M AKBAR ALBANJARI
2208016253
PUTUSAN
1. Jenis Kasus Lingkungan: Upaya Kelayakan Lingkungan atas pemberian Hak Guna
Usaha
2. Uraian Kasus Posisi: Sebuah perusahaan telah memulai proyek pembangunan pabrik
di sepanjang sungai yang merupakan habitat bagi spesies ikan yang dilindungi. Namun,
PT Palmina Utama mengalami kebakaran, dan sebagai akibatnya terjadi kerusakan
lingkungan, PT Palmina Utama dapat menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk
membayar biaya pemulihan fungsi ekologis lahan yang terbakar. Aktivitas pembangunan
tersebut telah menyebabkan penurunan kualitas air dan mengganggu kehidupan ikan.
Pada putusan kasasi ini melibatkan pertikaian antara Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) dan PT Palmina Utama terkait kerusakan
lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan perkebunan kelapa sawit. Pihak KLHK,
sebagai penggugat, mengajukan gugatan terkait perusakan lingkungan yang mereka
klaim dilakukan oleh PT Palmina Utama.
4. Obyek Sengketa: Sungai dan habitat ikan yang dilindungi atas tanah seluas 10.683,93
hektar di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Subyek Hukum: PT Palmina Utama sebagai pihak yang memiliki hak guna usaha atas
tanah yang terbakar dan pihak yang dituduh melakukan perbuatan melawan hukum
serta bertanggung jawab secara mutlak atas dampak pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang ditimbulkan.
9. Asas yang Diterapkan dalam Kasus: Asas yang diterapkan dalam kasus ini adalah
asas keberlanjutan (sustainable development), karena tindakan perusahaan tersebut
menyebabkan kerugian lingkungan yang dapat membahayakan keberlangsungan hidup
spesies ikan yang dilindungi.
10.Hak yang Dilanggar dalam Kasus: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 27 dan Pasal 29 untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan hutan tempat
usahanya.
Dan dasar hukum yang mengatur mengenai Hak Guna Usaha adalah Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha atas Tanah.
12.Jenis Baku Mutu Lingkungan Terkait dengan Kasus: Baku mutu air, udara, dan
tanah yang dapat tercemar oleh aktivitas pabrik serta kualitas air sungai dan keberadaan
habitat ikan yang terancam.
14.Alat Pembuktian dalam Kasus di Atas: Laporan hasil studi dampak lingkungan
(Amdal), data kualitas air, laporan inspeksi lapangan, foto dokumentasi, dan saksi ahli
lingkungan hidup.
15. I = Issues (Isu):
R = Regulation (Regulasi):
A = Analysis (Analisis):
Tergugat memiliki hak guna usaha atas tanah di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan, dan dalam pengelolaan lahan tersebut terjadi kebakaran yang menyebabkan
kerusakan lingkungan hidup seluas 511 hektar. Dalam kasus ini, pihak penggugat
menuntut Tergugat untuk bertanggung jawab secara mutlak atas biaya pemulihan fungsi
ekologis lahan yang terbakar.
Penegakan hukum administrasi dan pidana dapat diterapkan terhadap perusahaan yang
melanggar ketentuan tersebut.
C = Conclusion (Kesimpulan):
5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta benda milik tergugat.
Dalam kasus ini, tergugat dihukum untuk membayar kerugian ekologis dan ekonomis
yang diakibatkan oleh dampak pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Pemohon kasasi berhasil dalam sebagian gugatannya, dan putusan pengadilan mengikat
kedua belah pihak.
Selain itu, sebaiknya penyidik lebih teliti dengan menjerat PT Palmina Utama ini ber-
dasarkan concursus idealis yaitu satu perbuatan melanggar beberapa pera-turan.
Serta dalam pemberian HGU perkebunan kepada korporasi diberikan kewajiban kepada
korporasi untuk menjaga areal-nya dari kebakaran dan apabila tetap terjadi kebakaran
siapapun pelakunya maka korporasi tetap harus ber-tanggungjawab 1.
Daftar Pustaka
Abby, F. A., & Arif, J. (2021). Konsep Pertanggungjawaban Berdasarkan Asas Vicarious Liability dalam Tindak Pidana
Kebakaran Hutan dan Lahan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 11(01), 97-106.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 125/Pdt.G/LH/2016/PN Bjm. tanggal 21 Februari 2018
Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin Nomor 48/PDT/2018/PT BJM. tanggal 15 Agustus 2018
Akta Permohonan Kasasi Nomor 48/PDT/2018/PT BJM. juncto Nomor 125/Pdt.G/2016/PN Bjm.
1
Abby, F. A., & Arif, J. (2021). Konsep Pertanggungjawaban Berdasarkan Asas Vicarious Liability dalam
Tindak Pidana Kebakaran Hutan dan Lahan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 11(01), 97-106.