Anda di halaman 1dari 8

Ujian Akhir Semester T.

A 2022/2023
Mata Kuliah : Hukum Lingkungan
Kelas : 5 PLP
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Januari 2023
Dosen : Indra Kusuma Cahyadi, S.T., M.H.
Waktu : 19.00 – 21.00 WIB
Sifat Ujian : Open book
Ketentuan :
Pernyataan Fata Integritas sebelum mengerjakan soal :
Saya Thalia Oktaviani Menyakatakan Demi Tuhan YME bahwa saya mengerjakan Soal UAS
Hukum Lingkungan sendiri sesuai ketentuan ujian, dan tidak memberikan jawaban yang telah
saya kerjakan kepada peserta lain dengan berbagai alas an. Bila terbukti saya melanggar
pernyataan ini, maka saya bersedia mendapat nilai 0.
Jawaban :
1. Undang-undang yang menjelaskan tentang Amdal, UKL UPL, SPPL
• UU 32 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pasal 22-37,
111)
• UU 11 2020 tentang Cipta Kerja (Pasal 1 angka 11 & 12, 35)
• PP 5 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Pasal 5)
• PP 22 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Pasal 3-106, termasuk pasal 79)
• Permen LHK 4 2021 Tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL dan UKL-UPL atau SPPL (Pasal 1-9)
Peraturan Yang Menyebutkan Jenis Usaha Wajib Amdal :
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2021 Tentang Daftar Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup

2. Studi kasus penapisan AMDAL


Kegiatan utama : Pembangunan bangunan gedung dengan luas bangunan 9000 m2, luas
lahan 4 Ha,
Kegiatan pendukung : 5 sumur dalam 1 area, debit pengambilan air tanah >50L/detik
Kesimpulan : Wajib Amdal
3. PP 27 TAHUN 1999 , ISI DOKUMEN AMDAL :
1) Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
2) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Pengaturan muatan : PP 22 TAHUN 2021

4. Administratif : Melakukan pengawasan penaatan terhadap persyaratan dalam izin & kewajiban per uuan (prevention/before the fact)
Perdata : Memulihkan hak-hak seseorang yang dilanggar sehingga mengakibatkan kerugian melalui pemberian ganti kerugian
(kompensasi), mengembalikan keadaan seperti semula seperti sebelum terjadinya kerugian, atau meminta agar peraturan dipatuhi dan
dilaksanakan
Pidana : Memberikan pesan efek penjeraan (general atau specific deterrent) melalui hukuman badan atau denda (orang dan korporasi)

5. 1. Teguran 2. Paksaan Pemerintah 3. Pembekuan Izin Lingkungan 4. Pencabutan Izin Lingkungan

6. Bentuk paksaan pemerintah, [Pasal. 76 ayat (2b) UU 32 tahun 2009] :


 Penghentian sementara kegiatan produksi  Pemindahan sarana produksi  Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi; 
Pembongkaran  Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran  Penghentian sementara seluruh
kegiatan  Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup

7. Ultimum remedium : penegakan hukum pidana Sebagai penunjang hukum administrasi, berlakunya ketentuan hukum pidana tetap
memperhatikan asas subsidiaritas, yaitu bahwa hukum pidana hendaknya didayagunakan apabila sanksi bidang hukum lain, seperti sanksi
administrasi dan sanksi perdata, dan alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup tidak efektif dan/atau tingkat kesalahan pelaku
relatif berat dan/atau akibat perbuatannya relatif besar dan/atau perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat.
Penegakan hukum pidana sebagai Primum Remedium : Penegakan hukum pidana dalam Undang Undang ini memperkenalkan
ancaman hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan
penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana lingkungan tetap memperhatikan asas
ultimum remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum
administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu
pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan.

8. Keterangan saksi, Keterangan ahli, Surat , Petunjuk, Keterangan terdakwa; Alat bukti lain termasuk alat bukti yang diatur dalam PUU
9. - Pembuangan atau penimbunan limbah B3 secara open dumping ditempat terbuka sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran tanah
dan atau air tanah
- Pembuangan limbah B3 ke sungai sehingga menyebabkan pencemaran air sungai dan ikan atau biota perairan lainnya mati
- Terjadi kecelakan sehingga menimbulkan tumpahan limbah B3 atau limbah B3 ke lingkungan sehingga menimbulkan korban (misal:
hewan mati atau ikan di sungai/kolam mati)

10. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan :  Gugatan Biasa  Legal Standing LSM  Legal Standing Pemerintah  Class Actions  Strict
Liability
Penyelesaian sengketa Di Luar Pengadilan • Mediasi, negosiasi, arbitrase • Sukarela • Win-win solution atau • Mediasi • Negosiasi •
Arbitrasi
Bergantung pada Bentuk & besarnya ganti rugi , Tindakan pemulihan, Tindakan tertentu , Tindakan pencegahan

11. -Latar belakang : memperpendek birokrasi perizinan dengan tujuan mempermudah proses investasi tanpa mengurangi fungsinya
perlindungan lingkungan, Semangat UU Cipta Kerja adalah Penyederhanaan Regulasi Perizinan.
-UU 32 Tahun 2009 dgn turunannya PP 27/2012, UU 11 Tahun 2020 dgn turunannya PP 22/2021, memperpendek birokrasi perizinan •
memperkuat penegakan hukum Dalam UU 32/2009
12. Sumber Hukum 1. UU No. 32/2014 Ttg Kelautan 2. UU No. 1/2014 ttg Perubahan atas UU No. 27/2007 ttg pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau” kecil 3. UU No. 45/2009 ttg perubahan atas UU 31/2004 ttg Perikanan 4. UU. No. 4/2009 Ttg Pertambangan dan Mineral dan
Batubara 5. UU. No. 22/2001 ttg Minyak dan Gas Bumi 6. UU. No. 21/2014 ttg Panas Bumi 7. UU. No. 39/2014 ttg Perkebunan

