal era menjadi peluang dan kesempatan yang bisa
dimanfaatkan pemerintah untuk membantu menyelamatkan perekonomian Indonesia dari
jurang resesi ekonomi.
Studi kasus 2 :
Kebijakan Perdagangan Internasional Bidang Ekspor dan Impor
Kegiatan ekspor dan impor diberlakukan oleh perusahaan atau negara. Ekspor dapat
membantu meningkatkan pendapatan, sedangkan impor membantu mendapatkan barang atau
jasa yang tidak tersedia di dalam negeri.
Mengutip dari buku Hukum Ekspor Impor (2014) karya Adrian Sutedi, ekspor merupakan
aktivitas perdagangan yang dilakukan dengan mengeluarkan barang dari negara tertentu dan
mengirimkannya ke negara lain.
Sedangkan impor adalah aktivitas perdagangan yang dilakukan dengan memasukkan barang
dari negara lain ke negara sendiri. Antara ekspor dan impor, keduanya sama-sama bisa
dilakukan oleh perusahaan, perseorangan ataupun negara.
Dua kegiatan perdagangan internasional ini memiliki serangkaian kebijakan yang harus
diterapkan dan dipatuhi oleh pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini dilakukan supaya tujuan
dari pembuatan kebijakan tersebut bisa tercapai.
Dalam buku Ekonomi Internasional (2017) karya Nazaruddin Malik, disebutkan jika tujuan
dari kebijakan perdagangan internasional ialah:
Kebijakan ini bisa mempengaruhi secara langsung ataupun tidak, terhadap transaksi
atau kelancaran usaha, struktur dan komposisi. Kebijakan tersebut di antaranya:
Subsidi diberikan untuk meningkatkan atau memajukan ekspor. Subsidi ini bisa dalam bentuk
pembebasan pajak, pemberian fasilitas, pengurangan biaya produksi atau lainnya. Tujuan
subsidi ini ialah supaya produk ekspor bisa memiliki daya saing di negara tujuan.
Sebelum melakukan ekspor, tentu eksportir (pihak yang melakukan ekspor) harus melakukan
beberapa prosedur tertentu. Pemerintah memberlakukan kebijakan yang setidaknya bisa
mempermudah alur ekspor.
Dumping
Adalah kebijakan penetapan harga barang ekspor lebih murah dibanding di dalam negeri.
Dengan arti lain, dumping merupakan kebijakan menjual hasil produksi di luar negeri lebih
rendah dari di dalam negeri. Biasanya kebijakan ini diterapkan apabila pemerintah dapat
mengendalikan harga barang di dalam negeri terlebih dahulu.
Larangan ekspor
Merupakan kebijakan pelarangan untuk mengekspor barang tertentu ke luar negeri. Alasan
pelarangan ini bisa karena ekonomi, politik, sosial ataupun budaya. Contohnya larangan
ekspor minyak bumi, barang bersejarah, kayu ataupun lainnya.
Diskriminasi harga
Artinya barang ekspor ditetapkan dengan harga yang berbeda untuk tiap negara. Biasanya hal
ini dilakukan sesusai dengan perjanjian. Misalnya negara A mengekspor pakaian ke negara B
dengan harga murah, sedangkan pakaian yang diekspor negara A ke negara C tergolong
relatif mahal.
Pemerintah memberikan kebijakan untuk bebas melakukan kegiatan ekspor atau impor.
Kebebasan ini diharapkan nantinya bisa membawa beberapa keuntungan, contohnya
mendapat barang produksi berkualitas tinggi atau barang yang harganya lebih murah.
Pemberlakuan kuota
Pemerintah menetapkan kuota impor dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya supaya tidak
mengganggu kegiatan produksi dalam negeri. Namun, apabila suatu negara telah menetapkan
kebijakan politik dagang bebas, pemberlakuan kuota tidak bisa dilakukan karena bisa
mengganggu perdagangan internasional.
Pemberian subsidi
Beberapa barang impor bisa jadi lebih murah dibanding barang produksi dalam negeri. Maka
dari itu, pemerintah memberikan subsidi supaya harga barang dalam negeri bisa jauh lebih
murah. Subsidi ini diberikan kepada produsen, misalnya dengan pengurangan biaya produksi.
Larangan impor
Kebijakan pelarangan impor berlaku untuk beberapa barang yang dianggap bisa
membahayakan lingkungan masyarakatnya. Contoh impor senjata berapi. Selain itu, larangan
impor ini juga sering diberlakukan untuk menghemat devisa.
Tarif
Penetapan tarif dilakukan pada barang impor, bisa jadi lebih murah atau mahal. Jika harga
barang impor lebih mahal, hal ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih memilih memakai
produk dalam negeri.
Sedangkan untuk negara penganut politik dagang bebas, biasanya cenderung memberi harga
impor lebih murah atau sama dengan barang dalam negeri.
Artikel internasonal:
Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 2007-2017
Pengarang:
Laili Monita Wulandari (1*)
Saifudin Zuhri (2)
(1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, Indonesia
(2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak
Abstract
The purpose of this study is to determine the effect of international trade on the
economic growth of Indonesia in 2007-2017. International trade in this research is
identical with net exports so it can be said a more detailed purpose is to know the
effect of net exports on economic growth of Indonesia. Dependent variable in this
research is economic growth while independent variable is net exports. The method
used in this research is literature method. While the method of analysis using linear
regression method by using SPSS application. The results of this study indicate that
net exports (international trade) have a significant negative effect on economic
growth. This means that if net exports increase, economic growth will decrease and
vice versa.
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 telah menjadi kekhawatiran bagi negara-negara di seluruh dunia
terutama dampak yang kemungkinan timbul ke pertumbuhan ekonomi negaranya.
Banyaknya negara-negara yang telah resmi mengumumkan mengalami resesi atau
kontraksi ekonomi telah menjadi kekhawatiran khususnya bagi pemerintah Indonesia.
Hal ini karena Indonesia menerapkan perekonomian terbuka tidak terlepas dari
keterikatan pada kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara mitra dagang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -5,32% pada kuartal kedua tahun 2020
menjadi peringatan dini bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat
agar Indonesia tidak ikut terjebak dalam jurang resesi ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh pertumbuhan ekonomi negara mitra
dagang terhadap nilai ekspor Indonesia dengan periode waktu semester 1 tahun 2019
(normal era) dan 2020 (new normal era) sebagai variabel indikator menggunakan
metode regresi linear berganda dengan efek interaksi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang berpengaruh signifikan terhadap
nilai ekspor Indonesia dan nilai ekspor Indonesia pada periode new normal era lebih
tinggi secara persentase dibandingkan pada periode normal era. Adanya pengaruh
pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang terhadap nilai ekspor Indonesia menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan yang
tepat agar Indonesia tidak ikut terjerumus ke jurang resesi ekonomi. Di sisi lain, nilai
ekspor Indonesia pada new normal era yang lebih tinggi dibandingkan pada normal
era menjadi peluang dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk
membantu menyelamatkan perekonomian Indonesia dari jurang resesi ekonomi.
ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has become a concern for countries around the world,
especially the impact that may arise on their country's economic growth. The number
of countries that have officially announced that they are experiencing a recession or
economic contraction has become a particular concern for the Indonesian government.
This is because Indonesia implements an open economy that is inseparable from its
attachment to export-import activities with trading partner countries. Indonesia's
economic growth of -5.32% in the second quarter of 2020 is an early warning for the
government in formulating the right policies so that Indonesia does not get caught in
the brink of economic recession. This study aims to describe the effect of economic
growth in trading partner countries on the value of Indonesia's exports with the period
of semester 1 of 2019 (normal era) and 2020 (new normal era) as indicator variables
using multiple linear regression method with interaction effects. The results showed
that the economic growth of trading partner countries had a significant effect on the
value of Indonesia's exports and that the value of Indonesian exports in the new
normal era was higher in percentage than in the normal period of the era. The
influence of the economic growth of trading partner countries on the value of
Indonesian exports is a challenge for the Indonesian government to formulate the right
policies so that Indonesia does not fall into the brink of economic recession. On the
other hand, the value of Indonesia's exports in the new normal era which was higher
than in the normal era was an opportunity and opportunity that the government could
use to help save the Indonesian economy from the brink of economic recession.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh ekspor dan impor
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan untuk menentukan strategi pen-
ingkatan nilai ekspor Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode regresi linier berganda dan analisis SWOT. Metode regresi linier berganda
untuk menghitung besarnya pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi
peningkatan nilai ekspor Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan terdapat pengaruh
yang negatif antara impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk
meningkatkan nilai ekspor Indonesia, yang harus dilakukan adalah diversifikasi
produk industri, peningkatan produksi pertanian, perkebunan, eksplorasi sumber daya
emas, teknologi tepat guna, modernisasi manejemen, memberikan bantuan promosi
dan keringanan pajak bagi eksportir, serta meningkatkan daya saing produk.