Anda di halaman 1dari 9

Tindak Pidana

Lingkungan Hidup
• Tindak pidana adalah perbuatan yang melanggar larangan
yangdiatur oleh aturan hukum yang di ancam dengan sanksi
pidana.Kata tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal
dalam hukumpidana Belanda, yaitu strafbaar feit, kadang-
kadang jugamenggunakan istilah delict, yang berasal dari
bahasa latin delictum.Hukum pidana negara-negara Angxlo-
Saxon menggunakan istilahoffense atau criminal act untuk
maksud yang sama.
• Pengertian Lingkungan Hidup

Definisi lingkungan hidup menurut UUPPLH Nomor 32


Tahun2009 Tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup sebagaimana tertera pada Pasal 1 angka ke 1
adalah :“kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhlukhidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.
• Pengaturan Hukum Lingkungan Hidup Di Indonesia

Awal sejarah pengaturan Hukum Lingkungan di Indonesia secara


Komperhensif atau biasa disebut environmental law adalah dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Lingkungan (LN 1982 No.12, TLN No. 3215), yang
disingkat dengan UULH yang kemudian diganti dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(LN 1997 No. 12, TLN No. 3125) yang disingkat UUPLH yang
sekarang diganti dengang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun
2009 Nomor 140 TLN9nomor 5059) yang disingkat dengan UUPPLH.
Jenis Tindak Pidana Lingkungan Hidup Dan Sanksinya Menurut
UU No. 32 Tahun 2009
Karateristik Penegakan hukum pindana dalam Undang-Undang
ini memperkenalkan ancaman hukuman pidana minimun
disamping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi
pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana,
dan pengaturan tindak pidana korporasi.
PENERAPAN TINDAK PIDANA LINGKUNGAN BAGI
KORPORASI DALAM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
Contoh Kasus :
Pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan khususnya
minyak dan gas bumi juga terjadi di Riau. Pencemaran tersebut
merupakan akibat dari aktivitas pengeboran minyak dan gas bumi
yang dilakukan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia. Berdasarkan
hasil uji kadar polutan yang telah dilakukan, kadar TDS mencapai
19190 mg/L disebabkan karena kandungan khlorida, sodium serta
ion-in toksik seperti arsen, kadmium, nitrat yang terlarut di dalam air,
kandungan TSS yang tinggi yaitu 7556,67 mg/L, padahal berdasarkan
baku mutu kadar TSS yang diperbolehkan hanya <200 mg/L.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
2011 tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup Dalam peraturan tersebut
disebutkan dua hal yang harus dilakukan apabila melakukan
suatu kegiatan yang mencemari dan/atau merusak lingkungan
hidup yaitu melakukan tindakan tertentu dan/atau membayar
ganti kerugian. Proyek tersebut merupakan salah satu proyek
yang dianggarkan dalam bentuk cost recovery sehingga biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Negara.
• Cost recovery adalah pengembalian atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkan dalam rangka operasi perminyakan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan
menggunakan hasil produksi minyak dan/atau gas bumi
(migas) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Hal ini menjadi pertentangan apabila melihat biaya
bioremediasi PT. Chevron Pacific Indonesia ditanggung oleh
Negara sedangkan pencemaran yang terjadi disebabkan oleh
PT. Chevron Pacific Indonesia.
Landasan hukum apa yang digunakan pemerintah sebagai dasar
melakukan pengembalian biaya pemulihan fungsi lingkungan
hidup, sedangkan tanggung jawab Negara dalam lingkup
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang
dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi adalah mengawasi dan membina.

Anda mungkin juga menyukai