PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan liberalisasi perdagangan yang digulirkan melalui aturan World
Trade Organization (WTO) mau tidak mau mendorong negara-negara anggotanya
mengikuti aturan WTO. Liberalisasi perdagangan yang diprakasai melalui aturan WTO
menuntun negaranegara anggota WTO membuka pasarnya ke negara anggota lainnya.
Hampir tidak ada lagi hambatan masuk pasar bagi negara-negara anggota WTO,
penetapan tarif sebagai alat memroteksi produk asing untuk masuk ke pasar domestik
perlahan-lahan sudah ditinggalkan. Di sektor-sektor tertentu masih dikenakan tarif,
tetapi itupun relatif rendah, yaitu 0 - 5%. Sehingga negara-negara yang menjadi anggota
WTO mau tidak mau baik secara langsung maupun tidak langsung menganut ekonomi
pasar. Inti ekonomi pasar adalah adanya desentralisasi keputusan yang diberikan kepada
pelaku usaha berkaitan dengan apa, berapa banyak dan bagaimana proses suatu
produksi. Dengan demikian pelaku usaha diberi ruang gerak untuk mengambil
keputusan mengenai kegiatan usahanya. Untuk mendorong kegiatan usahanya,
Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana supaya terdapat persaingan usaha yang
sehat dan kondusif, pelaku usaha akan berkompetisi untuk memenangkan persaingan.
Dalam kaitan ini seringkali terjadi siapa yang kuat di pasar dialah yang lebih unggul di
pasar yang bersangkutan. Mereka lambat laun akan memperbesar pangsa pasar,
meningkatkan produksi, memimpin harga dan menguasai distribusi.
Dengan berubahnya sistem ekonomi Indonesia dari sistem ekonomi tertutup
menjadi sistem ekonomi terbuka, maka pasar sebagai tempat transaksi para penjual dan
pembeli barang atau jasa tidak lagi terbatas pada lokasi dan teritorialnya, tetapi sudah
merupakan jaringan network. Bagi pelaku usaha besar yang mempunyai jaringan yang
luas, mempunyai modal besar bersaing di pasar tidak menjadi suatu hambatan,
khususnya untuk masuk ke negara tertentu seperti Indonesia. Akibatnya barang atau
produk asing begitu mudah masuk ke pasar domestik. Barang-barang elektronik, buah,
pakaian jadi banyak ditemui di supermarket atau hypermarket di Indonesia, seperti di
Carrefour, Giant, dan lainnya. Persaingan antara produk asing dan produk dalam negeri
tidak dapat dihindarkan. Produk asing relatif lebih murah dibandingkan dengan produk
dalam negeri. Sementara konsumen masih cenderung memilih produk yang lebih
murah. Kondisi tersebut akan membawa dampak atau ancaman yang sangat serius
terhadap perkembangan produk dalam negeri, khususnya terhadap keberlangsungan
usaha kecil dan menengah yang semakin hari semakin tidak kompetitif dengan produk
asing.
Dalam berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa salah
satu prioritas kebijakan luar negerinya adalah meningkatkan Perdagangan Luar Negeri
Indonesia demi kepentingan nasional. Prioritas kebijakan ini selanjutnya dijabarkan oleh
Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi yaitu dengan mewajibkan seluruh jajaran misi
diplomatik Indonesia di luar negeri untuk mengimplementasikan prioritas kebijakan
tersebut demi menunjang pencapaian kepentingan nasional dalam bidang ekonomi.
Perdagangan Luar Negeri berkaitan dengan pengelolaan hubungan luar negeri dalam
bidang ekonomi yang mencakup, namun tidak terbatas pada. kegiatan ekspor dan impor,
pinjaman dan bantuan luar negeri, perdagangan intemasional dan investasi.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo tampaknya mulai menyadari bahwa selama ini
diplomasi Indonesia- terlalu tcrpaku pada urusan politik dan keamanan, sehingga
dimensi ekonomi agak tcrahaikan. Sesungguhnya dimensi ekonomilah yang secara
nyata membuat diplomasi tcrkoneksi langsung dengan kepentingan rakyat. Jika
Perdagangan Luar Negeri hcrmasalah maka kepentingan ekonomi Indonesia di dunia
intemasional akan dirugikan dan akibatnya rakyat Indonesia harus dikorbankan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraia latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sistem kebijakan luar negeri di Indonesia dibidang ekspor dan
impor?
2. Bagaimana pengaruh kebijakan luar negeri terhadap kegiatan perdagangan di
Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalis sistem kebijakan luar negeri di Indonesia dibidang ekspor
dan impor.
2. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan luar negeri terhadap kegiatan
perdagangan di Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA
A. Literatur Review
Penelitian oleh (Elvina, 2014) yang berjudul “KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR
TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPOR KAKAO DI INDONESIA”.
Perekonomian suatu negara, kebijakan perdagangan internasional berperan sangat
penting. Kebijakan perdagangan tersebut pada umumnya diutamakan untuk perluasan
pasar internasional dan proteksi bagi pembeli domestik (industri atau rumah tangga).
Namun tidak tertutup kemungkinan, kebijakan perdagangan tersebut ditujukan untuk
meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak/pungutan dan terkait dengan
kebijakan luar negeri suatu negara atau alasan-alasan politik. Dalam konteks ini,
kebijakan pemerintah tentang penerapan PE untuk biji kakao lebih diutamakan untuk
meningkatkan penerimaan pemerintah dan bagi industri dalam negeri penghasil produk
turunan kakao, seperti industri makanan dan minuman. Kakao merupakan salah satu
komoditi ekspor terbesar Indonesia sehingga komoditi kakao sering mendapat perhatian
khusus dari pemerintah, dimana pemerintah pernah menetapkan Pajak Pertambahan
Nilai 10 persen (PPN) untuk komoditi pengolahan kakao di dalam negeri.
Selanjutnya penelitian oleh (Zaroni, 2015) dengan judul “Globalisasi Ekonomi
Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi
Islam”. Globalisasi ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling
ketergantungan ekonomi nasional, regional dan lokal di seluruh dunia melalui
intensifikasi pergerakan lintas batas barang, jasa, teknologi dan modal. Globalisasi
mengarah pada perdagangan yang lebih bebas antar negara. Ini adalah salah satu
manfaat terbesarnya bagi negara-negara berkembang. Industri dalam negeri melihat
hambatan perdagangan turun dan memiliki akses ke pasar internasional yang jauh lebih
luas. Sementara masuknya perusahaan asing dan modal asing menciptakan pengurangan
pengangguran dan kemiskinan secara keseluruhan, hal itu juga dapat meningkatkan
kesenjangan upah antara mereka yang berpendidikan dan yang tidak. Dalam jangka
panjang, tingkat pendidikan akan meningkat seiring dengan meningkatnya kesehatan
keuangan negara-negara berkembang, tetapi dalam jangka pendek, beberapa orang
miskin akan menjadi lebih miskin. Tidak semua orang akan berpartisipasi dalam
peningkatan standar hidup. Menurut ekonomi Islam, globalisasi ekonomi harus
dilakukan dengan pendekatan yang tepat agar tidak menimbulkan banyak masalah yang
berpotensi merugikan negara-negara yang sedang berkembang. Pendekatan yang
digunakan harus didasarkan pada keadilan dan kesetaraan dalam interaksi manusia, dan
pendekatan multidisiplin yang mencakup semua aspek kehidupan manusia, moral,
intelektual, sosial, historis, demografis, dan politik.
Penelitian oleh (Agussalim, 2019) dengan judul “HAMBATAN EKONOMI
INDONESIA TERHADAP PEREKONOMIAN GLOBAL”. Pemeratan kesempatan
berusaha di Indonesia masih banyak menghadapi ketulala yang bercifat struktural.