13. A. Bencana kelautan : Adalah sesuatu yang menyebabkan kerugian atau penderitaan yang berkaitan dengan laut. Ada 3 penyebab yaitu :
Fenomena Alam, Pencemaran Lingkungan dan Pemanasan Global.
Penyebab :
-Bencana kelautan karena pencemaran lingkungan : 1. Fenomena pasang merah (red tidel) 2. Pencemaran minyak 3. Pencemaran logam
berat 4. Dispersi Termal 5. Radiasi Nuklir
-Bencana kelautan karena pemanasan global : 1. suhu 2. kenaikan muka air laut 3. El Nino dan La Nina El Nino = fenomena panasnya
permukaan air laut di samudra pasifik (diatas suhu normal), terutama bagian timur dan tengah. La Nina = fenomena turunnya suhu
permukaan laut di samudra pasifik yang lebih rendah dari sekitarnya.
B. Lembaga yang diberi kewenangan utk penegakan hukum di wilayah laut adalah Badan Keamanan Laut ( BAKAMLA ), merupakan
lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kpd Presiden melalui Menteri yang
mengkoordinasikannya. Struktur Bakamla diatur pd pasal 65-66 UU 32/2014.
❖Ada 2 Tugas Bakamla : Patroli Keamanan dan Keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yuridiksi Indonesia
❖Kewenangan Bakamla : 1. melakukan pengejaran 2. Memberhentikan, memeriksa, menangkap, membawa dan menyerahkan kapal ke
instansi terkait yang berwenang 3. Mengintegrasikan sistem keamanan dan keselamatan di wilayah Indonesia.

14. ❖Kegiatan usaha minyak dan gas bumi dibagi menjadi 2 macam yaitu : kegiatan usaha hulu dan hilir ❖Kegiatan usaha hulu adalah
kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha eksplorasi dan eksploitasi. Tujuan Eksplorasi : a. Memperoleh
informasi kondisi geologi b. Menemukan perkiraan cadangan minyak dan gas bumi c. Tempatnya di wilayah kerja yang ditentukan, di
wilayah hukum pertambangan Indonesia : daratan, perairan dan landas kontinen Indonesia. Tujuan kegiatan eksploitasi adalah untuk
menghasilkan minyak dan gas bumi dari wilayah kerja yang ditentukan, yang terdiri atas : a. Pengeboran dan penyelesaian sumur b.
Pembangunan sarana pengangkutan c. Penyimpanan d. Pengolahan utk pemisahan dan pemurnian minyak dan gas bumi di lapangan e.
Kegiatan lain yang mendukung
❖ Hukum Minyak dan Gas Bumi merupakan : Ketentuan Hukum yang mengkaji ttg norma-norma yang berkaitan dengan minyak dan gas
bumi.

15. Landasan Sosiologis dibentuknya UU No. 45/2009 ttg Perubahan atas UU No. 31/2004 ttg Perikanan karena masih banyaknya masyarakat
yang melakukan pelanggaran tehadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan perikanan. Berdasarkan data
bahwa dari tahun 2003-2013 kasus Tindak Pidana Perikanan berjumlah 1621 kasus.
Penangkapan Ikan dan/atau pembudidayaan Ikan dengan menggunakan Bahan Kimia, Bahan Biologis, Bahan Peledak, Alat dan/atau cara
dan/atau Bangunan. 2. Penggunaan Alat Penangkap Ikan dan/atau Alat Bantu Penangkapan Ikan yang mengganggu dan merusak
keberlanjutan sumber daya ikan. 3. Melakukan Perbuatan yg mengakibatkan Pencemaran/Kerusakan SD Ikan / lingkungannya. 4.
Membudidayakan Ikan yang dapat Membahayakan Sumber Daya Ikan dan/atau Lingkungan Sumber Daya Ikan dan/atau Kesehatan
Manusia. 5. Membudidayakan Ikan Hasil Rekayasa Genetika. 6. Menggunakan Obat-obatan dalam Pembudidayaan Ikan. 7. Merusak
Plasma Nutfah yang Berkaitan dengan Sumber Daya Ikan 8. Memasukkan, Mengeluarkan, Mengedarkan,Memelihara Ikan yg Merugikan
Masyarakat 9. Melakukan Penanganan & Pengolahan Ikan yg tidak Memenuhi & tdk Menerapkan syarat Kelayakan Pengolahan Ikan, Sist
Jaminan Mutu & Keamanan Hasil Perikanan. 10. Melakukan Pemasukan atau Pengeluaran Ikan dan/atau Hasil Perikanan dari dan/atau ke
Wilayah RI yang tidak Dilengkapi Sertifikat Kesehatan untuk Konsumsi Manusia
-illegal fishing
- kapal asing yang melanggar masuk wilayah perairan Indonesia, kapal yang menggunakan alat tangkap yang dilarang, tidak ramah
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai