Anda di halaman 1dari 5

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

NAMA
NIM
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama, penduduk yang
dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan yang dilakukan suatu negara
yang berupa tindakan ataupun peraturan yang mempengaruhi baik langsung ataupun tidak
langsung terhadap struktur, komposisi dan arah perdagangan internasional dari ke negara
tersebut serta rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah
hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional:

1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional


2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
3. Melindungi lapangan kerja
4. Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran internasional
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas

Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi


perekonomian dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam
perdagangan internasional. Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-
barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.

Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan lebih diminati oleh masyarakat
dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian
dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu kebijakan perdagangan
internasional.

PEMBAHASAN

Untuk mengoptimalkan manfaat dan mengatasi tantangan dan dampak negatif dari
perdagangan internasional, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, antara
lain:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Undang-undang ini


merupakan dasar hukum utama yang mengatur kegiatan perdagangan dalam negeri,
luar negeri, perbatasan, standardisasi, perdagangan melalui sistem elektronik,

1|Perdagangan Internasional
pelindungan dan pengamanan perdagangan, pemberdayaan koperasi dan usaha mikro,
kecil, dan menengah, pengembangan ekspor, kerja sama perdagangan internasional,
sistem informasi perdagangan, tugas dan wewenang pemerintah di bidang
perdagangan, komite perdagangan nasional, pengawasan, dan penyidikan. Tujuan dari
undang-undang ini adalah untuk mewujudkan perdagangan yang berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, mandiri, dan seimbang, serta meningkatkan
daya saing produk dalam negeri.

2. Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA). Perjanjian perdagangan


bebas adalah perjanjian antara dua negara atau lebih yang bertujuan untuk menghapus
atau mengurangi hambatan perdagangan, seperti tarif, kuota, subsidi, dan regulasi
teknis, sehingga mempermudah aliran barang dan jasa antara negara-negara
peserta. Pemerintah Indonesia telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan
bebas, baik secara bilateral maupun multilateral, dengan negara-negara mitra, seperti
ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, India, Pakistan,
Eropa, dan lain-lain. Tujuan dari perjanjian perdagangan bebas adalah untuk
meningkatkan akses pasar, efisiensi, dan kesejahteraan bagi negara-negara peserta.

3. Kebijakan Ekspor Nasional (KEN). Kebijakan ekspor nasional adalah kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia melalui
berbagai strategi, program, dan kegiatan yang terintegrasi dan terkoordinasi antara
pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha. Kebijakan ekspor nasional mencakup
aspek-aspek seperti peningkatan daya saing produk ekspor, pengembangan pasar
ekspor, fasilitasi perdagangan, pembiayaan ekspor, promosi ekspor, dan perlindungan
ekspor. Tujuan dari kebijakan ekspor nasional adalah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi ketergantungan pada impor, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan devisa negara

MACAM-MACAM KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI


INDONESIA

1. Tarif
Tarif: Pembebanan pajak atau bea masuk terhadap barang impor untuk melindungi industri
dalam negeri.
• Bea Ekspor: Pajak untuk barang yang keluar dari custom area.
• Bea Transito: Pajak untuk barang transit yang tujuannya Negara lain.
• Bea Impor: Pajak untuk barang yang masuk ke custom area dengan Negara tersebut
sebagai tujuan terakhir.

2|Perdagangan Internasional
2. Infant-Industri
• Perlindungan tarif bagi industri dalam negeri yang sedang tumbuh untuk
meningkatkan efisiensi dan daya saing.

3. Diversifikasi
• Pembebanan tarif untuk mendorong diversifikasi produksi barang agar ekonomi
nasional lebih stabil.

4. Employment
• Tarif untuk meningkatkan produksi domestik dan menciptakan lapangan kerja
baru.

5. Kuota
• Pembatasan jumlah impor atau ekspor barang tertentu untuk mengatur aliran
barang internasional.

6. Larangan Ekspor
• Kebijakan melarang ekspor barang tertentu untuk melindungi lingkungan atau
kepentingan nasional.

7. Larangan Impor
• Kebijakan melarang impor barang tertentu untuk mendukung industri dalam
negeri.

8. Subsidi
• Dana tambahan dari pemerintah untuk mendukung produksi, ekspor, atau impor
barang tertentu.

9. Premi
• Kemudahan dan insentif untuk meningkatkan ekspor barang tertentu.

10. Dumping
• Penjualan barang ke luar negeri dengan harga di bawah biaya produksi atau
harga domestik.
3|Perdagangan Internasional
11. Anti Dumping Code
• Tindakan anti dumping oleh pemerintah dengan memberlakukan tarif impor
tambahan untuk melindungi industri dalam negeri dari praktik dumping.

PMA DAN PMDN


PMA dan PMDN adalah dua jenis penanaman modal yang dilakukan oleh investor
asing dan dalam negeri di Indonesia. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal persyaratan,
prosedur, fasilitas, dan keterbukaan bidang usaha. PMA dan PMDN diatur oleh Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Peraturan Presiden Nomor 10
Tahun 2021 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
PMA dan PMDN berperan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, karena
dapat meningkatkan investasi, ekspor, impor, produk domestik bruto, dan penyerapan tenaga
kerja. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi PMA dan
PMDN di Indonesia pada tahun 2020 mencapai Rp826,3 triliun, naik 2 persen dibandingkan
tahun 2019. PMA dan PMDN juga menyerap 1,2 juta tenaga kerja pada tahun 2020.
Namun, PMA dan PMDN juga memiliki dampak negatif, seperti adanya persaingan
yang tidak sehat antara investor asing dan dalam negeri, ketergantungan pada modal asing,
kebocoran devisa, kerusakan lingkungan, dan pelanggaran hak-hak pekerja. Oleh karena itu,
pemerintah perlu mengawasi dan mengatur PMA dan PMDN agar sesuai dengan kepentingan
nasional, keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.

KESIMPULAN
Perdagangan internasional merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan
ekonomi Indonesia, yang dapat memberikan manfaat dan tantangan bagi negara ini. Untuk
mengoptimalkan manfaat dan mengatasi tantangan dan dampak negatif dari perdagangan
internasional, pemerintah Indonesia perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat,
strategis, dan berkelanjutan, yang didasarkan pada kepentingan nasional, keseimbangan antara
hak dan kewajiban, serta kerja sama dan kompetisi yang sehat dengan negara-negara mitra.
Pemerintah Indonesia juga perlu melibatkan dan memberdayakan berbagai pemangku
kepentingan, seperti pelaku usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan media massa, dalam
merumuskan, melaksanakan, dan mengawasi kebijakan-kebijakan perdagangan internasional.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
infrastruktur, dan teknologi, yang dapat mendukung kegiatan perdagangan internasional yang
efisien, efektif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, perdagangan internasional dapat menjadi
salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi Indonesia, yang berorientasi pada
kesejahteraan, keadilan, dan keberlanjutan.

4|Perdagangan Internasional
REFERENSI

Badan Pusat Statistik. (2023). Neraca Perdagangan Indonesia 2022.


Badan Pusat Statistik. (2023). Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran 2010-
2020.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2023). Perjanjian Perdagangan Indonesia.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2015). Kebijakan Ekspor Nasional 2015-
2019.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2021). Realisasi Investasi
Triwulan IV-2020.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2023). Nilai Ekspor Non Migas Indonesia
Tahun 2022 Mencapai USD 163,27 Miliar.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2020). Produk Kopi Indonesia Mendunia.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap
Perdagangan Internasional Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
World Trade Organization. (n.d.). Free trade agreements.

5|Perdagangan Internasional

Anda mungkin juga menyukai