Kendala-kentlala tersebut sulit ditembus khusunl,a oleh para pelaku ekonomi kuat
masuk pa,sar dan menperkuat penghalang tnautk dengan mengadakan berbagai
konglomerasi bisnis yang seharusnya dapat dihkukat oleh para pelaku ekononi kecil
dalan skttla kecil-kecilan. Rendahnya kesempator berusaha ini juga akbiat tlari tidak
seragomnya aliran masuk modal antara pelaku ekononi kuat dan ekononi kecil.
Modul ,tangat santer mengalir ke pelaku ekononri kuat, sehingga pelaku ekonomi kecil
terhambat masuk ke industri yang bersifat kompetetif.
B. Kerangka Teori
Pada saat ini, arah kebijakan politik luar negeri Indonesia yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo
mengutamakan kepada empat prioritas politik luar negeri Republik Indonesia, yaitu
Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Perlindungan Warga Negara
Indonesia (WNI), Perdagangan Luar Negeri dan Peran Internasional. Salah satu prioritas
politik luar negeri Indonesia adalah Perdagangan Luar Negeri. Pada saat ini, Indonesia
tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia selama ini
atau yang disebut dengan pasar tradisional. Akan tetapi, pemerintah Indonesia juga
mengarahkan fokus kebijakan ekspornya kepada pasar non tradisional, dengan tujuan
untuk dapat meningkatkan ekpor Indonesia pada tahun ini dan juga pada tahun-tahun
yang akan datang.
Perdagangan Luar Negeri Indonesia melalui perdagangan semakin intensif
dilaksanakan, terutama pada saat ini adalah dengan negara-negara yang menjadi mitra
dagang Indonesia yang terdiri atas pasar tradisional dan pasar non tradisional bagi
Indonesia. Intensifitas perdagangan dengan implementasi Perdagangan Luar Negeri
khususnya semakin meningkat dan memfokuskan kepada pasar non tradisional. Negara-
negara yang merupakan pasar non tradisional Indonesia terdiri atas lebih kurang 9
negara yang tersebar di berbagai kawasan. Pasar non tradisional adalah negara-negara
yang potensial secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi
Indonesia, sebagai contoh negara-negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan
Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah dan Pasifik Selatan.
Sebagai respon terhadap penurunan nilai ekspor tersebut, pemerintah Indonesia
merumuskan dan mengambil kebijakan dengan mmbuat kebijakan luar negeri melalui
perdagangan, yaitu terutama dengan meningkatkan ekspor Indonesia dan menentukan
alokasi sumber daya (misal sumber daya manusia dan anggaran promosi bidang
ekonomi) di perwakilan Indonesia di mancanegara. Menteri Luar Negeri RI melalui
pernyataan pers 29 Oktober 2014 menegaskan pentingnya empat pilar Perdagangan
Luar Negeri dan perdagangan terutama sebagai upaya untuk melakukan perluasan dan
peningkatan akses pasar produk Indonesia. Salah satu cara adalah dengan mendorong
perubahan mindset para diplomat Indonesia supaya lebih aktif melaksanakan
Perdagangan Luar Negeri serta penguatan kapasitas dan sumber daya perwakilan RI
khususnya di pasar non-tradisional.
METODE PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka. Studi
kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan pustaka ke
perpustakaan dan pengumpulan bukubuku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi
yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Studi kepustakaan juga menjadi
bagian penting dalam kegiatan penelitian karena dapat memberikan informasi tentang
modal sosial bank plecit secara lebih mendalam. Menurut Nazir studi pustaka adalah
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku,
literaturliteratur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang memiliki hubungan dengan
permasalahan yang akan diselesaikan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-
dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai
literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Kebijakan luar
negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat
keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya,
dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam
terminologi kepentingan nasional. Danya kebijakan luar negeri dibidang perdagangan
mebawa pengaruh positif dan juga negative bagi indonesia. Secara umum aktivitas
ekspor akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat melalui sektor
produksi yang bersangkuta. Sementara itu, selain manfaat, kegiatan perdagangan
internasional ini rupanya memiliki sederet dampak buruk. Dampak negatif perdagangan
internasional antara lain adanya persaingan usaha yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA